Sinopsis The Secret Life Of My Secretary Episode 7 Part 1
Sumber: SBS
Min Ik menggambar wajah seseorang di kaca yang ia beri uap nafasnya. Ia menggambar tiga bentuk mulut karena lupa bagaimana tatapannya.
"Aku lupa bagaimana tatapannya. Seperti ini? Seperti ini? Atau.. seperti ini?"
Tapi kemudian ia tersenyum lebar dan menghapus gambarnya.
Kemudian Min Ik mengulanginya lagi, "Aku penasaran seperti apa parasnya."
-=Episode 4=-
Aku ingin gambar wajah, tapi malah menggambar lingkaran
Episode kemarin diakhiri dengan pertemuan Veronica Park dengan Dae Joo dan Avatar Veronica Park (Gal Hee) dengan Min Ik.
Gal Hee memakan hidangan dengan sangat menikmati, bahkan hampir mengumpat saking enaknya.
Tapi Min Ik menduga Gal Hee tak menyukai makanannya.
"Apa maksudmu? Perutku sangat bersemangat..."
Min Ik terkejut dengan reaksi Gal Hee, pun Gal Hee yang langsung sadar kalau ia keceplosan.
Gal Hee segera mengubah nada bicaranya seperti Veronica, "Perutku terasa sangat nyaman. Ini yang selalu kumakan."
"Syukurlah. Aku tidak tahu anggur seperti apa yang kamu sukai. Aku memilihnya berdasarkan seleraku."
"Armand de Brignac Blanc de Blancs."
"Rupanya kamu tahu.
Batin Gal Hee, "Tentu saja, aku tahu. Aku yang memesan itu."
Gal Hee berucap, "Harganya cukup terjangkau." Kemudian membatin, "Anggur seharga 1.500 dolar." Berucap lagi, "Dan itu tidak meninggalkan rasa di mulut." Membatin, "Kuharap itu benar." Berucap, "Aku juga sering meminumnya." Membatin, "Lebih tepatnya, aku sering memesannya agar kamu bisa meminumnya."
Gal Hee mupeng banget saat Min Ik menuangkan untuknya. Sebelum Gal Hee meminumnya, Min Ik mengajaknya bersulang.
"Bersulang untuk apa?" Tanya Gal Hee.
"Bersulang untuk pertemuan pertama kita."
Gal Hee setuju.
Myung Jung dan Se Young membiarkan Ri Ra menari sendirian.
Myung Jung: Dia seharusnya memulai debut sebagai anggota girlband. Tidak kusangka dia terjebak di sebuah kantor.
Se Young: Biarkan saja dia. Dia selalu diam di kantor karena terlalu memperhatikan kemauan bosnya. Bayangkan betapa stresnya dia.
Ha Ni sampai disana, tapi ia gak fokus, malah melamun.
Kilas Balik...
Jeong Su mengajak Ha Ni bicara berdua.
Jeong Su: Dengar baik-baik, Ha Ni. Aku tidak mau melibatkanmu dalam hal apa pun. Jadi, jangan pernah menyapa seakan kamu mengenalku. Dan apa pun yang aku lakukan kelak, kamu harus berlagak bodoh. Meskipun ada yang mati di perusahaan ini.
Ha Ni mengangguk.
Kilas Balik selesai..
Ha Ni tidak mau pusing memilirkannya. Ia mau menikmati malam ini. Setelah menghambur ke Myung Jung dan Se Young, ia malah kena marah karena sampai disana telat banget, katanya 10 menit, malah 2 jam baru tiba.
"Astaga, maafkan aku. Ada urusan yang harus kutangani. Omong-omong, di mana Gal Hee Eonni?"
Se Young: Dia pergi setelah menerima telepon, dan kami tidak bisa menghubunginya. Aku takut dia pergi tanpa membayar.
Myung Jung: Kalian seharusnya lebih pengertian. Pasti dia sibuk mengasuh bosnya. Kalian seharusnya kasihan kepadanya.
Kebalikan dari kata-kata Myung Jung, Gal Hee malah sengaja membuat bosnya kesal. Ia sengaja menjatuhkan garpu tapi meminta bosnya untuk mengambilkan.
"Pasti kamu sudah tahu bahwa aku tidak pernah membungkuk di depan siapa pun seumur hidupku."
Batin Min Ik, "Ternyata rumornya benar. Dia sungguh menyebalkan."
Tapi ia bersedia untuk mengambilkan. Caranya adalah dengan memanggil pelayan untuk memberikan garpu baru dan mengambil yang dilantai.
Gal Hee berulah lagi, ia sengaja mencolek saus tapi menyuruh Min Ik mengusapnya.
"Aku yakin kamu sudah tahu bahwa aku tidak pernah mengerjakan apa pun sendirian seumur hidupku."
Tanpa Gal Hee duga, Min Ik berlutut di depannya untuk mengelap tangannya.
Gal Hee makan sesuap, ia langsung tahu kalau sausnya mengandung kacang. Buru-buru ia berdir karena Min Ik juga sudah menyuapkan makanan ke mulut.
Gal Hee memukul punggung Min Ik membuat Min Ik melepehkan makanannya ke tangannya.
Min Ik batuk-batuk, Gal Hee buru-buru memberinya minum.
"Sebenarnya, ada apa?" heran Min Ik.
"Ini kacang." Dan Gal Hee menggerutu sendiri, "Mereka bilang saus bawang putih. Kenapa menghidangkan saus kacang?"
Gal Hee kembali mengkhawatirkan Min Ik, "Apa masih ada saus di mulutmu? Apa kamu merasakan ruam atau sensasi terbakar?"
"Aku baik-baik saja, tapi kamu.. menangkap muntahanku dengan tanganmu."
Gal Hee membuka genggaman tangannya, dan benar saja, daging yang sudah dikunyah oleh Min Ik ada di sana. Ia keseeeeeeeel banget.
Di toilet, Gal Hee mencuci tangannya dengan kasar, "Yang benar saja. Seakan aku ditakdirkan menjadi babu dalam situasi apa pun."
Ia tak habis pikir, kenapa malah menangkap muntahannya dengan tangannya sendiri? Putri seorang konglomerat tidak mungkin melakukan hal itu.
"Sekretaris Jung. Kamu hanya perlu memakan makanan yang tidak akan sanggup kamu beli. Sekarang, saatnya menyudahi malam ini sebelum bosmu mulai mencurigaimu."
Min Ik yang sedang menunggu di tangga bicara sendiri, "Apa itu? Dia hanya berpura-pura selama ini? Tidak kusangka dia menangkap muntahanku dengan tangannya."
Gal Hee sempat senang karena Min Ik menunggunya, tapi kemudian ia bersikap angkuh lagi untuk menjadi Avatar Veronica.
"Kamu baik-baik saja?" Tanya Min Ik.
"Tidak masalah."
"Omong-omong, bagaimana kamu tahu bahwa aku alergi pada kacang?"
"Apa?" Gal Hee memutar bola matanya sebelum menjawab, "Sekretarismu. Sekretarismu memberitahuku saat aku bertelepon dengannya untuk membahas pertemuan kita."
"Sekretaris Jung?"
"Ya."
Gal Hee meminta tas dan cardigannya, mengajak pulang, tapi Min Ik menghentikannya.
"Tunggu. Aku akan menyuruh mereka mengambilkan mobilmu. Berapa pelat nomor mobilmu?"
"Apa?" Gal Hee lagi-lagi kaget dengan pertanyaan Min Ik, "Mobilku... Aku memang punya mobil. Tapi karena kurasa akan minum-minum, jadi, aku tidak membawa mobil."
"Bukankah kamu punya sopir?"
"Apa? Sopir?" Mau alasan apalagi nih, "Ya, aku punya sopir. Aku memang punya sopir. Tapi aku menyuruhnya berlibur. Dia sudah lama tidak beristirahat."
"Ah.. Aku seharusnya tidak menyuruh sopirku pergi. Sebenarnya, hotel ini menyediakan layanan limosin."
"Tidak. Aku tidak tahu itu. Aku akan berjalan kaki saja."
"Kamu akan berjalan kaki?"
"Ya."
"Kudengar, sebentar lagi hujan."
"Sebenarnya, aku makan terlalu cepat tadi. Aku merasa sedikit kekenyangan. Kapan lagi aku bisa berjalan kaki jika bukan hari ini?"
"Kalau begitu, akan kutemani."
"Apa?"
"Aku juga merasa sedikit kekenyangan. Ayo."
Min Ik jalan duluan. Gal Hee gak ngerti dengan sikap Min Ik yang tak seperti biasanya sampai membuat ia mencak-mencak karena gak bisa segera terhindar dari Min Ik.
Tapi saat Min Ik menoleh, ia buru-buru bersikap anggun lagi.
Dae Joo memberikan kartu namanya, tapi Veronica menolaknya.
"Untuk apa kamu membutuhkan hal semacam ini? Untuk orang-orang seperti kita, orang tua kita bagaikan kartu nama. Siapa ayahmu?" Tanya Veronica.
"Aku tidak tahu. Aku tidak pernah mempunyai ayah. Ibuku membesarkanku seorang diri."
"Kalau begitu, siapa ibumu?"
"Saat masih hidup, dia bekerja di TnT Mobile sebagai sekretaris Pimpinan Do. Dan dia meninggal semasa aku SMA."
"Berarti, kakekmu pasti adalah orang yang hebat." Veronica berharap banyak nih.
"Ya, dia orang yang hebat. Dia seorang petani yang menanam cabai dan berhasil menyekolahkan keenam anaknya hingga sarjana."
"Cabai?"
"Ada apa? Kamu tidak menyukai kartu namaku?"
"Jangan khawatir. Jika kartu namamu payah, aku akan melirik wajahmu. Jika wajahmu biasa saja, aku akan melirik tubuhmu. Aku bisa mendeteksi pesona pria bagaimanapun caranya. Itu adalah bakatku yang luar biasa."
"Bagaimanapun, aku mau kamu menyukai karena kartu namaku. Aku bisa tumbuh dewasa dengan baik tanpa seorang ayah. Dan aku bisa bertahan hidup meskipun ibuku meninggal. Utang negara kita mencapai 140 juta dolar, tapi aku bebas dari utang dan mapan. Bukankah kartu namaku cukup bagus?"
"Bukankah Presdir Sim Hae Yong pantas dianggap sebagai kartu namamu? Dia menjodohkanku denganmu, bukan dengan keponakannya. Kurasa ini jauh lebih bernilai daripada tas desainer."
Kilas Balik..
Selagi menemani Presdir Sim main golf, Dae Joo membaca berita yang berjudul, "Apakah YK Mobile akan Mendapatkan Pameran Eksklusif Cinepark?"
Presdir Sim bertanya, "Bagaimana kalau kamu mencobanya?"
"Aku?"
"Jika mau kedua divisi Media bisa berkolaborasi dengan baik, kamu harus berkontribusi."
Kilas Balik Selesai...
Dae Joo menyodorkan proposal proyek untuk pameran eksklusif Cinepark, tapi Veronica menyodorkannya kembali pada Dae Joo.
"Sayang sekali. Aku tidak menemui orang di atas pukul 18.00. Aku hanya menemui pria." Kata Veronica.
"Baiklah, aku akan menemuimu sebelum pukul 18.00 kelak. Sebagai orang."
"Sekarang, bagaimana kalau kita minum-minum saja? Sebagai pria."
"Aku tidak bisa."
"Kenapa?"
"Aku membayar ini dengan kartu kredit perusahaan. Aku tidak sepantasnya minum-minum dengan uang perusahaan."
"Kalau begitu, aku yang traktir, Sayang."
"Air putih saja."
Veronica mulai kesal setelah Dae Joo minum air putih, ia bicara sambil mengeratkan gigi.
"Tidakkah kamu berpikir aku melakukan ini demi suatu tujuan? Tidakkah kamu berpikir kamu akan menghancurkan segalanya dengan bersikap seperti itu?"
"Tidak."
"Kenapa?"
"Kudengar kamu cukup unik, tapi aku yakin kamu punya selera. Bahkan film yang dibuat dengan anggaran besar dan bintang ternama, kamu bisa menemukan kecacatannya. Dan bahkan film yang dibuat dengan anggaran kecil dan sutradara amatir, kamu bisa menemukan kekuatan dan kelebihannya. Kamu benar-benar pantas disebut Master Kesuksesan Film."
Tapi sekejap kemudian sikap Veronica langsung berubah manis setelah penjelasan Dae Joo, "Aku nyaris menyeringai mendengar itu."
"Apa?"
"Aku tidak memercayai dokumen. Aku hanya meyakini uang. Aku akan membacanya. Jika ini sampah, akan kubuang. Jika ini tampak menguntungkan, aku akan menghubungimu. Sampai jumpa."
Veronica pergi membawa proposal Dae Joo membuat Dae Joo bisa bernafas lega.
Min Ik dan Gal Hee berjalan dibawah bunga sakura yang kelopaknya berguguran dan sepertinya Gal Hee kedinginan.
Batin Gal Hee: Apa yang terjadi? Aku harus berjalan sampai mana? Bagaimana jika dia berjalan ke rumahku?
Tiba-tiba turun hujan. Gal Hee mengeluarkan payung untuk memayungi Min Ik, sementara Min Ik akan menggunakan jasnya untuk melindungi kepala Gal Hee dari air hujan.
Min Ik kembali heran dengan sikap Gal Hee, kenapa malah..
"Apa?"
Min Ik memakaikan jasnya untuk Gal Hee, lalu meminta payung Gal Hee, ia yang akan memegangnya karena sudah sepantasnya seorang pria yang memegangnya.
Min Ik bahkan mengelap rambut Gal Hee yang terkena air hujan. Gal Hee terpesona.
Karena dalam ingatan Gal Hee, ia yang selalu melindungi Min Ik dari hujan sampai mengorbankan dirinya kehujanan.
Bahkan Min Ik rela mendekat agar mereka berdua gak basah.
"Bagaimana perutmu? Kamu bilang kamu kekenyangan. Bagaimana perutmu sekarang?" Tanya Gal Hee membuka pembicaraan setelah mereka berjalan.
"Mungkin karena aku melewatkan makan siang? Aku sering mengalami gangguan pencernaan seusai makan malam."
"Kamu melewatkan makan siang? Kenapa?"
"Biasanya, sekretarisku membelikanku makan siang, dan aku memakannya di kantorku. Tapi dia keluar saat jam makan siang hari ini."
Gal Hee tiba-tiba bernenti dan marah-marah, "Kamu... Kamu tidak bisa makan siang tanpa sekretarismu? Kamu bisa saja pergi ke kantin atau restoran terdekat."
"Memang. Tapi... Makan siang sambil menatap wajah orang-orang... Aku agak muak dengan itu."
"Begitu rupanya."
Gal Hee memberitahu Min Ik cara mengatasi gangguan pencernaan yaitu dengen menekan tepak tangan antara ibujari dan jari telunjuk.
"Ibuku sering melakukan itu saat aku mengalami gangguan pencernaan."
"Pimpinan Park Seok Ja melakukan itu?" Min Ik memastikan kalau-kalau ia salah denger.
"Hahahaha.. Ibuku memang seorang pimpinan."
Min Ik tetap melakukannya. Tapi kemudian Gal Hee membantunya karena Min Ik kurang bener melakukannya.
"Ibuku biasanya menyanyikan mantra aneh sambil melakukan ini. Turun. Turun. Makanannya akan turun seakan ada pelumas di dalamnya. Berhentilah mengganggu putriku dan turun sekarang juga."
Tepat setelah itu Min Ik bersendawa. Gal Hee sangat senang karenanya tapi Min Ik malah gak enak dan cepat-cepat minta maaf.
"Kurasa ini berhasil. Biar kutekan lagi, ya." Kata Gal Hee sambil tersenyum dan kembali melakukannya.
"Min Ik menatap Gal Hee sambil membatin, "Aku penasaran.. seperti apa parasnya."
Gal Hee sadar Min Ik sedang menatapnya, "Kenapa kamu menatapku seperti itu?"
"Aku... Tidak apa-apa. Ternyata kamu tidak seperti yang kubayangkan."
Gal Hee langsung melepaskan tangan Min Ik dan mengalihkan topik pembicaraan, "Maksudku, sekarang hujan. Bagaimana kalau kita pergi sekarang?"
Gal Hee berlari dan memanggil taksi.
Min Ik menawarkan untuk mengantar tapi Gal Hee menolaknya.
"Tidak usah. Aku tidak suka merepotkan orang lain." Kata Gal Hee, lalu mengembalikan jas Min Ik. "Do Min Ik-ssi."
"Ya?"
"Senang bertemu denganmu. Dan maafkan aku."
"Aku yang seharusnya meminta maaf."
Min Ik tersenyum setelah Gal Hee pergi dengan taksi.
>
EmoticonEmoticon