-->

Sinopsis Strangers From Hell Episode 1 Part 1

- September 11, 2019
>
Sinopsis Strangers From Hell Episode 1 Part 1

Sumber: OCN


Suara Pewarta terdengar lantang "Topan Gimi telah melanda negeri ini dan pemerintah mengeluarkan peringatan siaga topan nasional. Hujan lebat dengan curah mencapai 30 hingga 40 mm per jam mengguyur daerah Gyeonggi disertai angin kencang. Topan diperkirakan akan menyebabkan kerusakan berat. Mohon bersiap meminimalkan potensi kerusakan."


Dua orang pria berjalan pelan disebuah lorong. Pria yang dibelakang bicara, "Tampaknya tidak berpenghuni."


Pria yang depan bernarasi sambil terus berjalan, "Aku mulai menulis novel ini saat menghuni sebuah kos. Ya. Sebelum aku pindah kemari, kukira dunia yang kutinggalilah yang terburuk, bukan tempat ini."



Ia menemukan laptop dengan tulisan, "Aku menunggumu".


Lalu ia mengintip ke luar, gak ada orang, ia tutup pintu tadi pelan-pelan dan bersiaga di dalam. Terdengar suara langkah kaki mendekat.



Lalu ia mengintip ke luar, gak ada orang, ia tutup pintu tadi pelan-pelan dan bersiaga di dalam. Terdengar suara langkah kaki mendekat. 


Dari lubang pintu, ia melihat ada orang melintas di depan kamar itu. 



Terdengar suara deritan pintu di luar, tiba-tiba sesuatu jatuh dari ranjang sehingga menimbulkan suara. Langkah kaki tadi kembali mendekat, si pria waspada, ia menelan ludah gugup.  

Dan langkah kaki tadi berhenti tepat di depan kamar, dua bayangan kaki menjadi buktinya. 


Entah apa yang terjadi, si pria tadi tiba-tiba terlempar bersama daun pintu.


Tak berdaya, ia diseret oleh seorang yang berpakaian serba hitam.



"Ini neraka. Neraka mengerikan karena para orang asing. Bagaimana nasibku bisa begini? Apa salahku?"



Saat ia membuka mata, pria yang menyeretnya mengayunkan benda tajam ke arah wajahnya.


-=Stranger from Hell=-




Yoon Jong Woo (Im Si Wan) naik bis ke Seoul dari kampung halamannya. Baru turun, ia sudah mendapat sial. Laptopnya rusak karena kopernya gak sengaja terjatuh saat ia berebut menurunkannya bersama seorang bapak-bapak.



Saat ia mau mengejar bapak-bapak itu pacarnya nelfon, namanya Ji Eun. Ji Eun bertanya, apa sudah sampai. Jong  Woo gak menjawab, pikirannya masih ke bapak-bapak yang tadi yang pergi gitu aja tanpa tanggung jawab.

"Ada masalah? Kamu terdengar kesal." Tanya Ji Eun. 

"Apa? Bukan apa-apa. Kamu boleh mengobrol? Bukankah kamu di kantor?"

"Aku di luar kantor. Aku ada janji untuk membahas program baru."

Ji Eun buru-buru menutup telepon saat ia melihat kliennya.




Jong Woo naik kereta setelahnya, ia menuju ke tempat reparasi laptop. Kurang beruntung dia karena mendapatkan harga lebih mahal, padahal sudah didiskon.

Jong Woo hanya bisa menghela nafas.





Di jalan, ia melihat ada undian, dicoba juga tapi gagal. Tidak berhenti disitu, Jong Woo terus mencoba dan akhirnya dapat lima hadiah kelima.



Selanjutnya Jong Woo mendatangi kos-kosan yang ada di list ponselnya. Tapi mahal-mahal banget, 550.000 won, 450.000 won, bahkan yang sudah di diskon harganya menjadi 270.000 won.


Lelah muter-muter, Jong Woo masuk ke ruang ATM untuk ngadem. 


Saat makan siang, Jong Woo memilih menu yang paling murah, Kimbab yg harganya 2.000 won.



Tidak membuang waktu, ia kembali mencari kosan kembali dan menemukan yang paling murah, 190.000 won per bulan tapi jaraknya jauh, melewati 15 stasiun. 


Jong Woo langsung menghubungi pemiliknya, menanyakan apa ada kamar yang kosong serta mempertegas harga per buannya. Pemilik membenarkan dan Jong Woo bergegas kesana. 




Medannya susah banget, ada banyak tanjakan dan tangga untuk menuju ke sana.






Nama Kosnya "EDEN". Melihat keadaan gedung kos serta jalan terjal menuju kesana Jong Woo gak mau tinggal disana, ia gak bisa. Tapi baru balik badan, roda kopernya copot dan gelinding kebawah. Jadi yah gak ada pilihan lain.



Jong Woo masuk ke gedung, mencari pintu kos Eden. Dindingnya banyak yang berlumut, bahkan ada yang ditumbuhi tanaman merambat.


Jong Woo masuk lebih dalam sampai pemilik kos memanggilnya.

"Kamu yang menelepon tadi?" Tanya Ibu kos, Eom Bok Soon

"Ya."

"Cuacanya panas. Pasti sulit menanjak kemari."

"Maaf aku agak kesorean."

"Tidak apa-apa, tempat ini terpencil. Wajar orang baru bingung."


Sedikit merayu, Bu Eom memberinya minuman, "Kamu tampan. Pantas saja suaramu terdengar enak di telepon."

"Kulihat... Tadi kulihat, ada kamar khusus putra dan putri. Kamarnya sangat banyak, ya?"

"Itu dahulu. Semua sudah pindah karena kawasan ini akan ditata ulang. Kini sepi penduduk."

"Kapan penataan ulangnya?"

"Kabarnya, enam bulan lagi. Kenapa? Kamu akan lama tinggal di sini?"

"Tidak, hanya sebentar."

"Kalau begitu, baguslah."


Sambil berjalan menuju kamar yang mau ditunjukkan pada Jong Woo, Ibu Eom menjelaskan, "Di sini murah karena ada penataan ulang. Fasilitas di sini bagus. Demi kesehatan penghuni... Aku menyediakan telur gratis demi kesehatan penghuni di sini. Aku membuat kimchi sendiri."



Ibu Eom membuka kamar 303. Kondisi dindingnya sama memprihatinkan dengan dinding depan tadi, jamuran dan berdebu. 

"Di Seoul, ini kamar paling bagus dengan harga itu. Toh kamu hanya sebentar di sini." Bujuk Ibu Eom sambil membersihkan sampah.




"Memang benar. Aku paham akan ada penataan ulang di kawasan ini, tapi kenapa bisa semurah ini?"

"Astaga. Aku diakon, jadi, tidak enak berbohong. Sejujurnya, penghuni yang dahulu tinggal di kamar ini bunuh diri."

"Apa?"

"Dia tidak mati di sini. Begini, aku jujur karena tidak mau berbisnis dengan mengelabuimu. Kamu pasti bukan dari Seoul."

"Aku dari desa."

"Kamu mahasiswa?"

"Bukan, aku karyawan."

"Benarkah? Mukamu sungguh awet muda, kukira mahasiswa."



Ibu Eom maju untuk menyentuh Jong Woo lagi tapi Jong Woo refleks mundur dan gak sengaja nabrak penghuni kos yang lain. 

Pertemuan pertama udah gak enak, Jong Woo mendapat umpatan dari Ahjusshi itu, An Hee Joong. 

"Ahjusshi, Anda kenapa lagi?" Tanya Ibu Eom.

"Nyalakan AC-nya. Gerah sekali. Aish." Jawab Hee Joong emosi.

"Apa susahnya lewat tanpa mengomel? Astaga, si preman itu atau apalah sungguh menyebalkan." Gerutu Ibu Eom saat Hee Joong sudah menjauh.


Ibu Eom menenangkan Jon Woo, gak usah khawatir, bentar lagi Ahjusshi itu akan pindah. Jong Woo mengerti, kemudian Ibu Eom mengajak Jong Woo kembali ke depan, ia akan membuatkan es kopi.




Jong Woo merasa ada yang memperhatikannya, tapi saat ia menoleh tidak ada siapa-siapa disana.

>

1 komentar:


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search