-->

Sinopsis Introverted Boss Episode 6 Part 1

- Februari 14, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari tvN

Introverted Boss : 1-1 / 1-2 / 1-3 / 2-1 / 2-2 / 3-1 / 3-2 /3-3 / 4-1 / 4-2 / 5-1 / 5-2 



Ro Woon bangun di pagi hari dengan wajah berantakan. Ia merasa hangat dan penasaran apa penyebabnya. Ia berbarinng lagi tapi mendadak dingin.


Ro Woon datang paling belakang ke kantor. Rekan-rekannya lemas semua karena mabuk semalam. Yoo Hee bertanya, apa semalam Ro Woon yang membereskan semuanya dan mengirim mereka pulang. Ro Woon bingung, Gyo Ri menjelaskan kalau mereka semua tidak sadar semalam dan di antara mereka berempat, tidak ada yang ingat apa pun.

Ro Woon juga tidak ingat, tapi ia rasa Hwan Gi datang ke sana dan memesan taksi?

Se Jong tertawa, pasti Ro Woon yang paling mabuk semalam. Ro Woon juga menjadi ragu, tapi ia tidak melihat Hwan Gi.



"Dia mungkin tidak ingin muncul dimanapun setelah mempermalukan dirinya sendiri." Jawab Sun Bong.

"Tapi, dia kelihatan lebih menakutkan." Ujar Yoo Hee.


Hwan Gi muncul dengan kacamata hitam, semuanya pura-pura sibuk kecuali Ro Woon. Ro Woon bertanya, kenapa Hwan Gi memakai kacamata hitam pagi-pagi?

"Anda datang ke bar kan semalam?"

"Tidak."

"Iya, kok! Anda yang memesan taksi untuk kami. Iya, kan?"

"Tidak, kok." Jawab Hwan Gi lalu pergi lagi dari mejanya.

Ro Woo merasa aneh, tapi ia mengangingat sesuatu yang terasa begitu hangat. Yoo Hee menebak sebab Hwan Gi memakai kacamata hitam adalah kerena tidak ingin bertatap muka.

"Tapi, aku ingat aromanya dengan jelas, kok."Ujar Ro Woon.

Gyo Ri penasaran aroma apa. Aroma permen mint, jawab Ro Woon.


Hwan Gi membawa cangkir ke kamarnya, lalu ia membuka tudung dan kacamata hitamnya. Ternyata matanya bengkak. Ia menuang cangkir ke tangan yang ternyata isinya telur, kemudian ia gunakan telur itu untuk menggosok matanya yang bengkak.

Kilas balik...


Saat Ro Woon jatuh ke pelukan Hwan Gi ia sempat sadar. Ia mengatai Hwan Gi serangga lalu menyerangnya. Hwan Gi kesakitan, Ro Woon tahu kalau Hwan Gi jahat pada kakaknya.

"Tunggu. Sebentar!" Pinta Hwan Gi sambil mencoba melepaskan diri dari Ro Woon.

"Apa yang sudah kau lakukan? Kelakuan buruk macam apa yang sudah dia terima darimu? Dasar psikopat. Katakan!" Bentak Ro Woon sambil terus menjambak rambut Hwan Gi.


Setelah berusaha keras, akhirnya Hwan Gi bisa lepas dari Ro Woon. Ro Woon masih kesal, ia memukul-mukul Hwan Gi sambil berkata akan mengajari Hwan Gi dengan benar hari ini.

"Tolong tenanglah! Kau bisa melukai diri sendiri." Ujar Hwan Gi sambil menahan tangan Ro Woon.

Ro Woon mengenali Hwan Gi, ia memandangnya dan bertanya kenapa Hwan Gi datang kesana. Tapi ia kembali kasar lagi dan menyebut Hwan Gi serangga lalu membenturkan kepalanya ke mata Hwan Gi. Hwan Gi sangat kesakitan karenanya.


Hwan Gi menyetir dan Ro Woon terbaring di belakang tapi Ro Woon tiba-tiba bangun mengagetkan Hwan Gi. Perutnya sakit, ia akan muntah. Hwan Gi melarang Ro Woon muntah di mobilnya, ia kemudian menepikan mobil.

"Tidak! Jangan! Kumohon jangan! Tunggu!  Jangan melakukannya. Cobalah menahannya." Pinta Hwan Gi.


Saat itu Ro Woon mencium aroma permen mint dari pengharum mobil Hwan Gi.

Hwan Gi turun untuk membenarkan posisi duduk Ro Woon, ia meminta Ro Woon bersandar dan memakaikan sabuk pengaman.

"Sekarang kita dimana?" Tanya Ro Woon.

"Kita hampir sampai. Kau akan tiba di rumahmu sebentar lagi."

Kilas balik selesai...


Hwan Gi tersenyum mengingatnya. Ro Woon sudah membuat matanya bengkak tapi tidak ingat apa pun.



-= Episode 6 : Bagaimana Cinta Bisa Berubah? Bagaimana Seseorang Dapat Berubah? =-



Yoo Hee memutar rekaman presentasi Woo Il yang sangat mengagumkan. Gyo Ri tidak yakin, bagaimana mereka akan bisa melakukan hal luar biasa seperti itu? Hanya Woo Il lah yang bisa.

"Itu sebabnya kita harus bekerja keras bersama. Mari lakukan... presentasi selanjutnya bersama! Mari lakukan!"

Yoo Hee akan merobek kertas seperti Woo Il tapi tidak jadi, ia hanya melemparnya saja. Se Jong merasa Yoo Hee termotivasi sekali. Yoo Hee demikian karena merasa bersalah. Ia seharusnya yang melakukan presentasi untuk Yong Ramyeon.


Saat rekan-rekannya sibuk, Ro Woon keluar untuk mengangkat telfon dari Reporter Woo. Reporter Woo kesal karena Ro Woon tidak bilang padanya. Ro Woon tidak mengerti.

"Maksudku, rekaman videonya. Kalau punya berlian seperti ini, mestinya kau memberitahu aku." Jelas Reporter Woo dan dibelakangnya ada rekaman Hwan Gi yang melakukan presentasi untuk Yong Ramyeon.

"Rekaman video? Berlian?" Tanya Ro Woon tidak mengerti.

"Bukan kau yang mengunggahnya?" Reporter Woo balik bertanya.


Video Hwan Gi ditonton bersama oleh semua karyawan termasuk direktur Park juga.

Reporter Woo mengedit video Hwan Gi dan menambahi narasi, ia lalu menyebarkannya.

"Sebelumnya, saya pernah mengungkit perihal seorang Presdir perusahaan yang menyalahgunakan kekuasannya, sebelum pihak lain memberitakannya. Kali ini, kompetensi Presdir tersebut dipertanyakan. Saya Satu-satunya kata yang meluncur dari bibirnya hanya... "Saya", "Saya", dan "Saya". Tidak ada yang lain. Tidak ada kata "Anda" ataupun "Kita". Dunia ini seolah dimiliki olehnya. Dia membuktikan diri bahwa dia adalah sosok narsis yang egois. Sebagai tambahan, Ayah dari si narsis ini tidak lain adalah Ketua Dewan Eun Bok Dong, yang selanjutnya hendak melangkah dalam pilkada Seoul."


Tuan Eun menonton video itu. Ia kesal, ia sibuk menyiapkan diri untuk pilkada tapi harus terus mengawasi puteranya yang kekanakan itu.


Tuan Eun menerobos ruangan Hwan Gi. Tanpa berkata apa-apa ia langsung menyerang Hwan Gi. "Mati! Mati kau! Mati saja!"


Ro Woon datang dan terkejut melihat bosnya diperlakukan begitu. "Apa-apaan ini? Siapa Anda?" Ujarnya sembari mendekat.

"Siapa Anda? Aku bahkan terlalu malu menyebutkan padamu siapa aku ini." Jawab Tuan Eun.

"Abeoji, kenapa melakukan ini padaku?" Tanya Hwan Gi sambi berusaha melepaskan diri.

"Kenapa aku seperti ini?" Tuan Eun balik bertanya, lalu ia meminta Sekretaris Park untuk menunjukkan videonya.


Ro Woon mencoba membantu Hwan Gi tapi Tuan Eun malah mendorongnya hingga jatuh. Hwan Gi langsung melepaskan diri dan menolong Ro Woon. Hwan Gi memastikan kalau Ro Woon baik-baik sajadan Ro Woon mengiyakan.


"Kenapa kau harus jadi Eun Hwan Gi? Kenapa bukan Kang Woo Il? Aku mempertahankan Woo Il mendampingimu agar kau bisa bicara, berpikir, makan, juga bernafas seperti dia! Setidaknya, lakukan sedikit lebih baik daripada debu di kakinya! Jadilah seperti Kang Woo Il!"

Tuan Eun mengatakannya sambil melempari Hwan Gi dengan kertas dimeja. Ro Woon menatap Hwan Gi dengan merasa bersalah. Hwan Gi hanya diam saja. Ro Woon memohon Tuan Eun untuk berhenti.


Woo Il datang tepat saat Tuan Eun akan melempar tanda nama Hwan Gi. Woo Il menahan Tuan Eun dan memohonnya untuk tenang.

Para pegawai yang lain masuk dan mereka sangat terkejut dengan kekacauan itu. Tuan Eun belum berhenti, ia tidak mengeri bagaimana bisa Hwan Gi menjadi puteranya. Apa kesalahannya sampai punya anak seperti Hwan Gi?


Hwan Gi tetap diam saja, ia tidak berani menatap siapapun. Tuan Eun menyuruh Woo Il untuk melacak IP orang yang menyebarkan video itu. Woo Il menjelaskan kalau itu forum anonim, jadi data-data pengguna dilindungi. Mustahil untuk melacak alamat IP-nya.

"Kalau begitu, pecat mereka yang terli... Tidak! Pecat seluruh staf!"


Jelas semuanya terkejut mendengarnya. Tuan Eun lalu duduk di kursi Hwan Gi. Woo Il mendekat, mengatakan kalau silent Monster dimulai untuk meredakan masalah kemarin. Pergantian anggota tim secara tiba-tiba akan... "Sebaiknya, Anda menenangkan diri dulu dan..."

Woo Il mencoba menyentuh tangan Tuan Eun tapi Tuan Eun menampiknya. Woo Il pun menunduk minta maaf.


"Ini sudah ketiga kalinya. Waktu itu untuk kesalahanku. " Batin Ro Woon melihat Woo Il kembali minta maaf.

Ro Woon menatap Hwan Gi, ia ingin bicara dengannya tapi Hwan Gi malah pergi tanpa mengatakan apapun.


Hwan Gi masuk ke dalam mobilnya dan berdiam disana. Ia menyandarkan kepalanya di setir mobil.


Para staf memberekan kertas yang dibuang oleh Tuan Eun tadi dan Yoo Hee menemukan sesuatu.


Ro Woon mengetuk kaca mobil Hwan Gi dan memintanya membuka pintu. Hwan Gi di dalam meneteskan airmata. Ro Woon terus mengetuk dan memaksanya untuk membuka pintu. Lama-lama Hwan Gi kesal, ia membuka pintu sedikit untuk menyuruh Ro Woon berhenti.

Bukannya menurut, Ro Woon malah masuk ke dalam mobil lewat pintu belakang karena ada hal penting yang harus ia katakan.

"Bisa kau tatap aku, Bos? Bos? Bos? Bos, tataplah aku!" Pinta Ro Woon.


Ro Woon tahu itu tidak akan berhasil. Ia lalu mencopot sepatunya dan pindah duduk di depan.

"Apa yang sedang kau lakukan? Sedang apa kau..."

"Aku sedang buru-buru. Soal Kang Woo Il Daepyonim..."

"Kubilang hentikan!" Bentak Hwan Gi.

Sadar ia telah kasar dan membuat Ro Woon terkejut, Woo Il pun minta maaf sampai dua kali. Ro Woon memakai kembali sepatunya.

"Aku pikir tidak ada seorangpun yang akan membuatmu cemas, rupanya kau tidak merasa aman atas temanmu sendiri."

"Apa maksudmu? Bukan seperti itu!"

Ro Woon membuka kertas yang dilipatnya. Itu adalah konsep Hwan Gi yang dipresentasikan Woo Il dan menjadikannya legenda. Ro Woon sekarang tahu kalau itu adalah ide Hwan Gi.

Kilas balik...


Yoo Hee menjelaskan pada yang lain apa yang ditemukannya. Semua ide kunci presentasi Woo Il ada dalam gambar itu. Jadi intinya, Woo Il lah pemilik konsep itu dan Woo Il tinggal mempresentasikannya saja.

"Terakhir kali, dia juga yang menyiapkan presentasi Yong Ramyeon. Dia pasti bekerja sendirian di belakang." Tambah Yoo Hee.

Kilas balik selesai...


Ro Woon tidak mengerti kenapa Hwan Gi tidak mengatakan apa-apa. Woo Il harusnya menyombongkan diri. Setidaknya, Woo Il berhak meneriakkan pada semua orang seperti barusan. Kalau tidak, tak akan ada yang tahu.

"Katakan pada kami yang kau pikirkan dibanding mengawasi kami dari belakang."

"Kenapa dia melakukan ini padaku?" Batin Hwan Gi.

"Aku tidak merasa kau pria jahat. Kau kelihatan terluka." Batin Ro Woon.


Ro Woon mencium aroma yang tidak asing, permen mint. Hwan Gi membantahnya, tapi Ro Woon yakin dan mencari-cari asal aroma itu. Ia pun menemukannya dan ia senang, tebakannya memang benar, Hwan Gi lah yang datang ke bar.

"Kau mengantarku pulang? Aku benar, kan?"

Hwan Gi keluar dari mobil untuk menjauh dari Ro Woon. Ro WOon mengikutinya, ia menjadi penasaran, apakah selain memesankan taksi, ada hal lain yang terjadi? Tapi Hwan Gi hanya diam saja.


Woo Il mengumpulkan tim Silent Monster. Ia berkata sudah berhasil mencegak pemilik perusahaan membubarkan Silent Monster. Tapi ada syaratnya. Mereka harus mengubah Eun Hwan Gi.

"Kalian harus menciptakan seorang Raja. Kalian harus mengubah Eun Daepyo menjadi pimpinan sejati." Lanjut Woo Il

"Kami?" Ulang Gyo Ri

"Pimpinan sejati? Itu berarti... seperti Kang Daepyonim? Mana mungkin?" Ujar Se Jong.

"Bagaimana bisa seseorang berubah?" Ujar Sun Bong.

"Apakah ada misi-misi yang harus kami kerjakan?" Tanya Yoo Hee.

Woo Il menyuruh mereka untuk memulai dengan presentasi untuk aplikasi pesan antar makanan. Ini termasuk proyek kecil, jadi jangan terlalu tegang.

Gyo Ri memastikan, apakah itu berarti... kita harus membuat Hwan Gi presentasi lagi. Sun Bong mendesah, lebih mudah menemukan pekerjaan baru daripada melakukannya.

"Ada yang tanya pendapatmu?" Sahut Yoo Hee.

"Kata-katamu jadi semakin tajam saja."

"Memang."

"Apa?"

"Memang kau bisa dapatkan pekerjaan lain?"

Ro Woon merasa bersalah karena waktu itu ia yang memaksa Hwan Gi presentasi. Semua orang bisa dipecat gara-gara dirinya.

Woo Il menengahi, disaat seperti ini, semua harus tenang. Mereka memerlukan kerja sama tim "Silent Monster". Ia menyarankan untuk pergi workshop.


Kemudian mereka mengajak Hwan Gi untuk pergi workshop. Hwan Gi belum menjawabnya, semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Aku harus menghabiskan akhir pekan bersama dia? Padahal aku baru saja mendaftar les bahasa Inggris. Aku harus menambah keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan baru." Batin Sun Bong.

"Sudah lama sejak terakhir kali keluargaku berlibur akhir pekan bersama. Kenapa harus minggu ini, sih? Oh Panas!" Batin Yoo Hee.

"Aku kan harus belanja bulanan dan main game. Tapi aku tidak punya pilihan." Batin Gyo Ri.

Hanya Se Jon yang merasa senang, " Aku bisa liburan bersama Ro Woon."
Woo Il menolak ajakan mereka. Yoo Hee mengangkat telfon dari Woo Il. Ia langsung mengatakan kalau Hwan Gi tidak mau ikut. Yoo Hee lalu menyampaikan pada yang lain kalau Woo Il yang akan ikut dengan mereka. Semuanya jelas lebih senang akan hal itu dan pamit pada Hwan Gi.

"Bagaimana kalau saat kembali, meja kita sudah lenyap?" Tanya Gyo Ri saat berjalan keluar.

"Dia tidak punya keinginan berubah. Anggap saja ini perjalanan perpisahan kita sebelum dipecat." Jawab Sun Bong.


Hwan Gi jadi kepikiran karena Woo Il ikut dengan mereka. Ia teringat pertanyaan Woo Il soal caranyauntuk melindungi stafnya. Lalu kata-kata Ro Woon saat mabuk kalau hanya dengan menonton, Hwan Gi tidak bisa melindungi siapa pun.

Hwan Gi berdiri tapi ia kembali duduk lagi, "Apakah aku bisa berubah?"


Semuanya sampai di tempat workshop dan terkejut melihat Hwan Gi sudah ada di sana. Tapi mereka tidak ambil pusing dan tetap masuk ke area.


Woo Il mendekati Hwan Gi, ia berterimakasih karena Hwan Gi sudah mau datang. Sudah tiga tahun sejak terakhir kali mereka liburan bersama.

Yoo Hee memanggil mereka berdua untuk berkumpul. Mereka dibagi dua tim. Hwan Gi, Sun Bong dan Yoo Hee satu tim. Satunya lagi Woo Il, Ro Woon dan Gyo Ri. Sementara Se Jong sebagai wasit.


"Aku punya cukup pengalaman di panggung. Berdiri di hadapan banyak orang, kalian harus merilekskan tubuh kalian, bukan hanya bibir saja." Jelas Se Jong.

Woo Il membenarkan, bahasa tubuh sangat penting dalam presentasi. Itulah sebabnya Se Jong mempersiapkan permainan yang berjudul "Bicara dengan Tubuhmu".


Woo Il mempraktekkan kata-kata yang harus dijawab oleh Ro Woon dan Gyo Ri, sementara Se Jong yang memutuskan apa kata itu. Woo Il mempraktekkannya dengan sangat luar biasa sehingga bisa dijawab dengan mudah.

Saking asyiknya menonton Hwan Gi sampai keceplosan menjawab dan itu malah menguntungkan tim lawan.


Kata terakhir agak sulit. Woo Il menarik Ro Woon untuk mempraktekkannya. gyo Ri bisa menebaknya dengan mudah, "Back hug!"

Ro Woon terkejut dengan pelukan itu dan Hwan Gi berdiri menahan kesal melihat Ro Woon dipeluk Woo Il. Ro Woon malu menatap Woo Il, mukanya memerah dan Hwan Gi menyadarinya.


>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search