-- 3 Tahun
lalu --
Ro Woon
mengamati kegiatan sehari-hari Hwan Gi. Di luar masih gelap karena matahari
bahkan belum terbit, tapi Hwan Gi tidak ada dimana-mana. Ro Woon
bertanya-tanya, Kemana Hwan Gi berkeliaran pagi-pagi begini?
Pernah sekali Ro Woon memergoki Hwan Gimenari. Ia sampai mengucek matanya saking tak percayanya. Hwan Gi juga melihat Ro Woon mengintip. Ro Woon cepat-cepat menutup pintu.
Lalu besoknya,ia sengaja menunggu Hwan Gi di parkiran dan mengikutinya.
Ro Woon menyapa Woo Il, mengabarkan kalau ia sudah datang. Woo Il sudah menunggunya dan mengajaknya segera pergi.
Hwan Gi melihat mereka berdua pergi bersama. ia membatin, Kemana mereka pergi bersama?
Ro Woon berkata, ia sudah menyelesaikan perjanjian itu. Woo Il menanyakan soal laporannya. Ro Woon merasa itu tidak perlu karena tidak cukup banyak yang bisa ditulus.
Saat perjalanan pulang, Ro Woon tak bisa berhenti tersenyum karena akhirnya ia mendapat pengakuan. Tapi senyumnya menghilang mengingat kata "rahasia" yang disebutkan Woo Il.
Tetangga mereka, dua orang juga keluar menyapu. Yang tidak berkumis heran, apakah Ji Hye akan pergi pekerja sepagi ini. Ji Hye mengiyakan serta memberi salam pada keduanya.
Sun Bong juga berpikir, apa Hwan Gi tahu ya kalau ia mengajukan mutasi posisi?
Dan pikiran Yoo Hee, Apa Hwan Gi menyuruhnya fokus kerja dan mengesampingkan keluarganya?
Se Jong berpikir Hwan Gi melarang mengencani sesama pegawai. Padahal ia baru akan mulai.
Lagi-lagi cuma Ro Woon yang tidak memikirkan apapun, lalu ia mendapat telfon dari Tuan Jin. Ia mengangkatnya agak auh dari yang lain dan seperti biasa ia sangat ramah.
Saat menutup telfon, tiba-tiba hwan Gi berdiri di sampingnya. Ia bertanya, siapa yang telfon. Ro Woon menjawab orang yang ia temui kemarin.
Hwan Gi tidak tahan lagi, terlebih Ro Woon mulai merasa tidak nyaman. Hwan Gi pun memukul bola keras-keras hingga memantul mengenai Tuan Jin. Tuan Jin sampai jatuh ke lantai kesakitan.
Tuan Jin masuk rumah sakit. Woo Il menjenguknya. Tuan Jin bersikeras untuk menuntut Hwan Gi karena hwan Gi jelas dengan sengaja mencoba melukainya. Ia tidak akan berdamai.
Saat
pemakaman Ji Hye. Ayah dan ibu bersedih.Mereka tidak mengatakan apapun. Ibu
yang paling terlihat kesedihannya.
Hwan Gi
datang melayat. Ia hanyaberdiri di depan pintu masuk. Kemudian Ro Woon keluar
tanpaalas kaki dan ia mengikutinya.
Ro Woon
terus berjalan ditengah hujan salju tanpa menggunakan alas kaki dan Hwan Gi
juga mengikutinya.
Ro Woon
akhirnya terduduk, ia menangis. Hwan Gi meletakkan sandal di samping kaki Ro
Woon. Hal itu malah membuat Ro Woon semakin sedih.
"Dia
pergi tanpa memakai sepatunya. Dia bahkan tidak memakai sepatunya... saat
dia... pergi... sejauh itu."
-= Episode 4 -- Aku Tak Akan Menemui Siapapun =-
"Dia
jarang meninggalkan ruangannya. tapi, kelihatannya dia selalu pergi ke suatu
tempat setiap pagi. Kurasa, dia obsesif soal pengulangan rutinitas
harian."
Setelah itu
Hwan Gi mandi, bersih-bersih, menajamkan pensilnya, mendengarkan musik, dan
menari.
"Apa?
Dia menari?"
Pernah sekali Ro Woon memergoki Hwan Gimenari. Ia sampai mengucek matanya saking tak percayanya. Hwan Gi juga melihat Ro Woon mengintip. Ro Woon cepat-cepat menutup pintu.
Di luar, ia
masih belum bisa percaya melihat Hwan Gi menari. Apa itu tadi? Ia sedang
berhalusinasi? Ia masih setengah sadar, ya?
Ro Woon lalu
masuk ke dalam. Hwan Gi sudah ada di mejanya. Ro Woon mengucapkan salam tapi
hwan Gi tidak menjawabnya.
"Cih.
Tidak mungkin dia menari. Psikopat dingin itu bahkan tidak pernah menyapa
balik."
Hwan Gi
bertanya-tanya, apa tadi Ro Woon melihatnya menari?
Saat makan
siang. Hwan Gi tidak pernah ikut makan bersama. Ro Woon sengaja menggeledah
dapurnya, Ro Woon merasa kalau Hwan Gi makan sendirian
"Tapi
apa pun yang dia makan, dapurnya tetap bersih. Tidak berbau juga."
Ro Woon
menemukan tatakan memasak dan disana ada bekas darah. Ia senang menemukan
jejak. Tapi Hwan Gi keburu datang dan merebut tatakan itu. Ro Woon segera
kabur.
"Apa
bau kimchi?" Batinnya.
Ro Woon
bertanya-tanya, Setelah semua orang pulang, apa yang Hwan Gi lakukan di sana
sendirian? Ro Woon yakin kalau Hwan Gi bakalan pergi pagi-pagi.Lalu besoknya,ia sengaja menunggu Hwan Gi di parkiran dan mengikutinya.
Ternyata
Hwan Gi main squash. Ro Woon terkejut ternyata Hwan Gi ahli juga. Padahal, ia
pikir Hwan Gi pecundang yang tidak pernah olahraga.
Saat Hwan Gi
melakukan pukulan bagus, Ro Woon berteriak dari atas, "Nice!"
Hwan Gi
cepat-cepat menyudahi permainannya. Ia bertanya, kenapa Ro Woon disana? Ro Woon
berbohong kalau ia kesana untuk olahraga.
"Kau anggota
di sini juga? Senang melihatmu di sini."
Hwan Gi
berjalan pergi dan Ro Woon mengikutinya, "Aku sebenarnya ingin belajar di
sini. Bisa kau mengajari aku? Kenapa kau mengabaikan aku? Padahal aku senang
melihatmu di sini."
Akhirnya Ro
Woon berdiri di depan hwan Gi menghalangi jalannya, "Bukankah ini waktunya
kita bisa lebih dekat? Ayo kita olahraga bersama kemudian menikmati minuman
dingin bersama juga."
Hwan Gi
membingungkan Ro Woon dengan arah kepergiannya, ia sengaja mengubah arahnya
beberapa kali, ke kiri dan ke kanan. Setelah Ro Woon bingung ia pergi.
"Aku
olahraga sendirian." Jawab Hwan Gi. Ro Woon sudah tahu hal itu.
Hwan Gi
menemui Woo Il di ruangan Woo Il. Woo Il mengalah, jika Ro Woon tetap membuat
Hwan Gi tak nyaman, akan ia jadikan Ro Woon karyawannya.
"Apa?"
Hwan Gi terkejut.
Woo Il ingin
mengajari Ro Woon banyak hal. Ia akan mempertahankan Ro Woon di sisinya. hwan
Gi tidak membolehkan hal itu. Woo Il bertanya, Kenapa tidak?
"Aku
ingin... memecatnya permanen dari perusahaan. Jika dia tetap di sini, dia
akan..."
"Kenapa?"
"Dia
akan membuatku terus emosi."
Woo Il
tersenyum. Hwan Gi tidak bisa memecat seseorang karena alasan itu. Hwan Gi juga
tahu ereka tidak bisa memecat orang seenaknya. Kementrian Tenaga Kerja masih
mengawasi mereka akibat rumor penyalahgunaan kekuasaan kemarin.
"Maafkan
aku, Hwan Gi. Aku yakin dia terus menguntitmu karena aku. Aku yang menyuruhnya
begitu. Itu bagian perjanjian tertulis dari proyek PI (President Identity :
membentuk karakterisasi bos). Aku menyuruh dia menganalisa karaktermu. Dia
mengobservasi semua hal yang kau lakukan dengan detail. Berhentilah bersikap
dingin dan perlakukan dia dengan baik."
"Detail?"
Tapi kenapa
ya Woo Il merasa ini lucu. Eun Hwan Gi sudah bertemu lawan sebandingnya.
Dimulai dari saling membenci.
Woo Il
menyuruh Hwan Gi jalani saja dulu, kalau masih merasa terlalu berat ia akan
sangat senang merekrut Ro Woon.
Woo Il
menyentuh pundak Hwan Gi tapi Hwan Gi cepat-cepat menghindar,
"Tidak.
Dia bisa tetap bersamaku. Maksudku adalah..."
"Maksudmu
adalah..."
"Kita
tidak punya pilihan. Jadi, biarkan saja."
Setelah itu
Hwan Gi pergi. Woo Il masih saja tertawa.
Saat akan
kembali, Hwan Gi melihat Ro Woon, ia memutuskan untuk bersembunyi dibawah
tangga. Ro Woon menaiki tangga itu tapi tidak menyadari adanya Hwan Gi.Ro Woon menyapa Woo Il, mengabarkan kalau ia sudah datang. Woo Il sudah menunggunya dan mengajaknya segera pergi.
Hwan Gi melihat mereka berdua pergi bersama. ia membatin, Kemana mereka pergi bersama?
Ro Woon berkata, ia sudah menyelesaikan perjanjian itu. Woo Il menanyakan soal laporannya. Ro Woon merasa itu tidak perlu karena tidak cukup banyak yang bisa ditulus.
"Boss...
cukup didefiniskan dengan satu kata."
"Aku
mendengarkan."
"Kecoak."
Dikarenakan:
Tengah malam, saat orang lain tidur dan tidak ada yang melihat, Hwan Gi jadi
aktif. Dia juga selalu pakai setelan hitam. Persis serangga. Woo Il tersenyum.
Ro Woon
belum selesai, Hwan Gi tidak pernah memberikan instruksi apa pun, atau juga
menggelar rapat. Dia hanya menikmati uang hasil kerja keras pegawainya. Proyek
Silent Monster hanya omong kosong. Tidak lebih dari panggung pertunjukan untuk
mengonfirmasi bos kasar itu sudah berubah.
"Kasar
sekali." Komentar Woo Il.
Ro Woon
mendesah, semua pegawainya kebingungan. Mereka bingung, apakah tidak masalah
terus diam begitu?
Woo Il
menyanjung, setidaknya Ro Woon sudah bekerja keras. Ro Woon mengelaknya, ia
hanya mengikuti Woo Il, menikmati makanan lezat, lalu menemui klien.
"Memangnya
bertemu klien menyenangkan? Memberi presentasi di depan mereka adalah tugas
tersulit. Sebab, upaya itu untuk membujuk dan menentukan... mereka memilih kita
atau tidak. Aku percaya, mengenali orang dengan baik lebih penting dibanding
diam membaca buku, demi pekerjaan maupun kehidupan pribadi. Hari ini, eksekutif
dari sebuah perusahaan makanan besar akan datang. Untuk perayaan ke-30 tahun
dari Yong Ramyeon, kita akan melakukan bidding (proses tawar menawar kerja
sama). Kau mengerti maksudku?"
"Maksudnya...kita
menyuap mereka?"
"Kita
hanya meminta padanya mengijinkan kita mengikuti kompetisi tender. Kau akan
segera mengetahuinya, mereka bukan orang-orang korup."
Tuan Jin
dari Yong Ramyeon bersama jajarannya datang. Ia melihat Ro Woon dan
menanyakannya.
"Dia
karyawan yang berharga untuk saya. Senjata rahasia saya." Jawab Woo Il.
Ro Woon
tersenyum dibilang begitu oleh Woo Il. Ia lalu mengenalkan namanya pada Tuan
Jin dengan semangat.
Ro Woon
berhasil membuat Tuan Jin tertawa terus dengan kata-kata sanjungannya yang terkesan
tidak berlebihan. Dan itu membuat Woo Il tersenyum juga.Saat perjalanan pulang, Ro Woon tak bisa berhenti tersenyum karena akhirnya ia mendapat pengakuan. Tapi senyumnya menghilang mengingat kata "rahasia" yang disebutkan Woo Il.
"Rahasia?
Kakakku meninggal... di perusahaan itu."
ia mendesah
menatap pintu rumahnya, apa yang akan ayahnya katakan kalau sampai tahu ia
bekerja disana?
Kilas
Balik...
Ji Hye pergi
bekerja saat masih subuh. Ibu juga keluar rumah. Ibu melihat Ji Hye tidak
memakai sepatu yang ia belikan.
"Sepatu
itu terlalu mahal." Jawab Ji Hye.
"Terus
kenapa? Takut kotor? Kemarin Ayahmu sudah memolesnya sampai berkilau, tahu!
Debu tidak mungkin bisa menempel."
Ayah keluar
mengambil koran. Ji Hye dan Ibu tersenyum padanya.Tetangga mereka, dua orang juga keluar menyapu. Yang tidak berkumis heran, apakah Ji Hye akan pergi pekerja sepagi ini. Ji Hye mengiyakan serta memberi salam pada keduanya.
"Dia
bekerja di perusahaan terbaik dalam bidangnya. Dia bawahan langsung bos besar
perusahaan itu. Tentu saja dia sibuk." Ujar Pak kumis.
Tiba-tiba
terdengar nyanyian dari bawah. itu Ro Woon yang pulang dalam keadaan mabuk
sambil menyanyi. Ibu sudah naik darah dibuatnya. Ji Hye terus menenangkannya.
Ro Woon tak
menyangka semuanya keluar untuk menyambutnya. Ibu akan memarahi Ro Woon karena
pulang subuh. Ji Hye kembali menahannya.
Ro Woon
mengumumkan kalau kemarin, ia lulus audisi. Ia sangat bahagia. Ia pamer pada
Ahjussi dua itu kalau ia akan tampil di musikal. Mereka mau nonton kan?
"Kali
ini, kau pemeran utamanya?" Tanya Pak kumis.
"Aku
akan melangkahi pemeran utama dengan menjadi scene stealer! (pemeran pendukung
yang meninggalkan kesan mendalam) Aku akan memainkan 18 peran. Artinya, aku
akan memerankan 18 karakter."
"Berarti
kau keluar masuk terus di panggung. Pasti hebat sekali."
"Bukan
hanya sampai di situ. Dia akan banyak bicara juga. Pasti sangat berisik."
Tambah Ahjussi yang satunya.
Ro Woon
sangat senang, ia sampai berputar untuk mempraktekkan cara transformasinya.
Ahjussi berkata, sulit dipercaya, Ji Hye dan Ro Woon adalah saudara kandung.
Pak kumis tertawa.
Ro Woon
tidak bisa berdiri dengan baik, akhirnya ia terpeleset dan hak sepatunya patah.
Ibu mengenali sepetu itu, itu adalah sepatu yang ia belikan untuk Ji Hye.
"Unnie
meminjamkan padaku agar aku berhasil. Terima kasih, Unnie."
Ro Woon
mengangkat sepatunya, "Setelah memberiku keberuntungan, sepatunya tamat."
Ji Hye
tersenyum tapi ibu tidak, kemarahannya sudah sampai puncak, Ahjussi bahkan
memberinya sapu. Ro Woon cepat-cepat
melarikan diri. Ji Hye menahan ibunya.
"Aku
akan membelikan gantinya, kok! Aku akan mendapatkan uang, kemudian membelikan
sepatu baru untuk dia. Akan kubelikan yang lebih bagus dan cantik." Janji
Ro Woon.
Ibu tambah
kesal dan Ji Hye terus berusaha menahannya.
Kilas balik
selesai...
Ro Woon
tersenyum mengingat kenangan itu, tapi hanya sebentar, ia kembali murung,
"Apakah
Ibu... melihatku?"
Ro Woon
masuk. Seperti biasa ayah bertanya soal makan.
"Ya.
Lezat sekali. Makanannya enak." Jawab Ro Woon sebelum masuk ke kamarnya.
Pak kumis
yang ada di sana heran, Ro Woon kenapa? Jawabannya jadi lebih panjang. Apakah
terjadi hal baik?
"Kurasa,
dia sedang mabuk saja." Jawab Ahjussi
"Dia
kelihatan baik-baik saja, kok." Bantah Pak kumis.
Pak kumis
menjelaskan, sejak kakaknya meninggal, keriangan Ro Woon ikut mati. Dia jadi
irit bicara. Ia bertanya, apa Ahjussi berpikir Ro Woon mulai kembali seperti
dulu?
Ayah membuka
handuk yang menutupi wajah pelanggannya yang ternyata adalah Hwan Gi.
"Dalam kehidupan, beberapa perjumpaan
memang harus terjadi. Namun, ada juga yang tidak perlu terjadi."
Hwan Gi
berkata kalau ia punya instruksi untuk para karyawannya. Beragam pikiran muncul
di benak masing-masing. Tapi cuma Ro Woon yang mengutarakannya, ia menyuruh
Hwan Gi untuk mengatakannya saja.
"Jangan
menemui siapa pun."
Tidak ada
yang mengerti apa maksudnya Hwan Gi. Se Jong malah menyangkanya itu judul
sekuel, Sekuel dari film "We don't say anything (Kita tidak akan
mengatakan apa pun)". "Do not meet anyone (Jangan menemui
siapapun)".
Gyo Ri
berpikir, apa mungkin itu ditujukan padanya. Apa Hwan Gi berpikir ia akan
menemui media? Hwan Gi mencurigainya?Sun Bong juga berpikir, apa Hwan Gi tahu ya kalau ia mengajukan mutasi posisi?
Dan pikiran Yoo Hee, Apa Hwan Gi menyuruhnya fokus kerja dan mengesampingkan keluarganya?
Se Jong berpikir Hwan Gi melarang mengencani sesama pegawai. Padahal ia baru akan mulai.
Lagi-lagi cuma Ro Woon yang tidak memikirkan apapun, lalu ia mendapat telfon dari Tuan Jin. Ia mengangkatnya agak auh dari yang lain dan seperti biasa ia sangat ramah.
Saat menutup telfon, tiba-tiba hwan Gi berdiri di sampingnya. Ia bertanya, siapa yang telfon. Ro Woon menjawab orang yang ia temui kemarin.
"Tepatnya,
siapa orang itu?"
"Akan
segera dilakukan bidding untuk perayaan ulang tahun ke-30 Yong Ramyeon. Orang
yang bertanggung-jawab..."
"Kang
Daepyo menyuruhmu melakukannya?"
"Bukan
hal aneh, kan? Kemarin kami makan dengan harga persaji 30 ribu won. Kami
membayar tagihannya. Tuan Jin suka olahraga, jadi dia tidak minum
alkohol."
Ah.. Ro
Woon ingat kalau Hwan Gi juga suka
olahraga, ia menyarankan agar mereka berolahraga bersama saja. Hwan Gi
menyindir, daripada menguntit orang lain, lebih baik Ro Woon kerjakan saja
tugasnya. Dengan begitu, Ro Woon akan mendapat pengakuan dari 100 orang,
bukannya Ro Woon yang perlu memahami 100 orang itu.
"Tapi...
aku bahkan tidak paham posisiku sebenarnya. Aku juga tidak tahu pasti tugas
yang perlu kukerjakan. Kau tidak pernah menyuruhku melakukan sesuatu."
Hwan Gi tak
bisa menjawabnya. Ro Woon bertanya lagi, Hwan Gi besok akan ikut dengannya kan.
Hwan Gi tidak mau, ia juga melarang Ro Woon pergi kemanapun.
"Jangan
begitu. Ini demi tim kita. Sebagai Bos..."
"Tidak
akan. Aku tidak akan pergi."
Hwan Gi
menjauh. Ro Woon mengerti, jadi Hwan Gi benar-benar tidak mau, tapi ia punya
rencana. Ia menelfon Tuan Jin memintanya untuk datang lebih pagi soal pertemuan
besok.
Hwan Gi ke
tempat biasa dan ternyata disana sudah ada Tuan Jin. Ia akan balik tapi Ro Woon
memanggilnya. Ro Woon kembali dari membeli minum. Ro Woon pura-pura kalau ini
adalah kebetulan, Tuan Jin juga anggota di tempat itu.
"Kelihatannya
Silent Monster ditakdirkan bekerja sama dengan Yong Ramyeon. Bagaimana?"
"Kau
pikir apa yang..."
Tuan Jin
menyadari kehadiran Hwan Gi, ia selalu penasaran siapa yang kesana lebih pagi
dari dirinya rupanya Hwan Gi. Ro Woon mengenalkan mereka berdua.
Hwan Gi akan
pergi tapi Ro Woon mendorongnya masuk. Tuan Ji berkata kalau Woo Il sudah
menceritakan soal Hwan Gi, ia mengulurkan tangan mengajak bersalaman tapi Hwan
Gi malah memberinya minuman yang dari Ro Woon. Hwan Gi risih soalnya tangan
Tuan Jin berkeringat banyak.
Tidak ingin
Tuan Jin tersinggung, Ro Woon mengatakan kalau minumannya menyegarkan, ia
meminta Tuan Jin meminumnya sefera. Tuan Jin menyinggung soal Hwan Gi yang
katanya jago olahraga.
"Tidak,
tidak juga. Saya tidak mahir." Jawab Hwan Gi tapi Ro Woon membantahnya, ia
bahlan memberi jempol untuk keahlian Hwan Gi.
Tuan Jin
tertawa, ia mengajak Hwan Gi untuk tanding. Hwan Gi langsung menolaknya, ia
lebih suka berlatih sendirian. Tuan Jin memaksa, Tidak ada serunya bermain
melawan dinding sendirian.
"Dia
bilang kau mahir. Ajari aku."
"Saat
seseorang melihat saya... saya selalu membuat kesalahan."
"Kesalahan?
Tidak masalah. Kesalahan itulah yang membuat kita disebut manusia. Baiklah.
Ayo! Kita bermain bersama, oke?"
Ro Woon
bertindak, ia melepas jaket dan tas Hwan Gi serta memberinya raket. Ia
menyemangati Hwan Gi sementara ia akan menunggu di luar sebagai penonton.
Tuan Jin
memukul duluan tapi Hwan Gi tidak bereaksi. Ro Woon berteriak dari luar
mengumumkan sekor mereka. Tuan Jin memukul lagi untuk yang kedua tapi Hwan Gi
tetap tidak berekasi.
Kali ini
Tuan Jin kesal, Apa yang sedang Hwan Gi lakukan? Hwan Gi anggap ia ini lelucon?
tidak sudi bermain dengannya?
"Saya
rasa, staf saya sudah melewati batas... untuk dapat bergabung dalam perayaan
ke-30 Yong Ramyeon. Saya tidak menjalin kerja sama dengan cara seperti
ini."
"Apa
kau bilang?"
"aya
akan menemui Anda dengan membawa proposal bidding nanti."
"Sebentar.
Kulihat, kau pintar membuat orang merasa bodoh. atakan! Memang aku menyuruhmu
menari dengan pakaian dalam? Atau aku minta uang padamu? Aku hanya ingin
latihan bersamamu."
Ro Woon
masuk mencoba mencairkan suasana. Ia mengatakan kalau bos-nya hanya salah
paham. Tuan Jin membantahnya, bukannya dirinya yang seharusnya salah paham?
"Kau
yang memintaku datang pagi-pagi buta begini! Dan rupanya bosmu berada di sini?
Kau punya niat terselubung?"
Ro Woon
menggeleng, bukan begitu. Tuan Jin membentak, jika bukan begitu, Ro Woon harus
pegang raketnya.
"Saya?"
Hwan Gi
mengajaknya pergi. Tapi Ro Woon yang naif malah senang, ia memang selalu ingin mempelajari bidang itu. Ia
meminta Tuan Jin untuk mengajarinya.
Tuan Jin
dengan senang hati melakukannya sambil mencari-cari kesempatan untuk memegang
Ro Woon. Hwan Gi akhirnya mau bermain dengan Tuan Ji agar Ro Woon bebas tapi
Tuan Jin menolaknya.Hwan Gi tidak tahan lagi, terlebih Ro Woon mulai merasa tidak nyaman. Hwan Gi pun memukul bola keras-keras hingga memantul mengenai Tuan Jin. Tuan Jin sampai jatuh ke lantai kesakitan.
"Saya
sudah bilang. Saya selalu membuat kesalahan saat ada yang melihat." Ujar
Hwan Gi lalu pergi tanpa minta maaf.
Ro Woon
panik, ia mencoba membujuk Tuan Jin dengan memberinya minuman.Tuan Jin masuk rumah sakit. Woo Il menjenguknya. Tuan Jin bersikeras untuk menuntut Hwan Gi karena hwan Gi jelas dengan sengaja mencoba melukainya. Ia tidak akan berdamai.
Woo Il
menjawab, Wajar melakukan kesalahan saat sedang berolahraga, kan? Tuan Jin
emosi, lihat saja hasil rekam CT dan MRI-nya kalau sudah keluar.
Woo Il malah
tersenyum, "Jelas lebih dari "kesalahan"! Tolong jangan keras
kepala. Jika terjadi gugatan lalu dilakukan investigasi, fakta Anda melecehkan
pegawai kami akan terungkap."
Tuan Jin
kaget dan itu membuat rekam jantungnya menunjukkan kenaikan. Woo Il menyadari
hal itu, ia minta maaf, tapi ia harus tegaskan. Ro Woon karyawan yang sangat
berharga untuknya.
"Kurasa,
kau tidak berniat bekerja sama denganku."
"Apa
maksud Anda?"
Woo Il
memberikan biaya rumah sakit. Ro Woon melihatnya saat itu. Juga saat Ia
membungkuk meminta Tuan Jin memaafkan Hwan Gi.
"Tolong
maafkan dia, dan jangan memperbesar masalah, demi keselamatan saya."
Ro Woon
mengikuti Woo Il setelah keluar dari ruang perawatan. Ia menanyakan apa kata
Tuan Jin, tidak akan mengijinkan mereka bidding? Woo Il menenangkan, ia yang
akan mendapatkan ijin presentasi darinya.
"Tapi
kau kan tidak melakukan kesalahan padanya, namun harus meminta maaf."
"Bukan
apa-apa, kok."
Woo Il
membujuk Hwan Gi tapi Hwan Gi bersikeras tidak mau. Woo Il memaksa, tidak
bisakah Hwan Gi melihat kalau ia sudah berusaha keras mengaturnya? Hwan Gi
tidak sudi bekerja dengan orang seperti itu.
"Maaf
untuk berkata begini. Tapi, kau tidak dalam posisi berhak memilih. Kalau perlu,
kau harus mengemis untuk mendapatkan kerja sama itu."
"Sudah
jelas dia menginginkan hal lain. Dia tidak mungkin lagi menilai presentasi kita
secara adil."
"Kita
coba saja dulu. Demi kebaikan pegawai. Tidak. Demi keselamatanku."
"Kau
mulai lagi."
Kilas
balik...
Woo Il
selalu mengucapkan kalimat "demi keselamaranku" tiap kali memohon
maaf untuk Hwan Gi.
"
"Demi keselamatanku". Terdengar seolah dia yang terus berkorban.
Tapi, dia tidak sengaja menunjukkan sendiri kehausannya akan menjadi pusat
perhatian. Menjadi pusat perhatian tidaklah buruk. Hanya saja, aku tidak bisa
seperti dia."
Saat
wawancara dengan para reporter, Woo Il bercanda untuk memotret dari sisi kanan
karena ia elihatan tampan dari sudut iti. Semua reporter tertawa. Hwan Gi
menonton wawancara itu, Ro Woon juga dan pegawai yang lain.
"Aku
selalu berterima kasih dengan tulus karena dia sukarela menggantikan posisiku
sebagai pusat perhatian. Tapi..."
Salah satu
reporter bertanya, "Anda pernah mengatakan bahwa Eun Hwan Gi Daepyo tidak
pernah menunjukkan diri karena Anda lebih tampan darinya. Apakah itu
benar?"
"Kalian
belum pernah bertemu sama sekali dengan Eun Daepyonim, kan?"
"Ya."
"Kalau
begitu, aku bisa mengatakan dengan percaya diri. Aku 20 kali lebih tampan
darinya."
Itu membuat
semuanya tertawa. Ro Woon juga mulai tersenyum.
"Masalahnya,
dia menunjukkan reaksi berlebih atas perhatian itu... sampai titik
berbahaya."
Karena
senyum Ro Woon semakin lebar.
Kilas balik
selesai...
Woo Il
terkejut, apa maksud perkataan Hwan Gi itu? Hwan Gi berpikir ia melakukan semua
ini demi menjadi pusat perhatian?
"Kau
terlalu serakah."
"Wah...
Itu menyakitkan dan kasar. Aku hanya mencoba melakukan yang terbaik untuk
membantu proyek Silent Monster."
Hwan Gi
menghargai segala upaya Woo Il, tapi ialah penanggung-jawab proyek Silent
Monster. Jadi Woo Il Jangan ikut campur lagi.
Woo Il
mengingatkan, lalu bagaimana dengan karyawan Hwan Gi? Hwan Gi dengan tegas
mengatakan kalau ia akan melindungi mereka. Woo Il mempertanyakan caranya,
"Dengan
membuang kesempatan kita melakukan bidding? Dengan membuang waktu percuma....
saat semestinya mereka belajar dan mengejar pengalaman?"
Hwan Gi
kesal, ia menekan tajam pensilnya sampai putus. Woo Il menyuruhnya mendengar
baik-baik! Jika Hwan Gi tidak mau melakukan ini, tidak akan ada yang memberi
pekerjaan pada Silent Monster.
"Aku
tahu pasti kau sangat kompeten, tapi yang lain tidak. Kau tidak mau main kotor,
manipulasi? Biar aku yang melakukannya. Aku akan melakukan segala hal kotor
yang dibutuhkan, sedangkan kau hanya perlu menyelesaikannya dan tunjukkan
pencapaianmu pada semua orang. Bukankah adil? Kau sungguh ingin melindungi
stafmu? Atau hanya mencoba melindungi harga dirimu?"
Hwan Gi
tidak bisa menjawabnya. Woo Il kemudian pergi dari sana.
Hwan Gi
akhirnya lembur mengerjakan ppt untuk bidding. Ia sampai makan ramen. Ia akan
memenuhi ucapannya kalau ia akan melindungi karyawannya.
1 komentar:
Entah mengapa gw jd sebel dg woo ll. Memanfaatkan orlin utk kepentingan diri sendiri
EmoticonEmoticon