Tim Silent Monster melayani Pak Hwang bagai seorang raja. Mereka memenuhi segala keinginan Pak Hwang. Bahkan mereka memesan JJajangmyeon dan yang mengantarnya pernah muncul di episode 1.
Pak Hwang
makan Jjajangmyeon dengan lahap sampai menjatuhkan mie di sofa. Hwan Gi
melotot, soalnya itu kulit doma asli dari italia. Namun lagi-lagi ia tidak bisa
berkata apa-apa.
Woo Il mengerti, ia merangkul Hwan Gi agar rileks. Hwan Gi bertanya, kenapa Pak Hwang harus kesana.
"Reporter
mendatangi hotelnya. Chae Ro Woon membawanya kemari, menggunakan reporter
sebagai alasan. Chae Ro Woon mencoba membujuknya bicara."
Ro Woon memancing Pak Hwang dengan memberinya alkohol. Pak Hwang sudah tahu maksud Ro Woon tapi ia tetap meminumnya.
Woo Il
tersenyum dengan tingkah Ro Woon, ia merasa Ro Woon tidak akan berhasil.
"Itu bukan tindak pencabulan." Hanya itu yang dia katakan. Jelas
mereka punya hubungan.
"Dia
akan berangkat ke Amerika malam ini. Tolong tahan dia sampai saatnya
tiba."
Ro Woon membawa daftar artikel mengenai Pak hwang, jika memeriksanya ia yakin bisa menemukan petunjuk. Ia meminta bantuan rekan-rekannya tapi mereka semua sibuk dengan ponsel masing-masing.
Karena
mereka semua tidak merespon, Ro Woon membentak, apa mereka akan terus diam
seperti ini?
"Dia
tidak mau buka mulut, mau bagaimana lagi?" Jawab Yoo Hee.
"Dia
tidak bisa bilang apa-apa karena memang punya hubungan." Jawab Sun Bong.
Ro Woon mengelaknya, Pak Hwang bukan orang seperti itu, lihat saja artikelnya, Pak Hwang pecinta keluarga dan sangat menyayangi puteranya. Se Jong menyahut, tidak semua hal yang ditampilkan di reality show itu benar. Gyo Ri membenarkan.
"Tidak
mungkin." Jawab Ro Woon lesu.
"Saat
merasa bersalah akan sesuatu, memang jalan terbaik adalah diam." Sela Sun
Bong.
"Saat
"dia yang tidak boleh kita sebut namanya" itu... dikritik atas
penyalahgunaan kekuasaan, dia juga bersembunyi di belakang Kang Daepyo."
Imbuh Yoo Hee.
"Tapi,
"dia yang tidak boleh kita sebut namanya itu"... bahkan tidak ikut
rapat."
Tapi ternyata Hwan Gi ada, menguping mereka. Saat mereka menyadari semuanya terkejut. Gyo Ri mempersilahkan hwan Gi duduk. Hwan Gihendak mengatakan sesuatu.
"Beritahu
kami kalau Anda punya instruksi." Ujar Sun Bong.
Hwan Gi
dengan susah payah mengatakannya, "Pasti ada alasan sampai dia... tidak
bisa berkata apa-apa."
Ya.. kalau itu semua juga tahu. Ro Woon makin semangat, itu juga fokus utamanya, maka sekarang mereka sedang berusaha menemukan alasan itu.
Ro Woon
berbalik menatap Hwan Gi lagi tapi Hwan Gi nya sudah tidak ada di sana. Semua
juga tidak tahu kapan Hwan Gi pergi.
Nyonya Eun di tempat tidur. Yi Soo menelfon Hwan Gi. Hwan Gi mengangkatnya di luar. Yi Soo bertanya, apa Hwan Gi sudah dengan pegawainya?
Hwan Gi
tidak menjawab, ia menanyakan keadaan Nyonya Eun. Yi Soo menjawab kalau Nyonya
Eun pura-pura sakit terus.
"Jangan
kuatir. Aku bosan sekali. Akan menyenangkan kalau kau bisa mampir."
Di dalam ribut-ribut sampai terdengar keluar. Hwan Gi memutus telfon dan masuk ke dalam. Ternyata para pegawainya mengambil paksa ponsel Pak Hwang, mereka mengoper pada semuanya dan terakhir sampai ke tangan Hwan Gi.
Hwan Gi
bingung tak tahu apa-apa. Ro Woon menyuruhnya untuk berlari keluar. Sementara
itu Se Jong memegangi kaki Pak Hwang hingga tak bisa melangkah.
Hwang Gi berhasil keluar saat Pak Hwang lepas tapi Pak Hwang hanya bisa berdiri di depan pintu. Ro Woon mendekat, yakin mau keluar?
"Gedung
ini dipenuhi karyawan. Terlebih, kami perusahaan iklan, jelas banyak reporter
juga. Yakin mau keluar?"
Pak Hwang
pun membeku.
Gyo Ri mendekati Se Jong yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri, ia mencoba membangunkan Se Jong. Tapi tiba-tiba Se Jong bangun dengan sendirinya membuat kaget.
"Daebak!
Itu suara aktor sungguhan. Ahjussi... maksudku, Tuan Mr. Hwang. Saya
menghormati Anda."
Hwan Gi kembali ke posisinya tadi. Ada telfon masuk di ponselnya Pak Hwang, di layar tertulis "putriku". Hwan Gi menyadari sesuatu bersamaan dengan datangnya Woo Il.
Woo Il
bertanya, kenapa Hwan Gi ada di luar, apa di dalam berisik?
Pak Hwan menuntut Ro Woon untuk membawakan ponselnya sekarang juga. Ro Woon santai, Nomor telepon anggota keluarga Pak Hwang tersimpan di dalam ponsel itu, kan? Ia tidak yakin kenapa Pak Hwang bersikukuh diam, tapi, apakah hal itu lebih berharga daripada keluarga?
"Keluarga
Anda pasti menunggu. Jernihkan kesalahpahaman itu. Sebelum keluarga Anda
terluka. Kembalilah pada keluarga Anda."
"Memang
kau tahu apa? Beraninya bicara soal keluargaku."
"Anda
tampil di reality show bersama putera Anda. Saya masih mengingatnya. Anda
menyuruh putera Anda selalu jujur dan Anda akan selalu memaafkan asal dia
jujur."
Pak Hwan
tidak mau dengar lagi, ia minta ponselnya dikembalikan sekarang juga!
Hwan Gi dan Woo Il masuk. Hwan Gi membawa ponsel Pak Hwang. Ro Woon memprotesnya, kenapa malah kembali?
"Beliau
harus menjawabnya. Dari puterinya." Jawab Hwan Gi.
"Puterinya?
Beliau tidak punya anak perempuan." Heran Ro Woon.
Hwan Gi menjelaskan kalau di layar tertulis "Puteriku". Ro Woon menjelaskan kalau Pak Hwang hanya memiliki anak laki-laki. Pak Hwang tidak bisa bersabar lagi, ia menampar Ro Woon.
Se Jong dan
Woo Il maju melindungi Ro Woon. Hwan Gi tak mengerti kenapa Ro Woon berusaha
sampai sejauh ini. Pak Hwang berkata,
"Kau
jalang tidak tahu etika! Sudah kubilang jangan ikut campur. Kenapa terus
membuatku kesal? Kenapa? Kenapa bersikeras membuatku bicara?"
"Aku
juga ingin tahu. Kenapa dia berusaha begitu keras?" Batin Hwan Gi.
Di luar dugaan, Ro Woon malah merasa lebih baik sekarang. Itu sebabnya ia menyukai Pak Hwang. Karena tidak bertele-tele. Pak Hwang dengan tegas membantah punya hubungan khusus.
"Aku
memercayai Anda. Itu sebabnya, aku berusaha keras. Sebab, pasti ada alasan atas
segalanya."
"Kenapa
dia tidak mencoba menyalahkan aku saja?" Batin Hwan Gi.
Ro Woon memohon pada Pak Hwang untuk mengatakan yang sebenarnya. Pak Hwang hendak mengatakannya tapi ponselnya kembali berdering dari putrinya. Pak Hwang memilih menolaknya dan melanjutkan kata-katanya.
"Mau
kuberikan saran sebagai bagian hadiah pada fans? Kau bilang, kau aktris
musikal, kan? Ada banyak sekali gadis muda yang lebih cantik darimu.
Menyerahlah atas impianmu. Terima saja gaji bulananmu sekarang dan lekas
menikah. Dengan penampilanmu yang pas-pasan kau harus segera menikah selagi
masih muda. Dan kau tahu? Hari demi hari nilaimu terus turun. Kau harus
bergegas!"
Ro Woon
berkaca-kaca mendengarkannya, ia mengepalkan tangan menahan kekesalannya. Pak
hwang malah heran melihat reaksi semuanya yang pada tegang padahal ia hanya
mengatakan yang sebenarnya.
Hwan Gi menyuruh semuanya kelaur. Ia mengulangi lagi dan semua keluar kecuali Ro Woon dan Woo Il. Ro Woon kembali memprotes karena Pak Hwang hampir saja bicara. Hwan Gi tetap kekeh menyuruhnya keluar.
Woo Il
menengahi, ia menyuruh Ro Woon keluar biar ia yang bereskan. tapi Hwan Gi juga
ingin Woo Il keluar. Keluar! Ro Woon dan Woo Il tak punya pilihan lain selain
menurut.
Pak Hwang tertawa. Jadi, Hwan Gi si bos kasar itu. Ia kagum, ternyata Hwan Gi karismatik juga. Hanya satu kata, Hwan Gi membuat semua orang takut.
Hwan Gi
malah meninggalkan Pak Hwang ke mejanya. Disana ia mulai meraut pensil. Pak
Hwang mengikutinya.
"Kau
sedang merendahkan aku?"
"Bukankah
Anda mengharapkan waktu sendirian? Aku hanya memberi yang Anda mau." Jawab
Hwan Gi.
Pak Hwang kembali ke sofa dan ia merasa pegal karena harus diam saja, menyaksikan Hwan Gi yang terus meraut pensil. Pak Hwang menduga kalau Hwan Gi sengaja membuatnya tenang tapi itu tak akan bisa membuatnya bicara.
"Anggap
saja rumah sendiri. Aku tidak ingin mendengar apa pun, kok." Jawab Hwan
Gi.
Seseorang menelfon Pak Hwang. Beliau mengatakan soal reporter yang berkumpul di hotel sekarang. Ia sengaja mengarahkan mereka ke sana. Ia meminta si penelfon tidak usah takut, ia sudah mengirim mobil jadi si penelfon langsung menemuinya saja.
"Apa
maksudmu? Kita bisa menghabiskan waktu bersama. Ya, tentu saja. Aku baik-baik
saja. Jangan mencemaskan aku. Sampai jumpa." Lanjut Pak Hwang.
Pak Hwang menutup telfonnya, ia bertanya pada Hwan Gi, apa Hwan Gi tidak penasaran soal telfonnya. Hwan Gi hanya diam saja. Ro Woon mengintip dan Hwan Gi menyadarinya, ia lalu menyuruh Ro Woon menutup pintu.
Pak Hwang melihat dapur Hwan Gi yang kelihatan cantik,ia berjalan menuju ke sana. Pak Hwang membuka almari berisi koleksi pisau Hwan Gi dan ia terkejut. Hwan Gi lalu menutup pintu almarinya.
Pak Han
masih mencari-cari, ia hendak membuka kulkas
tapi Hwan Gi segera mencegahnya, ia ingat apa yang dimasukkannya tadi.
"Beri
aku makan kalau kau punya. Cobalah untuk sedikit pengertian. Bisa?" Pinta
Pak Hwang.
"Aku... bukan orang yang pengertian. Aku selalu berusaha melindungi apa pun yang berharga untukku. Anda juga pasti begitu. Aku tidak ingin ikut campur."
"Kau
sudah mengetahuinya? Aku bisa lihat, kau sangat bijaksana. Bagaimana
pendapatmu, apa caraku benar untuk melindunginya? Kau ingin mendengarkan
aku?"
Pak Hwang
kemudian menceritakan semuanya pada Hwan Gi.
Hwan Gi melongo keluar dimana yang lain sudah menunggunya dari tadi.
"Aku..
Tidak. Maksudku, kita... tidak akan... mengatakan apa pun." Ujar Hwan Gi
setelah berusaha keras.
Yang lain
jelas kecewa karena mereka sudah menunggu lama.
"Kita
harus menunggu sampai skandalnya dilupakan? Itu solusinya?" Tanya Ro Woon.
Woo Il akan
bertanya lebih jauh tapi hwan Gi cepat-cepat menutup pintunya.
Ro Woon merenung di atap, ia menasehati dirinya sendiri. Tidak perlu merasa sedih. Ia kesana bukan karena menyukai pekerjaannya. Ia kesana untuk menghancurkan Silent Monster Boss.
Woo Il tiba-tiba memanggilnya. Ia tidak tahu alasan pasti Ro Woon menyerah akan mimpinya, tapi ia bersyukur. Ro Woon tanya, Untuk apa?
"Berkat
keputusan itu, aku mendapatkan karyawan dengan pemikiran luas. Kau memercayai
orang yang terlihat dapat dipercaya olehmu. Saat semua orang menyebut dia
pencuri, kau tetap memercayai dia.
Kurir itu tidak pernah berubah, kau memercayainya sampai akhir. Saat semua orang menyebut tindakan itu pencabulan, kau memercayai perkataan klien, sampai ditampar."
Woo Il
kembali memegang pundak Ro Woon, ia yakin Ro Woon akan menjadi agen iklan
terbaik di Korea. Ia memercayai Ro Woon.
Ro Woon
mengingatkan, Woo Il tidak seharusnya memercayai orang semudah itu. Woo Il bisa
ditampar, ditusuk dari belakang, atau bahkan ditinju, tepat di depan matanya.
Woo Il hanya
menanggapi dengan senyuman, ia mengajak Ro Woon ke pertemuan segera.
"Aku
sungguh-sungguh. Aku kemari untuk membalas dendam. Kau tidak boleh
memercayaiku." Batin Ro Woon.
Hwan Gi mondar-mandiri di dapurnya, para karyawan menunggunya. Sun Bong angkat bicara, ia mengajak Hwan Gi ke pertemuan. Woo Il akan mentraktir mereka BBQ.
"Kita
kan belum melakukan pesta peluncuran dengan benar kemarin." Lanjut Yoo
Hee.
Hwan Gi akan
menyusul nanti. Se Jong bertanya,
memangnya Hwan Gi ada kerjaan lain. Hwan Gi menatap stopwatch di meja lalu
menatap kulkasnya.
Gyo Ri masuk ke dalam, ia akan membuka kulkas, kalau-kalau ada masalah dengan itu tapi hwan Gi cepat-cepat menghentikannya. Yang lain terkejut begitu pula Gro Ri.
"Bisa...
tunggu sebentar?" Pinta hwan Gi.
Semua sudah keluar. Se Jong mengajak pergi saja. Gyo Ri tidak bisa karena hwan Gi menyuruh menunggu. Yoo Hee mengingatkan, ini makan malam tim, tahu! Sun Bong menutup, Hwan Gi tidak akan ikut, bahkan Hwan Gi tidak pernah muncul saat rapat.
Ternyata stopwatch itu adalah penghitung waktu mundur. Setelah waktunya habis, Hwan Gi membuka kulkasnya dan mengeluarkan bungkusan yang di masukkannya tadi. Ia membukanya, isinya ikan segar.
Pak Hwang
mendekat, "Kau pikir aku tidak bisa mengolah ikan dengan benar? Mencoba
mengatur temperaturnya dengan tepat?"
Hwan Gi
meminta Pak Hwang untuk makan ikan itu bersama karena ia tidak bisa
menghabiskannya sendirian.
Hwan Gi
mulai mengiris ikannya dan menatanya dengan cantik di piring.
Karyawan sudah sampai di depan. Ro Woon jalan yang paling belakang. Seseorang gadis tiba disana dengan mobil. Ia bicara pada ayahnya di telfon kalau ia sudah sampai.
"Oke.
Aku lapar. Cepatlah."
Ro Woon
mengenali gadis itu sebagai gadis yang digosipkan dengan Pak Hwang. Ia
berpikir, "Ayah?" Dan akhirnya ia menyadari sesuatu.
Rekan-rekannya memanggil agar ia cepat tapi Ro Woon malah menyuruh yang lain pergi duluan, ia ada yang ketinggalan di dalam lalu kembali lagi ke ruangan.
Ro Woon mengintip Pak Hwang dan Hwan Gi yang sedang makan malam berdua. Pak Hwang tidak peduli dengan pemikiran orang, tapi gadis itu masalahnya. Gdis itu tidak menginginkannya. Itu urusan yang sangat pribadi. Gadis itu tidak mengerti kenapa orang lain begitu ingin mengetahuinya.
"Dia
bilang, dia kan tidak memerlukan ijin orang-orang itu. Tidak semua orang dapat
menerima pilihan yang diambilnya hanya karena dia tidak normal."
Hwan Gi menyadari kehadiran Ro Woon tapi dia diam saja. Ro Woon membatin, pilihan? Apakah itu artinya... Pak Hwang diam untuk melindungi keluarganya?
Kilas
balik...
Hwan Gi menganalisa soal artikel tentang Pak Hwang yang merupakan ayah terbaik dan berharga bagi keluarganya. Ia lalu melihat telfon yang masuk di ponsel pak Hwang dari putrinya. Mulai dari itu Hwan Gi tahu kalau gadis itu adalah pitri Pak Hwang.
Putri Pak
Hwang mengadu kalau ia takut pada orang-orang. Ia rasa semua orang membencinya.
Pak Hwang memluk putrinya untuk menenangkan, ia akan melindungi putrinya jadi
jangan takut. Dan saat itulah kamera paparazi menangkap mereka, akhirnya jadi
heboh.
Kilas balik
selesai...
Ro Woon menyadari, "Wanita dalam foto itu adalah puterinya. Dia memilih kehidupan baru sebagai wanita."
Pak Hwang
mengakui kalau putrinya mengikuti banyak reality show dan syuting iklan karena
dirinya. Semua mata sudah tertuju padanya sejak masih muda. Bahkan aktor
veteran sepertinya sampai hari ini masih kurang nyaman dengan media.
Hwan Gi
hanya diam saja, ia menuangkan lagi minuman untuk Pak Hwang. Pak Hwang menyukai
reaksi Hwan Gi. Tidak mencoba memberi penghiburan palsu, mengasihani, ataupun
ingin tahu. Hwan Gi sangat bijaksana dalam hal ini.
Pak Hwang
berterimakasih, iapamit untuk menemui putrinya dan hwan Gi mengantarnya keluar.
Ro Woon juga ikut keluar tapi hanya sampai di depan pintu,
"Psikopat
itu... Siapa dia sebenarnya?"
Ro Woon kembali ke meja Hwan Gi. Ia membuka laci terbawah, kali ini tidak terkunci tapi tidak ada apa-apa di sana. Sepatu Ji Hye sudah tidak ada.
Begitu Ro Woon berdiri, Hwan Gi sudah ada di belakangnya. Ro Woon bertanya, apa ia boleh menanyakan sesuatu?
"Di
atap... kau terus meminta maaf. Pada siapa kau minta maaf?"
Hwan Gi
mengingat pertemuannya yang terakhir dengan Ji Hye. Ia menjawab dalam hati. "Dia."
Ro Woon bertanya lagi, "Siapa? Pada siapa kau merasa begitu bersalah?"
Hwan Gi
kembali menjawab dalam hati, "Aku
ingin dia tetap aman, agar dia tidak terluka."
Ro Woon
meminta Hwan Gi untuk mengatakannya. Hwan Gi minta maaf dalam hati, "Maafkan aku. Ada seseorang yang
harus...aku lindungi."
Orang itu
adalah adiknya sendiri.
Hwan Gi mengeluarkan kotak saat Ro Woon tidak ada di sana. Kotak itu ternyata ia gunakan untuk menyimpan sepatu Ji Hye.
2 komentar
Wah....ini villainnya kayaknya woo il kah?
Wah kereen akhirnya aku ngertiii, makasih unnie
EmoticonEmoticon