Sumber Gambar dan Konten dari SBS
Sinopsis Romantic Doctor, Kim Sabu Episode 4 Part 2
Kim Sabu bertanya, untuk apa Ketua Shin datang.
"Aku
pikir kau menyuruhku datang sendiri kalau mau bertemu? Aku yang sedang putus
asa saat ini. Datang untuk bertemu denganmu."
Kim Sabu
tetap dengan perkataannya kemarin jika Ketua Shin menginginkannya menjadi
dokter ketua Shin.
Ketua Shin
lalu menunjukkan bekas operasinya, dalam jantungnya ditanam sebuah alat. Sudah
2 tahun sejak operasi itu, dari yang Ketua Shin lihat, ada masalah dengan
beterai dalam tubuhnya. Rasanya tidak nyaman melakukan apapun. Tapi ia harus
tetap bertahan sampai ada donor jantung. Tapi, siapa tahu apa yang akan terjadi
nanti?
"Anda
hidup dengan baik dengan semua uangmu. Bukankah sudah waktunya memberi pada
orang lain? Lakukan kebaikan demi perubahan. Siapa tahu? Dengan hidup begitu,
langit akan tersentuh dan memberi Anda jantung yang bagus."
Meskipun
ketua Shin punya jantung yang bagus, masalahnya ia tidak punya dokter yang
bagus. Kim Sabu heran, bagaimana dengan dokter yang mengoperasi ketua Shin
dulu?
"Dia
mati. Serangan jantung. Dia akan mengoperasi seseorang dan menyelamatkannya,
tapi terkena serangan jantung lalu meninggal. Lucu kan?"
Tapi menurut
Kim Sabu itu menyedihkan. Ketua Shin bertanya, apa Kim Sabu mau mengoperasinya,
dari yang ia dengan Kim Sabu dahulunya Ahli bedah kardiotoraks (Bedah Jantung
& Paru-paru).
Kim Sabu
balik bertanya, kenapa harus dirinya, kan ada dokter bagus diluar. Ketua Shin
tahu halitu, tapi tidak ada yang asli.
"Menurut
Anda aku ini asli?"
"Menurutmu
bagaimana aku membuat uang sebanyak ini? Ini semua karena aku bisa melihat
orang. Aku tahu yang mana yang asli."
"Jika
begitu, sepertinya mata ketua sudah mulai uzur."
"Kenapa?
Kau tidak mau? Memberiku operasi? Karena aku sampah?"
Kepala Jang datang mengganggu, ia membawakan semua minuman yang ada di rumah sakit Doldam untuk menjamu VIP. Ia menjelaskan semuanya lalu meminta Ketua SHin untuk memilih.
Seo Jung di ruang staf sedang membaca buku sambil mendengarkan musik lewat earphone. Dong Joo datang, Seo Jung mendengarnya tapi pura-pura tidak dengar padahal Dong Joo dengan sengaja melakukan apapun dengan suara keras.
Lalu Dong
Joo membuka pintu dan menutupnya kembali. Seo Jung pikir, Dong Joo sudah keluar
lalu ia menengok ke pintu, eh.. Dong Joo masih ada di sana.
Seo Jung salah tingkah dan pura-pura kembali sibuk dengan buku dan musiknya. Dong Joo mendekati Seo Jung,
"Pernahkah...
memikirkan aku? Pernah rindu padaku?"
Seo Jung
tidak merespon lalu Dong Joo menjauhkan bukunya dan menarik earphonnya. Ia
bertanya, Tidak dengar aku?
Seo Jung
balik bertanya, kenapa? bilang apa memangnya?
"Apa
kau pernah rindu aku? Selama 5 tahun pernahkah, memikirkan aku sekali
saja?"
Seo Jung
bercerita kalau ia tersesat di gunung, ia terpeleset di bukit dan tangannya
cidera. Selama itu ia hanya fokus melakukan rehabilitasi selama 3 tahun.
Syukurlah, pergelangan tangannya membaik 90%. Makanya ia bisa jadi staff UGD.
Setelah itu, ia ingin mendapat sertifikat ahli bedah kardiotoraks. Banyak
pasien ruang UGD yang sakit jantung dan paru-paru...
"Kedengarannya
kau sama sekali tidak punya waktu memikirkan aku. Begitu? Baiklah. Aku mengerti.
Aku sudah dengar."
Dong Joo lalu menuju pintu. Barulah Seo Jung menjawab kalau ia juga merindukan Dong Joo, ia tidak tahu kenapa, terkadang ia memikirkan Dong Joo.
"Kau
bilang begitu karena aku mau pergi? Kau mengasihani aku?"
"Terdengar
seperti itu? Jika begitu, mau bagaimana lagi?"
Kim Sabu
menelfon Seo Jung, lalu Seo Jung pamit pergi menemui Kim Sabu tapi ia kembali
lagi sebelum membuka pintu.
"Kesuksesan
dan pencapaian. Semua itu bagus. Tapi, Kang Dong Joo, Kita adalah dokter. Kita
memang cuma dokter, tapi kita tetaplah dokter. Jangan lupakan itu selama
hidup."
Barulah Seo
Jung benar-benar membuka pintu.
Dong Joo sudah sampai di lobi, ia mengedarkan pandangannya mengitari isi rumah sakit. Perawat Oh melihatnyadari UGD, tapi kemudian ia memutuskan untuk tetap pergi.
Saat ia
berbalik, Perawat Oh sudah di depannya. Apa Dong Joo sudah pamit pada Direktur?
Dong Joo
merasa kalau surat pengunduran dirinya tadi sudah sama dengan pamitan. Perawat
Oh minta maaf, tapi saat ini ada pasien laserasi tangan di UGD. Bisakah Dong
Joo memeriksanya?
"Aku
mohon."
Dong Joo lalu meletakkan tas dan mantelnya di meja informasi UGD dan perawat Oh membantunya memakai jas dokter. Perawat Oh menjelaskan kalau pasiennya ada di ruang hybrid.
Saat Dong
Joo menuju ruang hybrid, perawat Oh lalu melemparkan tas dan mantel Dong Joo
kepada Perawat Park, ia mengkode perawat Park agar menyembunyikan tas dan
mantel itu.
Seo Jung menghadap Kim Sabu, ia sudah siap mendengarnya, ia akan patuh selama ia tidak dipecat. Kim Sabu malah meminta tangan Seo Jung, bukan apa-apa ia hanya ingin melihat keadaan tangan Seo Jung.
Kim Sabu
melihat kalau keadaan tangan Seo Jung sudah membaik.
Perawat Oh mendampingi Dong Joo dalam menangani pasien, ia memuji Dong Joo yang bisa jadi dokter bedah plastik yang bagus.
"Anda
bicara begitu karena aku lamban?"
Tidak,
perawat Oh memuji ketelitian Dong Joo. Lalu ia bertanya, kenapa Dong Joo benci
sekali pada rumah sakit Doldam?
Sementara itu, Kim Sabu meminta Seo Jung mengatakan tiga alasan yang menyebabkan Seo Jung ingin tinggal di Rumah Sakit Dodam.
Dong Joo
menjawab perawat Oh, Pertama, ia tidak suka orang bernama Kim Sabu. Seo Jung
juga menjawab Kim Sabu, pertama, ia ingin belajar pada Kim Sabu.
Kedua, Dong
joo menjawab kalau ia tidak suka rumah sakit ini. Seo Jung menjawab, ia ingin
belajar pada Kim Sabu.
Ketiga, Dong
Joo menjawab Rumah sakit ini, tidak memberinya masa depan. Seo Jung menjawab,
ia ingin belajar pada Kim Sabu, Suatu hari ia ingin melakukan operasi bersama
Kim Sabu, Itu harapannya.
Sementara
itu, Dong Joo ingin menjadi dokter terhebat, bukan dokter yang baik. Jadi RS
Doldam bukan tempatnya.
Mendengar hal itu, Perawat Oh ingin bertanya, Menurut Dong Joo, Kim Sabu adalah dokter yang baik atau dokter terhebat?
Kim Sabu masuk ke ruang operasi, ia melihat peralatan disana yang bisa dibilang "mengenaskan".
Perawat Oh
mengulangi lagi, apa Kim Sabu dokter baik atau dokter terhebat.
Sementara itu, Direktur Do mengunjungi ketua Shin dengan membawa daftar dokterterhebat dari rumah sakitnya.
Ketua Shin
mengatakan kalau direktur Do sia-sia datang kesana karena ia sudah menemukan
dokter yang akan mengoperasinya. Dia dokter berbakat.
"Boleh
saya tahu siapa nama dokter itu?"
manager Jo menyela karena ada telfon dari Kim Sabu untuk Ketua Shin. Ketua Shin pun menjawab telfon Kim Sabu.
Pertama, Kim
Sabu perlu mesin USG model paling baru. Ketua Shin mengerti, jadi KIm Sabu
tidak minta biaya operasi tapi cuma mesin USG?
Tidak, itu
merupakan uang ganti rugi karena ia dipukuli kemarin. Ia cidera dan butuh 2-3
minggu pengobatan.
"Baik,
baik. Akan aku belikan peralatan terkini. Lalu, operasiku bagaimana?"
Lalu Kim
Sabu menjelaskan, untuk mengganti baterai jantung, RS Doldam butuh mesin USG
baru, meja operasi terbaru, mesin anestesi dan mesin paru-paru. Jika di masa
depan Ketua Shin ingin melakukan transplantasi jantung., mereka juga perlu
ruang bersih untuk terapi imunosupresi, tapi... Wah. Bagaimana ia
mengatakannya? Ia takut harganya akan sangat mahal.
Berapapun
tidak masalah! Katakan saja. Berapapun harganya, Ketua Shin akan beli seluruh
peralatan terkini. Asalkan Kim Sabu mau mengoperasinya.
"Begitu
semua peralatan siap, aku akan atur jadwal operasi." Jawab Kim Sabu lalu
mematikan telfon.
Ketua Shin
sangat senang mendengarnya begitu pula manager Jo.
"Ketua. Apakah saya... pernah menyinggung perasaan Anda?"
Ketua Shin
tidak mengerti, kan Direktu Do sudah bekerja dengan baik menjalankan rumah
sakit Geodae. Pertanyaan Direktur Do adalah, kenapa ketua Shin menolak semua
dokter rekomendasinya dan menunjuk dokter tidak dikenal?
Lalu ketua Shin meminta Manager Jo untuk menunjukkan dokter pilihannya pada Direktur Do. Itu adalah CCTV dari dapur kasino saat terjadi kebakaran.
Ketua Shin bertanya, apa yang bisa dilihat Direktur Do. Sepertinya pegawai dapur terluka parah, jawab Direktur Do. Ketua Shin membenarkan, lalu apa lagi?
"Orang
ini... "
"Benar.
Orang itu. Orang itu melompati api demi menyelamatkan orang."
Direktur Di
kurang mengerti. Ketua Shin menjelaskan, Dokter pada umumnya hanya merawat
orang yang terluka. Tapi orang itu (baca: Kim Sabu) berusaha membantu agar
orang tidak terluka parah. bisa sajakehilangan nyawanya, tapi tetap melompat ke
api.
"Perbedaan
ini... bisa kau pahami?"
Direktur Do
masih tidak mengerti.
"Orang
ini adalah Kim Sabu. Nyawaku bisa kupercayakan pada dokter yang
sesungguhnya."
Direktur Do
memperhatikan layar baik-baik dan akhirnya ia bisa melihat wajah Kim Sabu.
"Benar.
Dia orang itu." Jawab Ketua Shin saat Direktur Do menatapnya penuh tanya.
Ada pasien kontraksi jantung di UGD. Dong Joo segera melakukan CPR, ia memerintahkan para perawat untuk memindahkan pasien itu ke ruang hybrid dan bawakan alat kejut jantung segera.
Seo Jung menuju ruang UGD dengan lesu. Perawat Oh bertanya, sudah ketemu Kim Sabu? Seo Jung tidak mendengarnya, ia tidak fokus.
"Kim
Sabu bilang apa? Dia mengijinkanmu tetap disini?" Ulang Perawat Oh.
"Itu..."
Kilas
balik...
Kim Sabu mengijaikan Seo Jung tetap di RS Doldam selama yang Seo Jung inginkan. Seo Jung sumringah mendengarnya, ia berjanji tidak akan melupakan kesempatan kedua yang Kim Sabu berikan untuknya.
Tapi, Kim
Sabu belum selesai, ia belum bisa mengijinkan Seo Jung merawat pasien. Jadi
tugas Seo Jung apa?
"Sebagai
Orderly (Petugas RS yang bekerja dibawah arahan seorang perawat)."
Kim Sabu
perlu memastikan apakah Seo Jung layak mengurus pasien atau tidak. Sampai Seo
Jung bisa mengendalikan diri sendiri tanpa minum obat.
"Aku
minta waktu untuk mempertimbangkan."
Kilas balik
selesai...
Perawat Oh membentak, seharusnya Seo Jung langsung menolaknya saja.
"Begitu
ya? Kerja sebagai orderly... "
Tapi
tiba-tiba Kim Sabu muncul, kenapa? Seo Jung Tidak mau? Tidak apa-apa, Seo Jung
bisa pergi dari RS Doldam kalau begitu.
"Aku tidak
bilang tidak mau." Jawab Seo Jung dengan senyum.
Perawat Oh
protes, bagaimanapun mempekerjakan Seo Jung sebagai orderly itu keterlaluan.
"Ini
adalah penawaran terbaikku pada dokter Yoon, Perawat Oh. Begitu saja!"
Perawat Oh
sudah tidak bisa membantu Seo Jung lagi, ia lalu mengikuti Kim Sabu menuju
ruang hybrid.
Dong Joo berusaha sekuat tenaga memancing kembali detak jantung pasien. Saat ituperawat Oh dan Kim Sabu datang. Kim Sabu bertanya pada Perawat Oh, kenapa pasien itu?
"Hemopneumothorax
(akumulasi darah dan udara dalam rongga pleura) Sisi kanan dan pinggul kanannya
terkilir. Saat di dehidrasi Ia mengalami ventricular fibrillasi (Kontraksi
bawah jantung)."
3 menit
berlalu dan akhirnya, Dong Joo berhasil, detak jantung pasien itu kembali. Barulah
Kim Sabu mendekat, katanya Dong Joo mau keluar, Kenapa masih disana?
"Aku
menganggapnya sebagai pasien terakhirku di rumah sakit Doldam." Jawab Dong
Joo.
Kim Sabu
bertanya pada Dong Joo hasil CT-scan. DOng Joo menjawab kalau ada dislokasi
pinggung. Kim Sabu balik bertanya, apa Dong Joo pernah mengatasi dislokasi
pinggul?
"Tidak. Tapi aku tahu caranya. Mau aku lakukan?"
Kim Sabu lalu meminta Perawat Park untuk membawakan seprai. Ia menggunakan itu untuk mengembalikan dislokasi pinggul pasien dan ia berhasil membuat Dong Joo keheranan.
Dong Joo
bertanya, Kim Sabu itu yang mana, dokter yang baik atau yang terbaik?
Semua orang menatap Dong Joo termasuk Kim Sabu.
Seo Jung frustasi, ia jongkok di dekat meja UGD dan melihat tas dan mantel terselip di sana. Ia mengambilnya, ia ingin menanyakan milik siapa itu tapi kemudian name-tag Dong Joo terjatuh besertabuku catatannya.
Seo Jung
melihatnya dan ada foto terselip di buku itu, Seo Jung pun mengambilnya.
Dong Joo hanya ingin mendengar langsung dari Kim Sabu, Kim Sabu adalah dokter baik, atau dokter terbaik?
"Jika
pasien yang berbaring ini memilih, menurutmu dia memilih yang mana?" Kim
Sabu balik bertanya.
"Dokter
terbaik/hebat."
"Salah!
Dia mau dokter yang bisa menyembuhkan. Yang paling dibutuhkan pasien ini adalah
ahli bedah ortopedi yang dapat mengobati patah tulang. Jadi aku akan lakukan
apapun agar bisa melakukan yang terbaik buat dia. Apa itu sudah cukup?"
Kim Sabumelanjutkan, Dong Joo bisa menyalahkan sistem dunia ini. bisa salahkan semua orang yang merusak dunia ini. Tak masalah! Tapi tidak ada yang akan berubah jika Dong Joo berusaha keras menyalahkan segalanya. Jika begitu... tidak ada orang yang akan mengingat nama Dong Joo.
"Kalau
kau mau menang, jadilah dokter yang mau melayani. Berhenti menyalahkan mereka
dan balas mereka dengan kemampuanmu. Selama kau tidak berubah, tidak ada yang
akan berubah. Mengerti?"
Dong Joo
teringat kata dokter Bu yang dulu merawatnya setelah ia mengamuk di UGD.
"Selama
kau tidak berubah, tidak ada yang akan berubah."
matanya
berkaca-kaca menatap Kim Sabu. Kim Sabu pergi, ia akan biarkan DOng Joo
mengatasi pasien terakhirnya di RS Doldam.
Dong Joo menatap Kim Sabu yang menyibak tirai dan ia teringat Dokter Bu yang juga melakukan cara yang sama dahulu.
-=
Jangan-jangan... Dia orangnya? =-
Dong Joo
lalu berlari mengikuti Kim Sabu. Perawat Park akan menyusulnya tapi Perawat Oh
menghalangi, ia yakin Dong Joo akan kembali.
Ternyata di balik foto itu (foto Dong Joo, ayah dan ibunya) tertulis sesauatu.
"Kepada Dokter Bu Yong Joo, Aku Kang
Dong Joo,"
Dong Joo memanggil Kim Sabu.
"Benarkan?
Yang waktu itu. Benarkan? Dokter Bu Yong Joo."
Direktur Do langsung mengonfirmasi identitas Kim Sabu pada Direktur Yeo, apa benar dia itu Bu Yong Joo.
"Entahlah...
Aku tidak tahu nama asli Kim Sabu. Aku tidak punya cara memastikannya."
"Yaa
sialan kau Woon Young! Jawab pertanyaanku!!"
Direktur Yeo
minta maaf tapi ia tidak bisa berkata apapun. Dan langsung menutup telfon.
Direktur Do
mengamuk karena Direktur Yeo mengkhianatinya.
"Jawab saya. Dr. Bu Yong Joo. Benar bukan? Iyakan?"
Kim Sabu
menegaskan lagi kalau namanua adalah Kim Sabu, tidak punya nama lain.
Dong Joo remaja menulis surat untuk Dr. Bu Yong Joo
"Kepada Dokter Bu Yong Joo. Namaku Kang
Dong Joo. Aku, saat besar nanti, ingin menjadi seperti dokter."
Lalu Dong
Joo kembali ke RS Geodae untuk menemui Dr. Bu tapi ternyata Dr. Bu sudah pindah
dan mereka tidak tahu Dr. Bu pindah kemana.
Lanjutan surat Dong Joo, "Maka... tidak ada orang lain yang akan diperlakukan tidak adil seperti ayahku lagi."
-=
Aku yakin. Dokter Bu Yong Joo. Dia orangnya. =-
>
EmoticonEmoticon