Ro Woon dan
Se Jong datang bersamaan, keduanya terlambat. Saat akan naik lift, disana ada
Sun Bong yang juga datang terlambat. Sun Bong datang terlambat karena ada
wawancara pagi ini.
Hwan Gi pulang ke rumahnya.
Yi Soo berlari menuju ibunya mengabarkan kalau Oppa datang. Nyonya Eun sangat senang mendengarnya, ia langsung bangkit dari tidurnya.
Ia lalu memberikan ponselnya pada Hwan Gi, sebelumnya ia mengatakan kalau Yoo Hee tidak bisa sampai tepat waktu.
Hwan Gi berdiri di depan orang banyak, ia syok. Ro Woo lalu memberinya mic dan menyemangatinya. Se Jong duduk di depan laptop untuk mem[ersiapkan ppt-nya.
Kilas balik selesai...
Hwan Gi menyendiri di ruangannya, ia menatap hujan di luar.
Semua sudah mabuk. Gyo Ri berkata kalau presentasi Hwan Gi membuat matanya terbuka lebar. Orang yang sangat ia takuti rupanya seorang penakut. Mengecewakan sekali.
Yoo Hee minta maaf, ini semua salahnya karena tidak melakukan presentasinya. Ro Woo menggeleng, bukan salah Yoo Hee, ia lah yang paling salah karena memaksa hwan Gi untuk presentasi sendiri.
Hwan Gi kemudian mengantar satu per satu karyawannya ke taksi. Pertama adalah Sun Bong, ia meminta pak supir mengantar Sun Bong ke Heukseok-dong. Areum Villa, Unit 203.
Kedua adalah Yoo Hee. Yoo Hee sampai menganggap Hwan Gi anaknya, dan ia heran kenapa anaknya cepat sekali besar.
Ketuga, Gyo Ri. Ia meminta Pak supir mengantarnya ke Unit 907, Apartemen Jinsang, Myeonmok-dong. Gyo Ri bahkan masih membawa botol minuman dan gelasnya.
Terakhir adalah Se Jong. Ia mendorongnya dengan papan sakeboard kesayangan Se Jong. Lalu menyuruh Pak supir mengantarnya ke Hannam-dong.
Setiap taksi yang ditumpangi para karyawannya. Hwan Gi memotret plat nomor dan karyawannya yang sudah duduk di dalam.
Hwan Gi kembali lagi ke bar. Disana ada Ro Woon yang duduk di luar.
Ro Woon tidak sadarkan diri, ia jatuh ke pelukan hwan Gi. Hwan Gi memegang tubuhnya erat.
"Lagi
pula, berangkat pagi pun tidak melakukan tugas apa pun." Lanjut Sun Bong.
"Sudah
kubilang." Tanggapan Se Jong.
"Itu
benar. Bidding Yong Ramyeon besok. Semua orang sibuk menyelesaikan presentasi,
kecuali kita." Tanggapan Ro Woon.
"Sudah
kubilang."
"Tidak
ada yang bisa kita lakukan. Dia tidak mau berbagi apa pun dengan kita."
"Sudah
kubilang."
Pintu lift
terbuka. Mereka masuk ke dalam dan saat akan menutupnya Yoo Hee berteriak minta
di tunggu. Di dalam lift, Yoo Hee membagikan roti.
"Aku
tidak terlambat hari ini? Atau semua orang terlambat?" Dendang Yoo Hee.
Hwan Gi
selesai dengan ppt-nya. Ia melihat jam dan sudah waktunya jam kantor tapi tidak
satupun karyawannya datang.
Kalimat
teralhirnya adalah adalah "Produksi ramyeon Korea saat ini berbeda dengan
masa lalu".
Mereka
berempat sampai di depan pintu dan ternyata Gyo Ri baru keluar dari toilet.
"Kram
perut lagi? Oh, tidak. Kau baik-baik saja?" Tanya Ro Woon.
Gyo Ri tak
enak karena ada Se Jong disana, ia kayaknya naksir Se Jong. Maka ia mengalihkan
pembicaraan.
Yoo Hee baru
sadar, jadi mereka berlima semuanya terlambat.
Awalnya Yoo
Hee membuka pintu pelan-pelan tapi Sun Bong tidak sadar, ia lengsung membuka
pintunya lebar-lebar dan masuk seperti biasa.
"Lihat,
kan? Dia bahkan tidak peduli." Ujar Sun Bong.
"Sekalian
saja kita baru datang setelah makan siang." Imbuh Se Jong.
Hwan Gi
punya instruksi untuk mereka, mempersiapakan presentasi. Semuanya terkejut, Ro
Woon bertanya, siapa yang lebih tepatnya.
Hwan Gi
mengedarkan telunjuknya dan berakhir pada Yoo Hee. Yoo Hee terkejut,
"Saya?"
Yoo Hee lalu
membawa rotinya ke meja Hwan Gi mencoba membujuk Hwan Gi untuk membatalkan
niatnya. Yoo Hee beralasan belum mempersiapkan materinya. Hwan Gi menyuruhnya
membuka e-mail.
"Tetap
saja kalau besok... Saya sudah lama tidka melakukan presentasi. Sebelumnya,
saya cukup lama tidak bekerja, dan hanya menjadi ibu rumah tangga. Saya belum
pernah presentasi lagi sejak..."
"Coba
saja dulu."
Yoo Hee
membujuk dengan memberikan roti yang masih hangat, tapi Hwan Gi menolaknya. Yoo
Hee menyarankan agar Hwan Gi saja yang melakukan presentasi, kan Hwan Gi yang
mempersiapkan semuanya jadi pasti pasti lebih tahu fokusnya. Hwan Gi
memandangnya tajam.
Yoo Hee lalu
akan memijit punggung Hwan Gi karena Hwan Gi pasti kelelahan mempersiapkannya
sendirian tapi Hwan Gi malah menepis tangannya.
"Aku
membutuhkan pegawai. ukan sosok Ibu." Ujar Hwan Gi.
Ro Woon
emosi saat membahas soal Hwan Gi. Katanya Hwan Gi sudah menyalahgunakan
kekuasaan. Sampai kemarin, dia tidak bilang apa-apa. Tapi, sekarang ingin
mereka bersiap untuk presentasi?
Yoo Hee
pasrah, ia lebih baik menurut saja. Ro Woon menjelaskan kata-kata Woo Il kalau
ini proyek Silent Monster, tidak mengenal hirarki.
"Dia
tidak mau berkomunikasi dengan kita. Dia itu diktator yang bertindak
semaunya."
Sun Bong
menyela, kalau ia jadi Yoo Hee maka ia akan pergi. Sudah jelas Hwan Gi
mengatakan butuh pegawai bukan sosok ibu.
Yoo Hee
tidak tersindir, ia malah menyarankan Sun Bong untuk menggantikannya. Selama
ini ibunya selalu menjaga anak-anaknya tapi besok ibunya berencana berlibur.
"Sayangnya,
besok aku cuti. Aku ada wawancara kerja. Perusahaan besar." Jawab Sun
Bong.
Ro Woon
mengajukan diri. Se Jong protes, apa Ro Woon pernah presentasi sebelumnya. Ro
Woon menjawab kalau semua orang pernah, di sokolah. Gyo Ri melarangnya takut
terjadi kesalahan.
"Kita
kan harus mematuhi dia?" Lanjut Gyo Ri.
Yoo Hee
membenarkan, ia bahkan sudah diberi peringatan. Saat Hwan Gi berkata kita tidak
boleh menemui siapa pun, ia rasa itu ditujukan padanya. Hwan Gi menyuruhnya
fokus kerja daripada sibuk dengan keluarganya. Ia akan coba melakukannya
sendiri.
Kalau
begitu, Ro Woon menawarkan diri membantu, katakan saja jika membutuhkannya. Gyo
Ri juga.
Saat pulang
kantor, Yoo Hee membawa banyak barang, ia menelfon juga jadi kesulitan. Yoo Hee
berusaha membujuk ibunya agar membatalkan rencana liburannya.
"Maafkan
aku, Bu. Aku benar-benar minta maaf. Ya. Bu, aku akan... memberikan banyak uang
untuk Ibu."
Pada
akhirnya Yoo Hee menjatuhkan semua barangnya dan Ro Woon melihatnya iba.
Ro Woon
menatap tajam Hwan Gi di ruangan. Ia teringat kata-kata hwan Gi, "Daripada
menguntit orang lain, kerjakan tugasmu."
"Apa dia pikir cukup dengan mengerjakan
tugasnya sendiri? Omong kosong." Batin Ro Woon.
-- 3 Tahun
Lalu --
Pengacara
perusahaan datang ke pemakaman Ji Hye menemui ayah dan ibu. Pengacara mewakili
perusahaan mengucapkan bela sungkawa. Ia memberikan amplop pada mereka.
Ro Woo
kesal, sudah ia duga akan seperti ini. Perusahaan mencoba menyuap mereka dengan
uang. Jelas terjadi sesuatu di tempat kerjanya, kan?
Pengacara
menjelaskan pada ayah ibu kalau perusahaan sudah mencari tahu tapi tidak
terjadi apa pun...
"Itu
sebabnya lebih mencurigakan! Seseorang meninggal, tanpa alasan. Semestinya ada
penjelasan! Dia bunuh diri di kantor, tapi tidak muncul satupun artikel berita.
Setelah itu, kalian hanya berkata, itu akibat dia depresi. Omong kosong apa
itu?" Sela Ro Woon menggebu.
Ayah
memintanya berhenti. Ayah menyuruh pengacara pergi juga membawa kembali
uangnya. Ro Woon berkata lagi, mereka tidak bisa diam saja.
"Tidak
seorangpun rekan kerjanya datang, lalu bosnya pun tidak menemui kita. Perwakilan
mereka akhirnya kemari. Kenapa kita membiarkan dia pergi?"
Ayah
menyuruh pengacara untuk cepat pergi. Pengacara mengerti, ia mengambil kembali
uangnya dan pergi.
Ro Woon
tidak mengerti dengan sikap ayahnya yang tetap diam. Ayah menjelaskan, kehidupan
sosial memang berat untuk semua orang. Semua orang juga kesulitan, kekuatan
mereka yang menentukan akhirnya. Ji Hye seharusnya berjuang.
"Ayah...
Jika Ayah tidak mau, biar aku yang lakukan. Aku akan ke sana, meski hanya untuk
mengambil sepatunya."
"Jangan
bikin kacau dan duduklah."
"Aku
tidak bisa melakukannya! Dadaku rasanya akan meledak!"
Ro Woon
terbangun karena mimpi buruk itu, ia lalu memandangi bunga dari Mr. Smith dan
suratnya.Hwan Gi pulang ke rumahnya.
Yi Soo berlari menuju ibunya mengabarkan kalau Oppa datang. Nyonya Eun sangat senang mendengarnya, ia langsung bangkit dari tidurnya.
Tapi yang
dimaksud Yi Soo bukan Hwan Gi Oppa tapi Woo Il Oppa. Walaupun begitu Nyonya Eun
tetap senang. Woo Il juga sangat ramah.
Nyonya Eun
menyuruh Yi Soo untuk mengubah nama panggilannya pada Woo Il. Yi Soo santai
soalnya mereka belum menikah.
"Meskipun
belum menikah, kalian sudah tinggal serumah." Ujar Nyonya Eun.
Woo Il
berkata kalau ia akan tetap memanggil Nyonya Eun "Eommoni" setelah
menikah nanti. Nyonya Eun tertawa, itu akan membingungkan, apa lagi kalau
mereka punya anak nanti, akan lebih kompleks lagi.
"Supaya
tidak sakit kepala, aku membawakan ini."
Woo Il
memberikan obat untuk Nyonya Eun membuat Nyonya Eun sangat senang sampai
memberi jempol untuknya.
"Sedari
tadi Eomma mengomel. Sekarang sudah tertawa." kata Yi Soo.
Nyonya Eun
menjawab kalau semua itu gara-gara Woo Il.
Hwan Gi
terlambat, ia hanya mengintip dari jauh. Apa lagi sekarang Woo Il memijit
pundak Nyonya Eun dan Nyonya Eun sangat menikmatinya. Ia pun berbalik, terlebih
Nyonya Eun mengatakan alasannya tidak makan karena hwan Gi belum pulang selama
berhari-hari.
Hwan Gi
sepertinya cemburu karena ibunya lebih dekat pada Woo Il dari pada dengannya.
Saat
presentasi.
Gyo Ri mengabarkan
berita buruk. Yoo Hee masih di rumah karena bangun kesiangan. Ro Woon
menawarkan diri untuk menelfon Yoo Hee.
Di rumah Yoo
Hee berusaha keras memakai celana tapi resletingnya tidak mau naik ke atas, kesempitan.
Ro Woon menelfonnya. Ro Woon tersenyum, ini kesempatan tidak terduga untuk
balas dendam.Ia lalu memberikan ponselnya pada Hwan Gi, sebelumnya ia mengatakan kalau Yoo Hee tidak bisa sampai tepat waktu.
"Aku
baru saja memberikan anakku obat. Yaa!"
Bukan hanya
Hwan Gi yang terkejut dengan teriakan Yoo Hee itu tapi semuanya. Di rumah Yoo
Hee berteriak karena putranya memuntahkan obat. Yoo Hee menahan hidung anaknya
agar menelan obatnya tapi malah muntah di bajunya.
Hwan Gi
mengembalikan ponselnya pada Ro Woon, ia mendesah dan berjalan pergi. Ro Woon
menahannya, mau kemama? Ia lalu menyuruh Hwan Gi untuk menggantikan Yoo Hee
malakukan presentasi.
"Aku?"
"Lalu..
kami? Kau satu-satunya yang bisa melakukannya."
Panitia
sudah memanggil Silent Monster untuk masuk. Hwan Gi beralasan kalau pakaiannya
tidak pantas. Se Jong mengatakan itu tidak masalah, Gaya Hwan Gi justru
kelihatan keren. Sempurna.
"Kaisar
yang bersembunyi di balik tudung. Debut spektakuler dari si misterius Eun Hwan
Gi. Ini kesempatan sempurna untuk mengukuhkan namamu." Paksa Ro Woon dan
Se Jong mendorongnya masuk ke dalam.Hwan Gi berdiri di depan orang banyak, ia syok. Ro Woo lalu memberinya mic dan menyemangatinya. Se Jong duduk di depan laptop untuk mem[ersiapkan ppt-nya.
MC
mempersilahkan Hwan Gi untuk segera memulai presentasinya. Ro Woon khawatir,
bagaimana kalau Hwan Gi berhasil melakukannya?
Hwan Gi
masih mengatur nafasnya, semua orang mulai menekannya untuk segera mulai,
termasuk Tuan Jin juga. Akhirnya Hwan Gi mendekatkan mic ke mulutnya.
"Eum...
Saya... Saya... Silent..." Ujar Hwan Gi gagap.
MC
menyuruhnya cepat karena mereka tidak punya banyak waktu. Hwan Gi menghela
nafas berat lalu memulai lagi,
"Um,
saya... Saya..."
Kilas
balik...
Tuan Eun
membentak Hwan Gi kecil untuk bicara saat rambutnya akan di potong. Tuan Gi
menyuruh Hwan Gi bicara mau model rambut seperti apa. Tuan Eun bahkan sampai
harus menggoyang tubuh Hwan Gi agar Hwan Gi mau bicara.
"Silakan
lakukan apa saja." Ucap Hwan Gi setelah sekian lama.
Tuan Eun
mendesah, "Hanya itu yang bisa kau katakan? Kenapa kau membiarkan orang
lain menentukan gaya rambutmu? Kau tidak bisa mengekspresikan pendapatmu dengan
benar! Kenapa kau pemalu sekali, sih? Baiklah. Jika kau tidak mau bicara, biar
aku!"
Besoknya,
Hwan Gi jadi ejekan teman-temannya karena rambutnya keriting.
Kilas balik
selesai...
MC
mengingatkan lagi agar Hwan Gi cepat memulai karena waktu penilaiannya sangat
berharga.
"Saya...
Saya..."
"Ketakutan
seseorang selalu memiliki alasan." Batin Hwan Gi.
Kilas
Balik...
Hwan Gi
mengikuti paduan suara dan ia berdiri di tengah. Ayah, ibu dan adiknya menonton
dibarisan paling depan.
"Tapi
Ayah menginginkan aku menjadi pemimpin. Pemimpin besar. Dia tidak mengijinkan
aku memiliki sedikit saja rasa takut. Dia bahkan berusaha keras sampai menyuap
guruku... agar aku bisa menjadi pusat perhatian."
Saatnya Hwan
Gi menyanyi solo tapi ia tidak kunjung memulainya, dikepalanya dipenuhi ke
khawatiran, "Bagaimana kalau aku tidak mengikuti ritmenya? Bagaimana kalau
aku lupa liriknya? Tak apa. Aku sudah berlatih, kok. Bagaimana kalau suaraku
jadi mengerikan? Aku semestinya tidak diberi bagian solo. Aku diberi bagian
solo bukan karena suaraku bagus. Itu karena pada hari pemilihan bagian solo,
Yeong Sik, penyanyi terbaik di kelas, terbentur meja dan menangis keras. Aku
kasihan padanya."
Hwan Gi
akhirnya mulai menyanyi tapi suaranya kecil banget sampai membuat para penonton
tertawa. ALhasil keluarganya malu dan ia juga.Kilas balik selesai...
Hwan Gi
berkunang-kunang menatap para hadirin, ia berkali-kali menghembuskan nafas
berat. Nafsnya tidak teratur dan keringatnya bercucuran. Pada akhirnya Hwan Gi
tidak sanggup dan itu membuat Tuan Jin tersenyum. Hwan Gi menjatuhkan mic-nya
"Aku
setidaknya... sudah memuaskan seseorang." Batin Hwan Gi sambilmenatap Ro
Woo. Hwan Gi tahu tujuan Ro Woon memaksanya.
Hwan Gi
meninggalkan ruangan. Ro Woon jadi bingung, apa balas dendamnya berhasil? Tapi,
kenapa rasanya tidak menyenangkan? Bukan ini yang ia inginkan.Hwan Gi menyendiri di ruangannya, ia menatap hujan di luar.
Di luar
ruangan semua karyawannya berkumpul tanpa Sun Bong dan ada Woo Il. Woo Il
menggedor-gedor pintu memanggil-manggil Hwan Gi tapi tidak ada tanggapan.
"Kurasa...
kita perlu memberinya waktu sendirian. Akan ada kesempatan lain, jangan terlalu
kecewa. Kerja bagus, semuanya." Ujar Woo Il dengan menyentuh pundak Ro
Woon.
Woo Il
mengijinkan semuanya untuk pulang lebih awal.
Yoo Hee
terlihat lesu. Mereka bertiga mendekatinya. Ro Woon menanyakan keadaan
anak-anak Yoo Hee. Yoo Hee mengatakan kalau mereka baik, ayah mereka cuti jadi
bisa menemani mereka.
Se Jong
menyarankan untuk pergi minum bersama menghibur diri dan semuanya setuju.
Hwan Gi
galau di ruangannya. Rasanya ia tidak bisa menepati kata-katanya untuk
melindungi pegawainya. Ia memakai kembali hodie-nya.
Semua sudah mabuk. Gyo Ri berkata kalau presentasi Hwan Gi membuat matanya terbuka lebar. Orang yang sangat ia takuti rupanya seorang penakut. Mengecewakan sekali.
Gyo Ri akan
minum lagi tapi Ro Woon menahannya, yakin Gyo Ri bisa minum lagi? Gyo Ri
mengiyakan setelah melihat Se Jong.
Sun Bong
mengeluh, ia ini pegawai Brain atau bukan sih. Ro Woon menduga, jangan-jangan
wawancara Sun Bong gagal. Sun Bong menangis, karena secara teknis ia bekerja
dalam tim Silent Monster, tidak ada perusahaan yang meliriknya. Se Jong
memeluknya.Yoo Hee minta maaf, ini semua salahnya karena tidak melakukan presentasinya. Ro Woo menggeleng, bukan salah Yoo Hee, ia lah yang paling salah karena memaksa hwan Gi untuk presentasi sendiri.
"Tapi,
dia bahkan menuliskan naskah presentasi untukku. Padahal aku hanya perlu
mengingatnya kemudian melakukan presentasi. Terlebih, temanya sangat
istimewa." Jelas Yoo Hee.
Yoo Hee
menghafalkan sambil menjaga anak-anaknya yang sakit,
"Untuk
merayakan ulang tahun ke-30 Yong Ramyeon, Silent Monster menyiapkan sebuah
kontes foto di SNS. "Ramyeon Tidak Pernah Berubah". Yong Ramyeon
sudah menemani kita selama 30 tahun. Bagikan momen bersama Yong Ramyeon... pada
kami."
Anaknya
memanggilnya karena mereka merasa sakit lagi. Yoo Hee sengan sabar meladeni
anaknya sambil tetap menghafal.
"Foto
dapat diunggah dari koleksi foto lama. Atau bisa juga mengulang lagi pose dari
foto lama tersebut."
Dijelaskan
maksud Hwan Gi menunjuk Yoo Hee untuk melakukan presentasi. Kehangatan
keluarga. Ramyoen lembut ditujukan untuk anak-anak. Setiap kali membelikan
makanan untuk rekannya, Yoo Hee membeli roti konvensional yang menemani mereka
dalam masa-masa tumbuh dahulu.
"Dia
orang yang sempurna untuk mengekspresikan kenangan lama atas proyek ini."
Yoo Hee sudah
lama sekali tidak sungguh-sungguh bekerja. Ini mengingatkannya pada masa
lajang, dan ia bahagia. Belakangan ini, ia hanya menjadi sosok ibu untuk rekan
kerjanya.
"Tidak,
semestinya aku tidak menyebut diriku Ibu. Aku bahkan tidak memberi anak-anakku obat
flu tepat waktu dan aku meneriaki mereka yang mengeluh kesakitan. Aku bukan
pegawai yang baik... bukan pula seorang Ibu. Aku ini apa?"
Ro Woon
memeluknya memberi semangat.
Ponsel Hwan
Gi berbunyi dari Woo Il tapi ia mengabaikannya. Lalu berdering lagi dari Ro
Woon. Total semua panggilan yang tak terjawab saat ini adalah 11 panggilan dan
masih bertambah terus.
Ia teringat
kata-kata Woo Il,
"Kau benar-benar ingin melindungi
stafmu? Atau kau hanya mencoba melindungi harga dirimu?"
Akhirnya
Hwan Gi mengangkat panggilan Ro Woon. Tapi yang bicara bukan Ro Woon melainkan
seorang pria.
"Apa
kau... bosnya? Anggota karyawanmu semuanya di sini. Cepat bayar
tagihannya."
Hwan Gi
datang ke tempat para karyawannya dan mereka semua sudah tidak sadarkan diri.
Pemilik bar mendekatinya. Menyuruhnya membayar 100 ribu won tunai karena mesin
kartunya rusak.Hwan Gi kemudian mengantar satu per satu karyawannya ke taksi. Pertama adalah Sun Bong, ia meminta pak supir mengantar Sun Bong ke Heukseok-dong. Areum Villa, Unit 203.
Kedua adalah Yoo Hee. Yoo Hee sampai menganggap Hwan Gi anaknya, dan ia heran kenapa anaknya cepat sekali besar.
Ketuga, Gyo Ri. Ia meminta Pak supir mengantarnya ke Unit 907, Apartemen Jinsang, Myeonmok-dong. Gyo Ri bahkan masih membawa botol minuman dan gelasnya.

Terakhir adalah Se Jong. Ia mendorongnya dengan papan sakeboard kesayangan Se Jong. Lalu menyuruh Pak supir mengantarnya ke Hannam-dong.
Setiap taksi yang ditumpangi para karyawannya. Hwan Gi memotret plat nomor dan karyawannya yang sudah duduk di dalam.
Hwan Gi kembali lagi ke bar. Disana ada Ro Woon yang duduk di luar.
"Kau
bilang bukan tipe pengertian. Lalu, kenapa kau datang kemari? Kau juga tahu
alamat semua pegawaimu. Sedari tadi kau menonton kami? Kenapa? Kenapa kau
diam-diam mengobservasi orang lain? Kenapa kau tidak mau berhadapan dengan
mereka? Tidak bisa?"
Ro Woon
berdiri dan mendekat pada Hwan Gi. Awalnya, ia pikir Hwan Gi meremehkan orang
lain. Ia bertanya, apa Hwan Gi... takut pada orang lain?
"Saat
ada yang menatapmu, kau jadi melakukan kesalahan? Aku sangat memahami orang
sepertimu. Kau bersembunyi di mana tak ada orang sama sekali. Kau mematung di
tempatmu. Salah seorang anggota keluargaku juga begitu. Tidak. Kecuali aku,
semua anggota keluargaku seperti itu."
Ia
menghitung anggota keluarganya, Ayah, Ibu, Juga Kakaknya. Menyendiri di tengah
ribuan orang, tidak disadari keberadaannya.
"Jika
kau terus diam di situ, tidak akan ada yang berubah."
"Hanya
dengan menonton, kau tidak akan bisa melindungi siapa-siapa."Ro Woon tidak sadarkan diri, ia jatuh ke pelukan hwan Gi. Hwan Gi memegang tubuhnya erat.
3 komentar
ditunggu lanjutannya ka..
seruuuuuu...
hwan gi sifatnya aku banget waktu sekolah..pemalu berat
Lanjutin yah!!!!puthakhamnida......
Fighting!!!
EmoticonEmoticon