-->

Sinopsis The Secret Life Of My Secretary Episode 9 Part 1

- Mei 22, 2019
>
Sinopsis The Secret Life Of My Secretary Episode 9 Part 1

Sumber: SBS


Gal Hee pergi karena kesal Min Ik menipunya. Min Ik mengejarnya dong.

"Kamu tidak memahami pria. Bukankah begitu? Pikirmu aku meneleponmu hanya karena perutku sakit?"

Gal Hee hanya diam saja.



Tiba-tiba ada mobil mengklakson. Min Ik sigap melindungi Gal Hee. Gal Hee segera melepaskan diri dari pelukan Min Ik.



Min Ik: Jika aku bilang "Aku ingat kamu selagi berjalan di daerah ini", berarti aku ingin menemuimu. Jika aku bertanya "Kamu sedang apa?", berarti aku ingin mengetahui kesibukanmu. Mengatakan bahwa perutku sakit.. juga salah satu kode.

Gal Hee: Kamu belum dengar rumornya? Aku gemar meniduri pria, binal, dan...

Min Ik: Aku tidak memercayai rumor.

Gal Hee: Saat marah, aku bisa sangat kasar...

Min Ik: Aku tidak peduli.

Gal Hee: Setiap kali aku memacari pria, semua jenis drama terjadi...

Min Ik: Artinya, aku juga memiliki peluang.



Min Ik tersenyum lebar, tapi jawaban Gal Hee membuat senyumnya hilang.

"Tidak. Aku bisa memberi semua pria peluang, kecuali kamu. Aku tidak mau."

"Pria mana pun selain aku?"

"Ya. Pria mana pun selain kamu."

Gal Hee merasa sudah meluruskannya, ia pamit.


Saat melihat Gal Hee jalan menjauh, Min Ik mendapat telepon, dari Dae Joo. 

"Jika mau bilang kamu ingin keluar, tutup saja. Aku tidak mau dicampakkan dua kali hari ini..."

"..."

"Apa? Aku memukuli seseorang? Apa maksudmu?"

".."

"Apa? Di intranet?"

"..."

"Baiklah. Dah."

Gal Hee mendengar ucapan Min Ik, ia berhenti untuk melihat di internet. 



Gal Hee membaca postingan satpam itu di forum perusahaan mereka.

"Aku melihat Direktur Do Min Ik menyerang sopirnya."

Gal Hee bergumam, "Apa? Kapan orang ini melihatnya? Besok akan ada rapat dewan. Aku harus menghentikan ini."



Gal Hee langsung menoleh pada Min Ik dan Min Ik kelihatan frustasi.

"Kenapa dia berdiri seperti itu? Astaga." Kesal Gal Hee. Ia akan lanjut jalan tapi gak tega melihat Min Ik, akhirnya ia kembali. 




Gal Hee menawarkan bantuan untuk Min Ik. 

"Apa?" Heran Min Ik.


-=Episode 5=-
Saat Adam Membuka Mata


Gal Hee kembali mengajak Min Ik berjalan.

Min Ik: Entah apakah ini hal yang benar. 

Gal Hee: Industri perfilman Korea berada dalam genggaman perusahaanku. Tentu saja aku sering mengalami masalah semacam ini. Kita harus menemukan orang yang mengunggah ini secepatnya, menjelaskan kejadian itu, dan meminta unggahan ini dihapus. Sebelum semua pegawai melihatnya besok pagi.



Min Ik: Bagaimana jika... aku benar-benar memukul seseorang?

Gal Hee: Tapi kamu tidak memukulnya.

Min Ik: Kamu memercayaiku?

Gal Hee mengangguk membuat Min Ik tersenyum. 

Min Ik: Baiklah. Aku masih merasa kamu tidak benar-benar membenciku.




Gal Hee menunjuk sebuah rumah, itu adalah rumah satpam yang menulis di forum. Gal Hee mengkode Min Ik untuk segera maju. Mereka memencet bel, ada jawaban dari seorang wanita.




Tapi entah kenapa mereka malah duduk di luar. 

"Kamu yakin dia akan datang?" Tanya Gal Hee.

"Ya. Kudengar dia menghadiri salah satu pemakaman kerabatnya. Dia pasti pulang sebentar lagi. Aku sedang mengalami dilema. Di sini dingin, jadi, aku mau kamu pulang. Tapi di saat bersamaan, aku mau kamu menemaniku meskipun ini dingin."

"O-O! Lagi pula, jika aku pulang, kamu akan menghubungi sekretarismu. Meskipun sebenarnya sama saja."

"Sekretarisku?"



"Para bos Korea harus memperbaiki mentalitas mereka yang lemah, dengan menghubungi sekretaris setiap kali terjadi sesuatu."

"Aku tidak ingin menghubungi sekretarisku."

"Kenapa?"

"Karena.. aku mau dia beristirahat. Dia izin pulang siang tadi. Mungkin dia menemui seseorang. Dia tampak begitu bersemangat."

"Menemuimu, Bodoh." Batin Gal Hee.

"Meskipun datang kemari, dia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri demi aku. Selain itu, aku sudah agak... Aku agak berbeda dibandingkan dengan bos lainnya. Aku yakin.. dia sudah cukup kelelahan bekerja di kantor. Aku tidak mau menghubunginya selarut ini hanya untuk menangani ini. Aku tidak mau menghubunginya."



Gal Hee membenarkan ucapan Min Ik tadi, udaranya agak dingin. Min Ik tiba-tiba membentangkan jasnya. Gal Hee menatapnya heran.

"Kamu tahu? Induk burung menutupi anak-anaknya dengan tubuhnya sendiri untuk menghangatkan mereka."

Gal Hee menunjuk dirinya lalu menunjuk bentangan jas Min Ik,  "Jangan harap."


Min Ik mencari cara lain, ia menempel pada Gal Hee, "Penguin yang hidup di Antarktika saling menempel seperti ini untuk menjaga suhu tubuh mereka."

"Kenapa kamu terus menyebutkan aktivitas hewan? Kamu tidak bisa membuat analogi yang lebih cocok untuk manusia?" Gal Hee malu.



Min Ik mencari cara lagi, ia meletakkan kedua tangan Gal Hee diantara lengan dan badannya, mengapitnya. Gal Hee melotot dengan aksi Min Ik itu., tapi sedetik kemudian ia gak sanggup menatap Min Ik.

"Jika kita menutupi tangan dan menghangatkannya, pembuluh kapiler melebar, dan ini akan melancarkan sirkulasi darah. Ternyata, itu yang harus kita lakukan saat tersesat di gunung. Bagaimana rasanya? Kurasa aku mulai sedikit panas."



Gal Hee menarik tangannya dan tiba-tiba ia merasakan sesuatu di hatinya. Untuk mengalihkan gugupnya, ia berdiri. 

"Kenapa dia lama sekali?" Heran Gal Hee.

Min Ik ikut berdiri juga.



Kemudian terlihat pak satpam itu jalan ke arah mereka dengan sempoyongan. Gal Hee menunjuknya, tapi Min Ik gak ada respon.

Gal Hee: Itu orang yang ada di intranet.

Min Ik: Ah..

Gal Hee: Bisa kamu atasi sendiri? Aku harus pulang sekarang.

Min Ik: Ya, tentu saja. Aku harus mengatasinya sendiri. Terima kasih untuk hari ini. 

Gal Hee mengangguk.



Min Ik: Akankah kita bertemu lagi?

Gal Hee menjawab cepat, "Tidak akan", lalu ia buru-buru pergi.




Pagi-pagi, Nyonya Park sudah dikagetkan dengan Nyony Sim, benarkah?

"Tentu saja. Aku bertanya apakah dia menemui wanita, dia bilang ya. Aku bertanya apakah itu Veronica, dan dia bilang ya lagi. Dia memang agak kelelahan. Tapi putraku sangat sehat..."

"Berarti, putriku dan putramu akan segera bersatu."



Namun begitu melihat keadaan putrinya, Nyonya Park langsung melotot, ia bertanya pada Nyonya Park, yakin semua berjalan dengan lancar?

"Apa tidur Ibu nyenyak?" Tanya Veronica dalam bahasa yang sangat sopan, seperti di drama kerajaan.

"Ibu baik-baik saja, terima kasih."
 



Nyonya Park meminta Nyonya Sim menunggu sebentar sementara ia akan bicara dengan Veronica.

Nyonya Oark, "Sepertinya kamu belum tidur. Sebenarnya, apa yang membuat napasmu tidak stabil? Itu lingkaran hitam?"

"Selagi membahas itu, jika Ibu tidak sibuk, bisakah Ibu mengikat tanganku? Tangan sialan ini terus berusaha untuk meneleponnya. Kurasa ini sebaiknya diikat."

"Bocah gila itu... Dia pasti andal dalam bermain jual mahal."



Nyonya Park kembali bicara pada Nyonya Sim, tapi Veronica kembali memanggil.

"Bisakah Ibu mencungkil bola mataku? Mataku terus ingin menatap ponselku. Bisakah Ibu membawa mataku?"

Nyonya Park perlahan-lahan keluar.



Veronica berteriak memanggil ibunya.  Tapi kemudian kembali fokus pada tangannya yang mau mengambil ponsel. Ia memarahi tangannya sendiri.

"Tidak. Hentikan. Tunggu."



Nyonya Park: Dengarkan aku baik-baik. Mulai sekarang, dia tidak boleh menelepon putriku. Apa yang terjadi saat seseorang melumari mulutnya dengan permen manis, lalu tiba-tiba memuntahkannya? Itu akan membuat dia begitu putus asa, dan dia akan makin menginginkannya. Dia akan bertingkah seakan ada jamur enoki yang tumbuh di dalam hatinya.

Nyonya Sim menjawab setengah hati, "Baiklah, aku mengerti." Lalu mematikan telepon.




Nyonya Sim menghampiri Min Ik yang sedang sarapan, "Sampai jumpa di rapat dewan. Dan fokuslah bekerja, jangan berpacaran terus."

"Baik, Ibu. Sampai nanti."



Presdir Sim: Astaga, dahulu kamu hanya sebesar ini (tingginya sama dengan meja makan mereka). Tapi kamu sudah tumbuh besar. Dan bahkan kini kamu pandai menghancurkan rencana orang lain.

Min Ik: Apa maksud Paman?

Kilas Balik...



Pak Satpam: Kamu menunggu lama di sini hanya karena itu?

Min Ik: Ada kesalahpahaman terkait yang Anda saksikan. Jika Anda tidak memercayaiku, aku akan memberi Anda nomor telepon sopirku. Silakan tanyakan sendiri kepadanya.

Pak Satpam: Tidak, aku akan menghapus unggahan itu.

Min Ik: Sungguh?

Pak Satpam: Sebenarnya, setelah mengunggah itu, aku menerima telepon bahwa pamanku meninggal. Aku sangat terpukul mendengarnya. Ini sebabnya kita tidak boleh berbuat buruk.

Kilas Balik Selesai...


Min Ik: Itu ulah Paman?

Presdir Sim malah memanggil Ahjumma untuk minta diambilkan sup lagi. Min Ik hanya bisa menghela nafas.





Gal Hee ketiduran di kereta. Ia mipi sedang dikutub dengan Min Ik dan menempelkan tangannya diantara ketiak Min Ik. Tapi nyatanya, ia menempelkan tangannya di ketiak penumpang lain yang kesel karenanya. 

Pria: Apa yang kamu lakukan pada ketiakku yang murni ini?

Gal Hee segera sadar dan langsung menarik tangannya sambil minta maaf. Gal Hee menutupi multnya dengan tangan, tapi gak kuat bau asem dari ketiak pria itu. 


Penumpang lain menertawai Gal Hee. Karena malu banget, ia buru-buru kabur dari gerbong itu, tapi ga mudah karena sedang penuh sesak.


Sampai di kantor, Gal Hee buru-buru mencuci tangannya.

"Astaga, dia apakan ketiaknya? Aku mencuci tanganku berulang kali, tapi masih bau amis. Tanganku akan membusuk."



Tiba-tiba Min Ik muncul di depannya. Karena ia menunduk, jadi Min Ik menurunkan kepalanya untuk menatap wajahnya.

Min Ik: Kamu tampak sangat segar hari ini.

Gal Hee: Pagi, Direktur Do.

Min Ik: Dilihat dari wajahmu yang cerah, kamu pasti tidur nyenyak. 

Gal Hee: Aku tahu kamu tidak bisa melihat.

Min Ik: Tahukah kamu masalah apa yang bosmu hadapi tadi malam? Kemarin dingin dan gelap sekali. Dan aku bisa melihat embun pagi...

Gal Hee: Memang ada masalah apa?

Min Ik: Lupakan saja. Yang penting, kamu tidur nyenyak.



Gal Hee mengalihkan topik, tahu hari ini hari apa kan? Min Ik mengajak Ga Hee segera mulai.

Saat berjalan keduanya sama-sama menguap.
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search