Sinopsis The Secret Life Of My Secretary Episode 5 Part 1
Sumber: SBS
>
Gal Hee berjalan diantara orang-orang dengan dandanan berbeda.
"Terkadang, 1 menit bisa mengubah segalanya."
Begitupula dengan Min Ik, mereka tampak sedang mencari-cari seseorang.
Kemudian keduanya berlari.
Sampai di sebuah restoran mewah, Gal Hee mendekati Min Ik. Tapi anehnya Min Ik tdak mengenalinya, Min Ik malah mengulurkan tangan untuk berkenalan.
"Senang bertemu kamu. Aku Do Min Ik."
Episode 3
Hello, Stranger!
Episode 4 kemarin diakhiri dengan Min Ik yang berkenalan dengan pria misterius itu (Eun Jeong Su).
Setelah menyapa Min Ik, Jeong Su menghampiri Dae Joo.
"Sudah ketemu dia?" Tanya Dae Joo.
"Cuma menyapa dia."
"Bagaimana itu?"
"Emm..."
Tiba-tiba presdir Sim memanggil Dae Joo dari belakang Jeong Su. Jeong Su jadi tegang, ia buru-buru pamit pada Dae Joo.
Presdir Sim tanya, siapa tadi?
"Ah.. Supir baru Min Ik." Jawab Dae Joo,
"Minggu ini ada waktu luang? Aku ingin buat janji. Ini soal yang kemarin."
Presdir Sim kemudian pergi. Dae Joo memegang tengkuknya.
Ha Ni membuat kopi sambil bicara sendiri, "Tidak mungkin. Tidak mungkin dia. Tidak. Tidak mungkin..."
Tiba-tiba Myung Jung mendekatinya dan bertanya, "Mo Ha Ni. Lagi ngapain?"
Ha Ni kemudian mendekati yang lain. Ia bercerita kalau pagi ini ia lihat sesuatu warna merah melintas di depannya.
Myung Jung memukul kepalanya, "Maksud kamu, si merah itu Jung Gal Hee?"
Se Young: Jika dia kembali, bukan cuma tidak bijaksana. Dia tidak punya otak.
Ri Ra: Burung Layang yang pergi ke Gangnam bisa kembali, dan pengemis dari tahun lalu bisa kembali, tapi Gal Hee tak bisa kembali. Ngapain juga dia bekerja untuk orang yang mau dia bunuh?
Nyatanya memang benar Gal Hee kembali. Min Ik memberikan jadwalnya untuk minggu ini, juga memberikan nomor barunya.
"Dan untuk makan siang, kamu tahu La Pomme di Cheongdam. Pesan gnocchi truffle, bawa ke sini. Di jalan nanti, mampir ke Yeonnam-dong dan..." Lanjut Min Ik sambil kesusahan mencopot sepatu.
Gal Hee jongkok, ia kira akan memberikan kepalanya untuk pegangan, tapi nyatanya cuma mengambil kertas di lantai. Min Ik pun jatuh karena Gal Hee keburu berdiri saat ia akan berpegangan ke kepalanya.
Min Ik buru-buru berdiri, agak malu dia. Sambil memandang Gal Hee ia tanya, kok gak membungkik?
"Tidak."
"Kenapa?"
Gal Hee menirukan gaya bicara Min Ik, " "Katakan yang kamu mau". Anda yang bilang begitu, kan?"
"Aku..."
""Itu akan tercermin dalam kontrak". Anda juga bilang ini."
"Dengar, aku..."
"Dan meskipun aku sudah jelaskan tidak berminat, Anda bilang, "Di mataku, cuma bisa lihat kamu". Anda sangat putus asa."
"Aku tidak putus asa."
""Jung Gal Hee, kamu.. sangat..."
"Baik! Baik. Katakan yang kamu mau."
Akhirnya Min Ik menyerah karena Gal Hee semakin lebay menirukan perkataannya.
Gal Hee menunjukkan kontrak yang sudah ia tulis.
1. Jam masuk pukul 9 pagi. Jam pulang pukul 8 malam.
2. Tak ada panggilan setelah kerja kecuali penting.
3. Tak ada pesanan pribadi yang tidak terkait pekerjaan.
4. Satu jam waktu makan siang harus ada,
5. serta 5 hari kerja.
Min Ik hanya nyengir, "Sejak kapan sekretaris punya jam kerja? Kamu pulang saat bosmu pulang. Kamu kerja saat bosmu kerja. Apa aku salah?"
"Saya kembali sebagai sekretaris TnT Mobile, Jeong Gal Hee. Saya tidak kembali sebagai pelayan pribadi Do Min Ik."
"Kalau kamu tidak datang saat akhir pekan, mereka kelaparan. Itu namanya penyiksaan hewan."
"Saat memberinya makan di akhir pekan saya terpaksa telat makan, apa Anda tahu? Itu namanya penyiksaan manusia."
"Lalu kamu biarkan mereka kelaparan?"
Lagi-lagi Gal Hee menirukan perkataan Min Ik, ""Siapa pun bisa mengerjakannya, Bukan hanya kamu". Itu yang Anda katakan, Direktur. Jadi, siapa pun bisa mengerjakannya."
Kali ini Min Ik benar-benar kesal karena Gal Hee berani melawannya, bahkan sampai akan menyobek kontrak yang ditulis Gal Hee. Gal Hee yang melihatnya langsung mengancam.
"Yah... Jika tidak suka aturan saya, saya bersedia pergi tanpa protes."
Gal Hee merebut kertasnya, tapi Min Ik mengalah, Ok-Bai, tapi ada satu syarat. Gal Hee tersenyum menang dan meminta Min Ik mengatakanya.
"Bosmu bukan tipe orang yang akan menyerah. Penyakit? Benar. Meskipun tidak ada obatnya, aku takkan menderita karenanya. Aku akan mengalahkannya. Aku akan dapatkan persetujuan dari semua anggota dewan dan menjadi presiden TnT Mobile. "Lebih dari TV, Mobile. Lebih dari Film, Mobile". Konten yang tak bisa ayahku selesaikan sebelum meninggal, aku akan selesaikan itu. Jadi, kamu bantu aku seolah-olah nyawamu dipertaruhkan. Tak ada yang perlu tahu aku punya penyakit. Buat orang percaya, aku bisa lihat setiap kerutan dan setiap rambut di pori-pori mereka. Mengerti?"
"Ya, Direktur. Hanya itu?"
"Tidak. Ada satu lagi."
Min Ik terus maju ke arah Gal Hee hingga membuat Gal Hee mundur sampai ke rak.
"Dan ini... sangat penting." Kata Min Ik berbisik.
"Apa itu?" Tanya Gal Hee.
"Segera setelah penyakitku sembuh, kontrak antara aku dan kamu..." Min Ik membuang kontrak yang ada ditangannya, "...akan dihentikan."
Saat pulang kerja, Gal Hee menggerutu, "Sial! Dia cuma mau aku jadi pelayan. Baik. Aku akan bekerja sebanyak gajiku."
Selanjutnya Gal Hee kagum melihat bis yang melintas di depannya. "Ada... banyak bus." Ia juga mendongak ke langit, "Matahari masih di langit. Orang juga banyak."
Gal Hee jejingkrakan, "Apa Ibu sedang melihatku? Putrimu akhirnya berhasil! Aku tak percaya bisa pulang saat orang lain pulang. Ini yang disebut kebahagiaan!"
Lagi asyik menikmati suasana baru, tiba-tiba ada yang manggil. Iya, para Sekretaris.
Ketiganya melongo melihat Gal Hee ada di depan mereka.
Selanjutnya, mereka mengajak Gal Hee makan bareng untuk menginterogasinya.
Ri Ra: Bagaimana bisa kamu bekerja lagi untuknya padahal kamu sangat ingin membunuhnya?
Belum sempat Gal Hee menjawab, Sek. Lee udah datang. Se Young mengatakan kalau ia yang menelepon Sek. Lee.
Gal Hee: Senior, biar saya jelaskan.
Sek Lee: Bekerja di perusahaan itu soal menghasilkan uang. Bukan tanah airmu. Selamat datang kembali. Aku senang kamu kembali.
Bahkan Sek. Lee menuangkan minuman untuk Gal Hee. Gal Hee sangat berterimakasih dan sebagai gantinya ia akan mentraktir malam ini.
Namun, baru tutup mulut, Gal Hee melihat dua detektif yang menangani kasus Min Ik lewat. Tahu tujuan mereka adalah ke perusahaan, Gal Hee langsung pamit.
Yang lain manyun karena Gal Hee ingkar janji. Sek. Lee pun menggantikan Gal Hee untuk mentraktir.
Gal Hee: maaf ya. Aku pasti akan traktir kalian minum dan karaoke sampai puas.
Ri Ra: Eonni, bagaimana kalau clubbing bukan karaoke?
Gal Hee: Ya, tentu. Maaf. Maaf ya!
Kayaknya Gal Hee asal jawab ini karena setelahnya ia langsung lari.
Benar dugaan Gal Hee, dua detektif itu tujuannya adalah ke perusahaan, tapi gak diijinkan masuk oleh Pak Satpam padahal mereka menunjukkan identitas sebagai polisi.
Kebetulan Presdir Sim dan Ha Ni baru keluar, mereka menyaksikan keributan itu.
Untung saja Gal Hee datang tepat waktu. Ha Ni baru mendapat jawaban pertanyaannya tadi pagi, bahwa yang dilihatnya memang Jung Gal Hee.
Detektif mengingat Gal Hee, yaitu orang yang menemui mereka bersama Min Ik. Gal Hee refleks menutup mulut itu Detektif karena nama bosnya disebut. Presdir Sim menyimak baik-baik karena nama Min Ik disebut.
Gal Hee mengajak mereka bicara di luar. Detektif masih menanyakan dimana Min Ik walapun Gal Hee menariknya keluar.
Presdir Sim memerintah Ha Ni untuk mencaritahu masalah Min Ik melalui Gal Hee karena ia tahu Ha Ni dekat dengan Gal Hee.
"Baik, Pak." Jawab Ha Ni patuh.
Min Ik sekarang tengah bersama Dae Joo di kapal. Eh, Dae Joo bawa pisau dan di close up.
Dae Joo membahas soal hadiahnya yang pasti mengejutkan Min Ik tadi pagi. Min Ik tanya, memang apa hadiahnya? Sekretaris Jung?
"Sekretaris Jung kembali?" Dae Joo balik nanya.
"Kurasa bukan dia."
"Aku menghabiskan satu bulan biaya hidup karena tak tahu cara mengatakannya. Tapi jika Sekretaris Jeong kembali, kukira ini hari yang sempurna untuk sebotol sampanye."
Dae Joo menuang sampanye yang berhasil ia buka dengan susah payah ke dalam dua gelas. Satu untuk Min Ik dan satu untuk dirinya.
Min Ik cemberut, "Apa yang begitu penting sampai harus menghabiskan uang sebanyak itu? Apa kamu perlu bantuanku?"
"Ini pengakuan."
Min Ik jadi kepikiran soal rekaman CCTV Dae Joo itu, dimana Dae Joo sudah tiba sebelum ia tiba.
Min Ik: Aku sungguh tidak ingin ribut soal siapa yang bicara pertama. Jadi aku akan bicara duluan.
Dae Joo: Tentu. Wanita selalu yang pertama.
Min Ik: Aku mengalami kecelakaan... di hari janjian kita ketemu.
Dae Joo: Kecelakaan?
Min Ik: Aku menunggumu datang...
Min Ik menatap wajah Dae Joo, sayangnya ia gak bisa melihatnya, "Aku tak bisa lihat. Aku tak tahu apa dia serius tidak tahu... atau dia cuma pura-pura. Tapi aku yakin dia tampak.. sangat khawatir."
Dae Joo: Pelakunya sudah ditangkap? Kamu lihat wajahnya?
Min Ik: Ya, aku lihat wajahnya. Tapi belum ditangkap.
Dae Joo: Kamu tidak terluka, kan?
Min Ik: Yah, sedikit...
Ada dua langkah kaki mendekat. Dae Joo waspada setelah mendengar cerita Min Ik. Ia membawa pisau untuk menghampiri dua pria yang datang.
Dae Joo bertanya siapa mereka. Ternyata mereka adalah detektif dan dibelakangnya ada Gal Hee. Dae Joo lega, ia melipat pisaunya kemudian memasukkannya ke kantong.
Gal Hee menunjukkan wajahnya untuk memberi hormat kepada bosnya. Min Ik jelas heran melihat Gal Hee ada disana beserta dua detektif.
EmoticonEmoticon