-->

Sinopsis Pretty Noona Who Buys Me Food Episode 4 Part 1

- April 12, 2018
>
Sinopsis Pretty Noona Who Buys Me Food Episode 4 Part 1

Sumber: jtbc


Genggaman Jin Ah membuat Joon Hee cegukan, tapi cuma dua kali sih sampai ia bisa menguasai diri dan mengajak yang lain bersulang.


Joon Hee lalu membalik tangannya dan mempererat genggamannya. Jin Ah agak terkejut dan ia menetralkannya dengan terus minum, sementara Joon Hee tidak bisa menyembunyikan semyumnya.


Usai minum-minum, Boss Joon Hee ingin mengantar Se Young pulang.


Joon Hee juga menyuruh Seung Cheol ikut dengan mobil Boss karena ia mau mengambil tas dulu di kantor.


Kemudian ada yang bertanya dimana Jin Ah tinggal, mereka bisa mengantar sekalian karena searah. Jin Ah setuju.

Terus Joon Hee tiba-tiba bilang ada barang yang mau ia berikan pada Jin Ah di mobil dan Jin Ah bisa mengambilnya hari ini. Jin Ah membaca kode Joon Hee ia pun menyahut, oh.. ide bagus!


Mereka berdua jalan bersama lalu berhenti untuk bicara. Joon Hee bertanya, kenapa Jin Ah tadi menggenggam tangannya. Jin Ah menjawab karena tangan Joon Hee ada sana, kenapa? Tidak suka? Kan kau juga menggenggam tanganku.

"Bukannya tidak suka, kenapa kau yang menggenggam tanganku duluan."

"Cih.. Kau tidak tahu bagaimana timing itu sangat penting antara pria dan wanita."

"Jadi kita pria dan wanita sekarang?"

"Aku hanya memberitahu, tidak seharusnya kau membantah. Harus ya menyudutkanky begitu?"

"Kau yang menyudutkanku. Kau membuatku menjadi bodoh dihadapan semua orang."


Jin Ah tersenyum, ia merasa tidak enak hati bilang seperti itu, ia berterimakasih karena Joon Hee sudah mengucapkannya langsung dari mulutnya. 

Joon Hee: Mau ke mana? Mau pergi minum kopi?

Jin Ah: Di depanmu ini ada seorang ahli.

Joon Hee: Iya juga.

Joon Hee: Kalau begitu balik ke kantor saja.

Jin Ah: Tapi mungkin ada karyawan lain yang lagi lembur.

Joon Hee: Di kantor kami sih nggak. Ayo!


Dan mereka berjalan sambil bergandengan menuju kantor.


Joon Hee kembali menggendeng Jin Ah saat mereka menunggu lift, tapi kemudian ada pak satpam. Mereka sama-sama menjauh.

Joon Hee: Siap-siap mau lembur.

Jin Ah: Aku juga ada yang harus dikerjakan.


Pak Satpam mengerti dan berlalu begitu saja. Mereka pun kembali gandengan.


Bahkan saat Jin Ah turun di lantai 12, Joon Heeberat banget melepasnya.

Jin Ah senyum-senyum gitu saat udah masuk kantor dan tak sengaja ia berpapasan dengan karyawan lain, karyawan itu melhatnya aneh. Jin Ah langsung bersikap biasa aja.


Joon Hee menyalakan semua lampu di kantor, ia lalu beres-beres.

Sementara itu, Jin Ah sedang menyeduh kopi.


Joon Hee kemudian mencari gaya duduk yang pas di sofa, ia mencoba berbagai gaya. Tapi kemudian ia mengambil bantal dan memukulinya dengan gemas.


Jin Ah memperbaiki riasannya.


Joon Hee membuka pintu lebar-lebar untuk menyambut Jin Ah. Ia tersenyum saat pintu lift terbuka, tapi tidak ada siapapun di dalam. Pintunya akan tertutup lagi, tapi tidak jadi karena ada orang keluar dari dalam.


Tapi bukan Jin Ah melainkan Seung Cheol. Joon Hee udah mau nangis tuh, kenapa Seung Cheol kesana? Seung Cheol tidak menjawab dan berjalan masuk.

"Aku juga ke sini ambil tas." Jawab Seung Cheol.

"Kenapa kau bisa lupa bawa tasmu?"

"Aku khawatir ada orang yang akan merasa kesepian."


Seung Cheol malah akan tidur disana. Joon Hee panik dan menyuruh Seung Cheol cepat-cepat bangun.


Kemudian Jin Ah datang, Joon Hee mengkodenya untuk bersembunyi dan ia menghalangi pandangan Seung Cheol.

Jin Ah pun bersembunyi dibalik miniatur karakter game.


Seng Cheol bertanya, siapa orang yang Joon Hee ceritakan waktu di bar tadi? Wanita seperti apa dia? Sampai seorang Seo Joon Hee begitu khawatir? Siapa namanya? So Jeong? Lebih hebat dari Soo Jeong?

Joon Hee: Ngomong apa sih kau, dasar! Kampret!

Seung Cheol: Kapan aku ngomong sembarangan? Waktu kau ikut wamil, gara-gara So Jeong kau menderita setengah mati.


Joon Hee khawatir Seung Cheol bicara makin banyak, ia pun memaksa Seung Cheol untuk segera pergi. Sementara itu, Jin Ah hanya senyum saja melihat kelakuan Joon Hee.

Joon Hee membawa Seung Cheol keluar dan mencarikannya taksi, bahkan membayari biaya taksinya.


Joon Hee berjalan kembali ke kantor dan ia menelfon Jin Ah.

Joon Hee: Kenapa kau tidak angkat teleponmu? Aku khawatir sekali.

Jin Ah: Joon Hee... Aku takut sekali. Kapan kau balik?

Joon Hee: Kau hitung sampai 100, tidak, cukup hitung sampai 10 saja. Aku akan segera sampai.


Jin Ah ternyata hanya bercanda karena ia tersenyum lebar setelah menutup telfon, ia mengintip Joon Hee yang sedang berlari ke kantor.


Joon Hee sampai dan ia langsung berkeliling mencari Jin Ah sambil memanggil-manggil.

Ternyata Jin Ah kembali mengerjai Joon Hee. Ia berdiri tegap sambil memakai topeng. Itu sukses membuat Joon Hee terkejut sampai jatuh.

Joon Hee: Ah dasar! Dasar! Iseng banget sih?

Jin Ah ketawa puas sambil membuka topengnya.


Joon Hee lalu duduk di kursinya dan kelihatan marah. Jin Ah menjelaskan kalau ia hanya bercanda, kenapa harus begitu marah?

"Siapa marah?" Elak Joon Hee, tapi nada suaranya kedengeran emang lagi kesal.

"Jelas-jelas marah. Aku batal kasih kopi kalau gitu."

"Aku tidak mau minum."

"Oh, kalau begitu jangan minum. Oh.. Besok aku mau makan siang dengan Seung Cheol-ssi. Kau mau ikut?"

"Kenapa mendadak pergi makan dengan Seung Cheol?"

"So Jeong..."

"Itu... bukan apa-apa."


Kemudian lampu dinyalakan dan mereka berdua duduk berhadapan. Joon Hee seperti diinterogasi gitu, ia mau duduk disamping Jin Ah tapi tidak diijinkan. 

"Beneran gak ada apa-apa." Tegas Joon Hee.

"Sungguh Oppa Fakultas Seni Rupa memang beda. Gak ada apa-apa tapi menderitanya setengah mati. Dan sangat teliti juga."

"Mana mungkin ada orang yang tidak punya masa lalu? Lagipula... Bukankah kau yang bilang pada saat saling menyukai, harus menggebu-gebu, panas membara itulah yang dinamakan cinta? Bukankah katanya harus panas membara bagaikan api? Jika tidak berarti tidak mempedulikan pasangan. Kau pernah bilang begitu, 'kan? Pernah bilang atau tidak?"

"Kau menghafal omonganku tanpa kurang satu patah kata pun?"

"Tentu saja. Masa kau tidak tahu seberapa telitinya aku sebagai seorang pria?"


Jin Ah pun ketawa. Joon Hee lalu mendekat dan menggendeng Jin Ah, ia akan menunjukkan pada Jin Ah betapa telitinya dirinya.


Joon Hee menunjukkan hasil gambarnya pada Jin Ah. Tapi bukan hanya karakter cowok yang Joon Hee gambar, karakter ceweknya juga hot-hot. Joon Hee melarang Jin Ah melihatnya tapi Jin Ah penasaran, jadi mereka saling tarik tangan masing-masing.


Setelahnya, Joon Hee mengajari Jin Ah menggambar dan mereka ketawa-tawa bersama.


Jin Ah sampai di rumah duluan pastinya karena ia diantar Joon Hee dan untuk menghemat waktu, ia cuci muka sekalgus sikat gigi.

Jin Ah juga memakai masker, ia lalu keliling untuk mencari background yang pas.


Sementara itu, Joon Hee yang baru turun dari taksi langsung berlari ke rumahnya.


Joon Hee kemudian menelfon Jin Ah lewat panggilan video. Jin Ah bertanya, sudah sampai kah?

"Apa maksudmu sudah? Aku telepon setelah sampai di rumah dan selesai mandi. Coba lihat. Aku baju pun sudah ganti."


Tapi nyatanya Joon Hee baru sampai dan semunya ia letakkan begitu saja di lantai, berantakan.


Mereka telfonan sepanjang malam, ketawa-tawa bersama sampai lupa waktu.


Besoknya, Jin Ah telat bangun dan ia memarahi ibunya yang tidak membangunkannya.

"Kenapa aku tidak dibangunkan?"

"Kau tiap hari setel alarm kerja sendiri. Kukira kau hari ini boleh bangun agak siangan."

Jin Ah mengambil minum dan buru-buru berangkat, ia akan bawa mobil.


Setelah Jin Ah pergi, ayah ngobrol sama ibu.

Ayah: Sepertinya dia tadi malam ngobrol di telepon sampai larut malam.

Ibu: Sama siapa? Sama cowok?

Ayah: Aku mana tahu? Kau jangan ikut campur. Biarkan berkembang secara natural.

Ibu hanya diam saja. Ayah kemudian mengambil minum dan melihat menu sarapan.

Ayah: Sarapan pagi cuma makan tteok (kue beras) saja cukup? Kenapa tidak makan sup?

Ibu: Kau diam-diam minum alkohol lagi ya?

Ayah: Nggak.

Ibu: Lihat sepintas pun sudah tahu. Hubungan Jin Ah dan Gyu Min bisa berantakan seperti ini separuhnya adalah kesalahanmu. Kenapa? Aku salah ngomong? Sekalipun tidak punya keluarga seperti dia, seharusnya kau bilang seperti kita ini sudah termasuk lumayan. Dengan demikian Jin Ah dulu tidak akan dipandang rendah.

Ayah: Kau kira sebelumnya aku cuma main-main saja? Aku adalah orang yang telah bekerja lebih dari 30 tahun lamanya.

Ibu: Ini adalah hal yang patut dibanggakan? Jika seorang ayah memiliki posisi tertentu di tempat kerja, anak-anaknya akan lebih percaya diri. Coba lihat hari-harimu belakangan ini.

Ayah hanya mendesah, Aigooo.. lalu meninggalkan ibu.


Jin Ah mengeluarkan mobilnya dan tepat saat itu Joon Hee menelfon. Jin Ah menjawab kalau ia siap-siap mau berangkat. Kenapa?

"Aku baru saja turun. Kau bilang kau hampir sampai?" Tanya Jin Ah. "Oh. Oh, aku di rumah. Aku baru turun dari atas. Iya, iya."


Ternyata Joon Hee ada di parkiran yang sama dan ia jelas melihat Jin Ah sedang memarkirkan kembali mobilnya.


Joon Hee lalu turun dari mobil dan mengikuti mobil Jin Ah dari kejauhan.


 Setelah memarkir mobil, Jin Ah lalu berjalan santai, Joon Hee kembali mengikutinya dari kejauhan.


Joon Hee akhirnya menampakkan diri dan Jin Ah tersenyum melihatnya.

Jin AH: Harusnya kau telepon aku dulu baru ke sini. Kalau sampai kelewatan bagaimana?

Joon Hee: Karena hapemu tidak aktif jadi aku langsung ke sini saja.

Jin AH: Baterenya habis.

Joon Hee: Gitu ya? Tapi kau baru keluar dari dalam ya?

Jin Ah: Iya dong!


Dan Joon Hee ketawa. Jin Ah menebak kalau Joon Hee pasti sudah melihat semuanya.

"Tidak semuanya. Tadi di sebelah sana kebetulan lihat. Wah! Caramu memundurkan mobil sungguh hebat. Begitu tergesa-gesa ingin bertemu denganku?"


Jin Ah malu dan segera berjalan ke mobil Joon Hee.


Dalam perjalanan, Joon Hee menggenggam tangan Jin Ah.

Joon Hee: Aigoo, kenapa sih kau begitu menggemaskan

Jin Ah: Sudah ya!

Joon Hee: Kalau aku menjemputmu setiap hari harusnya bisa sering lihat.

Jin Ah: Sudah puas belum?

Joon Hee: Kenapa? Aku beneran merasa sangat menggemaskan.

Jin Ah: Sungguh?

Joon Hee: Kau benar percaya?

Jin Ah: Lepaskan!

Joon Hee: Gak akan kulepas. Susah payah baru berhasil kugandeng.


Jin Ah mulai serius, apa benar tidak apa-apa jika mereka bersama? Joon Hee menjawab harus tidak apa-apa.

"Kau tidak takut?" Tanya Jin AH.

"Memang kita berbuat salah apa? Dan jangan terlalu khawatir. Jika ada masalah, kita selesaikan saja secara langsung."

"Sungguh bisa dipercaya."

"Ah menurutku Nuna sudah terperangkap dalam pesonaku."

Dan mereka saling ketawa.

>

18 komentar

avatar

Aigooo...sulit diungkapkan...
Jadi deg2gan dan geli sendiri...liat tingkah couple kita...😍

avatar

Aaahhh ...tidaaaakkk...berasa pgn jatuh cinta lg deh wkwkwk...gomawo...

avatar

Sy sampe ngulang gulang terus nih drama haha.... Ngga bosen bosen

avatar

Lanjut donk part ny gx sabar nihhh dgn kelanjutan cerita ny Joon Hee & Jin Ah :), makasih

avatar

Kenapa setiap aku baca, aku yang merasa jatuh cinta dan ketawa2 sendiri. Haha

avatar

Hadeh penasaran sama first kiss nya,,
Lanjut y min,,
Semangat,aku mendukungmu,,

avatar

Lama bgt kelanjutan nyaaa gx sabar nihhh nunggu part2 & ep 5-6 ny :( besok udh ep 7 lohhh :) makasih :) di tunggu sinopsis2 selanjutnyaaa #JanganLama2 ;)

avatar

hallo selamat malem jenk ... kok ini gak ada kemajuan dr kemarin 4-1 terus . ditunggu ya. semangat...

avatar

SEMANGAT bwt next part & episod'y ☺

avatar

SEMANGAT bwt next part & episod'y ☺

avatar

Ditunggu kelanjutan sinopsisnya

avatar

jd ketawa geli sndri bacany,serasa abg lg,hahahhh
lanjutin lg dunk minnn

avatar

ini sinop gak dilanjut ya jenk ? dramanya sdh sampai episode 8 . ditunggu ya . terima kasih

avatar

Ditunggu bgt kelanjutanya mbak...aku pantengin tiap hari belom update2 jga..semangat ya terus 😀😊

avatar

Ko ga lanjut galau deh bolak balik blm update juga sinopsisnya..... Fighting lanjutkan mbak admin....

avatar

Blm ada kelanjutannya jg sy buka tiap hr😊,d tunggu mba ini uda smpe episode 9,mkasi

avatar

Masih blum bkin sinopsis ini lagi,kak? 🙄😥

avatar

Maaf semuanya.. Laptop rusak, jadi semua tulisan tidak bisa dilanjutkan..


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search