-->

Sinopsis Manhole Episode 2 Part 2

- Agustus 11, 2017
>
Sinopsis Manhole Episode 2 Part 2

Sumber Gambar: KBS 2


Begitu menyadari Phil akan menyerang sekelompok tentara itu, Seok Tae langsung kabur. Namun ia tersandung kakinya sendiri dan terjatuh dan hampir saja tertabrak motor. Motor itu menghindari Seok Tae dan kahirnya terjatuh juga. Pengendara motor kesal, siapa yang berani menghalangi jalannya dan ternyata dia adalah Seok Tae, putranya.


Seok Tae menjelaskan semuanya, ia melarikan diri karena merasa takut. Ayah bertanya, apa karena ayah Phil adalah Pemilik Kantor Pos, sedangkan dirinya hanya pegawai pos biasa, maka Phil meremehkan Seok Tae?

"Se--sejak SD."

"Dasar pecundang. Dan selama itu kau membiarkan dia menginjak-injakmu? Apakah begitu maksudmu?"

"Ma--maafkan aku."

Ayah melihat tatonya. Ia meredakan emosinya, ia yang salah karena setelah kematian ibu Seok Tae, ia membesarkan Seok Tae terlalu lemah lembut. Sekarang saatnya balas dendam, balas dendam yang kejam.

"Apa kau tahu balas dendam yang paling mengerikan di dunia?"

"A--apa itu?"

"Mencuri. Rebut yang paling berharga bagi dirinya. Dengan begitu, kau akan dapat menghancurkan dia sepenuhnya, tanpa perlu menumpahkan darah."


Seok Tae mengangguk mengerti, ia teringat saat Soo Jin mengirim surat untuk Phil, ia lalu minta tolong pada ayahnya.

"Ayah, aku ingin minta tolong."

Mereka berdua tertawa terbahak, puas.


Soo Jin melihat kembali foto-foto Phil di kameranya, ia tersenyum tanpa sadar. Dan saat teringat Phil tadi menggantikannya dihukum, ia kagum.


Soo Jin sadar kalau sedaritadi ia senyam-senyum mulu. Hentikan! Tapi ia kembali tersenyum karena Phil terlihat tampan.


Soo Jin mendapat pesan, "Apa ini? Keyakinan, harapan, dan cinta. Namun, yang terbaik di antara ketiganya adalah cinta."

"Cinta?" Gumam Soo Jin.

Soo Jin mengirim pesan untuk Phil, "Hei, Bong Phil, di mana kau?"


Sementara itu Phil sedang berantem dengan pelanggan militer tadi jadi tidak tahu SMS Soo Jin itu. Tapi Soo Jin tidak berhenti mengirim SMS.

"Terima kasih untuk hari ini. Tapi, aku tidak bisa mengatakannya dengan baik."
"Aku hendak pergi ke suatu tempat, tapi akan kubatalkan kalau kau ingin menemuiku. Aku akan menunggumu."
"Pasti berat bagimu hari ini lari 100 putaran. Mau kutraktir daging?"



Sampai Soo Jin kesal karena pesannya diabaikan.

"Hei, apa-apaan kau? Mengabaikan aku?"
"Ini kesempatan terakhirmu. Jawab aku!"
"Enyah!"



Ayah Goo Gil datang dalam keadaan mabuk juga. Ayah dan Ibu Bong Phil dipanggil karena keributan yang dibuat Bong Phil.

Ayah Goo Gil: Aku memercayakan tempat ini pada mereka. Tapi saat aku kembali, anak muda ini sedang mabuk di siang bolong, lalu melakukan kekerasan pada pelangganku.

Ayah Phil: Begitukah?

Ayah Goo Gil: Bagaimana sebenarnya kalian mendidik putra kalian!?

Ayah Phil: Kami sudah melakukan yang terbaik, tapi tidak berhasil.

Ayah Goo Gil: Orang tua mana yang dengan santainya bicara begitu? Kalian harus mendidik anak kalian, lagi dan lagi!

Ayah Phil: Tapi, putramu sendiri juga tidak tampak lebih baik.

Ayah Goo Gil: Apa katamu?

Ibu Phil: Mereka kurang lebih sama saja, jadi hentikan.

Ayah Goo Gil: Hei, kalian berdua! Kali ini aku akan membiarkan dia pergi, tapi kalau sampai terjadi sekali lagi, aku akan membunuh bocah ini dengan kedua tanganku.

Ayah Phil: Kalau memang bisa, silakan saja lakukan.


Bong Phil: Ahjussi. Ahjussi harus berhenti minum. Tahun 2014, Goo Gil Hyeong harus menggelar upacara pemakaman, dan melalui banyak sekali kesulitan, tahu?

Ayah Bong Phil: Pikirmu kau bahkan masih hidup tahun 2014?

Lalu Ayah Bong Phil memukul Phil sampai Phil terduduk.


Phil bermimpi, pernikahan Soo Jin dan Jae Hyun sudah digelar. Seok Tae menjadi MC-nya, bertany apa diantara hadirin sekiranya memiliki keberatan, ia mempersilahkan mereka menyampaikannya sekarang.

Bong Phil langsung maju, ia keberatan, ia menentang pernikahan ini. Tapi tidak ada yang menghiraukannya, melihatnya pun tidak.

"Seok Tae-ah, aku keberatan dengan pernikahan ini."


Karena tidak ada Seok Tae pun mengumumkan bahwa Soo Jin dan Jae Hyun sekarang resmi menjadi suami istri.

"Aku keberatan!!!" Teriak Bong Pil.


Dan tiba-tiba Bong Phil ada di kamar mandi rumahnya. Ayahnya menodongnya dengan penyedot lubang dan ibunya dengan sapu.

"Tidak, Ayah."

Ayah dan ibu terganggu dengan bau mulut Bong Phil yang bagi mereka sangat tajam. Ayah bertanya-tanya,Bong Philitu minum alkohol atau kotoran, sih?

Ayah: Aku tanya sekali lagi. Jawab aku. Kamera digital kita yang baru hilang. Kau pelakunya?

Phil: Kamera digital?

"Kamera digital? Kamera apa? Ah, pasti kamera digital yang kuberikan pada Soo Jin."

Ayah: Jangan bilang kau menggadaikannya? Biar kupukul kau sampai mati!

Phil: Tidak, Ayah. Aku...

Ibu: Tidak seorangpun di Keluarga Bong yang hidup dari bidang olahraga! Semestinya tidak aku izinkan kau bergabung dengan tim pelari sekolah!

Phil: Aku tidak bilang kalau aku ingin jadi atlet.

Ayah: Tapi, dia juga kan tidak sepenuhnya tak berbakat. Dia itu lebih baik hidup dengan mengandalkan ototnya.

Ibu: Tapi, Sayang, lihat sekarang, itu semua tidak ada gunanya. Mari kita hentikan. Itu hanya memperpendek usia kita.


Ayah membenarkan, mereka harus berumur panjang dan bahagia. Ayah lalu menggendeng ibu menjauh dari Phil yang membuat mereka stress.

"A--ayah, Ibu! I--Ibu! Ayah! Astaga, kenapa?"


Bong Phil menemukan solisi, "Sekarang aku di sini, apa aku harus memperbaiki segalanya dan hidup dengan benar? Apa aku menyerah saja menjadi atlet, lalu mengambil kesempatan lain untuk hidup?"


Bong Phil mengkhayal, ia diterima di jurusan medis dan ia dielu-elukan warga satu kompleks termasuk Soo Jin.


Phil akhirnya jadi dokter dan bisa memerintah Jae Hyun.


Hal itu membuat Soo Jin terpesona.


Phil memiliki mobil bagus dan ia punya pelayan, Seok Tae,Goo Gil dan Dal Soo.


Bong Phil bisa dengan bangga mengajak Soo Jin dan Soo Jin akhirnya memilihnya dibanding Jae Hyun.


Sampai akhirnya, Bong Pil bisa menikahi Soo Jin dan tepuk tangan ayahnya terdengar paling keras diantara yang lain.


Sebenarnya ayah tepuk tangan juga didunia ini mendengar tawa Bong Phildi dalam kamar mandi. Ayah kesal, tapi ibu menenangkannya.


Bong Pil berhenti ketawa, "Tapi, aku benar. Aku sudah pernah melalui masa ini. Kau tahu pasti jawabannya. Kau terlanjur di sini. Jalani saja, Bong Phil. Kau akan menulis ulang kisah hidup Bong Phil!"


Bong Phil mulai belajar, ia semangat 45. Tapi baru membuka buku, kepalanya sudah puyeng, angka-angka dan simbol metematika tidak bisa masuk ke kepalanya.


Bong Phil teringat kata Jin Sook kalau Soo Jin berkencan dengan Oppa Gereja, tapi Oppa itu mata keranjang, suka main cium semua cewek cantik.

"Ya, baj* itu. Ciuman pertama Soo Jin yang berharga telah dicuri olehnya. Kemudian selama enam bulan, dia mempermainkan Soo Jin, lalu mencampakkannya seperti sampah. Baj* itu. Baiklah. Masa depan yang baru dimulai dari baj* itu."


Saat Jin Sook sedang belajar, tiba-tiba Bong Pil muncul di jendelanya.

"Hei, di mana dia sekarang?" tanya Bong Phil.

"Siapa? Dasar sinting!"


Bong Phil sudah menyebrang, mau ke Gereja tapi ia balik lagi. Bong Phil ingat, ia waktu itu dipukuli habis-habisan oleh Oppa Gereja.


"Aku ingat dihajar oleh si berengsek itu. Baru ketahuan kalau dia rutin latihan tinju selama lima tahun. Auh, aku bahkan tidak sempat menonjoknya sama sekali."


Bong Phil ke ruang belajar menemui Seok Tae, ia menodongkan kayu jadi Seok Tae sangat takut, "Bu--bukan aku. Ayahku yang melakukannya."

"Bicara apa kau? Bangunkan juga mereka!"


Seok Tae langsung membangunkan Goo Gil dan Dal Soo. Mereka juga takut melihat Bong Phil membawa balok kayu begitu.

"Tidak, bukan begitu. Aku butuh bantuan kalian." Jelas Bong Phil.


Jadi mereka berempat pergi ke Gereja. Bukan untuk beribadah tapi untuk mengawasi Soo Jin dan Oppa Gereja itu. Bong Phil sangat tidak suka melihat mereka dekat-dekatan.


Goo Gil berbisik pada Dal Soo, "Hei, kita bukan tipe yang bisa tahan di sini."

Dal Soo: Dan alasan terkuat kita tidak seharusnya berada di sini adalah tujuan kita menghajar seseorang. Bukan begitu, Seok Tae-ah?

Seok Tae: Gereja ini adalah tempat suci. apa di Surga--


Bong Phil melihat Oppa Gereja melingkarkan tangannya dibelakang Soo Jin. Bong Phil heboh sendiri, "Li--lihat baj* itu! Dia menggoda Soo Jin di dalam Gereja! Dasar baj* kecil.. Cobalah untuk mengutarakan apa saja keinginan kalian hari ini."


Seok Tae: Hei, dia itu petarung terbaik di sekolahnya. Mari kita jaga kedamaian lingkungan kita. Amen.

Bong Phil: Tidak peduli seberapa tangguh pun, dia itu masih bocah.

Seok Tae: Hei, dia itu 2 tahun lebih tua dari kita. Tapi, dia sempat cuti sekolah satu tahun.

Bong Phil: Hari ini, aku 8 tahun lebih tua darinya.

Oppa Gereja akhirnya menoleh ke arah Bong Phil dan Bong Phil memberi isyarat akan membunuhnya.


Usai beribadah, Bong Phil mendekati Oppa Gereja. "Bagaimana prosesi doamu? Kenapa tidak berdoa lebih keras? Ini hari terakhirmu berdoa."

"Kau mengenalku?"

"Saa--ngat kenal.."

"Kalau tahu, kenapa coba membuat masalah denganku?"


Soo Jin keluar dan langsung menegur Bong Phil. "Hei, Bong Phil. Kau mengabaikan semua SMS dariku. Apa lagi sekarang?"

Bong Phil: Pertarungan balas dendam akan digelar hari ini.

Oppa: Pahami dulu kata-katamu sebelum melontarkannya. Pertarungan balas dendam artinya--

Phil: Aku mengerti, berengsek! Kau mungkin tidak ingat, tapi... dulu sekali kita pernah bertarung.

Oppa: Begitu?


Oppa Gereja membisiki Bong Phil, "Kalau begitu, pasti kau hampir mati karenanya. Aku tidak pernah sekalipun kalah bertarung."

Soo Jin ikutan membisiki Bong Phil, "Phil-ah, kau tidak akan menang. Jadi, berhentilah melakukan hal-hal aneh."


Soo Jin mengajak Oppa Gereja pergi tapi Bong Phil berkata, "Soo Jin-ah, kau benar-benar buruk dalam menilai pria. Baj* ini benar-benar sampah. Kau hanya akan dimainkan lalu dicampakkan dalam waktu enam bulan."

"Apa katamu?" Bisik Soo Jin.

Oppa Gereja kembali membisiki Bong Phil, "Aku ke Gereja agar berhenti menghajar orang. Apa kau ingin membuatku menjadi pendosa lagi?"

"Sebab itu, kenapa tidak kau robek saja bibir-sok-manis-berbisa itu?"


Soo Jin menghentikan mereka. Ia lalu menghamoiri para Hyeong yang hanya menonton, meminta mereka untuk menghentikan Bong Phil.

"Kalau kau menghentikan mereka, kami akan berterima kasih." kata Dal Soo.

"Pria bertarung di medan perang." Jelas Goo Gil.

"Apa? Apa maksudmu itu? Berhentilah menunjukkan kebodohanmu itu!" Bentak Dal Soo.


Bong Phil belum berhenti sampai Soo Jin harus memelototinya, "Hei, Bong Phil, kubilang hentikan!"

Oppa Gereja: Soo Jin-ah. Malam ini sebenarnya aku punya rencana denganmu, tapi sekarang berubah. Wajah si berengsek ini akan kubelah jadi dua!


Bong Phil: Oh, tentu. Aku menderita selama 10 tahun gara-gara kau. Terima kasih, Manhole, sudah memberiku kesempatan balas dendam. Aku akan pastikan kau tidak bisa mencium wanita lain lagi dengan bibir-sok-manis-berbisa itu.

Oppa Gereja: Apa kau bilang, bang*? Di sini bukan tempat yang tepat untuk berkelahi. Aku tahu tempat yang bagus untuk menghajarmu.

Phil: Aku tahu, berengsek. Taman belakang gereja, 'kan? Di sana akan menjadi kuburanmu. Dan aku ini bangkit dari kubur, tahu! Kisah masa laluku yang penuh dengan kesengsaraan, akan berubah di sana. Ikut aku!


Sampai dilokasi, Bong Phil malah sibuk mencari sesuatu membuat Oppa Gereja jengkel.

"Di mana, ya?"

"Sudah hampir tengah malam! Kapan kita mulai?"

"Diam saja kau, berengsek! Ada di suatu tempat di sini."


Goo Gil: Hei, ada apa dengan dia?

Dal Soo: Kurasa, dia sedang menyesalinya. Semua orang juga tahu hasil pertarungan ini.

Seok Tae: Hyeong, perlu kita sediakan handuk?


Jung Ae: Biarkan dia dihajar sampai mati.

Goo Gil: Oh, kapan kau datang?

Jung Ae: Oh, aku anggota Gereja ini. Aku Kristen.

Dal Soo: Aku tidak menyangka.

Jung Ae: Kenapa?

Dal Soo: Apakah jemaat lain tidak akan takut dengan penampilanmu itu?

Goo Gil: Teman, jaga ucapanmu pada Jung Ae.

Jung Ae: Itu pujian, 'kan? Bukan begitu, Oppa? Maksudmu, aku ini seksi, 'kan?


Jin Sook yang baru datang langsung menoyor kepala Jung Ae, "Jangan membuatku tertawa. Aigoo."

Seok tae: Hei, kapan kau juga sampai di sini?

Jin Sook: Mencarimu, tahu! Hei, apa sebenarnya yang Phil lakukan tengah malam begini? Oh? Hei, kenapa Soo Jin berdiri di sana?

Seok Tae: Soo Jin berada di pihak lawan. Bukan sisi kita.

Jin Sook: Bawa dia ke sini.

Goo Gil: Hei, Soo Jin benar-benar meninggalkan kita.

Jin Sook: Eh, sebentar, lalu kenapa kalian berdiri saja di sini? Ayo.

Dal Soo: Dia tidak akan mendengarkan kita. Penyesalan selalu muncul belakangan.


Bong Phil akhirnya menemukan apa yang ia cari. Jin Sook bertanya,menemukan apa? Menemukan sesuatu yang tidak perlu mereka tahu, jawab Bong Phil.

"Masih lama?"

"Oh, baiklah. Sekarang saatnya Malaikat Maut menjemputmu. Kemari kau."


Oppa Gereja mulai memukuli Bong Phil tapi Bong Phil sama sekali tidak bisa melwan. Yang lain sibuk berteriak, gimana ini? Astaga, astaga! Astaga, lakukan, Phil!

Seorang ayah sedang menemani putrinya nonton Cinderella, "Dia...akan kembali normal saat lewat tengah malam. Tengah malam tiba. Dia akan kabur sekarang. Lihat, 'kan? Dia melarikan diri. Sepatu kacanya tertinggal. Lihat? Ketinggalan."

Tapi sang putri lamah menangis.


Oppa Gereja menghajar Phil tapa ampun.


Seok Tae bertanya, haruskah ia telepon ambulans sekarang?

"Bodoh! Kau seharusnya menelepon rumah pemakaman!" Jawab Jung Ae.

"Haruskah?"

"Kau tahu nomornya?"

"Ya."

"Telepon sekarang."

Bong Phil akhirnya ambruk seperti apa yang ia ingat dulu.


Sudah hampir tengah malam, jadi sang ayah tadi mengajak putrinya tidur.


Bong Phil ambruk. Jin Sook mendekatinya, "Phil-ah, berdiri! Kau bisa melakukannya! Kau bisa melakukannya!"

Dan tiba-tiba kaki Oppa Gereja tersangkut.

Narator: Di situ kaki Phil tersangkut 10 tahun lalu, sebab itulah dia kena hajar, namun tidak ada yang memercayainya.

Phil memanfaatkan itu untuk menghajar Oppa Gereja sampai akhirnya ia menang.


Semua memuji Bong Phil, tapi Soo Jin malah marah, ia memukul punggung Bong Phil.


Soo Jin: Hei! Akan lebih baik kalau kau menjawab pesan-pesanku. Apa harus kau membuat keributan begini?

Bong Phil: Pesan apa? Kau mengirim SMS padaku?

Soo Jin: Lupakan. Enyah! Tidak, aku yang akan enyah.


Tanpa mereka sadari, Oppa Gereja bangun dan mengayunkan balok yang Phil bawa tadi kepada mereka. Goo Gil satu-satunya yang sadar dan ia melindungi Jung Ae.

Lalu Phil bergerak cepat, ia memukul Oppa gereja sampai kembali pingsan. Lalu ia mengejar Soo Jin.

Saat itulah Jung Ae terpesona pada Goo Gil dan Dal Soo cemburu kayaknya.


Bong Phil berhasil menarik tangan Soo Jin dan saat itu tepat tengah malam. Tiba-tiba jiwa Bong Phil keluar dari raganya.

Waktu berhenti, hanya jiwa Bong Phil yang bisa bergerak.


Bong PHil kembali tersedot kedalam manhole. Ia kembali melewati saluran air itu dengan sangat cepat.


Di masa depan, keadaan lingkungan sekitar manhole sudah berubah, banyak sampahnya. Tutup Manhole tiba-tiba terlempar ke atas, sangat tinggi dan Bong Phil keluar dari sana dengan dandanan aneh.


Bong Phil tidak asing dengan lingkungan itu, dan tiba-tiba tutup manhole jatuh kembali dengan sangat cepat, mengagetkannya. Kemudian, ada pemulung lewat dengan menyalakan radio.

"Berita pukul 12 siang. Beberapa kelompok mafia sebelumnya bertarung untuk memperluas wilayah kekuasaan mereka. Kantor Kepolisian Seoul menangkap 25 mafia dari 2 kelompok berbeda, dalam pertarungan perluasan wilayah perjudian ilegal tersebut."


Bong Phil tak sengaja bertemu cermin dan melihat pantulan bayangannya disana. Apalagi ia memiliki tato sekarang.

"Siapa ini? Apa? Ja--jangan bilang.. Ja--jangan bilang ini.. Ini aku?"


=Masa Kini, 12 siang tahun 2017, 6 hari sebelum pernikahan Soo Jin=
 
>

2 komentar

avatar

Seru drama nya ini mba . Ttp semangat nulis lanjutan sinopsisnya....

avatar

Seru drama nya ini mba . Ttp semangat nulis lanjutan sinopsisnya....


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search