-->

Sinopsis Operation Love Episode 2

- Juli 23, 2017
>
Sinopsis Operation Love Episode 2

Sumber Gambar: Dragon TV

 
==EPISODE 2==
Kejar! Berpacu Melawan waktu!

You Lai terpesona dengan tampang Luo Hu. Ia gak kenal sih, tapi sejak pertandingan Luo Hu mulai mencuri perhatiannya. You Li sampai bersorak untuk Lou Hu saat berhasil melakukan lemparan strike. Tian Tian menariknya agar sadarkalau Luo Hu itu tim lawan mereka.

Kilas Balik...


Luo Hu membuat perjanjian dengan Tian Tian, jika timnya menang kali ini, ia akan mencium Tian Tian. Tian Tian tidak mau soalnya tidak sesuai dengan budaya mereka tapi Luo Hu menganggapnya setuju.

"Siapa yang bilang "setuju"? Aku harus pergi." Jawab Tian Tia lalu pergi.

"Tian Tian, kalau begitu taruhan kita selesai." Paksa Luo Hu.

Kilas Balik Selesai...


Hao Nan tidak bisa memukul bola hingga waktu habis. Lalu Guru Da Xiong memanggil Xiao Lai.

"Katakan padanya untuk meregangkan bahunya dan tarik napas dalam-dalam."


Xiao Lai pun menghampiri Hao Nan, Hao Nan mengaku tidak bisa membuka matanya, ia terjaga sepanjang malam, jadi sangat lelah. Ia tadi malam belajar sepanjang malam.

"Belajar?"

"Aku menonton film In The Mood for Love, Aku menontonnya berulang-ulang."

Xiao jelas bingung, untuk apa? Hao Nan mengingatkan, bukannya ia sudah cerita soal gadis yang ia sukai? Gadis itu hanya suka menonton filmnya Tony Leung.

"Jika aku tidak belajar, bagaimana kami bisa memiliki kesamaan? Jadi sekarang aku merasa lelah."

Hao Nan lalu menanyakan apa yang pelatih katakan, Xiao Lai menyampaikan persis seperti yang Guru Da Xiong bilang. Xiao Lai lalu mengatakan soal Tony Leung yang akan membintangi film besar berjudul "The Grandmaster". Dia memainkan seni bela diri yang mengagumkan, Wing Chun.

"Jadi aku sarankan kau harus beralih untuk bermain Wing Chun bukannya baseball. Lebih mengagumkan buat cewek."

"Apa yang kau bicarakan?"

"Pokoknya, kau tidak akan mengerti apapun yang kukatakan. Aku disini bukan untuk memberitahumu tentang masa depan. Aku di sini untuk mengubah masa sekarang."


Waktu istirahat habis, saatnye pertandingan lagi dan You Li masih saja meneriaki Luo Hu. Tapi ada yang tidak suka, Anggota Pemandu SOrak sekolah Luo Hu


Hao Nan kembali gagal memukul bola, ia kembali ke tim-nya dengan kesal. Xiao Duan menepuk pundaknya, tidak usah diambil hati. Tapi Guru Da Xiong memelototinya, ia langsung berubah 180 derajat.

"Kita harus menganggapnya serius. Kau bodoh sekali."


Hao Nan masih kepikiran, apa benar Tony Leung akan main film Kungfu.

"Ya. Pasti."

"Kenapa aku tidak mendengar apa-apa tentang hal itu?"


Xiao Lai tidak sempat menjawabnya karena Guru Da Xiong memanggilnya, menyuruhnya bersiap karena kali ini gilirannya main.

"Aku?" Ulang Xiao Lai.

Guru Da Xiong lalu memberinya tongkat pemukul. Xiao Lai senang, ia akhirnya mendapat kesempatan.


Tian Tian nampak sangat senang, ia sangat berharap pada Xiao Lai. Xiao Lai mengingat pesan Pria Malaikat bahwa waktunya terbatas.

"Aku harus merubah diriku, aku harus bisa! Kesempatan ini.. Tian Tian ada disini. Tujuanku kembali kemasa lalu.. adalah untuk merubah nasib kelam dalam permainan ini. Aku tidak boleh mengecewakan usaha Tian Tian dan harapannya. Aku harus melihat senyum Tian Tian. Tersenyum karena usahaku. Meskipun hanya satu kesempatan. Selama aku memukulnya, kemudian aku bisa lari kembali ke home base, Kami bisa mendapatkan poin dan mendapatkan pujian."


Xiao Lai berhasil memukul bola dengan sekali coba dan ia berhasil lari kembali ke home base, jadi timnya mendapat skor 1. Semua orang bersorak gembira.


Xiao Lai nampak tidak senang karena ia ingat nanti Luo Hu saat akan melakukan pukulan Home Run. Jadi semua usahanya sia-sia. Ia berpikir, apa kiranya yang bisa ia lakukan?


Pergantian posisi, Xiao Lai menjadi pelempar dan Luo Hu menjadi pemukul. Xiao Lai memutuskan untuk melakukan Bad throw (lemparan buruk), jadi Luo Hu tidak akan punya kesempatan untuk menyerang dan mendapatkan satu poin.

Semua orang kecewa dengan keputusan Xiao Lai itu. Luo Hu menuju ke base pertama karena 4 bola gagal dipukul. Ia mengacungkan jempolnya pada Xiao Lai lalu membaliknya (dari ke atas menjadi ke bawah), mengejek Xiao Lai.  

"Aku melakukan ini untuk.. Pak Da Xiong, Rekan satu tim, Tian Tian. Tapi.. akankah mereka mengerti? Tapi.. ini satu-satunya cara untuk bisa menang."


Asma Guru Da Xiong kambuh gara-gara permainan Xiao Lai itu. Tian Tian juga kecewa berat.

"Aku terpaksa melakukannya. Tian Tian, apa kau tahu itu? Sebenarnya kau satu-satunya alasan mengapa aku bermain dalam pertandingan ini. Aku datang kembali hanya berharap untuk melihat senyummu. Tapi mengapa sulit sekali? Aku masih tidak bisa mengubah hasil dari kekalahanku."


Meskipun Xiao Lai menggunakan strategi itu tapi Tim Luo Hu tetap unggul, bahkan bisa mencetak satu sekor lagi.


Xiao Lai memiliki ide, ia memanggil Hao Nan karen guru Da Xiong tidak bisa diajak bicara. Xiao Lai meminta Hao Nan membiarkannya bermain, ia sungguh kembali dari 6 tahun dari masa depan. Permainan ini, setiap perolehan skor, setiap kesalah yang dilakukan, ia ingat semuanya detail. Hao Nan jelas tertawa dengan perkataan tak masuk akal Xiao Lai itu.

"Berhenti bercanda. Bagaimana aku bisa membiarkanmu bermain?"

"Kita adalah saudara, 'kan?"

"Tak perlu dikatakan lagi. Tentu saja."

"Apa kita bersaudara?"

"Ya."

"Lalu pelatih sudah seperti ini. Kau kapten, kau yang memutuskan. Jika kita bersaudara, Biarkan aku bermain. Bisakah kau mempercayaiku satu kali ini saja?"

Akhirnya, Hao Nan pun mengijinkannya.


Xiao Lai kembali berhadapan dengan Luo Hu. Xiao Duan berpesan, Xiao Lai harus tetap disana sampai ia masuk. Xiao gagal memukul dua lemparan, ia teringat semua arah lemparan bola Luo Hu dan lemparan ketiga adalah lemparan tinggi melengkung ke dalam.


Semua orang menyemangati Xiap Lai yang sedang berlari menuju base home. Tian Tian menggenggam jimatnya dengan sangat erat.

"Luo Hu. Mari kita lihat, aku memang jenius. Pagi hari ini aku berlari seperti saat itu. Tentu saja enam tahun yang lalu. Aku mendapat tiga poin. Tapi mengapa pada akhirnya kami tetap kalah?"

"Aku ingat. Pada permainan ini kami kalah karena pemain berikutnya, Xiao Duan, dikeluarkan karena strike out. Bisa dibilang, tidak ada gunanya meskipun aku berlari ke base ketiga sekarang."


 
"Lewati semuanya dan berlari kembali ke Home Base. Meskipun peluangnya kecil. Aku harus berlari ke home base. Xiao Duan bahkan tidak akan bisa mencetak skor Homerun. Tertekan oleh Luo Hu sampai tidak ada kekuatan tersisa untuk bertanding. Jadi aku tidak bisa membiarkan Xiao Duan bermain. Aku tidak bisa berhenti di base ketiga."

"Wajah penuh air mata Tiantian hari itu dan tak berdayanya diriku, semuanya tidak akan berubah. Sekarang satu-satunya cara yang mungkin adalah berlari ke home base dan langsung mencetak skor. Aku sebelumnya selalu menyerah tanpa berusaha yang terbaik karena aku tidak bisa melanjutkannya sampai akhir."

"Aku membuat Tiantian berulang kali marah, berulang kali sedih, berulang kali kecewa, berulang kali menangis, berulang kali menyia-nyiakan kepercayaannya padaku. Aku sangat penuh dengan penyesalan. Aku tidak bisa membiarkan semua ini terulang lagi. Tian Tian. Aku harus mencetak skor untukmu. Lihat aku. Aku akan memperlihatkan usahaku padamu."
Xiao Lai gagal menyentuh home base karena pemain lawan berhasil memukulnya dengan bola.



Permainan berakhir, Tian Tian terlihat sangat kecewa.


Xiao Duan marah, karena Xiao Lai ia tidak bisa bermain. Kenapa Xiao Lai tidak menunggunya di base 3.

"Itu karena aku ingin mendapatkan skor."

"Ini pertandingan terakhir di SMA. Kenapa kau menghancurkan mimpiku untuk menjadi juara? Kenapa, kenapa? Kenapa?"

Hao Nan menenangkan Xiao Duan yang mulai mengamuk. Xiao Lai membentak, ia lalu menjelaskan. Jika ia berhenti di base ketiga, mereka akan kalah.

"Apa?" Tanya Hao Nan.

"Pada babak final, Xiao Duan.. ikeluarkan dari permainan."

"Bro, kau mengatakan omong kosong, ya?"

"Apa kau ingin melemparkan kesalahan padaku?" Kesal Xiao Duan.

"Aku mengatakan yang sebenarnya. Itulah kenyataannya."

"Omong kosong! Aku beritahu, jika kau masih mengatakan ini, aku akan menghajarmu."

"Itu benar."


Xiao Duan lalu memeluknya, "Tidak apa-apa. Kita teman baik. Ini hanyalah sebuah permainan. Jadi jangan stres. Tidak akan ada yang terjadi dengan persahabatan kita."

Hao Nan menghentikan Xiao Duan bersikap over, ia lalu merangkul Xiao Lai, kirain percaya, tapi ia malah mau mengenalkan Xiao Lai dengan bibinya yang adalah seorang psikiater.


You Li mendatangi Luo Hu, memberinya ice cream. Lalu ia meminta QQ ID (Aplikasi Mesengger yang populer di cina, seperti Whatsaap). Luo Hu menuliskannya di bola baseball yang disodorkan You Li.


Cewek yang tadi melihatnya dan ia nampak sangat tidak suka.


You Li memamerkan apa yang ia dapat pada Tian Tian, Nomor QQ Luo Hu. Tapi Tian Tian tidak tertarik.

"Terkadang aku benar-benar tidak mengerti.. apa yang ada dalam pikiranmu."

"Baiklah.. Xiao Lai sangat depresi. Kepalanya terus ditekuk dan ditutupi dengan handuk."

Tian Tian berhenti mengucek, mulai penasaran, Kenapa kepalanya ditutupi dengan handuk? Kenapa kau tidak menyiramnya dengan air?

"Kemarahan adalah iblis. Kau seharusnya menghiburnya."

"Tidak."

"Baru saja kau mengkhawatirkannya tapi sekarang kau berubah."

"Kapan aku khawatir?"

"Bukankah kalian berdua kekasih masa kecil?"


Tian Tian menegaskan kalau mereka cuma teman, tidak ada ya cinta-cintaan. You Li menasehati, jika Tian bisa jadi seperti dirinya, berpikiran simple dan selalu mengucapkan apa yang dirasakannya, kebahagiaan Tian Tian akan menjadi 100 kali lebih banyak.


Xiao Lai merenung, meskipun ia kembali ke masa lalu, ia tetaplah dirinya.


Tian Tian datang, berpura-pura menjadi seorang reporter yang akan mewawancarai Xiao Lai. Tian Tian menggunakan ice cream sebagai michrophone.

"Aku ingin mewawancaraimu. Permainan sudah selesai, tapi kau masih disini, apa kau sangat kelelahan tau kau tidak bisa menerima hasilnya?"

"Tidak satupun."

"Baiklah, Sebagai pemukul terakhir, Yan Xiao Lai mengakhiri pertandingan dengan hasil ini. Apa yang kau pikirkan?"


Xiao Lai mengambil ice cream Tian Tian, Xiao Lai malah bercanda. Tian Tian menasehati, kalah ya kalah, jadilah seorang pria sejati.

"Kenapa kau tidak bisa lebih berani? Kau masih bisa berusaha jika kau berdiri. Tapi jika kau bertingkah seperti ini, kau tidak akan bisa menerima hasilnya. Pada akhirnya, kau akan menjadi pecundang.

Aku tahu kau sedih hari ini, Aku juga. Hari ini.. adalah pertama kalinya kau jadi pemukul. Dan juga terakhir kalinya bagiku sebagai ketua cheerleaders. Untuk memenangkan permainan ini, Aku pergi ke kuil Jing. AKu terjebak macet selama 2 jam untuk mendapatkan jimat pelindung itu. Tapi akhirnya.. itu tidak membantumu.

Tapi di sisi lain, Xiao Lai, kau hari ini tampak terlalu keras kepala. Sebelumnya, kau tidak seperti ini. Bahkan jika kau dipaksa, kau bukanlah seseorang yang mau menanggung stres. Tapi hari ini, kau tampak seperti pria lainnya. Kenapa? Kenapa kau begitu keras kepala? Apa itu efek dari jimat pelindung?"

"Karena aku sudah berjanji." Jawab Xiao Lai, "Aku sudah berjanji padamu."

Kilas Balik...


Tian Tian menulis 4 model tulisan spanduk yang berbeda untuk pertandingan kali ini. Xiao Lai berjanji, bahkan jika Tian Tian tidak menulis satu katapun, ia akan memecahkan rekor sekolah. Ia berjanji akan mencapai final.

"Bukan hanya final, kita juga harus jadi juara." Jawab Tian Tian.

"Wow, juara? Kau serakah sekali."

"Aku tidak serakah. Kita harus yakin."

Kilas Balik Selesai...


Xiao Lai menuju spanduk yang Tian Tian buat, ia menjelaskan kalau ia berjanji saat Tian Tian membuat spanduk itu.

"Jadi maksudmu, kau mengobral janji padaku, tapi kau kalah bermain."

"Kalah tetaplah kalah."

"Itu benar. Jadi kenapa kau tidak ingat kata-kata dan sejarah seni, kau hanya mengingat hal konyol."

"Seseorang menaiki bus yang salah di pesiar musim semi saat dia masih kecil. Seseorang menumpahkan susu ke hidungnya saat meminumnya saat dia masih kecil. Seseorang menggunakan kaos kaki sebagai sarung tangan."

"Sampai kapan kau akan mengatakannya?"

"Aku akan terus bicara. Terus dan terus bicara."

"Cukup!"


Saat kau bergegas ke home base, Tian Tian pikir itu bukan kesempatan terakhir. Ia masih percaya Xiao Lai bisa melakukannya. Itulah yang ia pikirkan saat ini. Sejak masa kanak-kanak, ia selalu kecewa. Xiao Lai pemalas dan bodoh dan selalu lebih lambat dari yang lain.

"Tapi bagiku sebagai ketua cheeleaders, Ji Tian Tian. Meskipun aku berhenti mulai hari ini, aku tidak menyesal. Terimakasih.. sudah berjuang sampai akhir."

"Baiklah, Di masa depan, aku akan selalu berusaha keras, lebih keras dari sebelumnya."

"Benar. Xiao Lai.. selalu ada dalam hatiku."


Mereka pun berjajar untuk foto bersama dan Xiao lai terkejut melihat Tian Tian tersenyum saat di foto. Blizt kamera menyala dan Xiao Lai kembali lagi ke masa depan.


Xiao Lai terkejut, apa ia cuma bermimpi? Lalu pembawa acara menyampaikan bahwa saat ini mereka akan menyaksikan video mempelaiwanita yang disusun oleh You Li.

Diputarlah video itu mulai dari Tian Tian bayi. Xiao Lai mengambil kudapan yang simakan pria Malaikat sebelumnya, ia bertanya pada yang lain, apa ada yang memakan kudapan itu?

"Apa ada yang salah dengan kepalamu? Jika kau ingin satu, kau bisa mendapatkannya dari menja itu. Kau idiot." Jawab Xiao Duan kesal.


Xiao Lai menatap layar, ia terkejut melihat foto Tian Tian berubah, awalnya sedih tapi sekarang tersenyum.

"Itu berubah. Berubah. Berubah. Apa yang terjadi? aku benar-benar..." Batin Xiao Lai.


Xiao Lai mendadak kembali ke dunia paralel.

"Sudah kukatakan, kau tidak punya harapan." Kata Pria malaikat.

"Kau, Itu kau. Barusan tadi, itu benar-benar berhasil?"

"Kau pikir.. merubah wajah sedih menjadi wajah bahagia, bisa merubah takdir?"

"Aku...Bagaimana aku tahu? Aku tidak bisa memikirkannya. Kau tidak memberiku petunjuk lain. Bahkan permainan pun memiliki panduan strategi."

"Kau benar-benar tidak memiliki apapun yang ingin kau lakukan? Apa kau melakukan yang terbaik?"

"Jika aku tahu, maka aku bisa..."

"Jika kau tahu. Jika kau tahu. 'Jika aku tahu' adalah alasan yang paling umum dalam sejarah manusia."


Xiao Lai membujuk, ia meminta Pria malaikat memberinya satu kesempatan lagi. Ia yakin aku akan berhasil kali ini. Tapi Pria Malaikat tidak yakin Xiao Lai bisa.

"Kurasa aku sudah memberitahumu. Aku gila ya? Tidak, tidak. Kau tidak gila."

"Aku yang gila. Aku yang gila. Aku harus pergi ke dokter. Tolong beri aku satu kesempatan lagi. Bantu aku sekali lagi." Bujuk Xiao Lai.

"Tidak mungkin. Tidak ada kesempatan lagi."

"Tn. Malaikat, kau bisa melakukannya, tolong bantu aku."

"Kau tidak bisa kembali ke foto yang sama dua kali."

"Jadi foto yang lainnya bisa?"


Pria malaikat mengembalikan Xiao Lai ke dunianya. Xiao Lai mengucek matanya karena silau akan cahaya yang membuatnya bolak balik ke dunia paralel dan dunianya. Lalu ia melihat foto mereka bersama Luo Hu.

"Foto ini benar-benar ada. Dan mereka benar-benar menampilkannya."


Teman-teman penasaran kabar Luo Hu sekarang, apa sudah menikah ya?

"Aku dengar dia lebih tinggi 2 cm diluar negeri." Jawab You Li.

You Li tidak tampak bahagia di foto itu dan Xiao Duan mengejeknya. Hao Nan mengoreksi, tidak hanya You Li saja yang tidak bahagia karena Luo Hu mencium Tian Tian, Tian Tian juga marah.

"Kau serius? Bisa tidak kau berhenti mengatakannya? Ini tidak lucu." Kesal You Li.


Xiao Lai baru ingat soal Luo Hu, ia hampir melupakan nama itu. ari itu, ia lebih sedih dari siapa pun. Lou Hu yang pertama membuatnya merasa cemburu. Tiantian diambil darinya.

"Tian Tian mungkin ingat apa yang terjadi hari itu. Bagaimanapun juga, yang pertama dalam hidupnya hanya pria itu. Cowok yang mengatakan 4 huruf padanya. Bukankah orang-orang bilang.. para wanita akan mengingat sumur hidup mereka tentang hari-hari penting bagi mereka. Tapi aku tidak suka semua hari itu. Aku tidak suka semua foto ini."


Xiao Lai kembali ke dunia paralel. Pria Malaikat tiba-tiba merangkulnya dan ia membuatnya terkejut.

"Kau tidak sebodoh yang kukira. Kau cepat belajar. Banyak orang mengira hanya ada satu tembakan setelah mereka mencoba dan mengatakan tidak. Bagi mereka yang tidak punya keinginan di hatinya, aku tidak akan pernah menunjukkan diriku pada mereka."

"Jadi, maksudmu.. aku masih bisa kembali ke masa lalu?"

"Kau bisa. Tapi pertama-tama kau harus memberitahuku. Kenapa kau ingin kembali ke waktu itu?"

"Aku tidak suka foto itu. Aku ingin mengubahnya. Aku ingin Tian Tian mengingatku dalam setiap ingatanya."

"Kau memiliki saingan lain?"

"Tidak juga."

"Jadi kenapa begitu kecewa?"

"Aku ingin menjadi orang pertama dalam hidupnya yang mengatakan cinta kepadanya."

"Bahkan jika kau kembali ke masa lalu, mungkin kau tidak bisa merubah apapun."

"Apa yang lebih buruk daripada ini?"

"Berdasarkan perhitunganku, mereka yang ingin berusaha dengan hidup mereka, kebanyakan kasus.. mereka akan berakhir."


Xiao Lai memotong, ia memberikan Pria Malaikat camilan. Pria Malaikat lalu menyuruh Xiao Lai membuat permohonan, ia akan mengabulkannya. Xiao Lai membaca mantera dan ia kembali ke masa lalu.


Xiao Lai menghadang sepeda Luo Hu.

"Xiao Lai, Jika kau tidak berusaha keras, aku akan menang."

Ternyata Xiao Lai tidak sendiri, ia bersama Xiao Duan.
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search