-->

Sinopsis Switch: Change The World Episode 3 Part 2

- Maret 31, 2018
>
Sinopsis Switch: Change The World Episode 3 Part 2

Sumber: SBS


Do Chan agak terkejut dengan kesibukan disana. Dalam perjalanan ke ruangannya, ia melihat berbagai kesibukan itu.


Do Chan satu ruangan dengan Ha Ra dan saat ini Kepala Yang mengenalkannya pada semua staf di ruangan itu.

Kepala Yang: Ini adalah Jaksa Baek Joon Soo. Dia baru saja kembali dari kantornya di Sokcho hari ini. Dia akan berbagi kantor dengan kalian sampai ruangannya tersedia. Tolong bantu dia beradaptasi.

Tapi baru perkenalan saja ia sudah membuat kesalahan, "Selamat pagi, aku Baek Joon Soo. Melihat begitu banyak Jaksa dan Penyidik membuat jantungku berpacu..."

Sampai Kepala Yang harus berdehem menghentikannya. Do Chan baru sadar dan menutup kalimatnya, "Bagaimanapun, mohon bantuannya."


Kepala Yang menugaskan Penyidik Ko Gi Bong (Cowok yang dikira Do Chan datang untuk interogasi tadi) satu tim dengan Do Chan.

Penyidik Ko pun mengenalkan dirinya pada Do Chan.  Ko Gi Bong.

"Saya merasa Anda tampak familier. Kita secara tidak sengaja bertemu tahun lalu, 'kan?" Tanya Penyidik Ko.

"Ey, benar. Aku pun bertanya-tanya di mana sebelumnya kita bertemu. Aku mengira kau seorang tersangka." Balas Do Chan.

Lalu Kepala Yang menyuruh semuanya kembali ke kusi masing-masing. Fighting!! dan Kepala yang juga kembali ke ruangannya.



Ha Ra terlihat mewanti-wanti Do Chan. Do Chan sih santai saja.


Saatnya rapat, semua Jaksa hadir termasuk Do Chan. Do Chan berbisik pada Ha Ra, bagaimana kalau ada yang bicara padanya?

"Tidak akan. Bernapaslah saja." Jawab Ha Ra.


Seseorang wanita datang dan semua Jaksa yang ada di ruangan itu berdiri. Dia adalah Jin Gyung Hee.


Tiba-tiba Gyung Hee mamanggil Joon Soo. Do Chan terkejut, termasuk Kepala Yang dan Ha Ra juga. Do Chan pun berdiri.

"Kenapa kau pergi ke Pusat Budaya Spanyol?"

Do Chan hanya melotot lalu melemparkan pandangan pada Ha Ra. Tapi ia tidak mendapat petunjuk apapun, ia pun berpikir sendiri.

Gyung Hee melanjutkan, "Beraninya kau menyelinap sebelum resmi dipindahkan ke Seoul?"


Beruntung Kepala Yang menyelamatkannya, "Bukankah Jaksa Baek bilang akan ke Spanyol untuk liburan tahun depan?"

Ha Ra menyetujui itu.

Gyung Hee: "Liburan"? Departemen Tindak Kriminal Unit Enam tampaknya punya banyak waktu luang. Haruskah kuberi tambahan kasus?

Kepala Yang: Tidak, Bu. Lupakan liburanmu!


Gyung Hee lalu memerintahkan Kepala Yang untuk memberi Do Chan kasus, Kasus Grup Taesan.

Kepala Yang: Baik, saya mengerti.

Gyung Hee: Baek Joon Soo. Ini adalah kasus tutup mulut. Kau tahu cara mengatasinya, 'kan?

Do Chan: Ya. Mempertimbangkan sifat dari kasus ini, saya akan membawa kriminalnya diam-diam.


Semuanya sontak memandang Do Chan karena jawaban ngaco itu. Kepala Yang kembali menyelamatkannya, "HAHAHAHA.. Wah... Jaksa Baek memang berselera humor tinggi. Aigoo... maafkan saya."

Gyung Hee menghela nafas, ia mengajak semua mulai saja rapatnya.

Do Chan kembali duduk, ia berbisik pada Ha Ra, apa dirinya salah? Ha Ra menutupi wajahnya, malu.


Setelahnya, Ha Ra memberi Do Chan daftar istilah-istilah dalam kejaksaan agar tidak salah lagi.

Do Chan membaca apa arti kasus diam itu, "Hanya bumi dan langit yang tahu. Hanya pemberi dan penerima yang tahu. Karena hanya empat pihak yang mengetahui hal ini, kasus penyuapan disebut sebagai kasus tutup mulut."

Do Chan protes, bagaimana coba ia mungkin mengetahui maknanya, semua itu kan tidak ada di dalam buku!

"Aku pun tidak berpikir sampai ke sana. Aku sudah menuliskan istilah dan gurauan yang digunakan para Jaksa. Ingat semuanya."

Ha Ra melihat jam-nya, lalu mengajak Do Chan segera pergi.


Ternyata sudah waktunya makan siang. Di kantin, Do Chan juga dibuat terkejut lagi, karena semuanya sibuk sampai waktu makan pun harus terpotong karena telfon dari atasan.

Do Chan: Mereka lulus ujian masuk, namun menghabiskan makanan mereka saja tidak sempat. Aku mengira Jaksa akan makan siang sushi dan minum di bar saat petang.


Ha Ra tidak menanggapi Do Chan, ia makan dengan cepat dan bahkan sudahs elesai sebelum Do Chan berhenti berkata. Do Chan pun juga harus ikutan berhenti.

Beberapa orang berbaris di depan gedung Asosiasi Perusahaan Industri Korea Selatan, mereka menunggu kedatangan seseorang. Orang itu adalah bernama Choi Jung Pil, belum tahu apa jabatannya.

"Kau melakukan dengan baik dalam pembangunan ulangnya. Selama tahun pertama aku menjabat sebagai Perdana Menteri, kakekmu dan aku merintisnya bersama di atas tanah ini." Kata Choi Jung Pil pada orang yang menyambutnya.


Choi Jung Pil melakukan orasi, "Dunia sudah berubah. Ini adalah saranku kepada para pebisnis. Kalian harus melepaskan kebiasaan lama. Kalian harus menjadi adil dan transparan dalam bisnis kalian agar dapat bertahan di dunia baru ini. Kita harus bekerja sama dengan administratif yang baru."


Saat di jalan, Choi Jung Pil mendengar berita.

"Korea menempati posisi keenam dalam prosentase ekonomi tingkat bawah pada, di antara 34 negara anggota OECD. Tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan Amerika. ALasan dari tingginya prosentase ekonomi tingkat bawah di Korea adalah peristiwa korupsi. Saat sebuah negara dipenuhi tindak korupsi, masyarakat tidak akan dapat bahagia. Warga Korea, saya akan mengajukan proposal keempat untuk membersihkan negara kita dari korupsi. Masyarakat dengan penghasilan tinggi akan membayar lebih banyak pajak."

Choi Jung Pil mengajak supirnya menuju Gunung Nam.

Sementara itu, berita terus berlanjut, "Masyarakat dengan penghasilan rendah membayar lebih sedikit. Cheongwadae mengajukan kebijakan baru untuk mengatasi ekonomi tingkat bawah di Korea. Kebijakan baru untuk mengatasi perekonomian bahwa tersebut adalah bagian dari kampanye Presiden Kang Han Jib. Beliau mengisyaratkan penghentikan pengumpulan dana gelap melalui perjudian dan obat-obatan."


Tae Woong kedatangan orang-orang termasuk Choi Jung Pil yang merupakan pemimpin mereka.


Choi Jung Pil marah-marah.

"Dalam "Etika" Lao-Tzu, (*salah satu dewa) disebutkan tentang kebajikan tertinggi. Ia menyebut bahwa kebajikan tertinggi adalah air yang mengalir. Berhenti mengalir saat diblokir. Dan kembali mengalir ketika dibebaskan. Dengan pola pikir demikian, aku meneliti bagaimana dunia dapat berubah. Belakangan ini, tampaknya kurang ada perintah. Negara ini! Kalian pikir siapa yang membangunnya!? Astaga, masa-masa keemasanku sudah lewat. Apa lagi yang dapat kulakukan? Paling tidak aku harus membicarakan ini dengan kalian. Seperti itulah aku dapat melepaskan amarahku. Bukan begitu?"

"Anda benar." Jawab semuanya.

"Benar, benar. Tunggu saja sebentar lagi. Dia pun memiliki kekurangan. Saat ini, dia bisa menang. Namun lain waktu, dia akan kalah. Saat itulah, aku akan menyingkirkannya."


Do Chan dan Ha Ra bekerja lembur, mereka berdua sama-sama sibuk, terlebih Ha Ra yang harus mengerjakan semua kasus Jaksa Baek.

Namun ternyata, Do Chan bukan sibuk bekerja tapi sibuk main game.


Ha Ra sampai ketiduran saking lelahnya, dan perlahan ia terbangun kala mendengar suara kertas dibalik-balik.


"Sunbae~" Panggilnya saat melihat Do Chan.

Do Chan tersenyum manis, tapi hanya sebentar sampai ia kembali ke dirinya yang sebenarnya. Ha Ra pun langsung bangun karena tersadar kalau yang dilihatnya itu bukan Jaksa Baek melainkan Do Chan.


Ha Ra melihat ada yang berbeda di meja Do Chan, ia pun mendekat dan ternyata Do Chan sudah menyortir semua kasus.

"Apa semua ini?" Tanya Ha Ra.

"Kau sebelumnya mengerjakan tugasku juga, jadi kurasa..."

"Memang aku ada minta tolong kepadamu? Beraninya seorang penipu menyentuh dokumen kasus rahasia begini?"

"Aku... aku hanya menyortirnya untukmu. Aku hanya ingin memudahkanmu."

"Jangan pernah melakukannya lagi."

"Okay."


Ha Ra membuka satu kasus dan ia terpana melihat catatan yang Do Chan tulis dihalaman paling awal. Do Chan bertanya, Apa? Ada yang salah?

"Kau sungguh melakukan ini?" Tanya Ha Ra memastikan karena catatan Do Chan benar bahwa kasus itu tidak ada dakwaan.

Do Chan tersenyum membenarkan.


Seorang pegawai wanita selesai bekerja, ia langsung menuju ruangan Ha Ra untuk memeriksa apa Ha ra sudah selesai atau belum. Namun ia terhenti saat mendengar percakapan Ha Ra dan DO Chan di dalam ruangan.

Do Chan: Tidak ada yang tak bisa kulakukan jika aku sudah memantapkan niat.

Ha Ra: Kau memang pria yang sangat percaya diri.

Do Chan: Apa katamu? Haruskah kulakukan lagi besok? Kalau kau mau, aku bisa melakukannya 10 kali sehari.

Wanita itu: Orang-orang ini tidak bisa dipercaya. Ini kan tempat kerja.


Wanita itu masuk dengan kesal dan Ha ra serta Do Chan serentak menjauhi satu sama lain.

Wanita: Apa yang terjadi di antara kalian berdua? Kelihatannya kalian sangat nyaman.

Ha Ra: Bukan seperti itu.

Wanita: Makanya. Siapa dia?


Ha Ra mengenalkan keduanya dan ternyata wanita itu adalah adik Ha Ra, Oh So Ra.

Do Chan: Kalian memiliki ikatan kakak adik yang menarik.

So Ra: Aku sering dengar soal Jaksa Baek, tapi ini kali pertama bertemu langsung. Kau tidak seperti yang kubayangkan.

Do Chan: Ya, kurasa dapat dibilang begitu. Aku banyak peningkatan.


So Ra langsung melaor pada Ibu kalau Baek Joon Soo comeback dan sekarang terus menempeli Ha Ra.

"Dunia sangat tidak adil. Aku bersyukur sekali saat dia ditugaskan ke Sokcho. Sekarang, dia (Oh Ha Ra) tidak akan punya kemungkinan bersama pria lain gara-gara dia (Baek Joon Soo)." Sesal Ibu.

"Apa salahnya memiliki menantu Jaksa? Satunya bisa merangkak ke rangking tertinggi, sedang satunya bisa membuka firma hukum. Mereka sempurna."

"Omong kosong apa itu! Ada banyak konglomerat yang mengantre untuk kakakmu. Bukannya aku membenci Jaksa. Tapi aku hanya menyukai konglomerat."

"Bu. Tapi, Baek Joon Soo... memiliki berkat besar bersama dirinya. Dia... sangat tampan."

"Wajah tampan tidak bisa memberimu makan."

"Ibu. Dengan wajah setampan itu.. aku yakin dia bisa memberi kita makan."

"Kenapa kau tidak makan ini (kimchi yang barusan ibu buat) saja? Aigoo... sadarkan dirimu! Sudah umur berapa kau!"


Tae Woong memiliki bisnis ilegal, ia berdagang sabu. Cara penyelundupannya adalah melalui patung khas pulau jeju.


Mereka mengirimnya menggunakan truk yang bertuliskan Pabrik Dong Young.


Hari ini Do Chan kedatangan tamu. Penyidik Ko yang menerima pemberitahuan itu dan langsung menyampaikannya pada Do Chan.

"Tamu? Siapa?" Tanya Do Chan.

"Kepala Jaksa Woo Jae Shik."

"Woo Jae Shik..."

DO Chan berpikir, lalu ingat kalau Kepala Woo adalah orang yang tidak boleh ia dekati, TIDAK BOLEH!!


Ia dan Ha Ra hanya bisa saling pandang panik.

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search