-->

Sinopsis Switch: Change The World Episode 3 Part 1

- Maret 31, 2018
>
Sinopsis Switch: Change The World Episode 3 Part 1

Sumber: SBS


Ha Ra membuka kotak cincin itu tapi tidaka ada apapun disana, ia geram sekali dengan Do Chan. Disaat bersamaan Do Chan juga membuka kotak yang asli, tapi kitatidak diperlihatkan apa isinya.


Saat menyetir, Ha Ra memaki-maki Do Chan karena berani menipunya, "Sa Do Chan! Dasar bedebah! Augh, aku semestinya melemparkan dia ke laut! Sini kau! Sini kau! Sialan!"

Tapi kemudian ia meminta dirinya sendiri untuk tenang, tapi tentu saja tidak semudah itu.


Do Chan memimpin tim-nya melarikan diri, mereka akan naik pesawat.


Sung Doo kebingungan bagaimana cara mendapatkan kembali 3 milyarnya. Ia lalu memanggil asistennya, bertanya apa yang harus ia katakan pada Presdir Geum Tae Woong?

"Katakan saja Anda sedang mencoba merancang dana gelap. Anda sebenarnya menang sampai kemudian Jaksa melakukan penggeledahan."

"Nah, 'kan? Sarjana memang "salah" dari semua orang." (*dia menggunakan frase ejaan yang tidak tepat, padahal sebenarnya ingin mengatakan "berbeda"). Ah. Dana gelap."

"Saya bukannya "salah". Tapi saya "berbeda". Kalau "salah", artinya hal itu tidak tepat. Kalau "berbeda" berarti tidak sama. Dengan kata lain, mengatakan saya "salah" adalah pemilihan kata yang tidak tepat."

"Kau mulai lagi. Kau mau mengajariku? Memang kau itu guruku atau apa?"

Seseorang masuk buru-buru, ia mengatakan kalau Tae Woong sudah datang.


Tujuan Do Chan dkk adalah ke Maldives. Namun tiba-tiba Ha Ra muncul entah dari mana dan langsung menyambar tiket Do Chan. Do Chan dan yang lain terkejut, tapi mereka mencoba bersikap biasa saja.


Ha Ra mengajak Do Chan bicara, ia lebih tenang sekarang, bicaranya juga nyantai, tidak seperti saat di mobil tadi.

Do Chan mengeluh, kenapa semua orang ingin bicara dengannya?


Sung Doo meminta pengampunan dari Tae Woong. Tae Woong langsung membahas soal apa yang ia dengar kalau Sung Doo memakai dana perusahaan lagi.

"Biar saya menjelaskan hal itu, Presdir. Saya sedang berusaha mengumpulkan dana gelap untuk perusahaan."

"Dengan berjudi?"

"Saya sudah hampir menang kedua kali, tapi seorang Jaksa menerobos masuk."

"Jaksa?"


Do Chan mengikuti kemauan Ha Ra dan Ha Ra hampir saja melampiaskan kekesalannya karena Do Chan dengan beraninya menipu seorang Jaksa. Do Chan heran, bagaimana Ha Ra bisa tahu ia ada disana?

Ternyata saat menyita ponsel Do Chan kemarin, Ha Ra diam-diam memasang alat pelacak.

"Pelacak? Hei, ini pelanggaran hak asasi."

"Aku harus berhadapan dengan penipu licik sepertimu. Pikirmu aku tidak akan punya rencana cadangan!? Berikan kepadaku sekarang!"


"Soal itu.. Jangan sampai hal ini mengejutkanmu, Jaksa Oh. Di dalam boks itu, tidak ada apa pun."

Tentu saja Ha Ra tidak mempercayai Do Chan.



Sung Doo menyebutkan nama jaksa yang menggerebeknya, namanya Baek Joon Soo. Tae Woong langsung memandang Sekretaris Kim. Sekretaris Kim kemudian menunjukkan foto Jaksa Baek pada Sung Doo, benar dia?

Sung Doo membenarkan. Sekretaris Kim langsung minta maaf karena ia telah berbuat salah.

Tae Woong: Inilah alasannya sangat memalukan ketika seekor ikan kabur.


Ha Ra kembali membawa Do Chan ke ruang investigasi, ia sudah memeriksa semua barang bawaan Do Chan, tapi tidak menemukan apapun.

Do Chan: Aah, kenapa kau tidak memercayaiku?

Sementara untuk memeriksa Direktur Bong, In Tae dan Eun Ji, Ha Ra memerintahkan seorang Detektif. Namun Detektif itu juga tidak menemukan apapun.


Ha Ra mencecar Do Chan untuk mengatakan dimana barang itu. Do Chan juga penasaran siapa yang telah mengambil barang senilai lima juta milyar won.

"Lima milyar won?" Ha Ra terkejut.

"Itulah yang Nam Seung Tae katakan. Dia menyerah atas lima milyar won."

"Hah.. Itukah sebabnya kau pura-pura bekerja sama untuk dapat mencurinya dari kami? Dasar penipu sialan."

"Lalu, apa itu?"


Ponsel Ha Ra berdering, telfon dari Nam Seung Tae. Ha ra mengulurkannya pada Do Chan, menyuruh Do Chan mengangkatnya.

Do Chan: Nam Seung Tae-ssi, apa yang terjadi?

Seung Tae: Maafkan aku, Jaksa. Sejujurnya, aku memiliki barangnya. Namun, ada syarat. Agar aku dapat menghilang, aku membutuhkan uang.


Ha Ra mengatakan nomonalnya pada Kepala Yang. Kepala Yang seperti kebakaran jenggot mendengar itu, Seung Tae meminta 100 juta. Kepala Yang tidak tahu cara untuk mendapatkan uang sebanyak itu.

Ha Ra: Kita harus melakukan yang terbaik.

Kepala Yang: Tepatnya, bagaimana? Haruskah aku mengajukan pinjaman pribadi? Atau haruskah kugadaikan sertifikat rumahku?

Ha Ra: Terima kasih, Pak.

Kepala Yang: Kau ini sebenarnya ada dendam apa kepadamu? Itu lelucon. Lelucon. Astaga.

Ha Ra menegaskan kalau mereka harus mendapatkan benda itu. Kepala Yang mendadak mendapatkan ide, Dana Khusus, mereka punya dana itu untuk digunakan pada saat seperti ini.

"Ya, Pak." Jawab Ha Ra.

"Baiklah. Aku akan mendapatkan dananya apa pun yang terjadi. Beri saja aku waktu seminggu."

"Anda harus mendapatkannya."

"Mereka akan mengabulkannya, 'kan?"

Ha Ra mengangguk.


Seung Tae dikabari soal uang itu. Ia setuju walau harus menunggu seminggu lagi.


Namun saat Seung Tae selesai menelfon, ia langsung memberikan ponselnya pada seseorang. Orang itu adalah Sekretaris Kim.


Jadi ceritanya, Sekretaris Kim menangkap Seung Tae disebuah gang sepi. Sekretaris Kim tidak sendirian, ia membawa beberapa algojo.


Seung Tae disiksa dan dibawa paksa untuk menghadap Tae Woong.

Tae Woong: Kau sungguh berpikir dapat kabur dari kami? Di mana barangnya?

Seung Tae: Aku tidak akan pernah memberi tahu monster sepertimu.

Tae Woong melirik Sekretaris Kim dan Sekretaris Kim langsung memukul Seung Tae.

Tae Woong kembali membaca bukunya, "Beri tahu aku di mana tempatnya sebelum aku selesai membaca. Jika kau belum juga memberi tahu aku saat itu, kau mungkin akan mati."


Seung Tae pun tak punya pilihan lain selain mengatakan dimana barang itu. Seung Tae minta keringanan, karena Tae Woong sekarang sudah memiliki barangnya, bukannya tidak perlu lagi ia menemui Jaksa Baek untuk membunuhnya kan.

Tae Woong: Aku harus mengakhirinya dengan rapi sebelum keparat sepertimu bertambah banyak.


Do Chan memasukkan barang-barangnya kembali ke dalam koper, ia pamitan pada Ha Ra, ia harap Ha Ra menerima barangnya dengan baik.

"Mari tidak saling berjumpa lagi." Tutup Do Chan dan melangkah keluar.

Namun, Ha Ra menahannya. Do Chan heran, apa lagi kali ini? APaia sudah membuat Ha Ra berdebar?

"Keadaan berubah." Jawab Ha Ra.

"Apanya?"

"Jika aku menyuruhmu bekerja mulai Senin, apa kau akan menolak?"

"Kau sedang bergurau denganku, ya? Kenapa harus?"

"Kau tidak akan bisa menolak."


Ha Ra membawa Do Chan ke tempat Eun Ji, Direktur Bong dan In Tae berada saat ini, yaitu di kantor polisi, mereka bertiga dipenjara.

Ha Ra menjelaskan kalau ia butuh jaminan jika bekerja sama dengan Do Chan.

"Betapa murahan caramu mengancam." Kesal Do Chan.

"Tepatnya aku memberikan penawaran. Bawakan barangnya kepadaku minggu depan. Maka kubebaskan mereka."


Eun Ji merengek, ia sama sekali tidak bisa disana selama seminggu, hanya berjam-jam saja membuatnya tidak betah. "Oppa!!! Bebaskan aku dari sini cepat!"


Do Chan setuju dengan tawaran Ha Ra tapi tapi jika syaratnya diubah, bebaskan teman-temannya!

"Kau pikir aku akan sepakat?" Tolak Ha Ra.

"Menyamar sebagai PNS. Kau adalah kaki tanganku."

"Kau mengancamku?"

"Ini tawaran."

Ha Ra pun tidak bisa menjawab lagi karena Do Chan menggunakan kata-katanya barusan.


Hari senin tiba, Ha Ra bertamu ke rumah Do Chan. In Tae menunjukkan dimana DO Chan sekarang dan Ha Ra langsung kesana tanpa mengatakan apapun.


Do Chan ketiduran diatas tumpukan PR yang Ha Ra berikan. Ha Ra langsung membangunkannya. PR yang Ha Ra berikan adalah data tentang Jaksa Baek yang harus Do Chan hafalkan.

"Kau ingin aku mengingat semua inio dalam beberapa hari? Ini namanya penyiksaan mental." Keluh Do Chan.

"Ini ulang tahun Baek Joon Soo."

"Seperti aku akan mengajaknya berpesta saja. Astaga."

"Kau mau mati, ya?"


"12 April 1987. 3-22 Ongang-dong, Sokcho City, Gangwon-do. Dia lulus dari SD, SMP, sampai SMA dengan nilai bagus. Lulus dari Fakulitas Hukum Universitas Humum, berhasil dalam ujian. Program Pelatihan Jaksa, Angkatan 44. Dia dengan suka hati menjadi orang buangan sejak kuliah hukum, dan sulit mendapatkan teman selama masa pelatihan. Satu-satunya rekan dekatnya... keras kepala, temperamental, dan mulut berbisa. Jelas tukang bully di sekolah. Oh Ha Ra."

"Hentikan komentar tidak penting itu. Orang-orang terkait."


"Orang-orang terkait. Ke halaman 13. Dua rekan yang relatif dekat, Kim Min Suk dan Park Jung Woo. Kim Min Suk bekerja di Daejeon, dan Park Jung Woo di Chuncheon. Lebih dari itu, orang yang paling berkaitan, adalah Woo Jae Shik. Pembimbingnya sejak masa pelatihan, dan Kepala Jaksa di Departemen Internal. Aku jangan... jangan... jangan pernah dekat dengannya."

"Jangan pernah. Jangan pernah."


Ha Ra puas dengan ingatan Do Chan, ia lalu pergi duluan dan berpesan agar Do Chan jangan sampai terlambat.


Do Chan melangkah dengan keren menuju Kantor Kejaksaan.


Di depan ia melihat seorang cewek dan ia langsung menggodanya, ia berbisik pada cewek itu kalau ia adalah seorang Jaksa.


Bukan hanya itu, ia juga mengajak bicara seseorang.

"Pergi untuk diinterogasi? Sanggah dan kau dapat tiga tahun penjara. Akui, dapat potongan hukuman. Itulah cara untuk hidup."

Do Chan lalu melangkah masuk. Cewek yang Do Chan goda bertanya pada Cowok yang Do Chan ajak bicara, apa cowok itu mengenal Do Chan? Cowok itu menggeleng.


Do Chan menyapa semua yang ada disana dengan ramah. Tak lupa ia juga menyapa bagian informasi yang kemarin, si cantik Mi Ran. Mi Ran tidak mengenali Do Chan, ia bertanya, siapa?

"Aku. Jaksa Baek. Jaksa Baek Joon Soo." Kata Do Chan sambil meleas kaca matanya.


Do Chan kemudian menempelkan tanda pengenalnya di gerbang masuk, ada bunyi "tit" sebelum gerbang terbuka dan ia sangat suka suara itu, ia pun keluar lagi dan masuk lagi agar bisa mendengar suara "Tit" itu lagi.

Namun saat ia akan mengulangi untuk yang ketiga kalinya, Ha Ra menariknya ke tangga darurat.


Ha Ra memarahi Do Chan karena bersikap sangat berbeda dengan Jaksa Baek walau sudah mengingat semuanya. 

"Kau membuatku berperan sebagai Jaksa, sekarang mencoba mengubah caraku hidup juga?"

"Kata siapa? Kalau melakukan sesuatu, lakukan dengan sempurna. Rendahkan suaramu, pelankan ritme bicaramu dan tampak serius. Uh! Lihat dasimu itu. Baek Sunbae selalu dasi simpul ganda dengan sempurna. Pergi sana benarkan!"

"Aku kan tidak akan menyamar sebagai Baek Joon Soo seumur hidup. Melunaklah."

"Sana! Pakai kacamatanya juga!"


Do Chan pun terpaksa ke toilet untuk membenarkan dasinya. Disana ia menggerutu soal omelan Ha Ra, padahal ia sudah bangun pagi-pagi untuk bekerja tapi masih diomeli juga.

"Seperti orang lain akan menyadarinya saja? Ikat simpul ganda? Tunggu. Memang masih ada yang menggunakannya zaman sekarang? Dia ini kuno sekali."

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search