-->

Sinopsis Switch : Change The World Episode 4 Part 1

- Maret 31, 2018
>
Sinopsis Switch : Change The World Episode 4 Part 1

Sumber : SBS


Ha Ra dan Do Chan keluar bersamaan. Ha ra akan mengatasi Kepala Woo dan ia menyuruh Do Chan menggunakan tangga untuk keluar.

Sementara itu, Penyidik Ko bingung, ia memperhatikan kegugupan keduanya.


Do Chan malah bertemu Kepala Woo di tangga darurat. Kepala Woo senang bertemu Jaksa Baek setelah sekian lama. Do Chan segera berakting.

"Ah, ya. Kepala. Kenapa memakai tangga?"

"Perutku jadi semakin gendut. Aku ingin olahraga. Kau mau ke mana? Tidak menerima teleponku?"

"Aku datang untuk menyambut Anda karena tahu Anda akan naik tangga. Mari naik?"

"Kau jadi semakin lembut."


Kepala Woo naik duluan, ia menggerakkan tangannya, "Sudah lama, ya. Bagaimana menurutmu?"

Do Chan mendira Kepala Woo mengajak main golf, tapi ternyata Kepala Woo mengajak memancing di Pulau Ganghwa.

Kepala Woo: Mulut Nona Kang masih kejam saja, 'kan?

Do Chan: Entahlah. Saya sudah cukup lama tidak pergi ke area pemancingan.

Kepala Woo: Dia itu Ahjumma bagian camilan.

Do Chan: Ah, ya.

Kepala Woo: Kau sudah mulai mengidap masalah ingatan, ya?


Ha Ra kembali ke ruangan karena tidak bertemu Kepala Woo di luar dan ia terkejut melihat Kepala Woo sudah ada di ruangannya. Tapi Ha Ra tetap menyapa.


Ha Ra lalu duduk di kursinya dan menyimak pembicaraan Kepala Woo dan Do Chan.


Kepala Woo berkata kalau ia ingin Jaksa Baek menjalani hidup yang normal seperti orang lain. Do Chan tidak mengerti apa maksud Kepala Woo.

"Hiduplah dalam waktu yang panjang dengan tenang. Jadilah fleksibel. Hanya itu cara bagimu agar bisa terus menjadi Jaksa untuk waktu lama tanpa terluka."

Do Chan melirik Ha Ra, tapi Ha Ra hanya melotot saja. Do Chan pun membuat jawaban dari pemikirannya sendiri, "Pak, jangan khawatir. Saya sudah banyak berubah. Saya tidak akan menyebabkan masalah mulai sekarang. Saya akan bersikap baik."

"Kau memang banyak berubah."

"Manusia memang dapat berubah."

Do Chan bahkan menyilangkan kakinya dan itu membuat semua orang mengerutkan jidat, merasa aneh. Ha Ra tak sanggup melihatnya, ia menutupi seluruh wajahnya dengan map.


Kepala Yang datang terburu-buru sampai mengejutkan Kepala Woo. Kepala Yang mengajak Kepala Woo ke ruangannya dulu.

"Apa? Aku sedang bicara dengannya."

"Tak apa. Tak apa." Paksa Kepala Yang.

Ha Ra dan Do Chan akhirnya bisa bernafas lega saat Kepala Yang membawa Kepala Woo Keluar.


Kepala Woo berkata pada Kepala Yang soal Jaksa Baek yang tampak banyak berubah.

"Bagaimana tepatnya?" Tanya Kepala Yang.

"Entahlah. Aku juga tidak tahu pasti. Aku tidak tahu tepatnya, tapi dia berubah."

"Aey... yaaa... yah, ayo."

"Apakah itu karenamu?"

"Ayo kita pergi."


Ha Ra memarahi Do Chan karena sikap Do Chan tadi, beraninya Do Chan menyilangkan kaki di depan seorang pembimbing.

"Dengar. Itu tata krama yang ketinggalan zaman. Kan katamu dia dekat dengan Baek Joon Soo." Alasan Do Chan.

"Tetaplah fokus, huh!"

"Setiap kali aku melakukan atau mengatakan sesuatu, kau terus membandingkan aku dengan Baek Sunbae. Sepanjang sisa umurku, aku tidak akan menjadi Baek Joon Soo."

"Benar. Kau juga tidak perlu melakukannya. Begitu kami mendapatkan barang itu dari Nam Seung Tae, aku akan meninggalkan Kejaksaan ini tanpa menoleh."

"Itulah yang kuharapkan."

"Saat itu tiba, kita tidak akan pernah bertemu lagi.

"Aku sangat mengharapkannya. Tidak bertemu lagi."


Dan mereka sepakat.


Sung Doo mendapat tugas menjaga Seung Tae, ia menyalahkan Do Chan sehingga ia mengerjakan tugas rendahan itu. Sung Doo penasaran, kenapa Seung Tae memilih melaporkan itu kepada Jaksa Baek?

"Baek Joon Soo.. satu-satunya Jaksa yang dapat kupercaya." Jawab Seung Tae.

"Baj* itu? Bagaimana kau bisa yakin?"

"Dia sungguh-sungguh."

"Jaksa berandalan itu?"

"Dia tidak banyak bicara."

"Dia sangat berisik."

"Dia tampak terpercaya."

"Penipu itu? Aigoo... kau benar-benar buruk dalam menilai orang. Lihat aku. Lihat. Inilah wajah pria yang dapat dipercaya."


Seung Tae jelas ketawa. Sung Doo marah, mau mati ya?!

Seung Tae mengalihkan pembicaraan, ia minta izin ke toilet. Sung Doo memberikan kaleng minuman yang kosong.

"Aku mungkin terserang diare."

"Aish."


Maka Sung Doo terpaksa membawa Seung Tae ke toilet. Tapi saat di tangga, Seung Tae mendorong Sung Doo hingga mereka jatuh bersama.

Sung Doo kesal karena Seung Tae mempermainkannya dan ia tak sengaja mencekik Seung Tae menggunakan ikat pinggangnya sampai Seung Tae tak bernafas lagi.


Saat menyadari perbuatannya, Sung Doo bingung bukan kepalang.


Berita itu langsung terdengar oleh Tae Woong. Sung Doo ketakutan, apa Tae Woong sangat marah? Sangat, 'kan? Tapi Sung Doo sudah bisa menduganya, tentu saja Tae Woong akan sangat marah.

"Sekretaris Kim. Bantu aku. Bantu aku bicara dengannya."

"Aku tidak tahu mengapa Presdir mempertahankanmu padahal kau selalu membuat masalah. Kau harus menyiapkan dirimu kali ini." Pesan Sekretaris Kim.


Di ruangannya, Tae Woong sedang menghancurkan dokumen yang bertuliskan "PA Construction". Sung Doo masuk dengan gemetar, ia sungguh ketakutan.

"Presdir! Tolong ampuni saya." Mohon Sung Doo sambil berlutut.

"Di Jeju, ada perkebunan jeruk kecil. Istirahatlah di sana selagi cuacanya bagus. Kenapa kau tidak bertani saja sementara waktu?"

"Presdir. Tolong jangan usir saya. Saya minta maaf. Saya bersalah. Presdir."


Tae Woong pun ikutan jongkok dan ia meraih tangan Sung Doo. Sung Doo mengira tangannya akan diapa-apakan, ia sudah ngeri duluan, tapi Tae Woong hanya ingin menabatnya.

"Sung Doo-ya. Kau tahu apa perbedaan manusia dengan binatang? Mereka memiliki penyesalan. Ada dua jenis penyesalan. Menyesal melakukan sesuatu, dan satu lagi penyesalan karena tidak melakukannya. Aku punya firasat, kalau kau tidak kusingkirkan sekarang, aku akan menyesalinya nanti."

"To-tolong ampuni saya. Saya akan memastikan Anda tidak akan menyesalinya. Tolong, sekali ini saja. Demi mendiang ibu saya. Ibu saya..."


Tae Woong kembali berdiri, ia menghela nafas. Ia kemudian menatap Sung Doo yang sangat ketakutan. Sung Doo bahkan menangis.

Tae Woong: Aku punya pilihan apa lagi? Aku yang memulai ini.


Di luar, Sekretaris Kim menguping pembicaraan mereka.


Di Pelabuhan, seorang wanita hamil dan putranya keluar dari gerbang kedatangan. Seorang pria botak melambai memanggil putra wanita itu, Joon Suh.

Namun wanita itu tiba-tiba mengalami pendarahan hebat dan ia sangat kesakitan. Orang-orang ramai berkumpul, tapi pria botak itu malah pergi dari sana.


Ha Ra kembali dari persidangannya hari ini. Sementara Do Chan malah sibuk membaca berita di ponselnya.

"Para bajingan ini. Bagaimana bisa mereka meletakkan narkoba di perut wanita hamil? LSDT adalah narkoba jenis baru di Colombia."

Ha Ra tertarik, LSDT? Ia lalu melihat berita yang Do Chan baca itu.


Kepala Yang dan Jaksa Kepala Jin Kyung Hee menghadap Jaksa Wilayah Jung Do Young. Mereka membahas berita yang dibaca Do Chan tadi soal LSDT.

Jaksa Wilayah Jung: Ah, aku berencana menyerahkan kasus ini pada Departemen Tindak Kriminal Unit Enam.

Kepala Yang: Apa?

Kepala Jin : Kasus narkoba ini tergolong Tindak Pidana Kekerasan.

Jaksa Wilayah Jung: Bukankah Baek Joon Soo mengerjakan kasus serupa tahun lalu?

Kepala Yang: Ya, benar.

Jaksa Wilayah Jung: Kalau begitu, berikan kasusnya pada Jaksa Baek. Dia sudah familier dengan kasus itu.

Kepala Yang: Baik. Saya mengerti.


Kepala Yang membicarakan kasus itu dengan Ha Ra dan Do Chan. Ha Ra malah senang karena LSDT adalah kasus Jaksa Baek, ia akan mengambil alih kasus tersebut.


Ha Ra menemui dokter yang menangani ibu itu. Dokter menunjukkan sesuatu sambil menjelaskan kalau mereka menyuruh ibu itu menelan benda-benda itu dan salah satunya terurai di perut sang ibu dan menyebar pada aliran darahnya yang menyebabkan tubuh mengalami syok.

"Lalu, bayinya?" Tanya Ha Ra. Dokter menggeleng.


Sementara keadaan ibu ibu itu masih belum sadarkan diri dan Joon Suh setia menunggu disampingnya.


Joon Suh bicara pada Do Chan, ia bertanya, apa ibunya akan meninggal? Do Chan membantahnya, siapa yang bilang memang?

"Dokter yang bilang." Jawab Joon Suh.

"Ah.. Entahlah. Aku Jaksa, bukan Dokter."

"Jaksa?"

"Oh. Sangat membosankan. Jangan mencoba menjadi Jaksa saat kau besar nanti."

"Jaksa menangkap orang-orang jahat, kata Ibuku. Kalau begitu, Ahjussi harus bisa menangkap orang-orang yang membuat ibuku sakit."

"Saat memikirkan yang kau alami, aku ingin, tapi aku tidak bisa menangkap mereka sendirian sekarang. Apakah harus kukatakan aku tidak bisa mempersiapkannya sendirian? Atau aku memang tidak memenuhi kualifikasi? Bagaimanapun, terdapat jurang yang besar antara yang kau inginkan dan yang dapat kau lakukan. Berdasarkan yang terjadi, jika kau memiliki harapan dan tidak putus asa..."

"Aku tidak mengerti sama sekali yang kau katakan."

"Maaf. Aku terbiasa berhadapan dengan bermacam-macam orang dalam pekerjaanku."

"Tolong tangkap para penjahat itu."

"Berandal. Kau membuat hatiku lemah. Hei, Nak. Hyeong ini punya kebiasaan menepati janji yang sudah dibuat."


Ha Ra keluar dan ia melihat Do Chan dengan Joon Suh sudah sangat akrab.


Joon Suh memberikan sesuatu pada Do Chan, itu adalah apa yang ibunya berikan untuknya.

"Tolong tangkap dia." pinta Joon Suh.

Do Chan menerimanya dan ternyata ada tulisan di atasnya, Nana Club.

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search