-->

Sinopsis The King Loves Episode 27

- Agustus 30, 2017
>
 
Sumber Gambar: MBC


San lemas setelah dari rumah Jeon. Won membawanya ke markas bayangan. Won memberi San minuman herbal dan San meminumnya tanpa mengatakan apapun.

San lalu naik ke atas dan Won menjaganya dari belakang, siapa tahu San mendadak pingsan.


Furutai mendatangi rumah Kanselir keesokan harinya. Mereka membawa paksa Jeon dan Kanselir. Jeon meronta, menggunakan statusnya sebagai keluarga kerajaan, tidak pantas diperlakukan semena-mena.

Kanselir bertanya pada mereka apa kesalahan mereka sampai mereka diseret begitu, tapi mereka tetap diam saja.


Tapi Furutai tetap mendekati Dan yang akan mengikuti kakak dan ayahnya. Furutai menyuruh Dan tetap disana karena mereka akan segera kembali.


San tidur di kamar Won dan ia menghindar setiap kali Won mengajaknya bicara, bahkan ia menutupi wajahnya dengan selimut. Won menyerah dan menyuruhnya tidur saja.

Won berpesan, "Jangan menangis saat kau tidur. Lebih baik kau menangis. Kau tampak lemah setelah kau menangis."


Jang Eui mendadak naik memanggil Won, Won menegurnya untuk tenang. Jang Eui menyampaikan, Dan datang untuk menemui Won, Dan mengatakan kalai ia berlari kesana sendirian tanpa kereta atau pelayannya.


Won kemudian turun bersama Jang Eui. San bangun setelah mendengar langkah kaki mereka semakin menjauh.


Di bawah, Dan ditemani oleh Jin Gwan. Won datang dan bertanya ada apa Dan pergi kesana sendirian. Dan langsung terduduk lemas setelah melihat Won. Won menceramahi Dan, apa Dan tidak tahu berbahayanya melewati pasar di depan?


Dan mengatakan kalau ayah dan kakak keduanya ditangkap paksa. Dan bertanya, kenapa mereka ditangkap? mereka salah apa?

"Apa kau melihat siapa yang menangkap mereka?" Tanya Won.

"Prajurit dari Wonseongjeon."


Won berkata kalau ia akan mencari tahu, ia memanggil Jin Gwan. Jin Gwan cepat tanggap, ia berkata ia akan melindungi Dan.


Won siap pergi tapi Dan menahan tangannya, Dan menanyakan kakak ketiganya, apa Dia juga ditangkap karena ia tidak bisa menemukannya dimanapun.

"Jangan khawatir." Kata Won menenangkan.

"Aku takut. Aku.. sangat takut." Dan lalu memeluk Won, bertepatan dengan San yang turun kebawah.

"Sudah kubilang, aku akan mencari tahu. Aku yakin semuanya baik-baik saja."


Won menoleh ke tangga dan ia melihat San menatap mereka.


Sementara itu, Rin dilucuti baju dan ikat rambutnya. Ia lalu di dudukkan di sebuah kursi dimana dibelakangnya para pengawal sibuk mendirikan tiga tiang.


Kemudian datanglah ayah dan kakaknya yang dibawa paksa oleh para pengawal. Rin memanggil ayahnya, Ayah!


Won mendatangi ibunya, ia menjelaskan bahwa waktu itu Rin baru berumur 12 tahun. Kanselir sudah pasti tidak bersalah dan Ratu pasti tahu itu bukan dia.

"Jangan lakukan ini." Pinta Won.


Ratu menjelaskan, ia hanya membantu WOn seperti yang Won minta, ia membantu WOn mendapatkan kekuasaan. Won bertanya, apa semua ini karena Dan? Ratu tidak ingin dia menjadi Putri Mahkota?

"Jika dia menjadi Putri Mahkota, keluarga itu akan memiliki kekuatan yang lebih dari sekarang." Jelas Ratu.

"Aku memilih dia."

Ratu menjelaskan, Won membuat pilihan yang salah, jadi ia akan memperbaikinya.

"Jika memang begitu, aku yang akan memperbaikinya." Balas Won.

"Kau tidak akan bisa. Putranya, Jeon dan Rin, harus pergi agar kau bisa bertahan. Kau bisa melakukan itu?"

"Yang kita bicarakan ini, Rin. Temanku, Rin." 


Ratu ingin Won membuka mata, bahkan jika Rin tidak menginginkan tahta Won, dunia tidak akan membiarkannya. Ratu melakukan ini semua demi Won.

"Itulah yang selalu anda katakan. Saat anda mengusir mantan Ratu, dan anaknya, kakakku--"

"Dia bukan kakakmu."

"Anda mengusir kakakku ke kuil. Kemudian anda menyuruhku untuk berhati-hati pada Apamama. Dan anda bilang ini semua demi aku."

"Kau masih bisa berdiri di sini karena aku!"

"Akulah yang memiliki otoritas kerajaan sekarang. Aku datang ke sini terlebih dahulu karena tidak ingin mencoreng mukamu. Lupakan. Aku akan mengurus semua ini."


Won berjalan pergi dan ratu meninggikan suaranya, apa Won ingin melihat Rin mati? Won berbalik, apa jika ia melepaskan Rin, Ratu akan mengirim seorang pembunuh?

"Aku sedang memikirkan itu. Karena dia temanmu, Apa aku harus membiarkan dia hidup?"

"Eommoni."

"Kau nanti.. akan berterima kasih padaku. Kau pasti akan melakukan itu."


San membawa Dan ke kamar Won. Dan mengaku kalau ini kali pertama ia masuk ke sana. San menyuruh Dan duduk, ia akan membawakan teh.


Dan bertanya, disana kamar Seja Kan? San membenarkan. Dan benci ini, keluargaku sedang kacau sekarang, tapi ia malah memikirkan, "Ini bukan pertama kalinya Nona San ada di sini, rambutnya ada dimana-mana. Apa dia tidur di sini? Ini mengerikan". Itulah yang ada di pikiran Dan.

"Aku benci diriku."

"Jeoha menganggapku sebagai temannya. Seperti teman prianya.


Dan bertanya, apa kakak keduanya melakukan kejahatan pada keluarga San? Itu sebabnya mereka dibawa paksa, bukan? Kejahatan apa itu? Apa dia.. membunuh seseorang? Dan memohon agar San mengampuni kakak keduanya.

"Aku akan membawa teh." Kata San mengalihkan pembicaraan."

San akan segera keluar tapi Dan kembali memotong, "Kau tahu Rin mencintaimu, bukan? Bisakah kau mempertimbangkannya dan memaafkan semuanya? San-ie Agasshi."


San menerimanya, memandang teh itu lalu membantingnya ke lantai dengan kesal.


San kembali masuk ke kamar, ia mengaku pada Dan. Ia akan membunuh kakak kedua Dan dengan tanganku sendiri. Ia akan membunuhnya dan pergi jauh. Ia melakukan itu untuk Rin. Ia akan mengakhiri semua ini.

"Kau harusnya berterima kasih karena aku bersedia melakukan itu. Berapa banyak lagi maaf yang kau inginkan?"

Dan terkejut melihat rekasi San itu.

"Ya. Seseorang telah meninggal. Banyak yang meninggal. Dan ibuku meninggal saat itu. Lalu orang-orang yang meninggal harus memaafkan dia? Apa yang harus aku lakukan?!"


Kanselir, Jeon, dan Rin diikat di tiang yang pengawal dirikan tadi, terlebih sekarang turun hujan. Jeon menggerutu, mereka tidak bisa melakukan semua ini pada anggota keluarga kerajaan, TIDAK BISA!


Kanselir menyuruhnya diam. Jeon malah menyuruhnya untuk meminta pengawal memanggil semua menteri kerajaan. Jika mereka ingin menyalahkannya, lakukan interogasi.

"Jaga kelakuanmu!"

Jeon beralih pada Rin, dimana Seja-nya Rin itu. Apa dia sudah selesai memanfaatkan Rin? Dia pergi meninggalkan Rin?

Rin hanya diam saja dan menatap ke atas.


Won melihat mereka bertiga dari atas. Jang Eui melapor, mereka tidak diizinkan minum setetes airpun, mereka diikat di ruang interogasi, namun tidak ada yang menginterogasi.

"Anda tidak akan melakukan apapun?"

"Apa yang harus aku lakukan?

"Anda punya kekuasaan Raja. Anda hanya perlu mengucapkan sepatah kata. "Lepaskan mereka"."

Won hanya diam saja.


San pulang, Koo Hyung sedikit marah padanya karena San pulang sangat terlambat. Koo Hyung mengatakan kalau "dia" akan segera pergi. San heran, siapa dia? pergi kemana?


Menteri Eun keluar, berkata kalau mereka sudah menangkap pelakunya. Lalu Kasim Choi menunjukkan diri, menyampaikan bahwa Ratu meminta San ke Istana sekarang juga. Ratu bilang, "Korban harus berada disini ketika interogasi".


Setelah San dan ayahnya menghadap, Ratu berkata kalau ia mendengar cerita bahwa Menteri Eun harus mengusir putri cantiknya ketempat jauh. Menteri Eun meminta maaf pada Ratu.

"Seorang anak keluarga kerajaan melakukan kejahatan seperti itu karena ingin menikahinya. Aku tahu kau tidak punya pilihan lain. Kau tidak bisa berpikir jernih setelah istrimu dibunuh."

"Ya, istriku terbunuh dalam insiden waktu itu."

"Syukurlah, ada saksi yang bicara, dan membawa kasus itu kembali. Tapi saksinya berasal dari orang rendahan. Aku yakin kesaksiannya saja tidaklah cukup untuk membuktikan kejahatan tersebut."


Jadi, Ratu meminta San menjadi saksi. San terkejut, saksi untuk apa? Ratu yakin San melihat pembunuh itu. San membenarkannya.

"Kau mungkin melihat para pembunuh yang bersekongkol dengan Wang Jeon."

"Saya hanya melihat--"

"Aku yakin kau melihatnya. Pembunuh waktu itu bilang kalau itu perintah Wang Jeon."

"Tapi--"


San teringat saat Rin membawanya menemui Gae Won. Rin merah pada Gae Won karena Gae Won tidak mengatakan apa yang Gae Won katakan kepadanya dulu bahwa kakaknya dan pria bertato itu saling kenal, bahwa mereka saling melihat satu sama lain.

Ratu yakin San waktu itu melihat bahwa Jeon dan pria pembunuh berada pada satu pihak. Menteri Eun menyela, saat itu, putrinya masih kecil, dan dia terkejut--

"Ini bukan hanya demi keluargamu. Keluarga Kanselir mencoba mengambil uangmu untuk membiayai usaha mereka dan melakukan pengkhianatan." Sela Ratu.

Jadi Ratu meminta San untuk mengungkapkan kebenaran demi negara ini dan Seja.


Ratu meminta tangan San dan San terpaksa memberikannya. Ratu lalu menggenggamnya.

"Pasti sangat.. menyakitkan kehilangan ibumu di depan mata sendiri. Aku yakin ibumu masih belum tenang. Inilah waktunya untuk menghilangkan kesedihan itu dan membuat dia istirahat dengan tenang." Kata Ratu.


Para menteri datang bergelombol menuju tempat Interogasi. Jeon cemas karena artinya interogasi mereka akan segera dimulai.

"Yang harus kau lakukan, mengatakan yang sebenarnya." Kata Kanselir.

"Lalu apa yang akan terjadi padaku?"

"Serahkan saja pada mereka."


Jeon memanggil Rin, meminta Rin untuk melakukan sesuatu, bahkan ia memanggil Rin dengan "saudaraku". Padahal selama ini Jeon kelihatan benci banget sama Rin. Rin seperti biasa, hanya diam saja.


Ratu bersama San dan ayahnya menuju tempat ienterogasi tapi San mendadak menarik San, ia ingin bicara pada San dan meminta Menteri Eun jalan duluan.


Won menyesal, ia sangat terlambat, ia menyelidiki kematian ibu San dan sedang dalam masa mencari bukti kalau dalangnya adalah Song In. Tapi ia tidak tah ibunya akan melakukan ini. Ibunya ingin menyingkirkan Rin.

"Omamama.. memanfaatkan kematian ibumu untuk menyingkirkannya. Dia memintamu untuk berbohong. Kau mau melakukan itu?"

Won frustasi karena San tidak mau memandangnya.


San akhirnya mau memandang Won, ia bertanya bagaimana jika semua itu bukan kebohongan? Wang Jeon mencoba membunuh ibunya.

"San-ah."

"Dia harus membayarnya."

"Lalu Rin juga akan jatuh."

"Dia sudah tahu itu. Kalau kakaknya yang membunuh ibuku."

"Dia tidak tahu."

"Dia sudah tahu."

"Dia hanya curiga."

"Dia menipuku?"

"Ini berbeda. Dia tidak bisa memberi tahumu karena takut ini akan terjadi. Jika Jeon dihukum, Rin juga akan menderita. Begitu juga Dan."

San juga kesal, lalu apa yang harus ia lakukan? harus membiarkan mereka? Won membenarkan, apa San tidak bisa melakukan semua itu?

"Apa aku harus membiarkan dia hidup.. seolah-olah dia tidak melakukan apa-apa? Apa aku harus membiarkan dia melanjutkan hidupnya?" Tanya San.


WOn memegang tangan San, memohon agar San menyembunyikan itu, pura-pura tidak terjadi apa-apa. Ia nanti akan membalas kebaikan San. San menghempaskan tangan Won.

"Kau hanya menolong temanmu. Aku akan melakukan apa yang harus aku lakukan." Tegas San lalu pergi.


Song In menghadap seseorang pada ruangan yang berlapis-lapis (pintunya banyak), tapi wajah orang itu tidak diperlihatkan.

Song In melapor kalau Ratu menarik umpannya. Setelah interogasi selesai, ia bisa memprediksi kalau Wang Jeon akan dipancung, ayah dan putranya akan diasingkan, lalu putrinya akan menjadi budak.

"Rin tidak akan punya pilihan selain mencari jalan keluar. Satu-satunya yang tidak berjalan sesuai rencana adalah Seja Jeoha. Saya pikir mereka akan bertarung, tapi dia diam. Mungkin.. dia mengambil kesempatan ini untuk menghilangkan saingan dalam merebut cintanya."


San dan ayahnya diminta menunggu waktu saat saksi dipanggil. Kasim Choi meninggalkan merekadi sebuah ruangan, disana juga ada Bandit itu.


Menteri Eun berkata pada San, ini akan segera berakhir, jika semua sudah selesai, mereka harus mengunjungi makam ibu San, ibu pasti akan senang.

"Ya." Jawab San.


San melamun, ia mengingat kebaikan Rin selam ini padanya. Rin bahkan rela membantunya yang hanya berstatus pelayan waktu itu. Tapi San mencoba tidak goyah dengan kenangan itu.


Lalu, ia teringat kembali kata-kata Won kalau Ratu memanfaatkan kematian ibunya untuk menyingkirkan Rin. Jika Jeon terbukti bersalah maka Rin dan Dan akan terkena imbasnya.


San teringat juga saat Rin begitu khawtair padanya karena Song In menculiknya, bahkan memluknya yang sedang menangis. San mulai ragu.


San akhirnya dipanggil, gilirannya memberikan kesaksian sudah tiba.


San berjalan ke tengah tempat interogasi sendirian.


Moderator Interogasi menyampaikan, saksi selanjutnya adalah Eun San, Putri Menteri Eun Young Baek. Setelah pembantaian di Sungjukjae delapan tahun lalu, hanya Eun San dan pembantunya yang selamat.

"Eun San. Jawab pertanyaan ini. Apa anda melihat pembunuhnya hari itu?"

"Ya."

"Apa Wang Jeon ada di tempat kejadian?"

"Ya."

"Siapakah diantara ketiga penjahat ini yang Wang Jeon?"

Wang Jeon berkata ialah Wang Jeon yang menyelamat--, tapi itu merupakan pelanggaran jadi algojo menyambuk kakinya, Wang Jeon merintih kesakitan.


Wang Jeon berkata ialah Wang Jeon yang menyelamat--, tapi itu merupakan pelanggaran jadi algojo menyambuk kakinya, Wang Jeon merintih kesakitan.

San memandang Wang Jeon. Moderator bertanya lagi, siapakan Wang jeon diantara mereka bertiga.


San langsung menunjuk Wang Jeon. Moderator bertanya lagi, apa San melihat Wang Jeon berkomunikasi dengan pembunuhnya? Namun kali ini San hanya diam saja.


Moderator mengulangi pertanyaannya lagi. San menoleh pada Rin dan Rin mengangguk. Moderator kembali mengulagi pertanyaannya dengan sedikit emosi.


San akhirnya menjawab, "Hari itu, semua pengawalku.. kehilangan nyawa mereka karena dibunuh pembunuh bayaran. Lalu Tuan Wang Jeon datang, dan.. dia.. menyelamatkanku dan pembantuku. Yang aku ingat.. adalah pria bertato ular. Dia membunuh semua orang. Tolong temukan pria itu."

Ratu terlihat tidak puas dengan jawaban San itu, Rin juga sama. Moderator bertanya lagi, apa pembunuh bayaran dan Wang Jeon-- San menyela, karena bantuan Wang Jeon ia bisa hidup, hanya itu yang ia tahu.

Ratu kesal dan langsung meninggalkan tempat Interogasi.


San mengerahkan seluruh tenanganya untuk memberikan kesaksian itu, setelahnya ia hampir roboh, untung ada WOn yang sigap menangkap tubuhnya.


won lalu membopong San keluar dari sana. Rin juga khawatir, jadi ia terus melihat ke arah San. San sekali menoleh ke arah Rin tanpa Won sadari.


Menteri EUn akan mengajak San pulang. Won mengantarnya tapi ia rasa ia tidak bisa membiarkan mereka pulang, ia meminta Menteri Eun untuk mengijinkan San tetap di istana.


Menteri Eun sangat berterima kasih, tapi mereka baik-baik saja. Won tidak percaya, ia melihat San muntah karena sakit perut pagi ini dan sekarang San harus mengalami situasi seperti ini.


Won meminta Jang Eui untuk memanggil tabib kerajaan, San harus diperiksa. Jang Eui segera bergerak.


San memaksa, ia mau pulang. Won juga memaksa San untuk tetap tinggal, cara jalan San saja sangat aneh, San tidak bisa pergi ke manapun.

"Aku ingin pulang kerumah." Kata San.

"Kereta kami sudah menunggu di luar. Anda tidak perlu khawatirkan dia." Kata Menteri Eun.


Menteri Eun pamit dan melewati Won. Won memanggil San.

"San-ah. Kerja bagus. Terima kasih."

San hanya diam, matanya tambah berair.


Won kembali menemui ibunya, berkata bahwa ibunya sangat keterlaluan. Kanselir adalah pangkat pertama di antara keluarga kerajaan. Apa menurut Ratu kesaksian  pria dari pasar bisa membuktikan kalau dia bersalah? Para Menteri jadi membicarakan mereka. Setelah ini, Kanselir tidak akan berani melakukan apapun. Itu juga menjadi peringatan untuk keluarga kerajaan lainnya.

"Biarkan aku yang mengurus sisanya." pinta Won.


Moderator tadi membacakan hukuman untuk keluarga Kanselir.

"Wang Jeon ada ditempat kejadian waktu itu dan bersama-sama dengan orang rendahan. Dia telah menghancurkan martabat keluarga kerajaan untuk kesenangan diri sendiri. Dia layak mendapat hukuman berat, tapi di bawah perintah Seja Jeoha, dia akan dikurung di rumahnya."

Pada akhirnya, Jeon, Kanselir, dan Rin dilepaskan.


Won melanjutkan, "Aku juga mengatakan kepada Kanselir kalau dia telah melakukan dosa besar karena tidak mendidik anaknya dengan benar. Aku menyita 25 tanah miliknya di Gongeumjeon. Kita perlu mengisi perbendaharaan nasional. Anda puas dengan itu?"

"Bagaimana dengan Wang Rin? Aku tidak peduli dengan ayahnya yang pengecut atau kakaknya yang bodoh. Mereka tidak penting. Apa yang akan kau lakukan pada Putra Ketiga, Wang Rin?"

"Apa anda sangat membencinya?"

"Bawa dia masuk istana, dan beri jabatan Inspektur Jenderal."

"Itu pekerjaan untuk Petugas Pangkat Enam. Rin adalah keluarga kerajaan."

"Aku dengar mereka ada lowongan untuk Inspektur Jenderal di Jeolla."

"Apa anda sungguh ingin mengusirnya?"

"Kau bilang aku keterlaluan. Tidak, ini sebenarnya kesempatan dari langit. Tapi aku sadar, aku belum bisa memprediksi sesuatu."

"Aku tidak tahu apa itu."


Ratu membahas tentang San, tadi ia memperhatikannya. Ratu melihat bagaimana San menatap Rin dan melihat bagaimana Rin menatap San.

"Anda salah lihat." Bantah Won.

"Apa menurutmu ada orang yang lebih tahu dariku, tentang bagaimana seorang wanita menatap pria?"

"Kalau begitu anda seharusnya juga memperhatikanku. Eun San. Aku menyukainya. Rin juga tahu itu. Rin tidak akan pernah menyukai wanita yang aku suka. Itulah Rin. Rin-ku."
>

1 komentar:

avatar

Makasih rekapnya ☺ makin nyesek dan pilu aja nonton drama ini. Aku sih berharap San cemburu sama Dan... Wang Dan itu egois juga. Cuma mikirin perasaannya sendiri. Yang dia takutin cuma gimana kalo gak jadi nikah sama Won 😕. Wang Joen apalagi, gak ngerasa salah kalo semua ini gara2 ambisinya. Kasian Wang Rin. Yang aku takutin kalo Wang Rin akhirnya berbalik menghianati Won. Semoga enggak yaaa tetap semangat bikin rekapnya 😆 di tunggu episode berikutnya


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search