-->

Sinopsis I am Episode 1

- Agustus 06, 2017
>
Sinopsis I am Episode 1


Seorang pria tengah berlari dalam ketakutan. Ia dikejar oleh pria yang berkostum hitam-hitam.


Pria itu berhasil bersembunyi, ia lega. Tapi mendadak pria yang mengejarnya muncul dihadapannya dan langsung menyerangnya.


Huft.. untunglah itu hanya mimpi seorang anak muda, Cha Eun Woo, dan sepertinya ia memimpikan hal itu sudah berulang kali.

Cha Eun Woo duduk, matanya masih berat, ia meraba meja untuk mengambil air minum dan tanpa ia tahu ada tangan yang mendekatkan botol air minumnya.


Eun Woo minum tapa curiga, tapi kemudian ia melihat orang asing ada di kamarnya, seorang gadis. Eun Woo terkejut, ia refleks berteriak.


Ju Yeon menyuruh Eun Woo yang memeriksa karena itu kamar Eun Woo. Tapi Eun Woo menyuruh kakaknya yang memriksa karena kakaknya sudah memegang pemukul baseball. Jadinya keduanya ribut saling mendorong.


Sampai akhirnya ayah mereka masuk dan berteriak menyuruh mereka berhenti. Dalam sekejap, kamar itu pun hening.


Ayah mendekati gadis itu, bertanya dengan lembut, apa gadis itu baik-baik saja? Bagaimana gadis itu bisa kesana? Ayah lalu mengajaknya keluar.


Gadis itu tak menjawab apapun tapi ia melangkah keluar dengan patuh. Ju Yeon heran, ayah?


Gadis itu menyentuh apapun yang ada di ruang tamu, sepertinya semua itu baru untuknya. Ju Yeon bertanya pada ayahnya, siapa gadis itu.

Eun Woo tidak setuju dengan kakaknya, ia menyuruh ayahnya segera membawa gadis itu pergi. Ayah kecewa, masa baru pulang setelah sekian lama sudah disuruh pergi lagi.

"Ayah? siapa? Anda? Bukankah harusnya Ayah bertindak sebagai Ayah dulu baru bisa disebut Ayah? yah bahkan tak pernah peduli sama kami." Sindir Eun Woo

"Cha Eun Woo. Hentikan." Tegur Ju Yeon.

Ju Yeon bertanya lagi, siapa gadis itu? apa mungkin saudara tiri mereka?


"Hah? Tidak, jangan ngawur. Ayah masih melakukan percobaan."

"Lalu siapa dia?"

"Kalian pernah dengar android, 'kan?"

"Android? Hp? Galaksi?"

"Dia juga android. Dengan kata lain.. dia robot mirip manusia."

"Oh, android... aku tahu itu. Karena aku guru sains."

"Kalian tahu kan sepenjang hidup ayah meniliti tentang A.I?"

"Bagaimana tidak tahu? Karena itulah kami diabaikan."


Ayah menjelaskan kalau gadis itu (robot itu) adalah hasil penelitiannya.

Gadis itu melemparkan bola baseball dan bolanya menggelinding ke bawah laci.


Eun Woo makin kesal, ia gak mau tahu pokoknya ayah harus membawa gadis itu pergi dari rumah. Kakaknya kembali menegurnya yang bicara gak sopanseperti itu pada ayah mereka.


Mereka terkejut saat melihat gadis itu menangkat laci yang sebenarnya lumayan besar tapi kayaknya seringan kapas. Gadisi itu hanya ingin mengambil bola baseballnya.


"Akan kuperkenalkan.. Robot android manusia pertama dan terbaik... AD Number one. Kalian belajar pengatahuan, 'kan? Dia memiliki sistem yang lebih kompleks daripada pengatahuan. Namun dia jauh dalam pengatahuan. Sekarang, telah dilakukan pada korpus dengan tingkat pengetahuan dan tingkat kontes yang sempurna. Haruskah aku katakan ini tahap terakhir pemeriksaan dari eksperimen?"

Eun Woo dan kakaknya saling pandang, tidak paham, aku juga XD..

Ayah lalu mengubah kalimatnya menjadi lebih sederhana. Gadis itu memiliki tingkat kesadaran sebagai siswi SMA. Menakjubkan, 'kan?

Eun Woo tetap ngotot tidak setuju dan meminta kakaknya membantunya.


Eun Woo tetap ngotot tidak setuju dan meminta kakaknya membantunya.

Tapi tiba-tiba gadis itu mendekatinya dan menyentuh wajahnya.

"Apa yang kau lakukan? Apa yang kau lakukan? Mengapa menyentuhku?" Tanya Eun Woo tapi gadis itu tidak menjawab apa-apa dan perlahan menjauh.


Kakak Eun Woo menyuruh semua pergi, ia mengerti dan akan merawat gadis itu jadi ayah bisa pergi dengan tenang. Eun Woo jelas protes tapi ia tidak bisa apa-apa. Ayah lalu memberikan panduan gadis itu (robot itu) baru pergi.


Setelah ayah pergi, Eun Woo marah-marah pada kakaknya, sudah gila ya?

"Aku tidak gila. Aku akan menanganinya. Kau perbaiki saja kemarahanmu."


Kakak lalu mendekati gadis itu yang tengah asyik memainkan bola baseball. Kakak bertanya, apa gadis itu mengerti apa yang ia katakan?

"Hm." Jawab gadis itu (artinya "ya" tapi ini bahas informal).

"Kau bisa bicara.. Apa kau punya nama?Orang memanggilmu apa?"

"AD number one."

"Apaan? Mereka belum memberimu nama? Dasar jahat. Kalu gitu namamu Annie. Sekarang namamu Annie. Jika orang bertanya namamu, katakan namamu Annie. Mengerti?"

"Hm. Annie."

"Bagus sekali, ayo coba lagi."

"Annie."

Kakak memperlakukan Annie kaya anjing peliharaannya saja, terus memuji jika Annie ada perkembangan, membuat Eun Woo geleng-geleng kepala.


Annie bahkan dimasukkan ke sekolah kakak dan masuk ke kelas dimana ia adalah wali kelasnya.

"Halo, aku Annie. Tolong kerja samanya." Kata Annie.

"Dia belum terbiasa dengan Korea karena dia berasal dari Amerika. Ajari dia banyak hal. Terutama ketua kelas, mengerti?" Kata kakak.

Ketua kelas mengerti, lalu kakak menyuruh Annie untuk duduk disebelah ketua kelas.


Setelah kakak keluar, Annie didekati banyak teman, mereka menyambut Annie dengan sangat baik.


Sebelumnya kakak memperingatkan Annie untuk menyembunyikan identitasnya. Kakak juga meminta Anni bicara formal padanya.


"Mulai sekarang.. kau sepupuku dari Amerika, mengerti?"

"Itu kebohongan."

"Hah? Benar juga. Tapi kau perlu berbohong sedikit untuk menjalani hidup. Lagi pula, kau sepupuku dari Amerika sekarang. Dan, jangan lakukan apapun yang membuatmu menonjol. Apalagi jangan angkat barang berat, mengerti?"

"Ya."


Kakak khawatir, tapi ia meyakinkan dirinya sendiri kalau semua akan baik-baik saja.


Eun Woo sedang belajar, tapi ponselnya berdering terus, ia akhirnya keluar untuk mengangkatnya.


Itu adalah telfon dari kakaknya yang mau menitipkan Annie karena ia harus kerja.

"Aku bisa gila. Noona kan yang memutuskan menjaganya sendiri!"

kakak mendekati Eun Woo, "Berhentilah mengeluh dan bawa saja. Jika kau tak ingin mati!"


Kakak lalu pamitan pada Annie, "Annie, Eunwoo oppa akan membawamu pulang. Dengarkan Eunwoo oppa sampai aku pulang, mengerti?"

"Kemana eoni pergi?"

"Eoni harus bekerja.. Nanti akan dibelikan makanan lezat... Kau tidak bisa memakannya. Cantik.. Eoni akan membelikanmu sesuatu yang cantik. Eoni pergi sekarang."


Annie bisa pergi sendiri, jadi Eun Woo tidak perlu khawatir. Annie mulai berjalan tapi Eun Woo alhirnya mengikutinya.


Sampai di rumah Eun Woo terus memikirkan sesuatu (mimpinya mungkin), jadi ia memutuskan untuk menelfon ayahnya.

"Ya, nak. Ada apa? Kenapa menelpon?"

Tapi Eun Woo hanya diam saja.

"Halo? Katakan sesuatu jika kau menelepon."

"Tidak ada yang salah, 'kan?"

"Yang salah? Semuanya baik-baik saja. Bagaimana kabar Annie? Aku dengar kalian memberinya nama Annie. Bersikap baiklah pada Annie. Dia tak punya keluarga menjaganya. Jadilah seperti Oppanya..."

"Dia sendirian? Apa ada hak ayah mengatakan itu? Aku yang selalu sendiri. Ayah bahkan tak pernah bertanya apa aku kesepian!"

"Eun Woo-ya, itu.."

"Aku tak ingin mendengarnya."

Eun Woo langsung memutus telfon dan membanting ponselnya. Sementara ayah hanya bisa mengucapkan maaf.


Eun Woo masih tidak tenang, ia menghubungi ayahnya lagi walaupun sangat sangat kesal tapi telfonnya tidak diangkat. Jadinya Eun Woo menyerah.

"Entahlah, terserah. Itu mimpi konyol."


Namun mimpi Eun Woo menjadi kenyataan, ayahnya saat ini terbaring di aspal. Sementara ponsel ayahnya dibawa oleh seorang pria berpakaian serba hitam, mirip di mimpi Eun Woo.
>

1 komentar:

avatar

Ditunggu kelanjutanNya ya kak


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search