-->

Sinopsis Introverted Boss Episode 11 Part 1

- Februari 28, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari tvN

Sinopsis Introverted Boss Episode 11 Part 1


Setelah ciuman tiba-tiba Hwan Gi, Ro Woon buru-buru keluar dari kamar mandi. Ro Woon menyesali hal itu dan memutuskan untuk keluar dari kamar Hwan Gi. Tapi saat ia membuka pintu, ia mendengar obrolan staf lain yang mungkin akan gagal lagi kali ini.


Ro Woon lalu memakai jaket Hwan Gi untuk menutupi tubuh dan rambutnya yang basah. Ro Woon berhasil keluar Pentahouse tapi ia terhenti saat mengingat soal presentasi.

Ro Woon berbalik dan ia teringat kata Reporter Woo kalau Hwan Gi adalah orang yang membuat kakaknya meninggal. Ro Woon membulatkan tekadnya untuk tidak kembali ke dalam.



Semua sudah ada di tempat presentasi kecuali Ro Woon. Sun Bong menelfon Ro Woon tapi tidak diangkat. Se Jong memandang Hwan Gi curiga.

"Dia mungkin tidak akan datang." Ujar Hwan Gi.


Kelompok Woo Il menampakkan diri. Gyo Ri khawatir karena mereka harus presentasi tepat setelah Woo Il.

Kedua tim berhadapan. Woo Il mendekati Hwan Gi dan keduanya saling menatap, tapi Hwan Gi memutuskan untuk pergi terlebih dahulu tanpa mengatakan apapun.


Hwan Gi memulai presentasinya, dan ia hanya mampu mengenalkan dirinya, itupun dengan gagap. "Silent... Silent Monster... Saya Eun Hwan Gi."

Semua anggota tim-nya lemas melihat Hwan Gi yang tidak bisa mengatakan apapun setelah pengenalan diri.


Hwan Gi menyerah dan menurunkan mic-nya, tapi tiba-tiba ia melihat Ro Woon disana sambil menyalakan flash ponsel.

"Bos, aku di sini. Kau bisa melakukannya." Telepati Ro Woon.

Hwan Gi pun mampu mengangkat kembali mic-nya dan mulai melakukan presentasi,

"Kadang, anak-anak... suka bermain-main. Menggambar di dinding adalah salah satunya. Bagi orang dewasa seperti kita, hal itu... bodoh dan tidak berguna. Tapi bagi orang dewasa, kita juga sebenarnya kadang... melakukan kebodohan serupa dari waktu ke waktu."

"Saat seseorang seperti saya yang tidak pandai bermain kata... tidak dapat berbicara dengan tepat. Saat kita tidak dapat mengatakan apa-apa." (Latar belakang: Hwan Gi yang mengungkapkan perasaannya dengan langsung mencium Ro Woo).

"Saat tak seorangpun mendengarkan tidak peduli betapa pun ingin kita didengar." (Latar belakang: Yi Soo yang melompat ke mobil untuk menghentikan Woo Il).

"Meski menyadari sesuatu mungkin sia-sia, tidak ada salahnya untuk tetap mencoba... hingga keadaan dapat berubah." (Latar belakang: Gyo Ri yang setuju untuk pura-pura pacaran dengan Se Jong karena hanya Se Jong yang memperlakukannya dengan baik).

"Kita hanya perlu... untuk terus mencoba melakukannya. Meski hanya akan ada satu orang yang mendengar. Satu-satunya orang... yang begitu diinginkan."

"Dia mendengarku." batin Ro Woon.


Il Ho awalnya tidak mau bergerak saat pentas sudah dimulai. Tapi saat ia melihat ibunya datang menyemangatinya, ia pun mulai bergerak mengikuti irama dengan bahagia.


Presentasi Hwan Gi masih berlanjut. Woo Il melihat ke arah Hwan Gi menatap dan ia melihat Ro Woon disana.

"Ibu dan anak dapat juga menggambari dinding bersama. Gambar itu kemudian... dapat menjadi satu-satunya dinding seni terbaik dunia. Dibanding memenuhi dinding itu dengan cat, anggap saja dinding itu telah roboh. Dan dinding itu... dapat menjadi pintu dan jendela... yang terbuka lebar."

"Setelah mendengarku, dia kini menatapku." Batin Ro Woon.


Hwan Gi keluar mengikuti Ro Woon. Ro Woon berhenti saat dipanggil Hwan Gi tapi ia tidak menoleh pada Hwan Gi. Ro Woon berniat untuk mengatakan rahasianya, tapi Hwan Gi mendadak memeluknya erat dan berterimakasih. Ro Woon awalnya membalas pelukan Hwan Gi tapi ia melepaskannya.

"Jangan berterima kasih padaku. Kau sudah dibodohi olehku."


Hwan Gi pun melepaskan Ro Woon dan menatapnya. Ro Woon masih menatap ke bawah, andai Hwan Gi tahu yang sudah ia lakukan selama ini... Ro Woon membuka hodie-nya dan menatap Hwan Gi.

"Sebenarnya, Aku..."

"Jika dia tahu siapa aku, dia mungkin akan menutup diri lagi dariku." Batin Ro Woon.


Belum sempat Ro Woon mengatakan apa-apa, Hwan Gi roboh. Tepat saat itu tim yang lain keluar.


Hwan Gi tidak ingin menyinggung Gyo Ri, maka ia pun bersedia meinum obat itu dan membuat Gyo Ri yang tadi cemberut menjadi tersenyum. Gyo Ri mengaku kalau presentasi Hwan Gi membuatnya menangis, rasanya sesuatu menjalar ke hatinya.

"Terima kasih."Ucap Hwan Gi.


Setelah Gyo Ri, Sun Bong datang dengan membawa pemurni udara. Sun Bong mengakui kalau presentasi Hwan Gi sangat keren. Hwan Gi berbaring lagi setelah Sun Bong pergi dengan senyum diwajah.


Tapi Hwan Gi terganggu lagi dengan kedatangan Yoo Hee yang langsung ke kantor seusai pertunjukan puteranya karena mendengar Hwan Gi pingsan. Yoo Hee bahkan membawakan bubur. Hwan Gi berterimakasih tapi ia akan memakannya nanti.

Yoo Hee mengerti karena Hwan Gi butuh istirahat, ia pun meninggalkannya disana dan berpesan agar Hwan Gi memaknnya sebelum dingin.


Baru mulai berbaring, ada lagi yang mengetuk pintunya. Kali ini Se Jong. Hwan Gi sampai berteriak kesal dan menendang selimutnya. Se Jong hanya ingin memeriksa kondisi Hwan Gi.

"Aku baik-baik saja." Jawab Hwan Gi.

"Jangan menendang selimutmu seperti anak kecil begitu." Ucap Se Jong sambil membetulkan selimut Hwan Gi.

Se Jong mengaku kalah. Hwan Gi sudah menguji dirinya sendiri dan menghadapi ketakutannya demi seseorang. Menjengkelkan sih tapi ia mengakui hal itu.

"Jangan membuat Ro Woon menangis, Bos." TutupSe Jong lalu keluar.


Hwan Gi meringkuk sambil bergumam kenapa semua orang memanggilnya bos. Ro Woon yang baru datang menjawab kalau mereka memutuskan untuk memanggil Hwan Gi bos.

"Ayolah, aku sudah memintamu tidak memanggilku..." Hwan Gi berusaha bangun tapi ia masih lemas dan akan jatuh. Ro Woon pun refleks menahan tubuhnya.

Ro Woon mengecek suhu tubuh Hwan Gi dan ternyata terasa panas. Ia kemudian membuka minuman gingseng merah dan menyuapkannya pada Hwan Gi. Ro Woon ingin agar Hwan Gi cepat sembuh agar ia bisa mengatakan apa yang tak sempat dikatakannya tadi.


Ro Woon pun meninggalkan Hwan Gi agar bisa istirahat. Tapi Hwan Gi malah merasa sebaliknya, ia pasti tidak akan bisa tidur.


Ro Woon melipat jaket Hwan Gi yang tadi dipakainya. Ia teringat perkataan Se Jong soal Hwan Gi yang memaksa melakukan presentasi demi dirinya. Hwan Gi meminta dirinya dikembalikan ke Silent Monster jika berhasil menang.


Hwan Gi keluar kamar untuk mengambil minum. Ro Woon yang masih ada di sana menawarkan diri untuk mengambilkannya walaupun Hwan Gi berulang kali menolak. Saat Hwan Gi duduk di meja makan, Ro Woon juga memberikannya selimut agar tetap hangat.


Ro Woon menanyakan keadaan Hwan Gi dan Hwan Gi menjawab kalau ia sudah baikan. Ro Woon lega, ia pun mulai untuk mengatakan apa yang ingin dikatakannya tadi tapi Hwan Gi menyela. Hwan Gi sudah tahu apa yang mau dikatakan Ro Woon tapi ia yang akan mengatakannya duluan.

"Aku tahu kita tidak bisa... bersama. Aku tahu... siapa dirimu."

Hwan Gi mengakui bahwa dirinyalah penyebab insiden 3 tahun lalu. Ia yang sudah membuat Ro Woon kesulitan selama ini. Ro Woon terkejut, bagaimana Hwan Gi bisa tahu? sejak kapan? Apa Hwan Gi Mr. Smith?

Hwan Gi terdiam. Ro Woon melanjutkan, apa Hwan Gi yang mengiriminya bunga selama 3 tahun terakhir. Hwan Gi mengangguk. Ro Woon tidak mengerti kenapa Hwan Gi mengawasinya, tapi itu artinya Hwan Gi sudah tahu siapa dirinya tapi tidak mengatakan apapun, kenapa?


"Aku sudah coba mengatakannya... berulang kali. Akhirnya, aku bisa. Maafkan aku."

"Tidak. Itu bukan kesalahanmu. Aku yang salah paham padamu. Aku yang mempublikasikan artikel buruk tentangmu. Aku yang harus minta maaf."

"Kau sudah melakukan yang benar."

"Itu tidak benar. Itu bukan kesalahanmu. Pasti ada alasan lain sampai kakakku meninggal. Alasan sesungguhnya yang tidak diketahui orang lain. enar, 'kan? Jujurlah padaku."

Hwan Gi hanya mengatakan satu hal, yang pasti ia turut bertanggung-jawab. Saat ini Hwan Gi belum bisa mengatakan apa alasannya. Ro Woon berdiri tapi Hwan Gi menahannya tapi kemudian mempersilahkannya pergi jika memang harus.

"Saat aku sudah siap, aku yang akan menghampirimu."

"Apa yang sebenarnya terjadi? Tolong katakan padaku."

"Beri aku sedikit waktu. Sedikit lagi. Meski aku tidak dapat mengubah apa pun, tapi aku akan melakukan... segalanya... yang aku bisa. Tunggu aku. Kumohon."

Setelah Ro Woon pergi, Hwan Gi menghela nafas lega dan ia mengangis sesenggukan.


Dalam perjalanan pulang, Ro Woon juga menangis mengetahui bahwa Hwan Gi selama ini tahu tapi tetap diam dan menyimpan segalanya seorang diri. Hah.. Sekali lagi, Hwan Gi bersikap begitu. Tahu segalanya, tapi disimpan sendirian.

Ro Woon merasa ada yang mengikutinya tapi saat ia menoleh ke belakang tidak ada siapapun. Sebenarnya Hwan Gi lah yang mengikuti Ro Woon, lebih tepatnya sih menjaga Ro Woon.


Ro Woon mengusap airmatanya saat pulang ke rumah dan ayahnya melihat sekilas. Ayah bertanya-tanya, apa Ro Woon menagis?


Hwan Gi ke depan rumah Ro Woon, ia membuang sampah ke pembuangan akhir. Lalu ia menyapu salju yang turun malam itu. Hwan Gi tidak berhenti menyapu sampai saljunya berhenti turun.


-= Episode 11 : Bayang-bayang Mr. Smith =-


Pagi-pagi saat ayah keluar, ia kebingungan karena sampahnya kembali hilang. Ahjusshi deul menduga mungkin dicuri maniak yang tergila-gila pada rambut atau seseorang yang terobsesi pada kebersihan soalnya saat mereka keluar jalanan sudah bersih dari salju padahal semalam turun salju.


Semua orang buru-buru ke kamar Hwan Gi. Hwan Gi yang masih lemas bertanya ada apa. Yoo Hee mengecek suhu tubuh Hwan Gi dan ia merasa kondisi Hwan Gi lebih buruk dari kemarin.

Hwan Gi minta maaf, "Maafkan aku. Seharusnya aku sudah baikan hari ini. Maafkan aku."


Hwan Gi duduk pelan-pelan. Yoo Hee mengatakan bahwa  tender cat ramah lingkungan itu dimenangkan mereka. Se Jong menambahkan kalau pemindahan Ro Woon juga sudah diumumkan. Ro Woon kembali ke Silent Monster. Mereka semua gembira dan menyuruh Hwan Gi istirahat, mereka janji tidak akan mengganggu lagi.


Di bawah, AE Lee dan AE Jung kesal bukan main karena Woo Il kalah. Tapi mereka mengakui kalau Eun Hwan Gi mengalahkan telak Kang Woo Il, si raja presentasi.

Tanpa mereka sadari Woo Il dan Sekretaris Park melihat mereka. Woo Il tidak mengatakan apa-apa dan langsung menuju ruangannya lalu menutup tirainya, ia mengepalkan tangan kesal.


Ro Woon tidak datang ke kantor juga tidak menjawab telfonnya. Sun Bong mendesah, satu orang ambruk setelah presentasi dan satu lagi menghilang tanpa alasan. Se Jong juga heran, sekarang kan Ro Woon sudah kembali bersama mereka tapi malah tidak datang.

Yoo Hee mengalihkan topik, karena mereka sudah memangkan proyek atas usaha keras Hwan Gi, maka sekarang giliran mereka. Tim kita kecil dan tidak punya banyak waktu jadi semua harus bekerja keras.

Yoo Hee menugaskan Gyo Ri dan Sun Bong untuk mengurus soal reporter untuk meliput pernyataan media mengenai even yang harus dirilis hari ini. Dan untuk Se Jong kebagian tugas penyewaan tempat.


Ro Woon masih di ranjangnya, ia melihat ponselnya dan ada 10 panggilan tak terjawab dari Yoo Hee.

Ayah mengetuk pintu dan meletakkan tas belanjaan di di dekat pintu. Tanpa mengatakan apapun, ayah menutup kembali pintunya.

Ro Woon membuka tas itu yang ternyata isinya adalah sepasang sepatu baru.


Ro Woon membawanya keluar, ia bertanya pada ayahnya apakah sepatu itu untuknya.

"Untuk siapa lagi?" Ayah balik bertanya,

"Ayah membelikannya untukku?"

"Kau mundur dari musikal untuk bekerja di perusahaan PR? Kau akan mengikuti jejak Ji Hye? Di perusahaan mana?"

"Itu... Ayah tidak akan tahu meski kukatakan. Perusahaan itu tidak ada apa-apanya dibanding tempat kerja Kakak."

"Aku mengerti. Tidak mungkin perusahaan yang terbaik itu. Lakukan saja yang terbaik mulai dari bawah."

"Tapi... Aku... sudah keluar."

Ro Woon membawa sepatunya kembali masuk ke kamar. Ayah yang sedang melipat handuk berhenti dan menatap Ro Woon.


Tuan Eun sangat senang Hwan Gi bisa melakukan presentasi apalagi menjadi pemenangnya.

"Dia berhutang besar padamu. Tidak mungkin dia benar-benar mengalahkanmu. Aku yakin kau pasti mengalah padanya. Atau dia hanya sedang beruntung saja." Ucap Tuan Eun lalu ketawa.

Woo Il mengucapkan selamat dan sekarang perusahaan hendak merilis artikel tentang kesuksesan proyek itu.

Tuan Eun mencium soal Reporter Woo, ia sekarang tahu Reporter Woo lah yang merilis artikel soal penyalahgunaan wewenang sampai video kegagapan Hwan Gi. Ia rasa Reporter Woo berusaha mengincarnya.

"Kita butuh rencana untuk mengendalikan dia." Perintah Tuan Eun.

"Ya, saya mengerti."

"Hwan Gi akhirnya keluar dari cangkangnya. Kau harus menaikkan tingkat permainannya."


Woo Il sedang fokus bekerja sampai tidak menyadari Hwan Gi datang. Setelah lama berdiri di pintu, Hwan Gi akhirnya mengetuk pintu, ia mengajak Woo Il bermain basket. Woo Il menolaknya karena ia sedang sibuk untuk pencalonan Tuan Eun.

"Akan menyenangkan kalau kita bisa berolahraga bersama seperti dulu. Kau bilang ingin kembali ke masa-masa itu."

"Apa yang ingin kau katakan? Tidak bisakah langsung katakan saja? Sebentar lagi aku harus rapat."


Hwan Gi mendekati Woo Il, ia mengajak Woo Il untuk mengungkapkan saja kebenarannya. Cahe Ro Woon dan keluarga Ji Hye punya hak untuk tahu.

"Apa yang sedang kau bicarakan?"

"Aku terus bimbang selama 3 tahun."

"Kau sedang melambung tinggi sampai tidak peduli padaku."

"Aku ingin kau kembali. Agar kita bisa kembali seperti dulu, hanya itu satu-satunya cara. Kita harus memberitahukan kebenaran pada mereka... dan memohon pengampunan."


Woo Il tidak mengerti dengan perubahan Hwan Gi itu, apa Hwan Gi sedang meremehkannya setelah mengalahkannya? Sekarang Hwan Gi begitu percaya diri berhadapan dengan orang lain? Jadi ia tidak berguna lagi?

"Kang Woo Il. Cara terbaik untuk mengakhiri segalanya adalah dengan kau jujur sendiri pada mereka. Aku akan menunggu sampai kau siap. Tolong lakukan demi aku."

"Perusahaan membutuhkan... Ayahmu membutuhkanku untuk kampanyenya."

"Woo Il-ah"

"Meskipun aku mungkin tidak lagi berguna untukmu sekarang."
>

1 komentar:

avatar

Whua udah ada .... Terima kasih banyak chingu....ditunggu part 2 nya


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search