Sumber Gambar dan Konten dari KBS2
Sinopsis Naked Fireman Episode 1 Part 2
Cheol Soo mencoba membantu Jin Ah karena ia petugas pemadam jadi sudah sering menghadapi situasi seperti itu. Jin Ah selalu mendorongnya, Cheol Soo mengambil amplop dimeja. Ia memeberikannya pada Jin Ah agar digunakannya untuk bernafas.
Song Ja dan
Jung Soon masuk karena teriakan Cheol Soo. Cheol Soo menyuruh mereka mengambil
bronkodilator dan menelfon 911.
Keduanya
bergerak bagi tugas, sementara Cheol Soo menjaga Jin Ah, 19,500
"Cobalah untuk rileks."
Jin Ah
pandangannya semakin mengabur dan alhirnya pingsan.
Jin Ah sudah siuman, Jung Soon keluar untuk mengambilkan air. Song Ja memegang tangan Jin Ah, apa yakin tidak perlu ke rumah sakit?
"Aku
baik-baik saja."
Song Ja
memuji Cheol Soo, berkat dia Jin Ah bisa selamat. Ia membujuk Jin Ah untuk
menerima Cheol Soo jadi modelnya saja.
"Aku
pikir dia sempurna untukmu."
Jin Ah melihat Cheol Soo tapi begitu Cheol Soo balas melihatnya, ia langsung memalingkan wajahnya.
Song Ja
keluar, Cheol Soo bertanya keadaan Jin Ah. Song Ja bilang Jin Ah baik-baik
saja, lalu mengkode Cheeol Soo untuk mengikutinya.
Setelah agak jauh, Song Ja menanyakan penyebab Jin Ah bisa sesak nafas begitu karena sebelumnya Jin Ah tidak pernah terganggu oleh apa pun.
"Dia
tiba-tiba saja..." Jawab Cheol Soo, ia mencoba mengingat-ingat dan sampai
pada saat ia membuka celananya. Tapi dia mengaku pada Song Ja kalau tidak
terjadi apa-apa.
Song Ja mengantar Cheol Soo keluar. Cheol Soo penasaran, apa ia akan diterima. SOng Ja juga tidak tahu, ia tidak bisa menebak apa yang dipikirkan Jin Ah. Tapi jangan khawatir. Cheol Soo memiliki dukungannya penuh.
Jin Ah menatap Cheol Soo yang berjalan keluar, ia menghubungi detektif mengatakan kalau ia sudah menemukannya.
Cheol Soo
berbalik dan melihat Jin Ah di jendela. Cheol Soo membujuk Jin Ah untuk
menerimanya, ia bahkan sampai menunjukkan pose yanng dilihatnya diinternet,
pokoknya ia bisa melakukan apapun, ia benar-benar sehat juga. Ia juga memiliki
keseimbangan.
Jin Ah keluar di balkon. Cheol Soo masih belum menyerah, ia bahkan rela telanjang bulat tanpa biaya tambahan, sampai kaos kaki pun ia lepas asalkan Jin Ah menerimanya.
"kau
lulus." Ujar Jin Ah.
Cheol Soo
tak percaya. Jin Ah melanjutkan kalau Cheol Soo bisa mulai bekerja besok. Cheol
Soo membungkuk berterimakasih dan Song Ja juga senang mendengarnya.
Jin Ah
kembali menelfon Detektif, ia minta bertemu besok karena ini hal yang sangat
penting.
Jin Ah datang ke kantor polisi lalu makan di restaurant daging. Jin Ah menggenggam kertas, ia ragu untuk memberikannya pada detektif.
Detektif
membungkuskan daging untuk Jin Ah, baginya Jin Ah kelihatan cantik saat makan
dengan lahap. Detektif berharap mereka lebih sering makan bersama seperti ini
tanpa alasan apapun.
Jin Ah nekat
memberikan kertas yang digenggamnya. Itu adalah data Cheol Soo yang dikenal Jin
AH sebagai Oh Sung Jin. Jin Ah meminta Detektif untuk menangkapnya karena ia
sudah ingat semuanya. Si pelaku.
Cheol Soo bercermin, tidak buruk kok (bentuk tubuhnya). Nam Il tanya, apa yang tidak buruk. Cheol Soo menyuruh nam Il untuk mengecilkan perutnya saja.
Dae Young juga akan ganti baju. Cheol Soo minta pendapat, apa sebaiknya ia berhenti menjadi petugas pemadam untuk menjadi mobel, ia punya tubuh yang sempurnya.
Dae Young
tidak menjawabnya, ia membuka baju dan tubuhnya jauh lebih bagus dari Cheol
Soo, Cheol Soo menatapnya. Setelah memakai seragam Dae Young menjawab kalau ia
akan tetap menjadi petugas pemadam kebakaran.
Cheol Soo
kesal. Alaram berbunyi dan mereka bergegas menuju lokasi.
Jin Ah mengatakan kalau pelaku menyembunyikan masa lalunya dan berpura-pura normal, namun bekas luka tidak berbohong.
"Pencuri
yang ku tangkap melarikan diri... kembali ke villa... dan melakukan sesuatu
yang mengerikan."
Jin Ah
meminta detektif mencari tahu tentang pelaku. Apa yang dia telah dilakukannya
sampai sekarang, ia harus tahu.
Yang meminta bantuan adalah oemilik gedung yang akan meminta uang sewa tapi ia tidak dibukakan pintu selama dua hari. Si penyewa mengatakan soal gagal ujian PNS. Jadi ia takut dia bunuh diri. Anak jaman sekarang ini melakukan itu.
Nam In
memanggil-manggil tapi tidak ada yang menyahut. Cheol Soo menyiapkan peralatan
untuk merusak kunci pintu. Si pelapor meminta agar kuncinya tidak di rusak
karena ia tidak ingin membayar untuk kunci baru.
Nam Il
menjelaskan kalau prioritas mereka adalah menyelamatkan korban dan kalau tidak
boleh merusak kunci maka dibutuhkan lebih banyak alat dan waktunya akan lama.
Nam Il belum
selesai berdiskusi tapi Cheol Soo sudah bergerak, ia merusak kunci pintu
membuat si pelapor syok. Nam Il juga.
Cheol Soo melihat-lihat dan ia bersyukur karena tidak mencium bau apapun. Nam Il memanggil lagi dan ada sahutan minta tolong daro kamar mandi, korban terkunci di kamar mandi.
Lagi-lagi
tanpa minta ijin, Cheol Soo merusak kunci kamar mandi untuk mengeluarkan
korban. Mereka lalu membopong korban untuk mendapat perawatan.
Si pelapor marah-marah, kan ia bilang agar jangan merusak kunci, tsrus sekarang bagaimana Nam IL akan memberi kompensasi. Nam Il memohon agar pelapor tenang dulu
"Tenang?
Apa kau bisa tenang? Apa yang kau pikir sedang kau lakukan?"
Si pelapor akan memukul Nam Il tapi Cheol Menahan tangannya. Cheol Soo menegaskan kalau kompensasi itu hanya untuk bencana alam.
"Jika
kau ingin uang, tuntut kami bukan dengan pukulan."
"Nak.
Aku tidak suka nada bicaramu.
"Aku
hanya menggunakan nada yang sama dengan yang kau gunakan."
Si pelapor menunjukkan lengannya yang penuh tato, ia selama ini berhasil menahan diri dari kekerasan, tapi anak-anak datang memprovokasinya.
Cheol Soo
santai karenapelapor itu bukan satu-satunya.
Jin Ah melanjutkan, detektif pernah bilang kalau seseorang tidak pernah bisa benar-benar menyembunyikan siapa mereka. Sekeras apapun dia berusaha untuk menutupinya, sisi jahatnya pasti terlihat. Akan ada jejaknya.
Si pelapor semakin kesal. Ia akan menunjukkan siapa dirinya sebenarnya. Cheol Soo tidak takut, Nam Il mengingatkan kalau Cheol Soo bisa kehilangan pekerjaannya tapi Cheol Soo tidak peduli.
"Aku
terlihat lebih baik dengan seragam biru (seragam Napi) daripada oranye.
Bagaimana kalau kita benar-benar berkelahi dan memakai seragam biru
bersama-sama?"
Mereka
ditonton banyak orang dan orang-orang memotret mereka, tentunya mereka
memandang rendah pelapor karena mau memukul petugas.
Pelapor
akhirnya melepaskan Cheol Soo. Seragamnya lah yang menyelamatkan Cheol Soo.
Cheol Soo tidak mengijinkan pelapor untuk pergi, ia melah mengambil tangan pelaopr dan memukulkannya ke wajahnya. Si pelapor takut dan melarikan diri. Cheol SOo hendak mengejar tapi ditahan Nam Il.
Song Ja dan Sung Jin berbaring. Mereka lega karena Cheol Soo diterima. Tapi, Song Ja merasa aneh, kenapa Sung Jin dan Cheol Soo bisa berteman, sementara Cheol Soo adalah PNS dan Sung Jin mantan Napi.
Sung Jin berubah murung. Song Ja takut, seharusnya ia tidak menanyakan masalah ini.
"Cheol
Soo mengkhianatiku untuk menjadi orang baik. Dia seorang bajing*n
sepertiku." Jawab Sung Jin.
Song Ja
mengoreksi, Sung Jin bukan orang jahat kok. Orang-orang yang membuat Sung Jin
melakukan hal yang buruk lah yang jahat.
Sung Jin mencium kening Song Ja. Song Ja adalah sinar harapan pertama dalam hidupnya. Song Ja tersenyum senang.
Tapi saat
kamera di jauhkan ternyata mereka berada di toko perabot. Song Ja berharap
mereka bisa menemukan tempat yang bisa disebut sebagai rumah mereka.
"Untuk
melakukan itu, kita harus bekerja keras." Ujar Sung Jin.
Detektif menjelaskan, berapa banyak Jin Ah percaya ingatannya. Begitu banyak orang di luar sana yang memiliki bekas luka di punggung mereka. Tapi Jin AH sangat yakin, ia angat betul bagaimana bentuknya.
"Jujurlah!
kau menderita amnesia. Ingatanmu tidak cukup dijadikan bukti."
Sangat
disayangkan, detektif tidak bisa menemani Jin Ah makan lagi, berharap mereka
bisa menyelesaikannya suatu hari. Jin Ah memanggilnya lagi.
"Apa kau tahu berapa banyak polisi yang terlibat? 3,200 orang. 3,200. Tapi kami tidak pernah menangkap pelaku. Sekarang, setelah 10 tahun, ia muncul di depanmu? Apakah dia sebodoh itu? Apa kau pikir ini masuk akal?"
Sung Jin
menelfon Jin Ah, ini suara Sung Jin sendiri. Jin AH menyelakan speaker jadi
detektif bisa mendengarnya.
Sung Jin
meminta Jin Ah datang saja ke rumahnya untuk pekerjaan hari ini, ia merasa
tidak nyaman di studio Jin Ah soalnya.
Detektif
mengelak, Jin Ah menjawab kalau ia akan memikirkannya dulu nanti ia telfon.
Detektif
melarang Jin Ah bertemu Sung Jin bahaya. Jin Ah menenangkan, Sung Jin tidak
tahu siapa dirinya. SUng Jin bisa keceplosan sesuatu tanpa dia sadari.
Detektif
menunjukkan kertas itu lagi, katakahlan entah bagaimana caranya Oh Sung Jin
memang si pelaku tapi mereka tidak memiliki bukti.
"Kita
perlu bukti. Kita tidak bisa menang tanpa apa pun. Apa kau tahu bagaimana
menyiksanya kalah dalam pertempuran? kau akan terluka lebih dari siapa
pun."
Jin Ah
memutuskan, detektif tidak usah membantunya kalau begitu, ini bukan kekuasaan
detektif, ini adalah kasus dingin. Detektif tidak perlu peduli tentang hal ini
lagi. Ia mengerti.
Jin Ah pergi
tapi sebelumnya ia berterimakasih.
Cheol Soo ke rumah Pak Jang, minta nasihat tentang karir. Cheol Soo tidak bisa lagi melakukannya, sangat tidak cocok dengan dirinya.
"Apa
yang terjadi saat ini?"
"Aku
sangat marah dan Nam Il Hyeong mengatakan padaku untuk menahannya. Dia
mengatakan itu semua salahku."
Sangat
menarik, walaupun Cheol SOo tidak menceritakan semuanya, Pak Han sudah bisa
membayangkan apa yang terjadi. Cheol Soo tidak mengerti, bagaimana Pak Han bisa
melakukan pekerjaan ini selama 20 tahun tanpa berhenti.
Pak Han
menyuruh Cheol Soo menunggu sebentar. Pak Han kembali dengan kertas
ditangannya. Ia membaca tulisan disana.
"Halo. Ini saya, Cheol Soo, Kang Cheol Soo. Apa Anda ingat siswa SMA?"
Cheol Soo
malu dan berusaha merebut kertas itu, Pak Han melindungi kertas itu dan terus
membacanya,
"Ini
adalah bagian favoritku. Di mana Saya? "Saya selalu terlibat perkelahian
dan mengambil uang dari anak-anak.Kata ayah tiriku hal terbaik yang bisa
kulakukan adalah meninggalkan rumah. Guruku ingin Aku berhenti sekolah."
Cheol Soo berhasil mengambil kertas itu. Pak Jang pura-pura sakit hingga Cheol Soo lengah dan Pak Jang mengambil kembali kertas itu, ia melanjutkan membaca,
"Saya
sangat berantakan sekarang, Tapi Saya bisa membalikkan keadaan jika Saya ingin,
kan? Saya ingin menjadi seperti Anda, Ahjussi."
Cheol Soo
berusaha mengambilnya lagi tapi Pak Jang selalu lolos. Cheol Soo heran, Pak Jan
terlalu gesit untuk orang yang sakit. Pak Jang hanya tertawa.
Jin Ah berpikir keras untuk menemukan bukti dan ia ingat pelaku waktu itu membawa pisau. Jin Ah langsung menepikan mobil. Ia menghubungi Detektif.
"Ahjussi,
ada bukti. Pisau. Tidak ada yang menemukannya. Dia pasti masih
menyimpannya."
"Sudah lebih dari 10 tahun. Dia sudah menyingkirkan itu.
"Ahjussi
sendiri yang mengatakan dia tipe yang bangga dengan kejahatan yang
dilakukannya. Anda mengatakan dia akan menikmati membaca tentang kasus ini.
Bukankah seseorang seperti itu memegang senjata yang ia gunakan?"
"Jin
Ah. Berapa usiamu? tidak bisakah kau mencoba untuk hidup seperti yang orang
berusia 23 tahun? Tinggalkan kasus pada petugas dan lanjutkan hidupmu seperti
orang berusia 23 tahun. tidak bisakah kau melakukannya?"
"Jika
Aku harus bertindak seusiaku, maka Aku masih 13 tahun."
Jin Ah lalu
menghubungi SUng Jin, ia setuju bertemu di rumah SUng Jin.
Pak Jang menjadikan surat Cheol Soo sebagai alasan untuk bertahan selama ini. dan sekarang ia memiliki Cheol Soo sebagai alasan.
"Cheol
Soo, kau akan mejadi petugas pemadam kebakaran yang luar biasa. Percayalah
kepadaku."
"Kedengarannya
seperti Aku harus mati di tempat kerja."
"Jangan
katakan itu. kau akan sempurna jika kau tidak membuat masalah."
Cheol Soo
mengelak, kapan iamembuat masalah?
Cheol Soo mendapat telfon dari Sung Jin, jika ingin 10,000 itu mala harus datang ke rumahnya sekarang juga. Cheol Soo langsung bergerak.
Cheol Soo sampai saat Dung Jin akan keluar. Dung Jin mengatakan kalau Cheol Soo akan bertemu Jin Ah di rumahnya.
"Kenapa?"
"Bagus
kan? hanya ada kalian berdua."
"Ini
murni bisnis tahu!"
Sung Jing
harus pergi, ia melemparkan kunci rumahnya pada Cheol Soo. Berharap Cheol Soo
beruntung.
Rumah Sung
Jin berantakan sekali. Ia belum sempat membereskannya, Jin Ah sudah datang.
Cheol Soo beralasan kalau temannya yang membuat rumahnya berantakan.
Cheol Soo
menyibak selimut agar Jin Ah duduk disana tapi ia malah menemukan bra. Cheol
SOo mengambilnya, itu juga bukan miliknya.
"Ya.
Tentu saja bukan." Jawab Jin Ah.
Cheol Soo
menawari Jin Ah, mau minum apa. Jin Ah ingin jus anggur. Cheol Soo membuka
kulkas tapi hanya ada air dan soju. Sedangkan Jin Ah tetap ingin minum jus
anggur. Cheol Soopun tak punya pilihan lain selain membeli ke luar.
Jin Ah memanfaatkan kepergian Cheol Soo untuk mencari pisau si pelaku. Ia mencarinya ke seluruh sudut.
Detektif galau dengan kertas identitas Oh Sung Min pemberian Jin Ah, tapi ia akhirnya mencari nama itu di database kepolisian.
Disana
terdapat catatan kriminal Sung Jin bahwa di tahun 2003 (usia 15 tahun), ia
pernah merencanakan kebakaran sekolah.
Jin Ah melihat kotak peralatas perkakasa. Ia menggunakan buku sebagai alas karena tempatnya diatas almari. saat ia berusaha meraihnya, obeng yang ada di atas kotak itu jatuh.
Jin Ah tidak
mempedulikannya dan tetap berusaha untuk mengambil kotak. Kotak berhasil ia
jatuhkan tapi keseimbanngannya goyah dan kakinya menginjak obeng, ia pun
terluka.
Detektif
menelfonnya. mengatakan kalau Sung Min itu orang yang berbahaya, dia melakukan
pembakaran ketika ia masih SMP. Dia didakwa dengan enam rekening pencurian dan
penyerangan. Hati-hati. Dia sangat berbahaya. Jangan mendekatinya dulu.
Sementara itu Sung Min yang dimaksud berdiri di depan rumah Jin Ah, ia tersenyum menakutkan.
Jin Ah menjatuhkan ponselnya saat Cheol Soo datang dengan jus. Ia syok, detektif terus memanggil-manggil Jin Ah di telfon.
Cheol Soo
menyadari Jin Ah menggeledah rumah SUng Min, ia mendekati Jin Ah. Jin Ah
menggenggam obeng di belakang punggungnya.
Dan detektif
terus saja memanggil-manggil Jin Ah.
>
EmoticonEmoticon