Joo Ri ditelfon oleh seseorang. Cho Rong keluar rumahnya dengan terburu-buru, ia pamit pada orangtuanya dan berjanji akan segera kembali.
Seo Yeon
menelfon Cho Rong tapi tidak ada jawaban, ia lalu mengirim pesan supaya Cho
Rong segera menghubunginya setelah melihat pesannya.
Cho Rong pergi menemui Joo Ri, ia menganis. Ia ingin memastikan, benar kan, Joo Ri melihat Woo Hyuk mendorong So Woo?
"Kenapa
tiba-tiba tanya begitu? Aku sudah berkali-kali mengatakannya padamu kalau aku
melihatnya."
"Benar,
kan? Kita melakukan hal yang benar, kan?"
"Ya,
itu benar. Kau sudah puas sekarang?"
Kalu begitu,
Cho Rong mengajak Joo Ri ke kantor polisi dan memberitahu segalanya pada
petugas. Fakta bahwa... mereka menulis surat itu dan memberi kesaksian dengan
benar.
"Kenapa
begitu?"
"Kau
sudah melihatnya di TV, kan? Lihat yang terjadi gara-gara surat yang kita
tulis! Internet menggila membahasnya. Dan ibuku bilang... Kepala Sekolah dan
Detektif penanggung-jawab akan dipecat karenanya. Itu tidak baik!"
Joo Ri
membentak, meminta Cho Rong untuk mendengar dengan baik, semua ini bukan karena
mereka tapi karena Choi Woo Hyuk membunuh So Woo! Kalau mereka memang melakukan
kesalahan, ya mereka layak dipecat. Kenapa juga malah saksi yang harus
bertanggung-jawab?
"Tidak...
Kali ini kau salah. Kita bersikap seperti pengecut karena kita takut. Sekarang,
akibat ulah kita, ada banyak yang menjadi korban. Jadi, ayo kita pergi saja ke
kantor polisi sekarang. Kita ceritakan yang sudah terjadi. Oke?"
"Oke.
Kita kita ke kantor polisi dan memberi kesaksian.Tunggu, bukan begitu. Kita
menulis surat bersama, tapi hanya aku yang menyaksikan insiden itu. Lalu
menurutmu bagaimana? Kau pikir Choi Woo Hyuk akan melepaskan aku setelah
mengetahuinya? Dia juga akan membunuhku, sama seperti dia membunuh Lee So
Woo!"
Cho Rong
menenangkan, Joo Ri itu berbeda dengan So Woo, ia yakin polisi akan melindungi
saksi penting seperti Joo Ri. Setelah peradilan selesai, ia yakin Woo Hyuk akan
dipenjara. Tidak akan ada yang menyakiti Joo Ri!
Joo Ri
kembali membentak, Woo Hyuk tidak bakalan dipenjara, Woo Hyuk pasti bisa
meloloskan diri dari situasi ini, kemudian membalas dendam padanya!
"Kalau
begitu, aku yang akan melindungimu. Ayo kita ke kantor polisi! Aku akan
melakukannya, aku akan ke kantor polisi!"
Joo Ri
kembali membentak menghentikan Cho Rong, Tidak, bodoh! Cho Rong pikir di dunia
macam apa Cho Rong hidup saat ini? Cho Rong kira dunia itu tempat yang begitu
baik, sebaik dirinya pada Cho Rong meski Cho Rong bodoh dan gendut? Cho Rong
pikir semua orang sangat baik dan polos?
"Dengar
baik-baik, Park Cho-rong. Kau tahu berapa banyak orang yang menertawakanmu?
Semua cowok tertawa saat kau lari-lari. Mereka melihat perut gendutmu dan
menyebutmu "Si Pegulat". Setiap kali kau memakai baju pink yang kau
sukai itu, orang-orang menyebutmu "Si babi pink". Begitulah
orang-orang yang sebenarnya. Mereka tersenyum di depan, tapi menusuk dari
belakang. Mereka suka menghujat, berkata kasar, dan meremehkan siapa pun yang
tidak sepadan dengan mereka! Kau pikir bisa melindungiku di dunia seperti ini?
Siapa? Kau? Melindungiku? Kau pikir kau siapa?!"
"Aku...
aku temanmu, itu sebabnya aku ingin melindungimu."
"Memang
kau tahu apa? Aku tidak pernah menganggap seorang idiot sepertimu sebagai temanku.
Tidak pernah meski kau mati tepat di hadapanku, sekarang juga. Aku bahkan tidak
akan meneteskan air mata sama sekali."
Cho Rong
mendorong Joo Ri lalu lari sambil menangis keras, ia mengabaikan Joo Ri yang
terus memanggilnya.
Cho Rong
terus berlari sambil menangis, saat ia menyebrang, ia tak melihat sehingga
sebuah truk menabraknya. Ia pun jatuh tak sadarkan diri dengan kepala
berlumuran darah.
Joo Ri
terkejut melihatnya namun ia malah kabur bukannya melihat keadaan Cho Rong.
Semua orang
disekolah membicarakan Woo Hyuk, saat Woo Hyuk berjalan di koridor
teman-temannya memotretnya diam-diam namun Woo Hyuk mendengar suara jepretan
kamera dan ia marah-marah meminta mereka untuk segera menghapus fotonya.
Teman-teman
tidak ada yang mengaku, Woo Hyuk kesal lalu Sung Min menyeretnya menjauh dari
teman-teman sambil menyuruhnya untuk tenang.
Detektif Oh
kembali ke sekolah, ia menuju ke atap sekolah, dimana So Woo terjatuh dari
sana.
Pihak
sekolah mengadakan pertemuan dengan orangtua murid untuk membahas masalah
siaran itu. Wakepsek yang menjadi pembicara, ia membantah soal sekolah yang
melindungi Woo Hyuk, sekolah hanya ingin melindungi murid-murid, tidak ada
hubungannya sekolah sengan kasus Woo Hyuk.
"Bagaimana
kami bisa memercayai sekolah ini? Kepala Sekolah sendiri merobek surat dari
saksi insiden itu!" tanya salah satu wali murid
"Anda
bahkan tidak mempertimbangkan bahwa mendiang murid itu juga bagian dari sekolah
ini?" Imbuh yang lain
"Dan,
dimana Kepala Sekolah? Kenapa dia tidak menunjukkan batang hidungnya?"
Detektif Ko
memperkenalkan diri sebagai seorang detektif juga salah satu orangtua murid,
"Saya
sangat memahami kecemasan Anda sekalian. Di sisi lain, saya pun
bertanggung-jawab sebagai polisi yang bertugas. Saya berdiri di sini dengan
penuh ketulusan. Silahkan ajukan pertanyaan apa pun yang kalian ingin
ketahui."
Seorang
bertanya mengenai iaran berita mengatakan bahwa polisi menentukan kasus
tersebut sebagai bunuh diri hanya dalam waktu sehari. Apa Detektif Ko sungguh
menganggapnya kasus bunuh diri dan berkomplot dengan pihak sekolah?
Detektif Oh
yang menjawab, semua itu merupakan kesimpulan yang ia ambli selaku detektif
penanggung-jawab kasus. Hal itu didasarkan pada bukti-bukti yang ada.
"Penyebab
dari kematiannya adalah pendarahan otak,
dan tulangnya juga patah."
"Tapi
itu tidak menjamin dia melompat sendiri dari atap! Bisa saja dia didorong jatuh
oleh seseorang!"
Detektif Oh
menjelaskan kalau Tidak ada tanda-tanda perlawanan dari jasadnya dan tidak ada
bukti keberadaan si pembunuh di atap.
"Kau
tidak memeriksanya dengan benar, kan? Mana kami tahu kalau kau mungkin ada
hubungan dengan pelaku?" Tuduh salah satu wali murid.
Para orang
tua yang lain menyimpulkan kalau tuduhan wali murid itu benar.
Detektif Ko
mengambil alih, itu tidak ditayangkan di TV, tapi... surat tuduhan itu tidak
hanya dikirim pada Kepala Sekolah. Polisi juga menerima surat itu, dan mereka
pun memulai investigasi kembali bersama pihak sekolah. Mereka hanya tidak dapat
melakukannya secara terbuka karena berusaha untuk berhati-hati. Mereka tidak
mengabaikan atau diam saja atas kesaksian tersebut. Hal ini tertulis dengan
jelas dalam catatan investigasi.
"Saya
berjanji baha kami akan melakukan investigasi ulang tanpa keraguan apa pun.
Jadi, saya minta Anda sekalian berhenti bersikap agresif akibat pengakuan tanpa
bukti tersebut."
Yoo Jin dan
Soo Hee mendapat kabar soal Cho Rong, mereka langsung memberitahu Seo Yeon
kalau semalam Cho Rong kecelakaan dan sekarang koma.
"Kejadiannya
saat dia mau menemui Joo Ri. Bagaimana
nasib Cho Rong selanjutnya?" Sedih Yoo Jin.
Seo Yeon
bertanya, dimana Joo Ri.
Seo yeon ke
UKS untuk menemui Joo Ri, tanpa basa basi ia langsung meminta pengakuan Joo Ri
bahwa Joo Ri lah yang menulis surat itu.
"Bukan
aku, tapi Cho Rong! Dia yang menulisnya. Dia menulis lalu mengirimnya. Dia
melakukannya sendirian. Aku tidak tahu apa-apa soal itu. Jadi, jangan ganggu aku!"
Elak Joo Ri.
Seo Yeon
menasehati, Joo Ri tidak bisa terus jadi pengecut dengan menyalahkan teman yang
sedang koma!
"Kau
sendiri? Kau senang karena sekarang semuanya disiarkan di TV? Kenapa sebelumnya
kau diam saja? Kau tahu betapa ketakutan Cho Rong saat kau mengabaikan surat
itu?"
"Apa
maksudmu?"
"Polisi,
Pihak sekolah, tidak seorangpun yang memihak dia. Bahkan teman yang dia percaya
bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Hipokrat sialan! Dia pasti sangat
ketakutan! Itulah sebabnya! Dia sampai meloncat ke depan truk!"
"Jangan
bohong."
"Kau
itu hipokrat. Itu yang dikatakan Cho Rong. Dia menyebutmu... hipokrat."
Setelah
membuat Seo Yeon ketakutan seperti itu, Joo Ri tertawa terbahak. Seo Yeon pun
pergu sambil menangis, ia berjalan keluar sekolah.
Joo Young
berpapasan dengannya, ia minta maaf karena tadi telat bangun. Seo Yeon
melarangnya untuk mengikutinya. Joon Young tak mengerti apa yang terjadi, tapi
ia tetap mengikuti Seo Yeon.
diperlihatkan
kilasan-kilasan. Cho Rong koma di rumah sakit. Proses pertemuan dengan wali
murid. Dan Joo Ri yang mendorong Cho Rong ke jalan (sampai tertabrak truk).
Lalu Joo Ri tertawa ngakak.
Joon Young
yang akan bunuh diri dan malam dimana Woo Hyuk mendorong So Woo hingga jatuh,
serta Seo Yeon dan Joon Yong yang menemukan jenazah So Woo pagi itu.
Seo Yeon tak
sanggup jalan lagi, ia jongkok dan menangis tersedu mengundang perhatian semua
orang. Joon Young khawatir,apa gerangan yang terjadi pada Seo yeon.
"Kubilang
jangan mengikutiku, pergi sana! Tinggalkan aku sendirian! Atau tutupi
aku."
Joon Young
memilih untuk menutupi Seo yeon dengan mantelnya.
Di kelas,
anak-anak pada meributkan kata-kata Joo Ri bahwa Cho Rong yang menulis surat
pengakuan itu dan Joo Ri tidak tahu apa-apa. Tapi mereka tak percaya, pasti Joo
Ri mengetahuinya juga.
Min Suk
sedang menulis di papan, lalu tiba-tiba ada suara ponsel, ia kesal dan meminta
temannya itu untuk menggunakan mode diam selagi di sekolah.
Tepat
setelah ia bicara begitu, ponselnya juga berbunyi dan itu membuat teman-temannya
menertawainya.
Tak berapa
lama kemudian ponsel teman-teman satu kelas berbunyi semua, itu karena Penjaga
Jeong-guk memposting sesuatu.
"Sebuah kertas biru yang tertutupi debu
tetaplah berwarna biru. Tidak peduli seberapa banyak debu tidak akan bisa
mengubah warnanya."
Iya, Ji Hoon
yang memposting itu dan teman-teman mengenalnya sebagai "penjaga
Jeong-guk" tapi tak ada satupun dari mereka yang tahu kalau itu dirinya.
Joon Young
yang menemani Seo Yeong juga melihat postingan itu.
"Penjaga
SMA Jeong-guk. Dia kembali." Ujar Joon Young.
Yoo Jin
hebaoh, apa arti dari postingan "penjaga Jeong-guk" itu, Bukannya
kertas itu akan berubah jadi abu-abu?
Seung Hyun
menyahut, berdasarkan sensitifitas seninya itu pengakuan dari seseorang yang
kehilangan kepolosan masa remajanya.
"Pikirkan
soal warna biru. Bukankah maksudnya, "Kepolosan," kan? Tapi masih ada
debu di sana? Itu berarti hatinya telah ternoda. Aku rasa si Penjaga Jeong-guk
memiliki kekasih!"
"Aku
tidak ingin mengakuinya, sih. Tapi cukup masuk akal! Mungkin dia sedang
mengungkapkan cinta pada seseorang!" Tanggap Soo Hee.
"Romantis
sekali! Dia membandingkan cinta dengan debu di hatinya!" Imbuh Yoo Jin.
Min Suk
menjelaskan kalau itu karya Gi Hyeong Do. Baris terakhir dari puisinya,
"Kertas Biru Tertutup Debu."
"Apa
gunanya kalian belajar membaca? Cobalah untuk membaca buku sekali-kali."
Yoo Jin
menjawab kalau itu tidak penting, artinyalah yang lebih penting! Min Suk kesal,
ia mengatakan itu karena penjelasannya sepenuhnya salah,
"Kalian
pasti tidak punya sensitifitas soal literatur! Arti sebenarnya itu,
"keaslian sesuatu tidak akan berubah hanya berdasarkan situasi".
Sikap sok tahumu benar-benar menjengkelkan, sampai kau memercayai arti
kekanakan begitu!"
"Kau
tidak kehabisan nafas, huh?" Sindir Soo Hee karena Min Suk bicaranya cepat
sekali.
Yoo Jin lalu
menyinggung soal Seo Yeon yang belum kembali dari UKS sejak tadi. Joon Young
mengatakan kalau Seo Yeon pulang lebih awal hari ini karena kurang enak badan.
"Seo
Yeon? Pulang ke rumah lebih awal?" Kata Soo Hee dan Yoo Jin tak percaya.
Sepulang
sekolah, Soo Hee dan Yoo Jin mampir ke rumah Seo Yeon, mereka khawatir dengan
keadaan Seo Yeon tapi Seo Yeon tarnyata baik-baik saja.
Seo Yeon
bertanya, apa mereka juga membaca postingan dari penjaga Jeong-guk? Yoo Jin
mengiyakan, ia dengar itu kutipan dari sebuah puisi Kalau tidak salah,
"Keaslian sesuatu tidak akan berubah mengikuti keadaan."
"Kedengaran
seperti dia, kan? Dia benar-benar kembali!"
Soo Hee
membenarkan "penjaga Jeong-guk" selalu memposting sesuatu yang
membingungkan. Tidak pernah memberi menjabarkan dengan jelas!
"Tidak,
si Penjaga itu sangat baik! Dia membantu menemukan dompetku, dia mengoreksi
rumor buruk tentang seseorang. Dia juga membantu mendamaikan mereka yang
berselisih, juga mengekspos insiden kecurangan itu. Dan... Bagaimanapun juga,
dia melakukan banyak hal yang luar biasa!" Elak Yoo Jin.
Seo Yeon
menanyakan tanggapan anak-anak mengenai kembalinya "penjaga
Jeong-guk" itu. Soo Hee menjelaskan tanggapan Seung Hyun, "Akhirnya
sudah kelihatan, Si Penjaga akan membawa kedamaian, Si Penjaga akan
menyelesaikan semuanya!". Sementara Penggemar si Penjaga itu menyambut dia
kembali dengan euforia. Sekitar 80% respon seperti itu.
"Sisa
respon sih mirip si sinis Kim Min Suk. "Dia hanya seorang murid, sama
seperti kita, Dia tidak bisa melakukan apa-apa, Dia hanya pintar omong
saja." Lanjut Yoo Jin.
Tapi satu
yang membuat Soo Hee bertanya, bagaimana mereka bisa yakin "penjaga
Jeong-guk" itu sesama murid atau bukan? Tidak ada yang pernah tahu siapa
sebenarnya dia!
"Tapi,
sekalipun kita tidak tahu apa pun tentang dia... bukankah kalian merasa
bersyukur akan keberadaannya? Hanya memikirkan bahwa seseorang seperti dia ada
di sekolah kita."
Yoo Jin dan
Soo Hee menyorakinya, mereka menuduh Seo Yeon jatuh cinta pada si "penjaga
Jeong-guk". Seo Yeon mengelaknya tapi mereka tetap tak percaya dan terus
menggodainya.
Bos Reporter
Park memanggilnya, dimana disana sudah ada Pak Han. Pak Han mengenalkan dirinya
tapi reporter Park menjawab kalau ia sudah mengenal Pak Han.
Tidak
mendapat sambutan hangat dari reporter Park Bos menyuruhnya duduk dan
mengatakan siapa yang bertanggung-jawab atas surat itu.
"Bos,
mana mungkin aku menyerahkan informan penting? Bos akan bertanggung-jawab kalau
informan itu menuntut kita?" Tanya Reporter Park sedikit tertawa.
Bos balik
bertanya, apa reporter Park mau tanggung jawab kalau stasiun TV mereka
dituntut? Reporter Park langsung berubah serius.
Pak Han
menjelaskan kalau mereka tidak memiliki niat jahat. Mereka harus mengetahui
kebenarannya untuk dapat mendisplinkan staf yang lalai dalam pekerjaan mereka.
Mereka membutuhkan informasi itu untuk menindak orang yang tepat.
"Aku
meminta bantuanmu, Reporter Park."
Reporter
Park mengatakan kalau Pak Han sudah melakukan kesalahan. Ia tidak senaif itu
untuk memercayai kata-kata Pak Han. Ia akan menentang siapa pun yang berusaha
ikut campur dalam investigasi dengan memanfaatkan dirinya.
"Mereka
yang mencoba menekan jurnalis, tidak lebih dari sampah."
Bos mencoba
menghentikan reporter Park tapi reporter Park malah pamit keluar. Saat sudah
menghadap pintu, Pak Han mengingatkan kalau Reporter Park mungkin akan mendapat
masalah. Reporter Park lalu berbalik menatap Pak Han.
Joo Ri
mengunjungi Cho Rong, Ia menangis meminta maaf, sungguh minta maaf. Tapi... ia
meminta Cho Rong untuk tidak usah bangun,
"Tetaplah...
seperti ini dan menanggung beban itu. Kau harus mati agar aku bisa bertahan
hidup. Kau akan membiarkan aku hidup, kan? Selamatkan aku, Cho Rong!"
Teman-teman
di sekolah membully Joo Ri, mereka tidak mempercayai kata-kata Joo Ri bahwa Cho
Rong yang menulis surat itu, bahkan mereka menuduh Joo Ri sebagai penyebab Cho
Rong kecelakaan. Mereka terus memojokkan Joo Ri hingga akhirnya Joo Ri syok dan
kesakitan.
Seo Yeon melihat
Joo Ri kesakitan dan ia mendekatinya.
Di kelas,
Seo Yeon menatap bangku kosong Joo Ri dan Cho Rong.
Ibu
kesiswaan menjadi wali kelas sementara untuk kelas Seo Yeon karena guru mereka
sedang sakit. Ibu kesiswaan menasehati kalau ujian tinggal sebulan lagi jadi
sebaiknya mereka fokus.
Seo Yeon
bertanya, dimana Joo Ri. Ibu kesiswaan menjelaskan kalau Joo Ri ijin sakit
beberapa hari. Itu saja yang perlu mereka ketahui.
Teman-teman
Seo Yeon menggunakan situasi ini sebagai candaan seperti game hidup dan mati di
SMA Jeong-guk, Para murid menghilang satu demi satu!
"Aku
tahu! Bagaimana kalau hanya salah satu dari kita yang bisa bertahan sampai
akhir?"
"Pastikan
kau memeriksa mejaku saat aku menghilang."
Seo Yeon
mendengar itu dan dengan sengaja menutup lokernya keras-keras agar mereka
berhenti.
Saat ia
berbalik, Joon Young menyodorkan susu pisang untuknya. Lalu mereka bicara di
taman. Seo Yeon tak menyangka kalau Joon Young ingat minuman kesukaannya, tapi
baguslah, ia selalu menunggu saat untuk bicara dengan Joon Young.
"Lupakan
saja saat aku menangis di depanmu. Hal itu tidak pernah terjadi, oke?"
"Kenapa?"
"Apa
maksudmu kenapa? Kau harus menerima permintaan seseorang saat menanyakannya
langsung padamu!"
"Kau
yang menerima surat itu, kan?"
Seo Yeon
langsung diam. Joon Young berjanji tidak akan
memberitahu siapa pun. Seo Yeon bertanya, bagaimana Joon Young bisa
tahu.
"Di
hari kau menangis, aku merasa itu aneh. Kemudian ayahku memberitahu aku setelah
rapat wali murid. Ayahku bilang ada murid lain yang menerima surat itu. Aku
langsung mengetahuinya. "Pasti Ko Seo Yeon. Pasti itu sebabnya dia
kesulitan..."
Seo Yeon
membantah, ia tidak pernah merasa kesulitan, kok. Apa ia terlihat lemah di mata
Joon Young?
Bukan
begitu. Hanya saja... aku merasa... ia memahami Seo Yeon. Seo Yeon tidak
melakukan kesalahan apa pun, Seo Yeon
hanya diam. Tapi rasanya seolah segala sesuatu di sekitar Seo Yeon hancur
lebur, sedangkan Seo Yeon baik-baik saja.
"Aku
pikir... kau mungkin merasa seperti itu."
"Bukankah
itu berarti kita ini tidak memiliki cukup kesadaran?"
Seo Yeon
berjalan sambil menggunakan earphone. Reporter Park memanggilnya tapi tak ada
tanggapan hingga reporter Park menepuk pundaknya.Selanjutnya mereka bicara di bangku. Reporter park tak menyangka kalau Seo Yeon akan langsung menerima permintaannya untuk wawancara.
"Tolong,
langsung saja ke intinya."
Reporter
Park menjelaskan kalau ia bersiap melakukan investigasi terbuka pada Jeong-guk.
Seo Yeon agak tidak setuju, kenapa dengannya? Apa Reporter parl tahu tahu yang
terjadi setelah kasus itu disiarkan?
"Tentu
saja. Salah satu dari murid yang mengirim surat itu koma, dan yang satunya
tidak bisa lagi bicara akibat trauma."
"Anda
tidak merasa bersalah sama sekali?"
"Hal
itu menyedihkan, tapi kenapa juga aku harus merasa bersalah? Kau pikir aku yang
menyebabkan semua ini?"
Seo Yeon
menuntuk tanggung jawab reporter Park atas apa yang terjadi pada Cho Rong.
Reporter Park meminta Seo Yeon menjelaskan, dari sisi mana ia harus bertanggung
jawab.
"Begini
yang anak-anak katakan, kan? "Cho Rong melompat ke depan truk karena
ketakutan setelah menonton siaran TV. Atau Lee Joo Ri yang mendorong dia? Ayah
Choi Woo Hyuk menyewa orang untuk membunuhnya." Tapi... kau tidak perlu
memercayai rumor itu. Hal itu dapat menyebabkanmu melewatkan faktor penting
dalam realita yang ada."
"Faktor
penting apa maksudmu?"
"Kenapa
Lee So Woo mati? Itu yang kukatakan selama siaran 60 menit lamanya di TV. Tapi
lihat sikap anak-anak di sekolahmu! Mereka tidak peduli tentang sebab kematian
So Woo, mereka hanya peduli siapa yang menulis surat itu, atau kemungkinan Woo Hyuk balas dendam pada
saksi. Kau pikir kau punya hal untuk memintaku bertanggung-jawab, padahal aku
hanya mencoba mengungkap kebenaran?"
Seo Yeon
permisi karena harus belajar. Reporter Park menghentikannya dengan menyebut
"Penjaga Jeing-guk", Katanya Penjaga Jeing-guk adalah fokus utama
dalam investigasi terbuka ini. Bagaimana?
Seo Yeon
berbalik menatap Reporter Park. Reporter Park melanjutkan kalau itu Sebuah
kisah yang menarik. Di sekolah ini, dipenuhi dengan anak-anak orang kaya. Ada
seorang anonim di SNS yang mengungkapkan hipokrasi dan kekejaman demi
melindungi keadilan!
"Tidak
menarik sama sekali! Jangan tertarik akan hal itu, dan jangan
menginvestigasinya!" Jawab Seo Yeon.
"Seo
Yeon. Kenapa kau begitu emosional? Aku ada di pihakmu. Kau memiliki..."
"Jangan
pernah berada di pihak ku!"
"Kalau
begitu... kau pikir polisi atau pihak sekolah akan memihakmu?"
"Tidak.
Sekolah, polisi, juga media! Mereka semua hanya melakukan sesuatu demi
keuntungan mereka sendiri. Upacara pemakamanan, konseling, wawancara... tidak
satupun dari itu yang dilakukan demi kami!"
"Tentu
saja! Begitulah adanya manusia! Melakukan hanya yang menguntungkan
mereka!"
"Lalu
kenapa? Kenapa kami disuruh tetap diam?"
"Karena
itu demi keuntunganmu! Murid SMA. Bukankah di usia kalian masih membutuhkan
perlindungan dan bantuan orang dewasa? Apa yang bisa kau lakukan tanpa bantuan
orang dewasa?"
"Di
kelasku... saat ini ada empat bangku kosong. Apakah itu yang kau sebut
perlindungan dan bantuan dari orang dewasa? Kalau begitu, aku akan menolaknya.
Aku tidak membutuhkannya."
Reporter
Park tahu. Ia juga merasa tahu dan bisa melakukan segalanya saat seusia Seo
Yeon dulu. Tapi, itu benar-benar kesalahan. Ya, seperti kata Seo Yeon, sekolah,
polisi, dan media... Mereka semua
melakukan yang menguntungkan bagi mereka. Itulah bagaimana semua kebohongan,
kesalahpahaman, dan spekulasi ini... semua hal kotor ini menutupi kebenaran,
seperti debu di atas kertas biru. Ia tahu betapa memusingkannya semua ini
sekarang. Tapi itu tidak berarti Seo Yeon bisa menilai orang dewasa semuanya
idiot.
"Kau
hanya tahu cara belajar, bicara di belakang orang lain, menekan tombol
"suka" di SNS. Hanya itu yang kau tahu?"
"Kenapa...
Kenapa kau pikir hanya itu yang aku tahu? Kami juga bisa melakukan hal yang
sama. Remaja pun bisa melakukan yang dilakukan orang dewasa!"
"Contohnya?"
"Kau
bilang akan menemukan kebenarannya, kan? Kami juga bisa melakukannya. Alasan
Lee So Woon meninggal... Kami bisa menemukannya!"
>
EmoticonEmoticon