-->

Sinopsis Pounding Spike 2 Episode 7

- Desember 23, 2016
>
Sumber Gambar dan Konten dari Sohu TV

Sinopsis Pounding Spike 2 Episode 7

-= Episode 7 =-


Hae Sung dan Da Won tidak hadir dalam acara kumpul-kumpul mahasiswa baru. Asisten departemen menanyakan siapa si gendut dan si kurus. Mereka berdua mengklaim kalau asisten sedang mabuk makanya tidak mengingat mereka.

“Tidak-tidak. Walaupun ada 100 mahasiswa baru tapi Cuma ada 12 wanita dan aku mengingat semuanya. Kalian berdua bukan mahasiswa baru departemen kita. Aku tidak pernah bertemu dengan kalian.”



Kali mereka berdua terselamatkan karena perhatian asisten teralih pada kedatangan Hae Sung dan Da Won. Untuk menghukum mereka, semua setuju menyuruh merekan melakukan “minum-pasangan”.

Da Won gak jago minum, baru sedikit aja dia udah merem-merem. Hae Sung kemudian merebut minuman Da Won dan menenggaknya. Karena Hae Sung curang, maka ia dihukum lahgi dengan disuruh minum segelas lagi, lagi dan lagi.


Selesai acara, Da Won mengikuti hae Sung. Ia tak melihat saat menyebrang dan hampir saja tertabrak pesepeda, untung Hae Sung menyelamatkannya jadinya, pesepeda itu yang jatuh.

Pesepeda menyalahkan Da Won karena tak melihat saat menyebrang, ia marah-marah gak jelas. Da Won masih syok jadi ia diam saja. Hae Sung kemudian memakaikan headset nya pada Da Won agar Da Won tak mendengar semua omelan pesepeda itu.


Da Won membawakan obat anti mabuk untuk Hae Sung.  Hae Sung meminumnya, setelah itu ia membahas mengenai Da Won yang lulus audisi tim pemandu sorak. Da Won heran, bagaimana Hae Sung tahu sedangkan ia saja belum mendapat kabar?

“Selamat! Kau telah mewujudkan keinginanmu.”


Da Won mengungkit perkataannya dulu, kalau ia lulus maka ia ingin membicarakan sesuatu pada Hae Sung. Hae Sung memotong, ia sudah tahu dari Go I Ra kalau semua itu ide Ah Reum.

“Maaf karena sudah salah paham.”

“Yang ingin ku bicarakan adalah…. Terimakasih”

“Untuk apa.”

Da Won mendengar dari I Ra kalau Hae Sung lah yang meminta I ra agar mau makan bersamanya. Hae Sung mendesah, kenapa juga I Ra harus mengatakan hal itu pada da Won.


“Apa kau tahu nama panggilanku saat SMA… “Gadis lemah”?”

Ah Reum takut kalau ia akan jadi bully-an lagi di universitas jadi setiap hari Ah Reum selalu membantunya. Hae Sung juga menganggapnya lemah kan? Tidak bisa mengungkapkan perasaan, makanya Hae Sung membantunya sampai begitu.

“Baik itu Unnie atau Oppa, kalian berdua telah melanggar batas. Mulai sekarang, aku hanya akan mengandalkan kemampuanku untuk mengatasi masalahku.”

Hae Sung tersenyum mendengarnya, jadi mulai sekarang ia tidak mau lagi menjadi konsultan cinta Da Won dan belajar bersama juga… Tapi masalah belajar bersama, Da Won tetap ingin melakukannya.

“Apa yang ingin aku katakana pada Oppa adalah… Ada orang lain yang aku sukai, Bukan Go I Ra sunbaenim lagi. Karena orang itu selalu ada disisiku, sangat dekat denganku, Aku bahkan tidak tahu siapa yang aku suka. Aku menyukaimu, sangat menyukaimu Oppa. “


Saat Hae Sung memandangnya, Da Won buru-buru pergi. Hae Sung juga sepertinya merasakan rasa yang sama terhadap Da Won.


Hae Sung meminta kakaknya untuk menjemput. Kakaknya mengira kalau Hae Sung mau mengenalkan ceweknya padanya. Hae Sung yang mabuk bertanya, kenapa hatinya rasanya sangat tidak nyaman?

Kakaknya tidak paham mengira Hae Sung mau muntah. Hae Sung tidak mau membahasnya lebih lagi, ia meminta kakaknya melupakan perkataannya tadi. Kakaknya mengingatkan kalau menjaga kesehatan bagi atlet itu sangat penting, tapi kenapa Hae Sung malah minum? Apa Seniornya semenakutkan itu?

“Mereka memintaku melakukan ‘minum pasangan; jadi kulakukan. Lalu kenapa?”

Kakaknya menebak, jadi Hae Sung sudah punya pacar. Hae Sung mengelaknya, ‘dia’ tidak peduli sama sekali padanya dan itu membuatnya frustasi.


I Ra tiduran di rumah Soo Bin. Soo Bin keluar kamarnya, ia iseng menginjak kaki I Ra lalu pura-pura tidak lihat saat I Ra menjerit kesakitan. Soo Bin kemudian menyuruh I ra untuk segera pergi.

“Jangan begitu, aku tidak punya tempat yang dituju.” I ra memelas.

“Tidak punya bagaimana? Pergi ke Asramamu.”

I Ra mendesah, bagaimana ia bisa menghadapi anak-anak. Soo Bin menyalahkan I Ra, kenapa juga I Ra menantang Hae Sung? Apa tidak tahu kalau bakalan kalah?

Pelatih Soon turun, Soo Bin merengek agar ayahnya menyuruh I Ra pergi tapi pelatih malah menyuruh I Ra tinggal karena ini sudah larut.


I Ra menemani Pelatih minum. Pelatih bertanya, apa I Ra malu karena kalah dari Hae Sung?

“Iya.”

“Lalu, kau tidak ingin bertemu Dong Hae Sung lagi?”

Tidak, awalnya ia ingin Hae Sung bergabung karena tim mereka tidak memiliki setter.  Setelah pertandingan itu, ia mulai berpikir, jika Hae Sung ada di tim mereka maka tim mereka akan menjadi yang terbaik.

“Aku bisa berharap untuk menang.”

Pelatih membenarkan lalu mengajak I Ra bersulang untuk kesuksesan tim voli universitas Daehan.


Asisten depertemen masuk kelas dengan buru-buru ia mencari Gae Sung dan Da Won tapi kelasnya sudah hampir kosong dan yang dicarai tidak ada malah si gendut dan si kurus yang menyapa, menyinggung mengenai asisten yang tidak pulang karena memakai pakaian yang sama.

Asisten bertanya, siapa sebenarnya mereka berdua itu dan mereka cepat-cepat kabur dari kelas. Asisiten menegaskan kalau ia akan mencaritahu identitas keduanya, PASTI!


Asisten Kim (nama marganya Kim) kemudian menelfon Da Won, bertanya dimana Da Won karena semalam ia lupa untuk mengatakan sesuatu pada Da Won.


I Ra bingung karena Hae Sung ke tempat latiha voli dan mengatakan sesuatu.

“Aku mengatakan itu?” tanya I Ra bingung.

Hae Sung menunduk. I Ra lalu memandang Han Sol yang malah bertanya, apa iya? Tapi saat I Ra memandang yang lain, semuanya mengangguk mengiyakan. Hae Sung tersenyum senang sementara I Ra menunduk sedih.


“Go I Ra, jika kau menang, aku akan pindah ke jurusan olahraga dan jika aku menang, kita akan menyamakan posisi, kita bukan lagi junior dan senior.  Itu janjimu.” Ujar Hae Sung.

Han Sol protes karena Hae Sung bisa langsung jadi senior sementara ia harus menunggu lama untuk menjadi mahasiswa tahun ke-2, tidak! Tidak! Batalkan! Batalkan!

I Ra sengat menyesal, jika ia mabuk lain kali ia akan memanggil Hae Sung “Anak!”


Saat I Ra mabuk, tiba-tiba ia memanggil Hae Sung “Ayah” dan bergelendot di bahu Hae Sung. Hae Sung gerah dan langsung menyingkirkan kepala I Ra dari bahunya. Saking mabuknya, I Ra sampai tak sadarkan diri.


Han Sol menyinggung mengenai Hae Sung yang tidak minum alkohol. Hae Sung bertanya balik karena melihat Han Sol juga tidak minum.

“Aku bukannya tidak minum tapi tidak bisa. Pacarku melarang keras untuk minum.”

Hae Sung kembali bertanya, apa pacar Han Sol juga di Universitas Hae Han. Won Ryong yang menjewab kalau pacar Han Sol kuliah di Universitas Han Kwang.

“Jadi, jika kau minum, dia tak akan tahu.”


Han Sol menjelaskan kalau pacarnya pasti akan tahu entah bagaimana caranya. Won Ryong mengatakan kalau Hae Sung pasti tahu pacar Han Sol, itu lho asisten yang waktu mereka tanding dengan SMA Daehan, dia juga adalah putri dari pelatih Son.

Hae Sung terkejut, pertandingan persahabatan itu dengan SMA Daehan? Won Ryong menyadari kalau ia sudah mengungkap rahasia. Hae Sung memintanya untuk menjelaskan, Won Ryong akan menjelaskan tapi Jin Ha mendahuluinya.


“Bagaimanapun juga, kita sekarang sudah satu tim. Lawan waktu pertandingan persahabatan itu bukan Universitas Han Kwang melainkan SMA Daehan.” Ujar Jin Ha tanpa rasa bersalah.


Da Won datang ke kafe tempat mereka nongkrong, tepat saat Hae Sung membangunkan I Ra dengan kesal karena sudah membohonginya. I Ra yang tak sadar malah menyandarkan kepalanya pada Hae Sung manja.


Da Won memberitahukan kalau sesi pemotretan akan dilaksanakan besok jam 2.

“Seharusnya telfon saja. Apa kesini hanya untuk mengatakan itu?”

Da Won mengangguk, ia tidak punya nomor Hae Sung soalnya. Hae Sung kemudian meminta ponsel Da Won dan menulis nomornya disana. Da Won akan balik tapi Hae Sung menahan tangannya, Hae Sung mau mengantar Da Won hingga ke halte.


Dalam perjalanan, Da Won bertanya, apa Hae Sung baik-baik saja, kan Hae Sung kuliah bukan untuk main voli.

“Go I Ra mengikutiku melebihi fans-ku. Juniornya juga mengikutiku setiap waktu, hanya dengan bergabung dengan mereka dapat menghentikan mereka.”

Da Won minta maaf, Go I Ra memintanya untuk membujuk Hae Sung agar mau bergabung dan ia tidak memikirkan Hae Sung padahal ia tahu betul apa yang diinginkan Hae Sung untuk memutuskan kuliah.

“Dan pada Sunbaenim… aku menyuruhnya menggunakan voli untuk membujukmu karena kau adalah atlet voli professional. “


Hae Sung tersenyum, tidak apa-apa. Tapi Da Won tetap saja merasa bersalah. Hae Sung kemudian mengelus rambut Da Won, ia mengatakan keinginannya. Selama ia kuliah disana ia tidak bisa membiarkan tim voli kalah.

“Jadi… Aku benar-benar baik-baik saja. Tak usah cemas.”


Da Won dandan untuk pemotretan, saat ia papas an dengan I Ra, I Ra sampai pangling, I Ra bingung, itu Da Won atau Ah Reum.

“Siapa kau?”


Da Won hanya tersenyum, tak lama kemudian Hae Sung datang dengan pakaian rapid an langsung merangkul Da Won. Hae Sung yang menjawab I Ra, tentu saja itu Han Da Won.

Setelah mereka pergi, I Ra bertanya pada anggotanya, Da Won cantic ya? Para anggotanya hanya bersorak “Woooo”


Saat sesi pemotretan, Da Won canggung sekali saat harus dekat-dekat dengan Hae Sung, untung saja Hae Sung membantunya. Asisten Kim sangat puas dengan gaya mereka setelah bantuan Hae Sung.


Setelah pemotretan usai, I Ra menarik Hae Sung untuk diajaknya bicara berdua, ia ingin memastikan, Da Won bukan pacarnya Hae Sung kan?

“Berapakali harus ku katakana! Bukan!”

“Oke! Jadi, aku yang akan jadi pacarnya!”


I Ra lalu mendekati Da Won dan langsung memembaknya.

“Han Da Won.. hari ini adalah hari pertama kita pacaran!”

Da Won terkejut begitupula dengan Hae Sung. 



>

2 komentar

avatar

Lanjut kakak,, huaaa keren... 🙌

avatar

Lanjut kakak,, huaaa keren... 🙌


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search