-->

Sinopsis Goblin Episode 1 Part 1

- Desember 04, 2016
>
Sumber Gambar dan Konten dari tvN

Sinopsis Goblin Episode 1 Part 1

Ketika keinginan yang kuat berdiam dalam sesuatu yang tersentuh oleh jiwa yang fana, maka mereka akan menjadi goblin (makhluk mitologi yang sering muncul dalam dongeng Korea).

Pedang yang bersimbah darah dari ribuan pertarungan telah tersihir dengan keinginan kuat yang dipercikkan oleh darah pemiliknya. Hanya pengantin sang goblin-lah yang bisa menghunus pedangnya.
Saat pedang terhunus, semua berubah menjadi debu dan kedamaian akan terwujud. Begitulah ramalan jahat yang tersebar di seluruh negeri
 
"Saat goblin kembali, mereka datang ke dunia dan bisa ditemukan dimana-mana, tapi juga sebenarnya tidak ada dimana-mana. Bahkan sekarang, mereka..."

Itu adalah cerita dari seorang nenek penjual di jembatan penyebrangan. Beliau bercerita pada seorang wanita dan membuat wanita itu tertawa.

"Goblin sedang mencari pengantinnya yang ternyata adalah aku." Begitu?"

Nenek mengakui kalau ia terlihat tua sekarang tapi dulu ia adalah pemangsa pria. ia mungkin tidak akan ada di sana saat wanita itu datang lagi nanti.

"Aku iri.." Jawab wanita sambil mencoba jepit rambut yang di jual sang nenek.

"Aku pasti akan pikun. Aku tidak seharusnya mengatakan itu di depan seorang ibu tunggal."
Wanita itu berdecak, merasa nenek keterlaluan. Nenek tak mau disebut begitu mengingat banyaknya diskon yang sudah ia berikan untuk sayurannya. "Yang keterlaluan itu, pria yang meninggalkanmu."

wanita itu membenarkan. Ia krmbali ke cerita goblin, baginys itu cerita yang menyedihkan. Itu romantis, tapi juga tragis. Harus mencari pengantin hanya untuk dibunuh. Penciptanya adalah iblis.

Wanita itu menemukan cincin giok hijau diantara barang-barang yang dijajakan nenek.

Nenek menanggapi jawaban wanita itu bahwa selalu begitu, Pencipta menang egois dan penuh rasa iri. Juga hanya mementingkan dirinya sendiri.

"Kedengaran seperti orang yang kukenal."
Tapi wanita itu tidak membahas lebih jauh, ia harus pergi tak lupa ia berterimakasih atas cerita nenek. Ia berharap nenek masih jualan disana saat ia datang lagi nanti.

Wanita itu siap pergi tapi nenek menahan tangannya.

"Pada saat diantara hidup dan mati, buatlah permohonan dengan keinginan yang kuat. Seorang pencipta yang berhati lembut mungkin akan mengabulkan permohonanmu."
Seorang pria (Kim Shin) berjalan di negara asing. Ia melewati sebuah rumah dan menunggu di depannya hingga seorang anak keluar dari sana. Kim Shin menghadang jalan si anak.

kalau Kim Shin jadi anak itu, ia tidak akan melakukannya. Kalau anak itu melarikan diri dari rumah sekarang, anak itu akan terlihat semakin menyedihkan dan tidak akan pernah melihat ibunya lagi.

"Siapa kau? Apa kau orang Korea?"

Kim Shin menjawab kalau anak itu tidak perlu tahu siapa dirinya, ia menyuruh si anak memberitahu ayahny, "Kau sudah mengadopsiku, jadi sekarang aku anakmu. Mohon rawat aku dengan baik." dan Mintalah bantuan ibunya.

Anak itu menganggap Kim Shin bicara omong kosong dan memintanya minggir. Kim Shin memberitahu kalau mengiris lengan seperti itu tidak akan bisa menghilangkan nyawa. Anak itu memegangi lengannya heran, Siapa Kim Shin?

"Tatap matanya dan katakan. Kau bisa melakukannya?"

"Bagaimana kalau aku dipukuli sampai mati? Kau mau tanggung jawab?"

"Makanya aku mematahkan tulang rusuknya untukmu."
Si ayah angkat keluar dan tersandung pot bunga yang sengaja Kim Shin letakkan ditengah tangga hingga ia jatuh, merintih kasitan.

Kim Shin mendekati anak itu, memberinya makan siang yang tadi dibelinya.

"Pergilah ke sekolah setelah kau bicara dengan mereka. Jawaban untuk pertanyaan nomor 17 soal ujian matematika adalah 4, bukan 2. Hanya itu jawabanmu yang salah."

Si anak semakin heran, siapa gerangan Kim Shin itu? Kim Shin hanya menepuk bahu si anak lalu melenggang pergi.
Petir menyambar lalu awan menghilang memperlihatkan matahari kembali.

Narasi Kim Shin: Dia adalah air, api dan angin, cahaya dan juga kegelapan. Dia juga pernah menjadi.. manusia. Orang-orang menganggapnya.. sebagai dewa. Dia bersimbah darah merah.. sambil menyerang musuh. Dia adalah dewanya para petarung.

--Jaman Goryeo --
Kim Shin ada di medan perang, ia membunuh semua musuh dengan pedangnya. Ia bahkan berhasil membunuh pimpinan musuh dengan pedangnya itu.

Kim Shin dan anggotanya kembali ke ibukota, seluruh warga menghormatinya dan menyebutnya jendral.

"Hormat Jendral! Hormat Jendral!"

Si asisten jendral berseru senang untuk membuka gerbang istana karena jendral telah datang.

"Kim Shin, lepaskan baju zirahmu dan terimalah dan terimalah perintah kerajaan." Perintah kepala penjaga gerbang.

Si asisten tidak terima, berani sekali penjaga itu bicara tidak sopan pada jendral mereka. Kepala pengawal itu mengulangi lagi menyuruh Kim Shim si Pemberontak untuk melepaskan baju zirahnya.

Asisten hendak menghunus pedangnya tapi Kim Shin melarang, Kim Shin mulai melepaskan baju Zirahnya diikuti para bawahannya. Tapi si pengawal belum puas,

"Kau sudah melakukan pengkhianatan tinggat tinggi. Gigitlah pedangmu dan berlututlah, dan terimalah perintah dari kerajaan."
Si asisten tambah geram, bagaimana bisa Kim Shi seorang penghianat?!

Kemudian para pemanah bersiaga di atas benteng istana, mereka mengarahkan anak panah pada pasukan Kim Shin. Si asisten terlihat oanik dan memanggil Kim Shin, "jendral!"

Pengawal mengulangi perintahnya lagi. Kim Shin menghubus pedangnya, ia akan menemui Yang Mulia Raja. Minggir Semua. Jika ada yang menghentikannya, akan mati.
Kim Shin melangkah maju. Pada saat itu anak panah menghujani pasukannya dibarisan depan. Si asisten pun tak luput dari anak panah itu tapi ia berhasil bangkit dan memegang pedangnya erat-erat,

"Berani sekali kau? Kami bertarung selama 3 hari 3 malam demi nama besar Yang Mulia. Kami baru saja kembali dari lubang kehancuran. Berani sekali kau memperlakukan kami seperti ini?"

Kemudian ada aba-aba dari dalam untuk membuka gerbang, gerbang pun dibuka. Kim Shin akan masuk kedalam, ia menyuruh asistennya menunggu, ia akan segera kembali.
Ratu sudah menunggunya di depan, sementara raja ada di belakang ratu. Kasim membisiki raja.

"Yang Mulia-lah yang memerintah rakyatnya, mereka bilang Yang Mulia dikendalikan oleh seorang dewa. Dan ternyata dewa itu adalah Kim Shin. Berita kemenangannya menipu banyak orang, dan kekuatannya terus menerus mengancam keluarga kerajaan. Anda harus membuat aturan ketat untuk orang ini."

Kim Shin berjalan tegap menuju keberadaan raja dan ratu.

"Dia (kasim) jelas melihat.. pedang musuh yang mengancam hidupnya. Namun, dia sama sekali tidak melihat ketakutan raja muda yang penuh kecemburuan. Dia tidak menyadari.. itu adalah pedang paling tajam.. yang mengancam hidupnya."
Ratu tersenyum pada Kim Shin yang berhenti di hadapannya. Kim Shin melihat Ratu sekilas lalu memandang Raja. Apa Raja harus melakukan ini?

"Itu makanya kau tidak seharusnya datang lagi. Hentikan. Apapun itu, hentikan. Kalau kau mati sekarang sebagai pemberontak, aku akan membiarkan semua orang tetap hidup kecuali kau. Tapi kalau kau mengambil langkah lain, Aku akan membunuh semua orang... dan menjajarkan mayat mereka begitu kau mencoba melangkah."

Tapi Ratu melarang Kim Shin mundur, ia... baik-baik saja. Kim Shin mencoba mengatakan akibatnya tapi Ratu sudah paham, Kalau ini adalah akhir, mungkin ini memang yang seharusnya menjadi takdirnya.

"Kau harus pergi. Jangan berhenti. Melangkahlah menuju Yang Mulia."
Kim Shin pun menjalankan titah Ratu, ia melangkah menuju raja. Raja dengan tegas memerintahkan untuk membunuh semua keluarga ratu ratu.

Sebuah anak panah menembus dada Ratu dan sukses membuatnya tumbang, darah mengucur dari sana. Keluarga ratu semuanya dibbunuh tapi itu tidak membuat Kim SHin berhenti.
Selanjutnya keluarga Kim Shin digiring ke depan. Kim Shin mulai ragu. Kasim memerintahkan semua untuk berhenti.

"Apa yang kau lakukan? Suruh dia berlutut."

Seorang tentara mengayunkan pedangnya mengenai kaki Kim Shin hingga sukses membuat Kim SHin berlutut.
Si asisten menyusul, ia berlutut di samping ratu yang sudah tidak bergerak.

"Yang Mulia. Bagaimana bisa Anda melakukan ini? Apa Anda tidak takut pada Langit?"

Raja menjawab enteng kalau Langit tidak perpihak pada Kim Shin dkk. Kasim melanjutkan untuk membunuh Kim Shin segera. Tentara tadi sudah mengayunkan pedangnya namun berhasil Kim Shin lumpuhkan.

"Itu bukan tugasmu."
Si asisten mendekati Kim Shin. Kim SHin mengutarakan keinginannya, harus asisten yang mengakhiri hidupnya. Kim Shin lalu menyerahkan pedangnya pada asisten yang diterimaasisten dengan linangan airmata.

"Saya akan mengikuti semua perntah Anda. Maafkan saya. Saya akan menyusulmu secepatnya."

Si asisten tersebut menusukkan pedang ke tubuh Kim Shin, ia menangis tersedu namun tidak lama karena seorang tentara langsung menebasnya.
"Tidak ada yang boleh mengurus jasad pengkhianat ini. Biarkan saja di ruang terbuka agar menjadi santapan hewan liar. Saat tubuhnya memuaskan rasa lapar para hewan buas, hanya sampai di sanalah harga mereka. Ini adalah perintah raja!" Ujar Kasim sambil nyengir senang.

Lalu Raja meninggalkan area diikuti para kasim dan dayangnya.
Kim Shim melihat ke arah ratu. Ratu balas memandangnya sebelum akhirnya ia memejamkan mata bebarengan dengan airmata yang menetes.

Oh ya, cincin ratu sama dengan cincin yang dijual nenek.
Kim Shin benar-benar di buang dengan pedang masih menancap di tubuhnya tapi para warga tetap mendoakannya.

Tapi Kim Shin belum meninggal, ia masih bisa menatap langit di atasnya.

"Jangan berdoa pada siapapun. Tidak ada yang mendengarkan. Di siang hari... ketika matahari bersinar paling terang, dia terbunuh.. oleh pedang tuannya."

Barulah Kim Shin memejamkan mata.
Namun pedang itu masih di sana hingga bunga-bunga bermekaran.

-= GOBLIN =- 

--  SEOUL, 1998 –
Seorang pria menyebrang di sebuah jalan yang sepi. Tapi tiba-tiba mobil menabraknya, tapi anehnya mobil itu malah terangkat bagian belakangnya dan saat kembali jatuh bagasi belakangnya terbuka.

Si pengemudi memarahi pria itu tapi langsung terdiam saat melihat keadaan depan mobilnya. Mobilnya ringsek karena menabrak pria itu.

"Kau.. Siapa kau sebenarnya?" Tanya si pengemudi.
"Babi hutan. Kau baru saja menabrak seekor babi hutan." Ujar Pria itu lalu menghilang setelah memakai topi hitam.

Mobil lain berhenti melihat pengemudi itu terdiam syok. Pengemudi itu berkata kalau ia sudan menabrak babi hutan.

"Babi hutan? Di tengah kota seperti ini?"
Orang-orang berkerumun, tiba-tiba di bagasi belakang mobil yang terbuka tadi ada sebuah jenazah. Dan arwah jenazah itu ada di sana, ia terkejut melihat dirinya di dalam bagasi.

Kemudian pria tadi muncul lagi, menghampiri arwah wanita itu,
"Hwang Mi Young, 25 tahun. Lahir tanggal 3 April, 1973. Meninggal pukul 8.32 tanggal 1 Februari, 1998. Penyebab kematian karena tak bisa bernapas. Itu kau, kan?"

Pria itu adalah Wang Yeo, si malaikat maut.
Wang Yeo kemudian memberikan minuman penghilang ingatan pada wanita itu. Wanita itu ragu untuk meminumnya, jika ia tidak minum, apa yang akan terjadi?

"Kau akan menyesal kalau tidak meminumnya. Kuharap kau tidak menyesali apapun setelah mati."
Wang Yeo selesai dengan tugasnya. Ia kembali memakai topi hitamnya. Di luar ia melihat ada Kim Shim, begitu pula Kim Shim yang melihat Wang Yeo. Padahal ia hanya menatap tembok.

"Goblin?"

"Malaikat maut?"

"Topi macam apa yang kau pakai itu."

Wang Yeo melotot tak suka.
Kim Shin menginjakkan kaki di sebuah rumah, otomatis semua lilin yang ada disana menyala bersamaan dan kain-kain penutup perabitan melayang.

Kim Shin mengamati rumah itu. Kemudian seorang kakek tua menyapanya, "Tuan, Ini sudah 20 tahun. Bagaimana kabar Anda?" Sambil membungkuk hormat.
Kim Shin balik bertanya, bagaimana kabar kakek itu. Kakek itu menjawab kalau ia semakin menua seiring berjalannya waktu tapi Kim Shin masih kelihatan gagah seperti dulu.

Cucu kakek menyela, Kim Shin tidak segagah itu kok. Kakek menegurnya untuk menjaga bicaranya. Kakek mengenalkan cucunya seperti yang ia tulis dalam surat.

"Siap Ahjusshi ini?"

"Kau pasti Deok Hwa. Aku akan jadi pamanmu, kakakmu, anakmu, dan cucumu. Senang berkenalan denganmu."
Deok Hwa melipat dua tangannya di dada, Kebodohan macam apa itu? Aneh sekali. Kakek kembali menegurnya untuk menjaga bicara.

Lalu kakek minta maaf pada Kim Shin, Mohon maklum, Deok Hwa jadi manja karena merupakan anak laki-laki satu-satunya dalam 4 generasi.

Kim Shin menatap Deok Hwa, katanya ada seorang anak yang lahir di Goryeo dan mati di tanah yang asing. Dia adalah nenek moyang Deok Hwa. Deok Hwa terlihat mirip dengan anak itu.

"Bagaimana? Apa nenek moyangnya tampan?"

Lagi-lagi kakek menegur Deok Hwa untuk menjaga bicaranya dan kembali minta maaf pada Kim Shin.

"Tidak apa. Tidak ada satupun anggota keluargamu yang pernah mengecewakan aku."

Deok Hwa heran, kenapa Kim Shin sejak tadi bicara banmal (tidak formal) pada kakeknya. mau mati? Kali ini kakek hampir memukul Deok Hwa, tapi Kim Shin hanya menanggapinya dengan senyuman.

-- Jaman Goryeo –
Kakek dan Deok Hwa pada masa itu. Kakek menangisi Tuan-nya (Kim Shin). Ia sungguh minta maaf karena datang terlambat karena ia sakit belakangan ini.

"Saya pikir ini adalah waktu bagi saya untuk pergi."

Kakek menunjuk Deok Hwa untuk melayani Kim Shin sebagai gantinya. Deok Hwa yang polos tak mengerti, kenapa pedang itu di sebut Tuan oleh kakek.

Tiba-tiba petir menyambar dan pedang itu bergoyang-goyang.

"Jiwa rakyatmu telah menyelamatkanmu. Namun, darah ribuan orang ada di pedangmu. Darah musuhmu, yang juga keturunan dewa. Kau akan menjadi immortal (orang yang tidak akan bisa mati) dan kau akan melihat orang yang kau cintai mati. Kau tidak akan bisa melupakan satu kematianpun. Ini adalah penghargaan yang aku berikan padamu... sekaligus hukuman yang harus kau terima."

Kim Shin bangkit dan pedangnya bercahaya hijau masih menusuk tubuhnya.

"Hanya pengantin goblin-lah yang bisa menghunus pedang ini. Sekali pedang ini tercabut, kau akan kembali menjad debu dan berada dalam kedamaian."

Kakek dan Deok Hwa ketakutan tapi setelah melihat Tuan-nya Kakek menjadi terharu. Kim Shin berkata kalau ia harus pergi ke suatu tempat.

Kakek membungkuk dalam-dalam mengantar kepergian Kim Shin.
Pertama, Kim Shin mendatangi Kasim yang sudah menghasurt raja. Mencekiknya hingga tak bernyawa dengan kekuatan goblin-nya.

Kedua, ia mendatangi raja tapi ia. Gak tahu apa maksudnya, di ranjang raja ada sesuatu yang tertutupi selimut oranye.

Deok Hwa menangisi kuburan kakeknya. kemudian Kim Shin datang, ia meletakkan batu di atas kuburan kakek,

"Kau adalah... hukuman pertamaku."

Deok Hwa mengabdikan diri untuk melayani Kim Shin mulai saat ini karena itu adalah permintaan terakhir kakeknya sebelum meninggal.

Kim Shin sudah dibutakan oleh dendam sampai ia lupa menanyakan keadaan Deok Hwa, "Apa kau masih tetap akan melakukan apapun yang akan aku perintahkan?"

Deok Hwa menunduk patuh.
Selanjutnya mereka berlayar bersama banyak orang. Deok Hwa terkesima menatap langit malam dari atas kapal. Ia mengaku memang berpikiran dangkal, ia suka melihat pemandangan semacam itu. Dan Kim Shim suka pada Deok Hwa yang suka pada pemandangan semacam itu dengan pikirannya yang dangkal.

Deok Hwa mengedarkan pandangannya pada penumpang lain yang tengah menyantap makanannya. Deok Hwa hanya bisa menelan ludah.

Kim Shim paham kalau Deok Hwa lapar, ia menyodorkan nasinya untuk Deok Hwa. Deok Hwa akan mengambilnya tapi menarik tangannya kembali.

"Saya masih kenyang. Tuan saja yang makan."
Kim Shim tidak percaya, bagaimana Deok Hwa bisa kenyang padahal tidak makan. Deok Hwa mengutarakan alasannya, ia kan kecil jadi makan sedikit saja sudah kenyang. Sementara Kim Shin besar jadi harus makan lebih banyak.

Kim Shin mengambil jalan tengah, ia membagi dua nasinya. Deok Hwa mengingatkan kalau daratan masih jauh, jika mereka berbagi makanan maka tak satupun diatara mereka akan merasa kenyang.

"Jadi kau mau kelaparan?"

Deok Hwa bisa bekerja di kapal dengan imbalan makanan. Kim Shim membawa Deok Hwa bukan untuk memelas makanan, percayalah! Ia mungkin jauh lebih hebat dari yang dibayangkan.
Deok Hwa pun menerima nasi itu dan memakannya dengan lahap. Kim Shim membuka tangannya dan kunang-lunang secara ajaib keluar dari sana.

Deok Hwa terkesima melihatnya, tapi itu malah membuat para bandit tertarik. Mereka mencengkeram Deok Hwa. Dengan satu tangannya, ia siap melemparkan Deok hwa ke laut. Deok Hwa meminta tolong pada Tuan-nya.

Yang mereka inginkan adalah agar Kim Shim menunjukkan barangnya karena mereka harus mengurangi beban kapal. Kim Shim menyuruh mereka menurunkan Deok Hwa maka ia tidak akan membunuh mereka.

"Melihat ombak yang aneh, pasti ada seseorang yang tidak seharusnya ada di dalam kapal ini. Kau. Dia akan dijual menjadi budak. Biarkan saja dia. Singkirkan anaknya."

Maka Deok Hwa pun dibuah ke laut. Penumpang yang lain yang nampaknya satu komplotan bersiap menyerang Kim Shim.

"Kau tahu apa yang terjadi pada manusia yang biadab? Mereka akan menghadapi penghakiman dari-Nya yang penuh kemarahan."
Petir bergantian menyambar dan tiba-tiba terjadi badai yang memporak-porandakan layar kapal dan membuat para penumpang kelabakan.

"Itu.. itu adalah goblin." Seru salah satu dari mereka.

Dengan kekuatan Goblin-nya, Kim Shim mampu membuat kapal miring dan menjatuhkan penumpangnya serta barang-barang mereka ke laut.

Mereka meminta tolong. Kim Shim menjawab sudah terlambat dan mengeluarkan pedangnya untuk membelah kapal, sehingga hanya ia sendiri yang ada di atas sebagian kapal yang masih mengapung.

-- SEOUL 1998 --
Kim Shim duduk di atas gedung, tepatnya diatas papan nama yang dipasang di atap gedung. Ia mendengar berbagai macam suara salah satunya adalah suara tangisan bayi.

"Senang rasanya bisa kembali."

Di bawah ada sebuah mobil yang menabrak wanita di awal episode. Wanita itu terluka parah tapi pengemudi yang menabraknya malah melarikan diri.

Wanita itu merintih minta tolong, kalau di dunia ini ada dewa.. tolong selamatkan dirinya... Tolong.. Siapapun, ia mohon...
Kim Shin melihat hal itu dan mendengar rintihan harapan wanita itu. Ia memutuskan untuk mendekati wanita itu.

Wanita itu minta Kim Shim untuk menyelamatkannya. Kim Shim menjawab kalau ia bukan "siapapun". Wanita itu tidak peduli, ia tetap meminta Kim Shim untuk menolongnya.

"Entahlah... Prinsipku adalah tidak ikut campur dalam urusan hidup dan matinya manusia."

"Kumohon.. Aku tidak bisa mati dengan cara ini.."

"Kau tidak memohon untuk hidupmu sendiri."

"Kumohon.. Setidaknya anakku.." Wanita itu memegangi perutnya sebelum tak sadarkan diri.

Kim Shim menghela nafas, ia berujar kalau  wanita itu sangat beruntung bertemu seorang dewa yang berhati lembut. Ia sepertinya sedang tidak ingin melihat siapapun mati malam ini.

Kim Shim memberikan energinya atau semacamnya pada wanita itu.
Wanita itu sadarkan diri tapi ia... sendirian.

Wang Yeo datang karena seharusnya wanita itu sudah meninggal tapi malah tidak ada siapapun di tempat kejadian. Wang Yeo melihat catatannya dan dibaliknya ada catatan satu lagi.

Ia melihat jam tangannya, pukul 9 lewat,

"Salju, hujan, dan bunga-bunga."
Wanita itu berhasil melahirkan anaknya. Para hantu wanita berceloteh kalau anak yang ddilahirkan wanita itu adalah pengantin Goblin.

-- 8 TAHUN KEMUDIAN --
Anak wanita itu sudah besar, namanya Ji Eun Tak dan dileher belakangnya ada sebuah tanda yang bisa menyala. Kadang-kadang doang sih.

Wanita itu menghampiri anaknya yang sedang bermain di pantai. Ia menawari Eun Tak jenis kue beras apa yang diinginkan Eun Tak untuk ulang tahunnya kali ini.

Eun Tak ingin mengadakan pesta saja, ia mau cake, bukan kue beras. Ia mau meniup lilin dan membuat permohonan. Sepertinya keinginannya tidak akan jadi nyata karena selama ini hanya pakai kue beras.

Ibunya tertawa karena sama sekli tidak pernah memikirkan hal itu namun ia menyetujui permintaan Eun Tak.
Eun Tak senang dan tiba-tiba ia melihat anak anjing, ia mendekat dan mengelusnya namun yang ibunya lihat ia hanya sedang mengelus udara.

Eun Tak menunjukkan kelopak bunga yang digenggamnya, ia memberitahu kalau musim semi sudah datang. Mengagumkan, kan?
Eun Tak pulang dari sekolahnya dan ibunya sudah menunggu dengan cake dan lilin. Eun Tak bercerita kalau ia mendapat nilai sempurna untuk pelajaran b.inggris.

Eun Tak menyadari ada kue di meja. Ia senang karena akhirnya pesta ulang tahunnya terlaksana. Ibunya menyuruhnya untuk duduk dan juga menyalakan lilin.

"Apa aku boleh menyalakan lilinnya?"

"Kau sudah cukup besar untuk melakukannya, Eun Tak."

"Benar. Aku sudah 9 tahun sekarang. Aku dapat nilai bahasa Inggris yang sempurna. Ini sih urusan kecil."

Eun Tak menjelaskan semuanya sambil menyalakan lilin tapi ia kemudian menyadari sesuatu.
"Kenapa? Kau harus membuat permohonan. Selamat ulang tahun, sayangku.”

"Kau bukan ibuku. Kau bukan ibuku yang sebenarnya tapi kau adalah jiwa ibuku."

Ibunya baru menyadari kalau Eun Tak memang bisa melihat semuanya padahal ia berharap Eun Tak tidak bisa melihatnya.

Eun Tak mulai menangis, "Ibu, apa Ibu sudah mati?" Ibunya mengangguk. Eun Tak menanyakan sekali lagi dan ibunya kembali menangguk.



>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search