Sinopsis The Secret Life Of My Secretary Episode 3 Part 1
Sumber: SBS
Sumber: SBS
Dae Joo dan Min Ik adalah teman sejak kecil.
Ketika ia masih kecil, Dae Joo adalah teman favoritnya. Dan orang yang paling ia cintai adalah ibunya.
Min Ik memeluk ibunya tapi ibunya malah melepaskan pelukannya dan menatapnya dingin. Min Ik tahu kalau ibunya sedang marah.
Ibu lalu bertanya pada Sekretaris Choi dan Sekretaris Lee Eul Wang mengenai rencana pesta ulang tahun Min Ik. Keduanya kompak menjawab kalau mereka sedang mengerjakannya.
Ibu: Kamu mau hadiah ulang tahun apa?
Min Ik menoleh kearah Dae Joo dan Dae Joo menunjukkan perahu mainannya. Min Ik pun menjawab ingin perahu.
Dia pikir itu akan jadi pesta ulang tahun yang luar biasa. Sampai dia melihat perahu yang sebenarnya.
Ternyata ibunya memberikan hadiah perahu beneran, bukan mainan seperti milik Dae Joo.
Min Ik sedih, lalu Dae Joo memberikan perahu mainannya dengan alasan sudah bosan. Min Ik sumringah, tapi bagaimana dengan perahu hadiah itu?
"Kalau begitu, itu jadi tempat rahasia kita. Jika kita punya rahasia yang ingin kita bagi satu sama lain, ayo ketemu di sana, di Perahu." Usul Dae Joo.
Min Ik setuju.
Episode 2
Apa yang Terjadi Ketika Kamu Tidak Mengenali Orang Tuamu?
Kembali saat Min Ik tiba-tiba memeluk Gal Hee.
"Sekretaris Jung. Tolong... Tolong selamatkan aku."
"Apa? Kenapa... Kenapa harus..."
Dokter Gu datang memanggil-manggil. Min Ik menarik Gal Hee untuk sembunyi.
Mereka sembunyi di ruang penyimpanan obat-obatan. Min Ik memandangi Gal Hee terus-terusan, tapi wajah Gal Hee tetap Gal Hee gak berubah-ubah bahkan setelah ia mengucek matanya beberapa kali.
"Ke- kenapa? Kenapa?" Heran Gal Hee dipandangi begitu.
"Apa sudah kembali?" Tanya Min Ik.
Gal Hee tidak mengerti maksud Min Ik, jadi ia menafsirkannya sendiri "Ya, saya kembali karena saya kesal."
"Ya, kan? Sudah kembali, kan?"
"Tidak, saya bukan kembali untuk anda. Saya kembali untuk membersihkan nama saya."
Tapi Min Ik tiba-tiba melepas bajunya. Gal Hee langsung balik badan dengan kesal, ia kembali untuk membersihkan nama! Bukan melihat Min Ik melepas pakaian!
Min Ik meminta kemejanya dan Gal Hee langsung memberikan tapi sesaat kemudian ia menggerutu.
Gal Hee menatap luka di dada Min Ik, "Apa anda boleh keluar RS?"
"Aku harus ke suatu tempat."
"Saya juga."
Min Ik dan Gal Hee keluar RS dimana Min Ik sudah berpakaian lengkap, mereka masuk taksi.
Pak Supir tanya, mau kemana mereka? Min Ik menjawab Tanhyun Studio dan Gal Hee menjawab Kantor Polisi Yeongdeungpo.
Min Ik: Kamu pernah melihatku melewatkan janji?
Gal Hee: Anda pernah lihat sekretaris yang dipecat pergi bekerja? Kita harus ke kantor polisi dan membersihkan nama saya dulu.
Min Ik membuka pintu dan menyuruh Gal Hee keluar, "Keluar sana, kalau begitu. Kita ketemu setelah kerja."
"Kalau anda tidak datang?"
Min Ik menutup pintu lagi, "Naik, kalau begitu."
Pak SUpir kesal, mau naik atau tidak sih!
Dan mereka ke Tanhyun Studio, tapi Gal Hee meminta Min Ik berjanji kalau mereka akan ke Kantor Polisi begitu selesai syuting.
"Aku tidak akan kabur, jadi..." Min Ik gak bisa melanjutkan perkataannya karena sakit kepala, ngiiiiiiingggggg!!!!!!
Sekretaris Lee melihat Min Ik dan langsung memanggilnya kemudian lari mendekat.
Gal Hee gugup, ia bersembunyi. Min Ik bertanya, siapa dia?
"Ya ampun, Eul Wang Lee. Bukan, Lee Eul Wang Seonbaenim.
"Itu dia?"
"Kita bagaimana nih? Kemarin seharusnya dia datang ke pesta perpisahan karena dengar saya dipecat."
Min Ik masih berkutat dengan sakit kepalanya, ia menggeliat-geliat. Ia doronglah Gal Hee untuk menghadapi Sekretaris Lee.
Sekretaris Lee terkejut melihat Gal Hee ada disana, ngapain?
"Masalahnya itu, saya ada urusan. Senior sendiri sedang apa di sini?" Tanya Gal Hee.
"Apa? Oh, itu, Sutradara memanggil timku karena tak bisa menghubungi Direktur Do atau kamu."
Sekretaris Lee bertanya pada Min Ik yang sedaritadi membelakanginya, baik-baik saja kah?
"Ya, tak apa." Jawab Min Ik sambil masih kelihatan menahan sakit.
Ada seorang pria mendekat. Min Ik berbisik pada Gal Hee menanyakan siapa pria itu.
"Siapa lagi? Dia sutradara."
Pak Sutradara menghempiri Min Ik, "Kenapa anda tidak angkat telepon saya? Yang lain sudah menunggu di dalam."
Gal Hee ijin mau menunggu di luar, tapi Min Ik memegang tangannya erat, jangan pergi!
Sekretaris Lee melihatnya aneh.
Min Ik berbisik pada Gal Hee, "Mulai sekarang, apa pun yang terjadi... tetaplah di sampingku, paham?"
Min Ik menyaksikan pembuatan video tarian dua anak TK. Anehnya ia melihat wajah keduanya berubah-ubah.
"Apa sih ini?" Gumam Min Ik.
Selanjutnya Pak Sutradara menyuruh Min Ik berdiri disamping Da Young.
Min Ik kembali berbisik pada Gal Hee, Da Young itu siapa?
"Kok anda bertanya pada saya?"
Min Ik memberinya tatapan tajam. Akhirnya Gal Hee menyuruh Da Young angkat tangan.
Da Young melakukannya dengan patuh. Gal Hee membalas Min Ik, itu tuh si Da Young.
Gal Hee: Kenapa anda terus menanyakan orang-orang? Anda biasanya pandai mengingat wajah orang.
Min Ik gak menjawabnya, hanya berjalan menuju samping Da Young. Pemotretan dimulai.
Gal Hee gak ngerti karena Ha Ni terus menelepon. Akhirnya ia mengangkatnya.
"Maaf ya, tapi sekarang aku tak bisa bicara--"
"Kamu lagi di penjara, atau kamu menghilang? Ada banyak gosip tentangmu. Kenapa lama angkat teleponnya?"
"Ini lebih seperti aku disandera."
Gal Hee menjauh untuk menjawab telepon.
Pak Sutradara memuji para artisnya dan menyuruh mereka bersiap untuk adegan terakhir.
Min Ik bicara pada dirinya sendiri bahwa ia harus sadar, harus sadar!
Pak Sutradara memanggil, Min Ik menoleh dan di hadapannya sudah ada banyak anak TK. Ia menyerah, sama sekali tidak bisa mengenali mereka, ia pun pergi dari lokasi.
Gal Hee mengikuti, "Astaga! Direktur, anda mau ke mana?"
Min Ik menuju lift, Gal Hee mengekorinya, "Anda sengaja ya merepotkan saya?"
"Bukannya... aku menyuruhmu untuk tetap di sampingku?"
"Kok marah sama saya?"
Gal Hee menyadari kalau Min Ik berkeringat banyak, ia pun mengeluarkan sapu tangan dan menyeanya. Tapi Min Ik malah main-main dimatanya, Min Ik menutupi wajahnya-enggak-tutup-enggak.
"Ini apa?" Tanya Min Ik.
"Apa lagi? Saya yang kemarin dipecat, Jung Gal Hee. Yang anda pecat sambil tertawa, Jung Gal Hee. Pelayan terkenal dari TnT Mobile, Jung Gal Hee!"
"Ya, aku tahu!!"
Min Ik memegang kedua bahu Gal Hee dan menatapnya lurus, "Sekretaris Jung. Kenapa cuma kamu yang tidak berubah?"
"Benar. Saya sudah dipecat, tapi saya masih sabar dan membantu anda. Tidak disangka saya baru saja mengelap keringat di wajah anda."
Pintu lift terbuka, Min Ik berkata kalau ia harus menemui Dokter Gu. Iya. ketemu Dokter Gu dulu.
Tapi Gal Hee tidak mengijinkannya, "Saya tahu anda akan begini. Bukan dokter, tapi detektif. Anda sudah janji!"
Min Ik pun bersedia ke kantor polisi. Tapi disana ia gak mau ngomong, Gal Hee terpaksa menggantikannya menjawab pertanyaan Detektif.
Min Ik malah sibuk melihat poster di belakang Detektif. Anehnya, tiap kali ia memalingkan pandangan, karakter yang dilihatnya di poster itu berbeda. Pusing palanya.
"Entah dunia yang mulai gila... Atau aku yang gila." Batinnya.
Detektif kesal karena Gal Hee terus yang menjawab padahal ia bertanya pada Min Ik. Gal Hee hanya bisa minta maaf.
Gal Hee: Maaf. Tapi... Dia susah mengingat alamat rumahnya.
Detektif tetap bertanya, harusnya Min Ik bertemu siapa semalam?
"Teman. Tapi entah kenapa, dia tidak muncul." Jawab Min Ik.
"Tanpa menghubungi anda?"
"Dia tidak perlu menelepon.. karena kami cukup dekat untuk saling memahami."
"Ya. Anda bilang melihat wajah pelakunya, kan?"
"Ya. Saya jelas melihat wajahnya."
"Apa anda mampu mengenalinya?"
Si pembunuh sedang melelepon, "Bagaimana jalannya? Baik. aya akan temui anda besok."
Ia memutus sambungan dan di layar ponselnya ada tulisan, BOS. Kemudian ia mengambil pisau yang masih ada darahnya.
Min Ik: Bahkan sekarang, saya ingat wajahnya dengan jelas seolah dia ada di samping saya.
Detektif yang lain membawakan rekaman CCTV di kapal, saat itu benar-benar gelap di dermaga, jadi tidak ada yang terekam kamera.
Kemudian Detektif memperlihatkan rekaman dari dari tempat parkir. Min Ik menunjuk prang yang berpakaian hitam dan bertopi hitam, itu pelakunya, sayangnya wajahnya tidak kelihatan.
Detektif memundurkan rekamannya, saat itu terlihat geng Gal Hee dengan senjata masing-masing.
Min Ik meminta di stop, lalu mereka menoleh pada Gal Hee.
Min Ik: Apa ini? Kalian datang rombongan?
Gal Hee: Itu... Kami sekretaris kekenyangan. Jadi kami ingin olahraga. Lihat. Tongkat golf, tongkat baseball... Itu untuk olahraga.
Min Ik: Jokbal itu?
Gal Hee: Itu pengganti yang bagus untuk halter.
Untuk membaca apa yang dikatakan Gal Hee, detektif membesarkan videonya. Mereka bisa membaca bahwa yang dikatakan Gal Hee adalah, "A-ku a-kan bu-nuh di-a."
Min Ik kembali menoleh pada Gal Hee, "Bunuh? Siapa? Aku?"
"Maksud saya, itu pikiran pembunuh... dan mood saya lagi bagus. Jangan fokus di sini, tonton yang berikutnya."
Videonya dimundurkan lagi dan ada yang terekam. Gal Hee meminta di-stop. Min Ik tanya, siapa dia?
Gal Hee: Apa? Anda tidak tahu?
Detektif: Siapa?
Gal Hee: Kolega dan sahabat anda. Teman yang anda temui di sana.
Min Ik: Dae Joo?
Gal Hee mengangguk, "11:53 malam? Dia sudah ada di sana saat anda tiba. Lalu ke mana dia tanpa menemui anda dulu?"
Detektif: Bahkan teman pun tak bisa dipercaya.
Saat keluar, Min Ik menginterogasi Gal Hee, "Sekretaris Jung, bagaimana kamu tahu itu? Di sana tempat persembunyian Dae Joo dan aku."
"Tak ada tempat yang dirahasiakan antara kalian berdua. Setiap anak buah anda dan sekretaris Direktur Gi tahu soal 'di sana'."
"Ah.. Aku capek, sekarang pulang saja."
"Iya, harus pulang."
"Bukan kamu, aku. Aku capek, jadi antar aku pulang."
"Anda punya uang dan punya mobil sendiri. Ada satu hal yang anda tidak punya."
"Tidak mungkin lah."
"Sekretaris."
AKhirnya Gal Hee mengaku, "Saya memang ke sana untuk membunuh anda. Setelah saya bekerja keras, anda memecat saya. Saya kepikiran ibu saya, dan itu membuat saya marah. Tetap saja, saya malah menyelamatkan anda. Ini tindakan terakhir saya sebagai sekretaris. Bukan tempat saya... untuk berpamitan saat anda memecat saya."
Gal Hee membungkuk hormat, "Terima kasih untuk selama ini. Direktur Do Min Ik."
Gal Hee membungkuk sekali lagi lalu pergi.
Min Ik akan mencegahnya tapi gak jadi.
Saat pulang, Min Ik disapa Presdir Sim, "Aku kira kamu sudah pindah dari sini."
Min Ik menduga-duga siapa orangnya, "Paman... Paman, kan?"
"Paman? Sebenarnya tidak. Kita tidak terikat darah."
"Meskipun begitu, kita bertukar air liur. Sejak usia 7 tahun, kita makan sup dan semur dari mangkuk yang sama."
"Hahahaha.. Kamu berkicau seperti burung kukuk, ya?"
Nyonya Sim gak terima putranya dipanggil begitu, "Min Ik itu anak yang aku lahirkan."
Paman: Sekarang kamu membodohi dirimu? Noona membawanya ketika suamimu masih hidup, jadi itu sudah lebih dari cukup. Kita biarkan dia ambil alih usaha ayah, tapi dia malah kabur.
Nyonya Sim: Kamu lagi membahas betapa bodohnya aku?
Min Ik gak menatap ibunya dan membuat ibunya protes. AKhirnya Min Ik pelan-pelan memutar tubuhnya untuk menatap ibunya, tapi malah melihat wajah dingin ibunya saat dulu.
"Kenapa harus wajah itu, Bu? Ibu seperti... orang asing yang kutemui.. di hari pertamaku di sini." Batin Min Ik.
Tiba-tiba ada suara Ngiiiing lagi, Min Ik memagang kepalanya, sakit. Nyonya Sim memicingkan mata melihatnya.
"Kamu sakit?" Tanya Nyonya Sim.
"Tidak kok. Salah kalau aku sakit lagi. Aku tak bisa begitu pada orang yang merawatku saat hampir tak bisa berdiri."
Nyonya Sim mendekati Min Ik, "Tujuan kita adalah... untuk menyembunyikan fakta kita tidak berhubungan darah. Peranku adalah menjadi ibu baik untukmu, sementara kamu menjadi anak yang sempurna. Jangan lupa. Itu alasanku membiarkanmu berada di keluarga ini."
"Aku... sangat berterimakasih. Dan aku... mencintaimu, Ibu."
Min Ik lalu memeluk wanita yang dianggapnya ibu itu.
Paman: Kamu tidak muak dan bosan dengan permainan selama 20 tahun ini?
>
EmoticonEmoticon