-->

Sinopsis The Secret Life Of My Secretary Episode 1 Part 2

- Mei 07, 2019
>
Sinopsis The Secret Life Of My Secretary Episode 1 Part 2

Sumber: SBS



Min Ik menunjukkan FD pada Dae Joo lalu berbisik, "Ini Romi, anjing yang menjilat dan si polos Ah Young."

Dae Joo tersenyum. Min Ik memasukkan FD itu ke saku Dae Joo sambil berkode agar Dae Joo merahasiakannya. 

Dae joo: Kurasa aku akan begadang semalaman.

Dae Joo mengeluarkan FD dan menciumnya. 


Min Ik ketawa, lalu mengubah topik pembicaraan. Ia menanyakan apa selebaran yang dibawa Dae Joo itu?

"Ah.. Pengumuman untuk acara olahraga. Ada juga untuk timmu."

Dae Joo memberikan selembar untuk Min Ik. Min Ik membacanya, "Acara Olahraga ke-43 TnT Mobile".

Min Ik menghela nafas. Dae Joo bisa menebak pasti Min Ik gak bakalan ikut. 

"Tidak ikut lah. Aku takkan bersaing cuma untuk mendapat penanak nasi."

Dae Go hanya ketawa.




Di bawah, Min Ik langsung bisa mnegenali Gal Hee diantara orang-orang yang berpakaian merah. 

"Kenapa dia malah lewat situ?"

"Siapa?" Heran Dae Joo. 

"Sekretaris Jung."

"Dia di bawah sana? DImana?"

"Di dekat spanduk yang dikelilingi anak-anak, tidak bisa jalan."


"Entah penglihatanmu bagus atau kamu terlalu fokus? Kok bisa kamu mengenalinya di tengah kerumunan itu?"

"Bagaimana tidak saat dia tampak seperti itu selama setahun? Rasanya seperti aku masih bisa  mendengar suaranya jika aku tuli dan mengenalinya bahkan jika aku buta."



Makanya Dae Joo menyuruh Min Ik memperpanjang kontrak Gal Hee karena tidak ada yang mengenal Min Ik lebih baik dari Gal Hee. 

"Kamu kan tahu.. hal apa yang sekretarisku.. lakukan padaku." Jawab Min Ik tiba-tiba sedih.


Di ruangan Min Ik, Gal Hee membawakan Makan Siang Min Ik..



Kemudian Min Ik masuk, Gal Hee langsung bersikap hormat. Min Ik membawa kertas yang dilipet dua, ia mengira itu adalah kontrak perpanjangannya. 

Min Ik melipatnya menjadi empat dan akan membuangnya, Gal Hee langsung panik, "Direktur Do, apa itu... dokumen yang anda terima?"

"Ya, aku diberikan ini. Tapi.. Kita lupakan saja."

Min Ik meremasnya lalu membuangnya ke tempat sampah. 



Gal Hee nambah panik, apa?

"Kamu butuh waktu... untuk mengisi tenagamu." Alasan Min Ik dan mengakhirinya dengan senyum ke Gal Hee. 

"Tidak, itu tidak perlu. Aku tidak butuh istirahat."

"Kamu tidak mau istirahat?"

"Iya."



Gal Hee tiba-tiba menghentakkan kakinya diiringi suara genderang drumband. Ia bicara bagaikan penyanyi rap.

"Seberapa keras pekerjaannya, saya lebih suka kerja di sini. Jika anda izinkan, saya akan lakukan yang terbaik untuk melayani Anda semampu saya. Saya akan belajar 100 dari satu pelajaran dan belajar 1 juta dari dua pelajaran. Saya akan lari dan lari sampai lidah memutih dan ketiak berkeringat."

"Ampun deh. Jangan... terlalu bersemangat."

Min Ik pun mengambil kembali kertas yang dibuangnya tadi, "Jika itu yang sangat kamu inginkan, aku akan memikirkannya."

"Terima kasih. Terima kasih, Direktur Do."

"Kamu boleh pergi."

"Nimkati makanannya. Terima kasih."



Saat mengantar Min Ik pulang, Gal Hee asyik dengan pemikirannya, "Dia akan memikirkannya. Apa yang dilakukan mantan sekretarisnya sampai dipromosikan pekerjaan penuh waktu?"

Min Ik juga asyik dengan pemikirannya sendiri, "Itu adalah tangisan keputusasaan terdalam yang pernah kulihat selama 10 tahun terakhir. Kenapa dia terobsesi dengan acara olahraga?"


Gal Hee memencet bel lalu berkata kalau Min Ik sudah sampai. 







Kejadian lucu+menyakitkan terjadi. Min Ik kejedot pintu gerbang saat Gal Hee membukanya. 

Min Ik kesakitan banget dan Gal Hee ketakutan.

Min Ik mau marah, tapi pandnagannya tiba-tiba kabur. 

Saat sudah stabil, ia menyentuh kepalanya, ada darah. 



Min Ik berlari memanggil taksi. Gal Hee nya bingung karena Min Ik gak bilang apa-apa padanya.

Gal Hee: Kenapa aku merusak kesempatanku? Tapi mau ke mana dia?



Min Ik ternyata ke Rumah Sakit dan ia merengek pada Dokter. 

"Tolong lihat saya. Kepalaku tidak nyaman."

"2 kali 8?"

"16."

"8 kali 7?"

"56."

"54."

"56!"

"Kau baik-baik saja."




Min Ik tetap memaksa Dokter memeriksanya. 

"Ya ampun, tolong periksa saya. Bukan hantaman pelan. Tapi keras! Kepalaku terhantam keras."

Dokter akhrinya meminta Min Ik menunjukkan kepalanya. 

Dokter: Operasi sudah lebih dari 20 tahun yang lalu.

Min Ik: Anda yang menyuruhku hati-hati. Hindari tempat ramai, jadi saya tidak belanja lagi. Saya tak pernah kehabisan nafas, jadi saya tidak lari. Saya takut melukai diri sendiri sampai saya tidak ikut olahraga.   


Dokter malah menyentil kepala Min Ik, "Berarti kau bisa ambil 100, jadi kembali padaku ketika kau benar-benar terluka."

"Serius, nih?"

"Pergi sana."

"Yakin?"

"Pergi."

"Anda yakin?"

"Pergi."

"Serius, kan?"

"Pergiiiiii!"




Di pintu gergang, Min Ik menemukan bungkusan kresek. Ia mebukanya, isinya minuman dan pesan.


Gal Hee yang meninggalkannya.

"Maaf sudah membuatmu khawatir. Silahkan minum ini sebelum tidur!"


Min Ik memasukkannya kembali kedalam kresek sambil bergumam kalau Gal Hee gak perlu melakukannya. 

Usai mandi, Min Ik memeriksa lukanya dan emang gak parah.




Saat akan memasukkan dokumen ke laci, Min Ik melihat kontrak perpanjangan Gal Hee. Ia akan menyobeknya, tapi gak jadi saat melihat minuman pemberikan Gal Hee tadi. 



Min Ik ingat saat Gal Hee menjalani wawancara. Orang disebelah Min Ik menyuruh Gal Hee memperkenalkan diri.

"Ibu menamai saya Jeong Gal Hee, berharap saya bisa menjadi orang yang berkelas dan rapi." Jawab Gal Hee.





Min Ik juga ingat kesetiaan Gal Hee selama ini. 



Sebelum pergi, Gal Hee berpesan, "Keluarkan daging dari freezer untuk sup. Aku akan lakukan sisanya nanti, jadi jangan sentuh apa pun."

Dan untuk Nam Hee ia mewanti-wanti jangan sampai bolos, murid pintar. 

"Apa kau harus datang ke acara olahraga di hari peringatan kematian Ibu?" Tanya Nam Hee. 

"Perpanjangan kontrak dipertaruhkan. Aku ingin tunjukkan kesetianku pada bos."

Gal Hee pun pergi. 




Acara olahraga dimulai. Yang memiliki jabatan tinggi selalu dipuji walaupun mereka tidak ahli. 



Keempat sekretaris juga hadir.

Se Young: Kita di tim mereka cuma saat mereka butuh kita. Kalau tidak, sekretaris tidak dimasukkan. Tidak ada yang mengajak kita.  

Ri Ra: Itu terjadi setiap saat. Serikat buruh juga tidak mau kita ikut karena kita pekerja outsourcing.

Myung Jung: Dan setiap kali ada gosip, eksekutif langsung mencurigai sekretaris.



Lee Eul Wang: Jika ingin menghina bos, lakukan setelah kamu mati.

Keempat sekretaris serta Gal Hee langsung memberikan penghormatan dengan kompak, "Halo, Eul Wang Lee Seonbae-nim."

Eul Wang: Bisa tidak jangan panggil aku Eul Wang Lee di depan umum?

Myung Jung: Baik, Senior Lee Eul Wang.


Eul Wang heran melihat Gal Hee melakukan pemanasan sejak tadi, sedang apa sih? 

Gal Hee: Aku akan main, "Gendong Belakang dengan Bos".

Ha Ni: Kamu gendong direktur?

Gal Hee: Iya.

Myung Jung: Hey, Direktur Pembaca Pikiran takkan datang.

Gal Hee langsung kecewa. Myung Jung mengatakan kalau Min Ik gak datang tahun lalu dan tahun sebelumnya juga.



Tapi kali ini mereka salah, Min Ik datang dan berjalan ke arah Gal Hee.




Dae Joo yang melihatnya juga heran, bahkan sampai meragukan bahwa yang dilihatnya itu beneran Do Min Ik. 

"Di sini panas, banyak orang, dan penuh bahaya. Kamu bisa menabrak orang, jatuh,  atau terluka. Masih mau di sini?" Heran Dae Joo.

"Iya juga. Kenapa aku mau lakukan ini?" Heran Min Ik, ia mengatakannya sambil menatap Gal Hee, lalu senyum ke Dae Joo sebelum menghamoiri Gal Hee.






Gal Hee menyapa Min Ik seperti biasa, "Anda datang, Pak."

"Datang lah. Gara-gara kamu." Jawab Min Ik.

"Aku sudah pikirkan. Dan..." Min Ik tidak melanjutkan kalimatnya karena ada pengumuman. 

"Sekarang, kita mulai permainan gendong belakang untuk menguji keakraban kalian dengan bos! Peserta silahkan menggendong pasangan anda di punggung..."






Min Ik balik bada, ia menyuruh Gal Hee naik ke punggungnya. Semua yang mendengar melongo, Gal Hee juga. 

"Aku mana bisa?" Gal Hee ragu.

Min Ik bahkan sampai membungkuk agar Gal Hee naik. Gal Hee masih ragu. Min Ik mengangkatnya. 




Di garis start, Min Ik tanya, "Tapi... Kamu sangat ingin lakukan ini?"

"Saya?"

Pistol dibunyikan, semua peserta pun berlari. 


Presdir Sim yang  hadir ikutan heran melihat Min Ik ada disana, terlabih Min Ik sedang lari.



Setelah sampai ujung, pasangan wanita harus makan snack yang digantung. Gal Hee berhasil menjadi yang pertama, Min Ik langsung membawanya lari ke gariis start kembali yang menjadi garis finish. 




Gal Hee dadah-dadah ke para sekretaris yang mendukungnya.





Dan mereka menjadi juara pertama. Gal Hee refleks memeluk Min Ik saking senangnya. Para sekretaris melongo menyaksikannya.

Gal Hee sadar dan segera melepaskan Min Ik.



"Sudah senang, kan?" Tanya Min Ik. 

"Apa?"

"Aku berikan gaji terbaik di awal... dan di akhir, aku berikan hadiah terbaik. Begitulah caraku. Senang bisa bekerja denganmu."


Min Ik mengulurkan tangan, mengajak salaman. Gal Hee cuma memandangi tangannya saja.




Mereka pindah ke tempat yang sepi. 

Gal Hee: Anda bilang akan memikirkannya. Anda bilang akan memikirkannya karena saya sangat ingin itu.

Min Ik: Aku? Kapan?

Min Ik ingat kejadian kemarin dan itu membuanta tersenyum karena maksud mereka berbeda. 

Gal Hee: Anda memecat saya sambil tertawa?



Min Ik: Sejak awal, itu kontrak 1 tahun. Artinya, aku takkan melihatmu lebih dari setahun.

Gal Hee: Itu bisa saja berarti anda akan terus melihatku setelah 1 tahun.

Min Ik: Sepertinya kamu belum dengar gosip aku mengganti sekretarisku setelah 1 tahun.

Gal Hee: Aku dengar itu, tapi kukira itu tidak benar.

Min Ik: Kenapa berharap begitu?

Gal Hee: Ada sekretaris yang bekerja selama 3 tahun. Dan anda bahkan ingin dia dapat posisi permanen.

Min Ik: Kamu... Berapa banyak yang kamu tahu tentang aku?



Gal Hee: Jadi saya... Saya kira bisa seperti dia jika bekerja keras.

Min Ik: Siapa pun bisa melakukan ini. Bukan cuma kamu.

Kata-kata itu menyakiti Gal Hee.

Min Ik: Jangan salahkan aku atas harapanmu. Harapan itu... cuma sekedar harapan palsu.



Gal Hee: Tapi hanya ini yang bisa saya lakukan. Andalah yang menilai... dan anda juga yang memperbarui kontrak. Yang bisa saya lakukan hanya berharap. Orang lain meremehkan saya, memanggil saya "Pelayan", tapi saya ingin membantu anda. Kebutuhan anda adalah prioritas saya. Saya tidak makan, tapi memberi makan ikan anda dengan benar. Saya melewatkan peringatan kematian ibu saya, tapi membeli hadiah ulang tahun untuk ibu anda. Tas saya penuh barang anda. Jadwal saya penuh jadwal anda. Dan... Dan saya tidak dibolehkan berharap? 






Pembawa acara mengumumkan pemenang penanak nasi multifungsi yang keren. Dia adalah.... Sekretaris Jung Gal Hee. 

Min Ik mengucapkan selamat untuk Gal Hee, sebelum pergi meninggalkannya. Gak Hee manangis. 



Gal Hee membawa hadiahnya pulang. Di jalan, ia menatap pantulan dirinya di kaca toko pakaian. Itu membuanta sedih tapi gak sampai menangis.





Yang membuatnya menangis adalah melihat saudaranya ketiduran setelah menyiapkan upacara peringatan hari kematian ibunya. 

Gal Hee sesenggukan menatap foto ibunya.

Episode genap bisa dibaca di blog www.egablog.id  udah di post, langsung cussss...
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search