Sinopsis My First First Love Episode 6 Part 2
Sumber: NETFLIX
Do Hyeon juga punya sekuter dong. Tae Oh mempraktekkan nasehat Song Yi, ia tersenyum pada Do Hyeon terlebih dahulu.
Mereka berhenti untuk bicara. Do Hyeon tanya, tahu dariman Tae Oh kalau ia ada disana?
"Ayahmu memberi tahu kau mengantar pesanan. Saat aku ke tokonya."
"Kenapa kau ke toko?"
"Aku tadi... ada di sekitar sana."
Tae Oh pelan-pelan mengungkit masalah uang sewa itu, ia akan bicara dengan ayahnya.
"Jangan. Aku akan marah." Do Hyeon memperingatkan.
"Kau lampiaskan amarah saat main basket."
"Aku sudah lama kenal ayahmu. Ayahmu tak akan peduli saat emosinya meningkat."
"Seo Do Hyeon, sama sepertimu, kau tak memilih menjadi putra ayahmu, aku juga tak memilih menjadi putra dari pria sekikir itu."
"Tetap ada untungnya bagimu."
"Baik. Maaf karena hidupku lebih istimewa. Karena itulah saat kita pergi, aku yang traktir makanan dan minuman. Membiarkanmu menang main basket. Itu juga tak mudah bagiku."
"Kau kalah karena memang payah."
"Tak benar."
"Ayo lihat kau main serius."
"Tentu, ayo."
Do Hyeon: Asal kau tahu.. aku sayang ayahku. Aku bangga menjadi putranya.
Tae Oh: Bicaramu membuatku seperti anak tak tahu terima kasih. Cukup bicara soal ini.
Tae Oh membahas soal Se Hyeon, ia mau mengajaknya kencan hari ini.
"Siapa? Gadis di sampul majalah Campus Naeil?"
"Ya."
"Kau yakin?"
"Bukan masalah yakin. Aku suka dia, itu yang penting. Kau harus berhenti merasa ragu dengan gadis yang kau suka, akhiri jika dia tak baik."
"Aku mau mengajaknya juga. Kami tak pernah ragu, hanya melangkah lebih lambat. Aku ingin punya pacar dan ingin dia jadi pacarku. Aku mau kencan jika dengan dirinya."
"Apa? Kau sangat serius. Kapan?"
"Segera. Ada yang mau kuatur dahulu."
"Woah.. Aku akan melihatmu bersama pacarmu?"
"Kursimu di depan."
"Oh~~~ Kedengarannya seru."
"Dia cantik?"
"Ya."
Tae Oh memanggil Se Hyeon yang sedang enak jalan, ia menyuruhnya melihat ke atas.
Se Hyeon mendongak, ia melihat ada drone yang membawa sebuah kotak.
Tae Oh menurunkan drone-nya hingga Se Hyeon bisa menggapai kotak itu. Tae Oh menyuruhnya membuka, isinya kertas, apa itu?
"Sesuatu yang membuatmu tertawa." Jawab Tae Oh yakin.
-=KAU PERCAYA CINTA PANDANGAN PERTAMA?=-
Tae Oh memutar filmnya di ruang klub. Terakhir ia menampilkan fotonya Se Hyeon membuat semuanya terkejut.
Semuanya memuji dan menduga kalau Tae Oh membuatnya untuk pengakuan cinta.
Tae Oh diem aja, ia cuma menatap Se Hyeon. Yang lain bersorak untuk menerima Tae Oh. Akhirnya Se Hyeon tersenyum.
Tae Oh berhasil menjadi anggota klub.
Saat mengantar Se Hyeon, Tae Oh teriak sepanjang jalan, Huuuu~~~~~~ "Biarkan kami jatuh cinta!"
Hoon langsung down saat mendengar alau ia hanya pemain cadangan, bukan pemain inti.
"Cadangan adalah... Maksudmu... Aku pemain pengganti." Hoon memastikan.
"Itu... Itu istilah profesionalnya. Pemain pendukung sampai pemain inti, jika ada aktor yang berhalangan, kau yang gantikan. Tentu kau akan dibayar setiap tampil di pertunjukan."
"Itu berarti... aku mungkin tak tampil sama sekali?"
"Itu belum pernah terjadi. Besar atau kecil, musibah selalu terjadi."
Hoon tampak kecewa.
"Tetap saja, kami perusahaan produksi musik terbesar di Korea. Bayarannya lebih besar dari perusahaan lain."
Hoon berpikir sebentar, lalu bertanya, "Sebesar apa yang kita bicarakan?"
"70.000 won, dikurangi pajak."
Hoon kaget mendengar nominalnya, BENERAN?!!! Ia pun tak kuasa menolaknya.
Hoon memikirkan keputusan akhirnya setelah pembicaraan itu, "Aku lulus audisi atau tidak? Aku lulus audisi, tapi mungkin tak akan tampil. Tapi jika tetap dibayar, maka tak bisa dibilang gagal. Entahlah. Kontraknya hanya sejuta won."
"Kupikir... lulus audisi akan membuatku bahagia, tapi inilah yang terjadi. Sebentar. Aku mau tahu apa Ga Rin berhasil tanpaku."
Ga Rin bertugas menjaga stand cicip Ramyeon. Tapi ia tak kuasa menahan nafsunya, ia akhirnya menghabiskan semuanya.
Ini kencan perdana mereka setelah menjadi pasangan. Tae Oh meminta Se Hyeon mengatakan apa yang disukainya.
"Festival. Saat di Inggris, aku ke Festival Glastonbury. Selama tiga hari berurutan aku mabuk dan menonton band tampil. Itu sangat menyenangkan."
"Aku belum pernah ke sana."
"Aku mau berselancar, walau belum pernah coba di Korea. Kudengar banyak peselancar ke Provinsi Gangwon."
"Bilang saja, aku akan mengajakmu ke sana."
"Mengajakku ke sana naik skutermu?"
"Aku bisa sewa mobil."
"Berarti aku yang mengemudi. Aku senang mengemudi."
"Woah.. Apa ada yang tak bisa kau lakukan? Bicara denganmu membuatku merasa tidak berpengalaman."
Tiba-tiba Se Hyeon bertanya, "Tahu kenapa aku suka kau?"
"Katakan. Aku mau tahu."
"Kau jujur. Tiap kubilang aku bisa lakukan sesuatu, para pria sibuk ceritakan kebisaan mereka. Tapi kau tidak. Kau tulus dan apa adanya. Tak semua orang seperti itu."
Dari gelagatnya, Tae Oh puas dengan kepribadiannya itu. Ia menawari Se Hyeon untuk minum lagi, tapi Se Hyeon harus pergi.
"Aku mau ke bioskop bersama ibuku. Maaf tak memberitahumu dahulu." Kata Se Hyeon.
"Aku mau mengantarmu pulang hari ini."
"Lain kali saja."
Mereka bersulang.
Tae Oh hanya mengantar Se Hyeon ke taksi. Mereka berpisah dengan saling tersenyum. Tae Oh memuji diri sendiri, "Asyik! Aku hebat."
Di rumah, Tae Oh menyapa teman-temannya beda.
"Halo, Teman-teman Serumah!"
Teman-teman menatapnya heran.
TV dimatikan dan Tae Oh menceritakan semuanya. Hoon yang paling heboh mendengar kalau pacar Tae Oh itu cuantik.
Song Yi: Bagaimana rasanya berkencan?
Tae Oh: Aku sangat bahagia. Aku merasa bersalah bahagia sendirian. Jadi, kalian juga harus mulai berkencan.
Hoon: Ajak dia kemari, aku mau lihat.
Tae Oh: Akan kuundang dia...
TV dimatikan dan Tae Oh menceritakan semuanya. Hoon yang paling heboh mendengar kalau pacar Tae Oh itu cuantik.
Song Yi: Bagaimana rasanya berkencan?
Tae Oh: Aku sangat bahagia. Aku merasa bersalah bahagia sendirian. Jadi, kalian juga harus mulai berkencan.
Hoon: Ajak dia kemari, aku mau lihat.
Tae Oh: Akan kuundang dia...
Hoon: Aku tak menduga dia akan membahas itu. Ini bencana.
Song Yi: Hei, bagaimana latihannya? Kau memerankan apa?
Hoon: Apa? Tentang itu... Aku tak yakin seberapa sering akan tampil. Belum pasti.
Dari dalam kamar terdengar suara Tae Oh, "Sebagai pengajar? Song Yi sudah cukup sibuk. Dia tak akan sempat mengajar Yeong Ho."
Tae Oh melarang Ayahnya menelepon Song Yi, ia gak peduli akibatnya. Kalau sampai menelepon Song Yi, ia gak mau bicara dengan ayahnya lagi.
Song Yi mengetuk pintu saat Tae Oh selesai bicara.
"Itu ayahmu?"
"Kau tak perlu tahu."
"Aku mau. Aku mau ajari adikmu."
"Kenapa kau? Aku mencoba membantumu."
"Jika dipikir, cara itu lebih baik. Aku bisa lakukan dengan kemampuan sendiri. Mengurangi rasa bersalah bertemu ayahmu."
"Song Yi, serius..."
"Aku tak bisa mengabaikan bayarannya. Lebih baik aku bayar utang dengan waktuku. Aku akan temui dia besok dan bilang sendiri. Aku akan ajari Yeong Ho dengan baik. Tanggung jawabku, nilainya harus bagus."
"Kenapa harus bertanggung jawab untuknya?"
"Telepon ayahmu lagi. Bilang aku mau."
Song Yi keluar lagi.
Tae Oh: Dia harus lebih mencemaskan dirinya. Aigo...
>
EmoticonEmoticon