Sinopsis My First First Love Episode 6 Part 3
Sumber: NETFLIX
Tae Oh menunggui Song Yi di depan pintu kamar mandi sampai Song Yi kaget saat keluar.
"Pergi jam berapa besok?" Tanya Tae Oh.
"Pukul 17.00?"
"Aku ikut denganmu."
"Tak perlu."
"Kau lakukan yang membuatmu merasa nyaman, aku juga sama. Sampai jumpa pukul 17.00."
Tae Oh lalu masuk ke kamarnya.
Di sana ia masih memikirkan Song Yi sampai Se Hyeon menghubungi.
"Bagaimana filmnya? Hmm..." Mereka bicara di telepon.
Song Yi memergoki saat ia akan masuk tenda.
Song Yi memberikan selamat, "Kalian saling menyukai. Perlu diberi selamat."
"Aku tak butuh ucapan selamat, membuatku kesal."
"Kulakukan yang aku mau."
"Terserah. Selamat tidur."
Tae Oh menutup jendela dan kordennya.
Hoon sendirian di rumah, ia makan es krim sambil menyiram tanaman, "Tae Oh dan Song Yi ke kampus, dan Ga Rin bekerja. Sendirian di sini membuatku merasa jadi pengangguran. Tapi aku tetap aktor profesional."
Ada yang membunyikan bel. Hoon membuka gerbang, ternyata yang datang dua asisten Ga Rin.
"Siapa kalian?" Tanya Hoon.
"Halo. Ini kediamanmu?" Tanya Asisten wanita.
"Bisa dibilang begitu."
"Kau tinggal di sini?"
"Ya."
"Kami mencari seseorang. Kau pernah lihat dia di lingkungan ini?"
Wanita itu memberikan selebaran Ga Rin. Hoon terkejut membacanya apalagi melihat hadiahnya, 10 jt won, bahkan ia menjatuhkan es krimnya tanpa sadar.
Hoon: Siapa... Maksudku... Siapa dia hingga ada hadiah 10 juta won? Apa dia... penjahat?
Pria: Bukan hadiah, itu imbalan.
Wanita: Keselamatan Nn. Oh sangat penting.
Masuk ke dalam, Hoon langsung mencar informasi mengenai Ga Rin di internet. Makin terkejut lagi Si Hoon karena Ga Rin benar-benar anak horang kaya.
Se Hyeon mengajak Tae Oh menonton sebuah film. Ia meminta pendapat Tae Oh. Tae Oh mengakui film itu keren, tapi apa itu?
"Juara kontes magang internasional tahun lalu. Kontes jadi terkenal karena hadiahnya. Harus magang tiga bulan di tiga kota berbeda, semua biaya ditanggung."
"Woah.. Jadi harus tinggal tiga bulan di luar kota?"
"Ya. Magang untuk perusahaan media terbesar di Korea. Banyak yang bisa dipelajari. Bonusnya jalan-jalan."
"Semoga sukses. Jika fokus, kau akan menang kontes ini."
"Mau ikut aku?"
"Kau serius?"
"Ya."
"Aku mau, tapi... Aku bisa bantu?"
"Pernah dengar "keberuntungan pemula?" Kontesnya seperti itu. Proyek yang agak amatir... tapi dengan perspektif murni yang akan diperhatikan. Seperti videomu untukku."
"Kau menyukainya."
"Ya, aku sangat menyukainya."
Mereka udah deket banget, Tae Oh udah siap, tapi Se Hyeon menoleh, "Aku akan memikirkan tema dan menyuntingnya. Kau bisa merekamnya dan membantu proyek kuliahku? Aku mau fokus pada kontes."
"Tentu, aku akan lakukan."
Tae Oh mencoba lagi tapi gagal lagi karena suara dering ponsel.
Se Hyeon langsung berdiri, ia bilang akan mendaftarkan semuanya, Tae Oh gak perlu cemas. Tae Oh kecewa, haruskah Se Hyeon pergi sekarang?
"Masuk kelas." Jawab Se Hyeon sambil tersenyum.
"Selesai jam berapa?"
"Pukul 17.00. Tapi harus bertemu dosen setelahnya, minum teh."
"Kita makan malam saja. Kujemput pukul 18.00."
"Mungkin belum selesai."
"Tenang, kutunggu walau lama."
"Baik."
Barulah Tae Oh memeriksa ponselnya, ternyata pesan dari Song Yi.
"Kau sungguh mau datang? Aku bisa, tak perlu datang jika kau sibuk."
Tae Oh menghela nafas.
Song Yi sudah sampai di depan rumah Tae Oh. Ia menunggu, tapi Tae Oh gak muncul-muncul, Akhirnya ia akan memencet bel. Tapi kemudian Tae Oh memanggilnya, menyuruhnya menunggu.
"Yakin tentang ini?" Tanya Tae Oh.
"Ya, dengan begini aku merasa lebih baik."
"Baiklah. Tapi berjanjilah. Jangan merendah kepada ayahku. Angkat dagumu, bisa?"
"Mengerti."
Tae Oh menekan code pintu gerbang untuk membukanya.
Di dalam, Tae Oh menjelaskan kemampuan Song Yi.
Tae Oh: Anak yang pertama Song Yi ajari punya nilai terendah di sekolah. Kalian tahu. Dia seperti Yeong Ho. Namun, bagaimana setelah dia bertemu Song Yi? Apa yang terjadi?
Song Yi: Dia termasuk siswa terbaik SMA.
Tae Oh: Salah satunya.
Ibu: Benarkah?
Tae Oh: Jadi, perlakukan dia dengan baik. Dia seperti penyelamat zaman modern. Dia bisa membuat mukjizat.
Ayah: Kami akan perlakukan dia dengan baik, berhenti bicara. Kenapa kau meributkan ini?
Tae Oh beralih ke adiknya, "Maksudku, kau harus kerja keras, Bodoh. Mengerti?"
Yeon Ho malah terpesona dengan Song Yi, "Noona, kapan kau jadi secantik ini?"
Ibu menghela nafas melihat kelakuan putranya itu. Sementara Tae Oh memukulinya dengan bantal karena gak memperhatikan apa yang dikatakannya. Tae Oh menyuruh Yeon Ho memanggil Song Yi dengan sebutan Ibu Guru.
Ibu: Dia sama seperti ayahnya.
Ayah: Sungguh memalukan.
Song Yi melihat hasil ulangan Yeon Ho dan parah banget. Bukannya menjawab, Yeon Ho malah curhat.
Song Yi: Kita akan lakukan perlahan, bertahap.
Yeon Ho: Noona kuliah di Fakultas Teknik. Noona pasti sangat populer.
Tak Oh kembali memukulnya, "Kubilang panggil dia Bu Guru!"
"Jangan pukul kepala, aku bisa bodoh."
"Kau sudah bodoh!"
Song Yi menyuruh Tae Oh keluar, ia akan bicara pada Yeon Ho. Yeon Ho semengat menyuruh kakaknya keluar.
Tae Oh setuju, tapi sebelumnya ia memperingatkan Yeon Ho, "Hormati pengajarmu!" Dan Tae Oh memberi Yeon Ho satu kali pukulan.
Song Yi meminta Yeon Ho menunggu sebentar, ia mengikuti Tae Oh.
"Terima kasih, Yoon Tae. Sampai nanti di rumah."
"Semoga sukses. Jika dia tak menurutimu, pukul kepalanya."
Tae Oh pamit.
Setelah Tae Oh pergi, Do Hyeon menuju ke rumah.
Song Yi selesai memberi les dan saat turun, ia mendengar percakapan antara So Hyeon dengan ayahnya Tae Oh.
Pak Yoon: Perawatan?
Do Hyeon: Ya, bangunannya menempel dengan kedai kopi. Aku bisa bersihkan seluruh lantai termasuk atapnya.
Pak Yoon: Kenapa? Aku bisa suruh orang lain.
Do Hyeon: Aku lakukan gratis. Sebagai balasannya, pertimbangkan soal kenaikan sewa toko ayahku. Aku tadi ke bangunan lain milikmu. Katamu harga pasaran, tapi sewanya lebih mahal 700.000. Biar kurawat bangunannya dan pertahankan harga sewanya. Kau tak akan rugi.
Pak Yoon: Kau tahu beratnya pemeliharaan? Bangunan juga menua. Pipa patah, dinding berjamur. Harus jaga kebersihan dan perbaiki yang rusak. Menyapu lantai saja tak cukup. Jika kau mau, silakan. Bagaimana bisa menolakmu yang datang sejauh ini?
Pak Yoon: Terima kasih, Ahjussi.
Do Hyeon lega dan saat itu ia melihat Song Yi.
Karena sudah ketahuan, Song Yi pun mendekat. Pak Yoon nanya, sudah selesai?
"Ya, kami bahas hal mendasar tadi. Kelasnya akan dimulai hari Jumat." Jelas Song Yi. Pak Yoon hanya manggut-manggut.
Lalu Song Yi menyapa Do Hyeon, "Senang bertemu di sini. Aku ajari Yeong Ho mulai sekarang. Hari ini hanya menyapa."
Song Yi meminta mereka melanjutkan bicara, ia permisi.
Pak Yoon bertanya, apa ayah Do Hyeon tahu Do Hyeon datang kesana?
"Tidak! Aku tak bilang padanya."
"Ayahmu jelas punya putra yang sopan. Kau bisa berunding dengan pria dewasa."
Song Yi tersenyum mendengarnya.
Song Yi gak langsung pulang, ia menunggu Do Hyeon di luar.
"Pembicaraannya lancar?" Tanya Song Yi.
"Ya."
"Aku mau menemuimu dahulu."
"Bagus."
"Kulihat kita mencoba membayar utang."
"Aku tahu."
Jadinya mereka pulang bareng. Song Yi memuji kalau Do Hyeon sangat mengesankan tadi.
"Jika orang yang kusukai secerdas dan sedewasa kau, aku tak keberatan walau belum kaya. Ibuku bilang lihat masa depan seorang pria, bukan saat ini." Lanjut Song Yi.
"Jadi kau.. mendukung masa depanku?"
"Ya."
Jawaban mendadak Song Yi membuat Do Hyeon terdiam.
Saat lanjut jalan, Do Hyeon ragu-ragu mau menggandeng Song Yi dan akhirnya ia tidak melakukannya.
"Kau ada di rumah malam ini, kan?" Tanya Do Hyeon.
"Ya."
"Mengerti."
"Apa maksudmu?"
"Kau ada di rumah malam ini."
Song Yi keheranan tapi Do Hyeon malah ketawa.
>
EmoticonEmoticon