Sinopsis My First First Love Episode 5 Part 2
Sumber: NETFLIX
Tae Oh sibuk membuat film untuk syarat masuk klub, ia menyebutnya tugas cinta saat Do Hyeon tanya apa yang sedang sikerjalannya.
Tae Oh menanyakan gadis yang dipikirkan DO Hyeon itu. Do Hyeon mengatakan kalau mereka sesekali bertemu.
"Jadi, kalian berkencan?"
"Bukan begitu. Kami bertemu tiap ada kesempatan. Kami ke bioskop juga. Lancar."
"Cuma sesaat, ya? Dia tak masalah dengan situasi ini?"
"Haruskah aku tanyakan dia?"
"Kau tipe pemuda nakal, ya? Tak kuduga."
"Aku?"
"Dia mungkin berpikir kau cuma main-main. Pura-pura kencan, tapi bertindak selayaknya kekasih. Tunggu, rasanya aku pernah mengatakan ini. Benar. Han Song Yi. Ingat ocehan Song Yi saat mabuk tentang pemuda yang dia sukai?"
"Kenapa?"
"Dia pergi makan dan ke bioskop bersamanya. Tapi tampaknya tak banyak kemajuan."
"Mereka baru jumpa beberapa kali, 'kan?"
"Di zaman ini, kecepatan sangat penting. Bertemu beberapa kali, tapi tak ada perkembangan. Jelas pria itu hanya mempermainkannya."
"Bagaimana kau bisa yakin? Pikiran semua orang tak sama."
"Kenapa jadi tersinggung? Intinya, maksudku, dia merasa agak frustrasi. Gadis yang kau kencani mungkin merasa sama. Mungkin kesal tapi tidak ditunjukkan."
"Apakah Song Yi kesal?"
"Entahlah. Nanti dia akan sadar tak semua pria sepertiku, saat dia patah hati. Pria yang mempermainkan wanita bukan orang baik-baik."
Do Hyeon tampak berpikir.
Tae Oh ke restoran tempat Song Yi kerja paruh waktu. Ia melihat SOng Yi sedang ketawa-tawa dengan teman sesama pekera.
Tae Oh pun masuk. Song Yi heran, kenapa kesana?
"Aku hanya lewat dan ada yang mau kukatakan." Jawab Tae Oh.
Ada pelanggan yang memesan. Song Yi dan pria tadi sama-sama mengiyakan. Pria tadi lalu bilang akan menerima pasana pelanggan itu. Ia memanggil Song Yi Noona, artinya Song Yi lebih tua.
Tae Oh memperhatikan Song Yi saat melihatnya, ia menduga pria itu yang SOng Yi sukai.
"Jangan sok tahu. Mau bilang apa?"
"Datanglah ke toko Do Hyeon sepulang kerja. Aku kirim alamatnya."
"Tentu. Tapi kenapa?"
"Aku benci lihat Hoon depresi, aku mau belikan dia minuman. Jika bukan dia, lalu siapa? Mungkin di dapur?"
Tae Oh akan ke dapur tapi Song Yi melarangnya. Saat itu manajer memanggil Song Yi untuk membantu di dapur. Song Yi mengusur Tae Oh lalu masuk ke dapur.
Tae Oh menggerutu sebelum pergi, "Apa hebatnya pria itu hingga dirahasiakan?"
Ga Rin membuatkan mie untuk Hoon. Tapi saat Hoon mencobanya, ia berekspresi seperti orang kesetrum.
"Separah itu?" Tanya Ga Rin.
"Kau bilang aku bisa lolos. Kau bilang aku pasti lolos. Gara-gara kau, aku sangat berharap! Semua salahmu!"
"Tapi, mereka belum mengabarimu. Tunggu sebentar lagi."
"Kau bercanda? Tak akan dihubungi jika tak lolos! Bagaimana bisa makan? Ini terlalu asin. Astaga!"
Tae Oh yang kebetulan baru pulang memprotes sikap Hoon karena melampiaskan amarah pada Ga Rin. Tae Oh melihat mekanan di meja, "Makanan apa yang tampak tak enak itu?"
"Ini kali pertama aku memasaknya. Mau cicipi?"
"Begitu. Bagus."
Tae Oh memaksa keduanya berdiri. Hoon yang lagi males malah makin males. Tae Oh membujuknya dan akhirnya Hoon mau.
Di belakang mereka ada dua asisten Ga Rin yang sedang mencari-cari Ga Rin.
Di jalan Tae Oh tanya ke Hoon, mau bakpao apa?
Hoon: Kimchi dan daging.
Ga Rin: Aku mau udon!
Di depan kedai bakpao ayahnya Do Hyeon. Tae Oh melihat mobil yang dikenalnya. Ia meminta teman-teman menunggu.
Tae Oh melihat ada ayahnya di dalam kedai.
Ayahnya Do Hyeon (Pak Seo): Kau tak beri tahu dahulu. Ini mendadak.
Ayahnya Tae Oh (Pak Yoon): Apa maksudmu mendadak? Sejak tahun lalu sudah kuberi petunjuk bahwa harga pasar naik.
Hoon dan Ga Rin mendekat. Hoon heran, kenaa? Tae Oh tiba-tiba mengajak makan di tempat lain saja.
Ga Rin melihat Do Hyeon berlari ke arah mereka. Tae Oh jadi gak enak.
Pak Yoon: Kau tak merasa keterlaluan? Aku beri keringanan karena kau memintaku menunggu Do Hyeon kuliah. Kini kau memintaku menunggu sampai dia dapat kerja?
Song Yi datang yang terakhir. Ia menduga kursinya penuh karena semua ada di luar. Tapi ternyata.. Song Yi turut menyaksikan.
Pak Seo: Kau naikkan sewanya sangat banyak.
Pak Yoon: Harga sewa sudah lama naik, aku yang terakhir menaikkan. Aku rugi membiarkan tempat bagus ini...
Pak Seo: Apa? "Rugi"?
Pak Yoon: Aku bisa dapat tiga kali lipat dari yang kau bayar. Kau tahu kenaikan harga tanah sekian tahun ini? Aku kasihan karena kau temanku.
Pak Seo: Aku harus menyembahmu, ya? Jangan hidup seperti itu. Semua orang memfitnahmu.
Pak Yoon: Siapa?
Pak Seo: Katanya kau eksploitasi penyewa yang kesulitan membayar. Mereka harus pergi jika kesal! Kau juga sama!
Pak Seo: Apa? Apa katamu? Kau harus jaga ucapanmu. Kau selalu ambil bakpaoku tanpa bayar.
Pak Yoon mengeluarkan uang 10rb won. "Baik, kubayar sekarang. Berapa semuanya? Ini cukup? Ambil!"
"Hanya uang yang kau pedulikan. Aku menyesal menganggapmu teman. Kau harus pergi. Pergi sebelum aku mengukusmu!"
Pak Seo masuk ke dalam untuk menghindari pertengkaran. Tapi ia keluar membawa bakpao.
Pak Yoon: Waktumu sampai bulan ini. Aku sangat toleran karena kau temanku. Bakpaomu tak seenak dahulu.
Hoon mendorong SOng Yi dan Ga Rin turun saat Pak Yoon keluar kedai. Pak Yoon agak kaget melihat Tae Oh da Do Hyeon ada di luar. Do Hyeon menyapa Pak Yoon.
Pak Yoon: Sejak kapan kalian disini?
Tae Oh: Menurut ayah sejak kapan?
Pak Yoon: Ini urusan orang dewasa, tak perlu kalian pedulikan.
Dan Pak Yoon melihat Song Yi. Song Yi pun naik dan memberikan salam.
Tae Oh: Mau apa dengannya?
Pak Yoon: Belum ada kabar dari ibumu?
Song Yi: Belum.
Tae Oh: Kenapa mendadak menanyakan ibunya?
Pak Yoon: Ibumu tutup toko. Sewanya tak dibayar sampai uang tabungannya habis.
Tae Oh: Ayah!
Pak Yoon: Aku berusaha memahaminya karena kau teman Tae Oh. Tapi terlalu memalukan. Jumlahnya tak sedikit, tapi kirim pesan minta maaf pun tidak.
Song Yi: Maaf. Aku tak tahu.
Tae Oh: Hentikan.
Pak Yoon: Hentikan apa? Ayah tak boleh tanya? Ayah baik, tapi dikhianati orang. Lupakan saja. Semua orang pikir Ayah jahat. Sial!
Pak Yoon pun pergi.
Tae Oh bilang ke Do Hyeon kalau mereka akan kembali lain kali karena Ayah Do Hyeon pasti juga sedang banyak pikiran. Tapi Do Hyeon bilang akan mengambil bolanya dan ia turun duluan.
>
EmoticonEmoticon