Sinopsis Kill It Episode 3 Part 1
Sumber: OCN
Yoon Seung membawa para wanita menuju ambulan. Diem sebentar ia lalu ingat Seonbaenya masih di dalam.
Soo Hyun akan keluar, tapi ada AI Park masuk. AI Park heran melihat para penjahat yang sudah gak berdaya terkapar di lantai.
Ia menghubungi yang lain sambil nyombong kalau ia yang membereskan semua. Ia menyuruh para medis kesana.
Kemudian ia melihat Soo Hyun ada di langit-langit. Baru mau mendongak, Soo Hyun memukul tengkuknya dan ia pingsan seketika.
Soo Hyun pun bebas melenggang.
Hyun Jin di atap menosong Karimov dengan pistolnya, ia bicara menggunakan bahasa Rusia.
"Aku tahu kamu menyembunyikan pistol di belakangmu. Lempar kemari dan angkat tanganmu." Hyun Jin memberi peringatan.
"Kurasa tanganku tidak akan menuruti kemauanku."
"Tenang saja. Tanganku akan lebih gesit. Lebih gesit darimu."
Hyun Jin di atap menosong Karimov dengan pistolnya, ia bicara menggunakan bahasa Rusia.
"Aku tahu kamu menyembunyikan pistol di belakangmu. Lempar kemari dan angkat tanganmu." Hyun Jin memberi peringatan.
"Kurasa tanganku tidak akan menuruti kemauanku."
"Tenang saja. Tanganku akan lebih gesit. Lebih gesit darimu."
Soo Hyun akan mengikutinya, tapi Soo Hyun menodongnya dengan pistol, "Siapa kamu? Perlihatkan wajahmu, jika tidak mau dituduh macam-macam."
Soo Hyun diselamatkan oleh panggilan Yoon Seung terhadap Hyun Jin. Ia bisa lari mengejar Karimov melalui jalan yang sama. Hyun Jin kehilangan mereka.
Hyun Jin: Tugaskan beberapa polisi ke seberang apartemen. Sisir setiap gedung secepatnya.
Karimov mencuri mobil. Soo Hyun mengejar mobil yang dikendarai Karimov, untung pintunya masih kebuka, jadi ia bisa masuk.
Tai gak semudah itu. Karimov sengaja nyetir ugal-ugalan agar Soo Hyun terlempar keluar.
Karimov: Sudah dua tahun aku menantikan ini.
Soo Hyun: Aku pun begitu.
Bukan Soo Hyun namanya kalau menyerah, ia berhasil mengambil alih kemudi tapi Karimov juga berhasil melompat keluar.
Soo Hyun gak sempat mengikuti Karimov karena di depan ada anak-anak TK. Ia membanting kemudi hingga menabrak toko untuk menghindari anak-anak tsb.
Beruntungnya lagi Soo Hyun gak terluka, jadi ia bisa keluar untuk melarikan diri. Karimov tersenyum menyaksikannya.
AI Park harus memakai gips di leher. Sementara Soo Hyun memperoleh pujian dari Ketua Tim karena berhasil menangkap Geng Tunnel.
Soo Hyun: Karimov lolos. Penangkapannya tidak sempurna.
Ketua Tim: Semua bandara dan jalur laut ditutup. Dia pasti lekas tertangkap.
Soo Hyun: Pasti.
Ketua Tim: Siapa yang menyerang Sung Ho? Anggota Geng Tunnel atau mafia?
Soo Hyun: Itu belum diketahui.
Ketua Tim: Tangkap dia. Jadi, kita akan tahu.
AI Park harus memakai gips di leher. Sementara Soo Hyun memperoleh pujian dari Ketua Tim karena berhasil menangkap Geng Tunnel.
Soo Hyun: Karimov lolos. Penangkapannya tidak sempurna.
Ketua Tim: Semua bandara dan jalur laut ditutup. Dia pasti lekas tertangkap.
Soo Hyun: Pasti.
Ketua Tim: Siapa yang menyerang Sung Ho? Anggota Geng Tunnel atau mafia?
Soo Hyun: Itu belum diketahui.
Ketua Tim: Tangkap dia. Jadi, kita akan tahu.
Hyun Jin lalu bertanya pada AI Park, "sebelum kamu pingsan, ingat sesuatu tentang orang yang menyerangmu? Misalnya, sarung tangan panjat tebing."
"Kenapa kalian berbisik? Katakan saja yang jelas! Biarkan saja ini diberitakan, dan kamu juga bisa diwawancarai. Seluruh dunia harus tahu bahwa aku, Park Sung Ho, pingsan di TKP."
"Maaf jika aku menyinggungmu."
"Tidak. Apa hakku untuk tersinggung? Tidak. Aku yang salah karena membiarkan tersangka lolos dan pingsan. Aku gagal naik pangkat, dan selalu dikalahkan orang lain. Semuanya salahku, bukan? Payah sekali. Aku tidak tahan lagi! Payah sekali."
AI Park pun keluar.
Yoon Seung menghela nafas karena AI Park lagi-lagi selalu mengungkit soal naik pangkat dan menyiksa diri sendiri. Yoon Seung ijin untuk menghiburnya.
Soo Hyun menghubungi Philip, tapi gak diangkat. Ia membiarkan ponslnya terus berdering.
Philip lagi main game makanya gak denger kalau Soo Hyun menelepon. Philip sibuk menghindari hantu-hantu yang muncul sampai akhirnya ia menyerah.
Philip menerima telepon dari ponsel satunya, seorang pria menanyakan dimana temannya.
"Siapa? Maksudmu siapa?" Tanya Philip.
"Temanmu yang membunuh bos kami di Busan dan melarikan diri."
"Ah.. Dia masih berada di Korea? Ternyata dia masih di sini. Memangnya aku temannya? Apa kamu lupa aku membocorkan tempat persembunyiannya kepadamu?"
"Jangan berbelit-belit dan kirimkan alamatnya."
"Mana kutahu? Aku kawanmu!"
"Sungguh? Kalau begitu, akan kubuat kamu mengingatnya."
Telepon diputus.
Philip mengemas barang-barangnya saat menerima telepon tadi san sampai sekarang. Lalu Soo Hyun kembali menghubungi di ponsel yang lain.
"Jalur penyelundupan Karimov." Kata Soo Hyun.
"Mana kutahu? Memangnya aku mafia? Aku akan pergi sementara, ingatlah itu. Omong-omong, semua ini salahmu! Pembunuh macam apa kamu? Selalu tepergok."
"Cari tahu jalur penyelundupannya. Kabari aku."
Telepon diputus. Philip kesal karena mereka selalu menutup telepon setelah bicara dan mmata-matai bahkan bukan keahliannya!
Pintu rumah Philip digedor, ia memeriksa CCTV, ternyata para mafia. Philip langsung ke belakang.
Pintu berhasil di dobrak, para mafia Rusia masuk. Philip keluar dan sok berani, tapi ia bukan apa-apa bagi mereka.
Karimov menghubungi orang yang mencekik Philip. Ia mejawab dengan bahasa Rusi, "Baik. Akan kusambungkan."
Lalu pria itu menempelkan ponsel ke telinga Philip.
"Halo." Karimov menyapa.
Lalu pria itu menempelkan ponsel ke telinga Philip.
"Halo." Karimov menyapa.
Seul Gi: Dari raut mukamu, kamu seperti menanggung beban dunia.
Soo Hyun diem aja. Seul Gi agak takut, Kenapa? Ia melakukan kesalahan?
"Wanita di lantai empat. Bisakah kamu mengusirnya?" Pinta Soo Hyun.
"Kenapa tiba-tiba? Kamu tidak ingat peringatannya? "Jika mau, kita bertemu di meja hijau"."
"Akan kutanggung biaya penaltinya."
"Ada apa? Ada masalah?"
"Hanya tidak nyaman."
"Jika kamu tidak nyaman, bagaimana jika kamu yang menyewanya? Kita akan sama-sama untung."
"Naiklah."
"Selalu saja menyuruhku naik."
Walaupun menggerutu tapi Seul Gi tetap naik.
Hyun Jin memeriksa barang bukti di ruang penyimpanan.
Hyun Jin menemukan foto Jakov bersama seorang wanita Rusia yang sedang hamil, istrinya mungkin.
Yoon Seung menghubungi. Yang pertama Hyun Jin tanyakan, ada petunjuk gak?
"Belum. Sung Ho Seonbae bilang dia sudah memeriksa semua video CCTV di Kepolisian Incheon, tapi pelakunya seperti hantu."
"Dia sama sekali tidak tersorot. Tidak mungkin dia pergi ke tempat lain. Semua anggotanya tertangkap dan bisnisnya hancur. Dia pasti berada di tempat yang paling aman untuk menyelundup."
"Ya. Pemeriksaan di pelabuhan sudah kuperkuat."
"Fokus pada jalur air. Dia tidak akan bisa memakai transportasi legal bersama korban. Pasti ada satu jalur yang selama ini dilaluinya. Selongsong pelurunya? Ada kabar dari forensik?"
"Belum ada."
"Baiklah."
Hyun Jin kepikiran mengenai sosok Soo Hyun, "Dia bukan anggota Geng Tunnel, juga mafia. Siapa dia?"
Alaram ponsel Hyun Jin bunyi. Ia melihat layar dan ada agenda, "Nomor 88, Selamat Ulang Tahun".
Pimpinan Do bicara dengan du orang, Dokter dan Anggora Kongres Seo (Yang jasnya ake lencana).
Pimpinan Do: Pak Seo. Anda hebat telah meloloskan RUU itu.
Pak Seo: Itu bukan apa-apa. Partai kami hanya melayani negara. Aku jadi tahu kenapa Bioteknologi penting bagi masa depan kita, berkat kesempatan ini.
Dokter: Berkat diloloskannya RUU itu, saham Seahan FT Bio melonjak ribuan won setiap detiknya. Kemudian sahamnya masuk daftar saham berisiko. Melihatnya saja aku merinding. Pokoknya, selamat Pimpinan Do!
Pimpinan Do: Aku tidak berbuat apa-apa. Aku hanya mengumpulkan beberapa orangku. Direktur Jo melakukan riset di rumah sakit dan Pak Seo membantu.
Pak Seo: Itu suatu kehormatan. Omong-omong, Pimpinan Do, mengenai insiden terkait Yoo Dae Heon, Anda tidak merasa itu mencurigakan?
Suasana berubah. Direktur Jo mengatakan kalau tersangkkanya sudah ditangkap.
Pak Seo: Benar sekali. Kim Jong Sik itu pecandu narkoba. Pecandu narkoba mana yang suka mendaki gunung? Gunung Bukin sulit didaki dengan pikiran jernih sekalipun. Banyak yang menduga.. tersangka yang ditangkap dijebak oleh pelaku sebenarnya dan pelaku sebenarnya itu berada di tempat lain.
Pimpinan Do: Pak Seo. Sebagai pribadi yang melayani negeri ini, tampaknya Anda lebih memercayai rumor palsu daripada keterangan polisi.
Pak Seo: Itu... Aku hanya bercanda...
Direktur Jo: Pak Seo. Perhatikan sekitarmu! Siapa yang suka lelucon semacam itu di sini?
Pak Seo: Adakah yang perlu kuketahui?
Direktur Jo: Kami pun tidak tahu-menahu!
Pimpinan Do: Kalaupun ada, polisilah yang berhak mengumumkan.
Direktur Jo: Tentu saja.
>
EmoticonEmoticon