-->

Sinopsis Touch Your Heart Episode 8 Part 2

- Maret 02, 2019
>
Sumber: tvN



Sampai di depan gerbang rumah Yoon Seo. 

Yoon Seo memuji Se Won yang sungguh menyenangkan orangnya.  

"Ya, dia sangat cerdas. Itu sebabnya dia populer di kalangan wanita."

"Ah.. Jadi itu sebabnya dia mengambil Yeo Reum Geomsa-nim darimu."

Jung Rok menghela nafas. Yoon Seo menjelaskan kalau ia tadi hanya bercanda.




Jung Rok: Sekarang, hatimu sudah baikkan?

Yoon Seo: Yah... Saat kali pertama kudengar, aku sangat cemburu. Tapi... seperti yang kau katakan, itu semua masa lalu. Dan seperti kata Kim Se Won Geomsa-nim, aku satu-satunya yang ada di dalam hatimu.

Jung Rok: Terimakasih sudah berpikir seperti itu. Kupikir kecemburuan adalah perasaan yang paling tak perlu ada. Selama kita saling percaya, masa lalu bukanlah masalah. Jangan buang waktu, dan tetap setia pada perasaan kita saat ini.



Yoon Seo mengangguk setuju.



Saat kembali, Se Won memanggil Jung Rok pencuri. 

"Apa? Pencuri?"

"Kau pencuri ketiga paling terkenal di negara kita. Kesatu adalah kepiting yang diasinkan, kedua adalah Rain yang menikahi Kim Tae Hee, dan kau nomor tiga, orang yang mengencani Oh Yoon Seo. Kedepannya perlakukan dia dengan baik. Ada banyak pria yang memperhatikan Oh Yoon Seo, jika tak ingin kehilangan dia, bersikaplah baik."



Se Won akan masuk kamarnya, tapi Jung Rok menghadang jalannya, "Bagaimana melakukannya?"

"Apa?"

"Bersikap baik padanya. Bagaimana melakukannya?"

"Kenapa bertanya padaku? Jika dia menginginkan sesuatu, berikan padanya. Jika ada masalah, beri perhatian dan tunjukkan kasih sayang padanya. Hanya melakukan itu."

"Itu tak semudah kedengarannya. Tadi jika bukan karena kau.... Terima kasih."

Jung Rok menepuk pundak Se Won lalu masuk kamar.


Se Won: Wah, aku tak percaya dia bilang itu. Sungguh cinta. Cinta.



Besoknya, Se Won memergoki Jung Rok memakai pelembab bibir sebelum pergi kerja, mulailah ia menggoda. 

"Apa alasannya memakai pelembab bibir? Aku penasaran apa yang akan kau lakukan."

"Jika kau punya waktu untuk mengejekku, bagaimana jika cari rumah? Kapan kau akan pindah?"

"Berhentilah sombong karena kau punya rumah."



Jung Rok: Bagaimana dengan Yeo Reum?

Se Won: Bagaimana? Aku tenggelam dalam ingatannya. 




Jung Rok terkejut saat kelur karena Yoon Seo sudah menunggunya didepan.

"Oh Jin Sim-ssi, ada perlu apa kemari?"

"Ada perlu apa? Aku ingin berangkat kerja denganmu. Bukankah ini sukacita rahasia berkencan di tempat kerja?"



Yoon Seo menerogoh sakunya, mencari sesuatu.

"Kau ketinggalan sesuatu di rumah?" Tanya Jung Rok. 

"Ya. Kecemburuan. Aku meninggalkan kecemburuanku di rumah. Perasaan yang tak berarti itu hanya akan membuat kita semakin menjauh. Kedepannya, aku tak akan membawa kecemburuan."

Jung Rok tersenyum. 



Yoon Seo menyuruh Jung Rok masuk ke kursi penumpang, tapi Jung Rok malah minta kunci mobilnya. Yoon Seo heran, kenapa? 

"Kau buruk dalam mengemudi, dan membuatmu lelah. Aku tak boleh membuatmu lelah."

Jung Rok langsung masuk setelah mendapatkan kuncinya. 

Yoon Seo bicara sendiri sebelum masuk, "Astaga. Dia mengkhawatirkanku lagi? Dia tak pernah bosan."



Di mobil, Yoon Seo memperhatikan cerminnya.

"Cermin itu sangat kecil." Komentar Jung Rok. 

"Unyu, kan? Ini maskot keberuntunganku. Pada hari kubeli ini, aku dicasting dalam perjalanan. Jadi aku percaya ini membawakanku banyak uang."



Yoon Seo: Tapi kau tak akan membutuhkan yang seperti ini. Itu karena orang yang memegang maskot beruntung ini dan dewi keberuntungan adalah pacarmu!

Sayangnya Jung Rok tak bereaksi apa-apa melihat tingkah unyu Yoon Seo itu. 

Yoon Seo: Astaga, kau pandai membuat orang merasa malu.




Tiba-tiba Jung Rok minta ijin untuk memegnag tangan Yoon Seo. Yeon Seo malu dong tapi gak melarang juga. Jung Rok pun segera menggenggam tangan Yoon Seo. 




Firma Hukum Always kedatangan dua mahasiswa magang. Yang satu sedikit malu-malu namanya Lee Jong Hwa, yang satunya "malu-maluin" namanya Kim Pil Gi.



Hae Young berkomentar kalau Jong Hwa, namanya sedikit kewanita-wanitaan.

Pak Lee: Tapi tak seperti namanya, dia terlihat sangat kepria-priaan.

Yoon Hyuk: Benar. Dia tak setampanku, tapi yah... Leh ugha.


Pil Gi ternyata sudah menghafal mereka semua, ia milihat ke home page firma hukum Always sebelum magang.

Pil Gi ini banyak banget omongnya dan setiap kalimat ia ekspresikan dengan gerakan tangan, "Aku merasa sangat terhormat mendapat kesempatan untuk mengukir semua nama para senior yang cemerlang dan terhormat di otak kiri dan kananku."



CEO Yeon: Omong-omong, kita akan mengadakan workshop akhir pekan ini. Jong Hwa dan Pil Set-ssi?

Pil Gi: Pil Gi. Namaku Kim Pil Gi.

CEO Yeon: Ya, Pil Gi-ssi. Kau dan Jong Hwa harus bergabung dengan kami jika bisa.

Keduanya langsung berterimakasih.



Yoon Seo masuk dan keduanya langsung terpesona. Jung Rok mulai gak nyaman.


Jung Rok tanya ke CEO Yeon, apa mereka berdua sudah diberitahu kalau Yoon Seo bekerja disana?

"Tentu, sudah kuberitahu. Bahkan aku membuat mereka menandatangani perjanjian kerahasiaan."




Jung Rok tanya ke CEO Yeon, apa mereka berdua sudah diberitahu kalau Yoon Seo bekerja disana?

"Tentu, sudah kuberitahu. Bahkan aku membuat mereka menandatangani perjanjian kerahasiaan."


Usai pertemuan, CEO Yeon meminta Jung Rok ikut ke ruangannya.


Yoon Hyuk menghentikan langkah Moon Hee "Kau pasti merasa sangat kesal. Kau mungkin sedang sekarat karena ingin mengajar Jong Hwa. Kau seorang fanatik pria tampan."

"Tidak perlu. Sekarang, aku punya pacar. Lupa. Itu rahasia."

"Sungguh? Kebetulan, apa pacarmu seorang pekerja sosial?"

"Pacarku pemilik kafe di sekitar sini."


Moon Hee menunjukkan fotonya.

Moon Hee: Lihat. Dia sungguh menarik, kan? Setiap pagi, aku pergi ke kafe dan minum Americano berukuran besar...

Yoon Hee: Maafkan aku. Itu terlalu membosankan.

Moon Hee kesal karena penjelasannya di potong, "Kau harus minta maaf. Minta maaf kubilang!"



Yoon Seo mulai orientasi untuk anak magang. 

"Ada beberapa aturan yang perlu kalian ingat jika kalian ingin bekerja dengan Kwon Byeonhosa-nim."

"Pertama. Kalian harus datang ke kantor tepat waktu. Kwon Byeonhosa-nim membenci orang yang terlambat. Kedua. Kalian harus pulang tepat waktu. Kwon Byeonhosa-nim juga membenci orang yang tak dapat menyelesaikan pekerjaannya pada jam kerja. Ketiga. Yang ini penting. Kwon Byeonhosa-nim juga membenci orang yang menyentuh barang-barangnya tanpa izin.


Ada banyak hal lain yang dia membenci. Tapi kalian dapat belajar soal itu saat bekerja dengannya. Kalian harus, dengan segala cara, pastikan tak pernah melanggar tiga aturan yang baru saja kukatakan."

Keduanya mengerti.



Yoon Seo akan duduk di mejanya, Pil Gi memanggilnya, Oh Yoon Seo-nim. Yoon Seo menyuruh mereka memanggilnya Oh Biseo saja. 

Pil Gi" Oh baik. Oh Biseo-nim. Itu, permisi untuk bertanya. Tapi bisakah aku mendapatkan tanda tangan? Aku penggemar berat.


Yong Hwa ikut-ikutan, "Lalu bisakah aku mengambil foto denganmu?"

Pil Gi: Lalu bisakah aku menjabat tanganmu?

Yong Hwa: Lalu bisakah kau mengucapkan "Hwaiting"?

Pil Gi: Lalu bisakah kau...

Suara Jung Rok terdengar, "Mulai bekerja."

Pil Gi yang belum menyelesaikan kalimatnya latah mengikuti kalimat Jung Rok, "Katakan padaku untuk mulai bekerja?"



Sadar Jung Rok datang, kedunaya menoleh dengan tegang. Jung Rok membalas menatap tanpa ekspresi lalu masuk ke ruangannya.


Pil Gi sudah mau menangis ketakutan, "Bagaimana ini, Biseo-nim? Sepertinya Kwon Byeonhosa-nim benar-benar marah. Sepertinya dia tak menyukaiku. Tak boleh begini... Aku harus berlutut dan minta maaf."

"Sebentar, jangan salah paham. Dia selalu terlihat seperti itu."



Yoon Seo masuk untuk memberikan dokumen yang diminta Jung Rok. 

"Baik, terima kasih. Omong-omong, kau pasti senang, mereka adalah penggemarmu."

"Ah.. Sejujurnya, selama bekerja di sini, aku sedikit lupa bahwa aku sebenarnya selebriti. Tapi mendengan pujian dari mereka. Aku senang."



Yoon Seo memastikan, apa Jung Rok cemburu? 

"Mana mungkin begitu. Bukankah sudah kuberitahu? Kecemburuan adalah perasaan yang tak perlu. Aku juga meninggalkan kecemburuanku di rumah."

"Em.. Padahal mah cemburu juga tak apa." Gumam Yoon Seo.

"Apa?"

"Tidak. Bukan apa-apa."

Yoon Seo permisi.


Tapi seperginya Yoon Seo, Jung Rok senyum-senyum.



Se Won keluar gedung kejaksaan dan ia melihat Yeo Reum sedang bicara dengan juniornya. Yeo Reum memberikan nasehat sebagai senior.



Junior itu pergi duluan, lalu Se Won mendekati Yeo Reum. Ia memandang Yeo Reum sambil tersenyum. 

"Kenapa menatapku seperti itu?"

"Sepertinya akhirnya kau membali menjadi kau yang dulu. Kau tak cocok terlihat sangat lemah."

"Sudahlah. Kau harus meluangkan waktu, mari kita makan. Aku harus membalas budi."

"Kau bahkan tak ingin melihat mataku. Apa kita cukup dekat untuk makan bersama?"

"Baru kukatakan, aku hanya membalas budi. Lupakan jika tak mau."

"Tidak, aku mau. Silakan balas. Bayar aku dengan lebih. Bagaimana jika malam ini?"

"Hari ini, aku sibuk, nanti kutemui. Kalau begitu, permisi."



Se Won: Kalau begitu mari kita tetapkan waktunya sesegera mungkin. Pesan segelas espresso.

Walaupun tak menjawabnya tapi Yeo Reum tersenyum. 


Sambil menunggu pesanannya ia akan membaca berkas kasusnya, tapi gak jadi karena ingat ucapan Moon Hee kalau pacarnya pemilik kafe.



Yoon Hyuk melihat pemilik kafe dan dia adalah orang yang sama di foto yang ditunjukkan Moon Hee. 




Setelah menyajikan pesanan Yoon Hyuk, pemilik kafe itu ngobrol sama temennya di meja samping Yoon Hyuk.

"Kudengar kau punya pacar." Kata si teman.

"Pacar, apanya. Kubiarkan begitu karena dia sangat menyukaiku."

"Kenapa? Kudengar dia sangat baik dan kompeten. Bukankah dia pengacara?"

"Lalu, kenapa kalau pengacara?"

"Maka jangan berkencan dengannya."

"Aku menghadapi gugatan dengan pemilik gedung. Akan menghabiskan banyak uang untuk menyewa pengacara untuk itu. Ditambah lagi, dia membelikanku makanan dan hadiah."




Yoon hyuk kesal mendengarnya tapi saat ia menoleh pada keduanya, ia melihat Moon Hee berdiri di belakang mereka. Yoon Hyuk memanggilnya dong. Dan otomatis kedua pria itu menghentikan pembicaraan.



Moon Hee langsung lari saat pemilik kafe melihatnya. Yoon Hyuk mengejar, Moon Hee pun berhenti tak jauh dari kafe. Yoon Hyuk khawatir, apa Moon Hee baik-baik saja? 

"Aku tak baik-baik saja. Aku tak baik-baik saja." Moon Hee mulai menangis. "Aku sudah tahu dia tak menyukaiku. Dia selalu sibuk dan benci ketika aku pergi ke tempat kerjanya. Itu bukan cara memperlakukan seseorang yang di sukai. Tapi aku, kupikir aku bisa mengubah pikirannya. Tidak tahu perasaan dia yang sebenarnya, aku bodoh..."



Moon Hee menghapus airmatanya, "Tak bisa kuakhiri denan cara seperti ini. Setidaknya harus kuberi pelajaran."


Moon Hee dengan langkah mantap lembali ke kafe. Yoon Hyuk hanya bisa menghela nafas.




Moon Hee: Kau tak bisa bermain-main dengan hati orang seperti itu. Bagaimana seperti itu? Bagaimana?

Pemilik kafe:  Serius! Aku pernah mengajakmu kencan? Tak pernah kubilang hal itu. Apa kau benar-benar berpikir aku menyukaimu?




Datanglah Yoon Hyuk menyelamatkan Moon Hee, "Aku ingin tahu pria seperti apa yang membuatku ditolak. Sampah ini benarkah alasanmu menolakku?"

"Sampah? Apa kau sudah gila?"

"Aku! tak akan membiarkanmu mengambil wanita seperti dia dariku. Karena orang seperti dia terlalu hebat untukmu."




Yoon Hyuk lalu menarik Moon Hee keluar dari sana. 





Merea berhenti di tempat yang tadi, ia sampai lupa kalau ia memegang tangan Moon Hee kalau Moon Hee gak memandang tangannya. Yoon Hyuk segera melepaskan tangan Moon Hee. 

Yoon Hyuk: Dan Byeon, aku tahu ini bukan waktu terbaik untuk memberikan saran ini, kedepannya pertimbangkan kepribadian ketika jatuh cinta pada pria dan bukan hanya pada wajah.

Moon Hee: Apa?

Yoon Hyuk: Ada banyak orang baik di dunia ini, apa alasanmu mengejar sampah seperti dia?



Yoon Hyuk pamit, Moon Hee mengucapkan terimakasih. Yoon Hyuk membalasnya dengan mengangkat tangan. Keknya Moon Hee mulai suka sama Yoon Hyuk.
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search