Sinopsis My Secret Romance Episode10 Part 2
Sumber Gambar : OCN
Jin Wook memperlihatkan koleksi baru perusahaannya. Sementara itu, Sek Jang yang mendampinginya sibuk melihat tablet. Jin WOok teringat Dong Goo karena iamenciptakan produk baru terinspirasi dari Dong Goo.
"Direktur, ini luar biasa." Ujar Sek. Jang.
"Ini ideku. Bukankah respon yang diharapkan seperti ini?"
"Bukan itu."
Sek. Jang pun menunjukkan artikel mengenai Hye Ri.
Eun Bi membaca artikel yang dikirim temannya. Yoo Mi tak sengaja melihat Eun Bi, dan ia pun bertanya apa yang Eun Bi baca.
"Katanya Cha Direktur punya anak. Selain itu, Ibu si anak itu kerja di perusahaan ini."
"Oh, masa?" Yoo Mi terkejut, tapi berusaha bersikap biasa.
"Siapa memangnya? Menyebalkan sekali."
Yoo Mi lalu pergi ke toilet untuk membacanya sendiri.
- "Joo Hye Ri yang malang... Pasti menarik sekali."
- "Dia dapat pria kaya. Cinta semalam bukanlah hal baik."
Lalu beberapa orang masuk toilet dan menggosipkan Yoo Mi.
"Hei, kau lihat tabloitnya? Wanita di perusahaan kita itu si Ahli gizi, kan? Tak bisa dipercaya. Ini yang dilakukannya saat dia membuat makan siang?"
"Dia tak seperti itu..."
"Tapi kau tak bisa menilai orang dari penampilannya. Sungguh tak bisa dipercaya."
Direktur saingan Jin WOok menggunakan artikel itu untuk menyerang Jin Wook dalam rapat.
"Sangat disayangkan hal ini terjadi setelah produk baru dirilis. Kalian punya ide bagus lain untuk membuat krisis ini jadi peluang?"
Jin Wook menghubungi seseorang tapi ponselnya tidak aktif. Jin Wook kesal dan bingung, semuanya campur aduk.
Suara Ketua Cha: Kau mau menghancurkan semuanya demi wanita itu?
Mereka terus bergosip bahkan di halte, dimana Yoo Mi juga ada disana.
"Kudengar bukan anaknya. Kudengar mereka cuman one-night stand. Dia mau morotin uangnya?"
"Heol. Daebak. Apa yang dilakukannya? Ini sih bukan lelucon."
Jin Wook tidak tahan lagi hanya duduk mengawsi, ia akan menghampiri Yoo Mi tapi Sek. Jang mencegahnya.
"Direktur, untuk sementara waktu Anda jangan mendekatinya. Kalau Anda menahannya, mungkin dia akan pergi, seperti halnya Ibu Anda."
Jin Wook pun menurut.
Yoo Mi berjalan sambil melamun, sampai ia tidak sadar sudah sampai.
Suara Ketua Cha: Mereka berdua harusnya tak pernah bertemu. Tidak 3 tahun lalu, ataupun sekarang.
Yoo Mi balik arah dan pergi ke tempat favoritnya. Ia mengingat pengakuan Jin WOok padanya di pantai waktu itu.
"Aku juga tak menyesalinya. Terima kasih, Direktur." Batin Yoo Mi.
Hyun Tae datang memanggilnya sambil melambai. Yoo Mi hanya membalasnya dengan senyum.
Hyun Tae mengajak Yoo Mi main basball tapi Yoo Mi tak kunjung bisa memukul bola. Hyun tae gemas sendiri di buatnya.
"Hei, lepasin saja, fokus pada bolanya. Kalau kau cuman mengayunnya begitu tak akan bisa." AKhirnya ia bersuara.
"Tutup mulutmu." Bentak Yoo Mi.
Akhirnya Yoo Mi bisa memukulnya. Yoo Mi minta main satu babak lagi tapi Hyun Tae mengajaknya pergi soalnya ia sudah habis 30 ribu won.
Hyun tae bertanya, apa stress Yoo Mi sudah hilang dan Yoo Mi mengiyakan.
Yoo Mi mendadak berhenti, ia heran kenapa Hyun Tae tak tanya apapun, ia yakin Hyun Tae sudah membaca beritanya.
"Aku tak tahu. Apa aku harus tanya?" Hyun Tae balik nanya.
"Selama ini kau benar. Dia dan aku tinggal di dunia yang berbeda. Kalau aku terus menyukainya... akan jadi sulit bagiku."
Yoo Mi melucu, untuk pacaran pertamanya, apa ini tak terlalu heboh?
"Memang, sangat menghebohkan. Bahkan mengalahkan novel percintaan."
"Hei, Jung Hyun Tae!"
"Dasar bodoh. Makanya kau harus baca buku yang berguna daripana novel porno."
Yoo Mi kesal, jadilah ia mengejar Hyun Tae untuk balas dendam.
Nyonya Jo terbangun saat Yoo Mi pulang. Ia bertanya apa yang Jin Wook bilang setelah kejadian ini.
"Dia bisa bilang apa? Jangan khawatir."
"Kalau dia berlagak bodoh setelah menyebabkan keributan ini berarti dia bukan orang baik. Lupakan saja dia. Di dunia ini pria bukan dia saja! Ini baru permulaan! Di luar sana banyak pria baik. Kau cukup menarik--"
"Ya sudah, Dong Goo bisa bangun."
Hyun Tae tampil di acara Hye Ri sperti janji. Hye Ri memuji kepandaian bicara Hyun Tae selaras dengan kepandaian menulisnya. Untuk pertanyaan terakhir, Hye Ri menanyakan arti liburan menurut Hyun Tae.
"Liburan... itu seperti pacaran. Saat hatimu berdegup kencang karena saking semangatnya sebelum liburan. Kegembiraan yang kamu dapatkan saat mempelajari tempat baru. Kesedihan yang kamu rasakan saat liburan berakhir dan harus pulang. Perasaan seperti ini sama seperti saat pacaran."
"Kalau Anda mengartikannya begitu kurasa Anda benar."
"Joo Hye Ri Anaunseo, Anda pernah pergi sendirian?"
"Tidak, saya belum pernah pergi sendirian."
"Silakan coba. Rasanya seperti Anda pacaran."
Syuting selesai. Hye Ri memuji Hyun Tae sekali lagi dan ia tidak mengerti kenapa Hyun Tae sebelumnya menolak tawarannya.
"Karena aku sangat pintar beradaptasi dengan lingkungan baru. Pertimbangkan saranku. Daripada naksir apa kau tak merasa cukup tua untuk mencari cinta sejati?"
"Jangan cemaskan hidupku."
Saat Hyun Tae bercakap-cakap dengan para staff, Hye Ri memandangnya, mungkin ia merasa kalau kata-kata Hyun Tae benat adanya.
Yoo Mi dan Jin Wook berpapasan di lobi. Mereka bertatapan sebentar tanpa bicara apapun. Yoo Mi menuncuk hormat lalu melewati Jin Wook. Jin Wook juga melewatinya begitu saja.
Saat melayani karyawan, Yoo Mi kembali mendengar mereka membicarakannya. Je Ni datang saat itu, memaksa Yoo Mi untuk istirahat semantara ia yang akan menggantikan tugas Yoo Mi.
Yoo Mi menghubungi agensinya.
"Aku mau pindah ke tempat lain. Ada masalah pribadi... Tolong usahakan."
Jin Wook melihat Yoo Mi melamun tapi ia tidak beranjak menghampiri Yoo Mi untuk sekedar menghibur.
Suara Ketua Cha: Pikirkan baik-baik. Kalau dia bersamamu, kau kira dia masih bisa tersenyum atau malah akan menangis?
Jin Wook putar balik dan malah meninggalkan Yoo Mi.
Yoo Mi berjalan mengelilingi Kantin hingga dapur. Ia mengingat bagaimana antusiasnya ia saat pertama kali datang ke sana, bagaimana ia bergaul dengan staf dapur hingga menjadi dekat dengan mereka.
Dan Yoo Mi mengakhiri perjalanannya di ruang kerja barunya. Yoo Mi menyentuh buku resepnya. Ia ingat bagaimana Jin Wook mengajaknya makan di luar agar ia bisa memilih menu yang tepat untuk para direktur yang mendadak makan di kantin.
Jin Wook lalu mengiriminya pesan, "Ada yang mau kukatakan. Aku akan ke tempatmu."
Jin Wook minta maaf, tadinya ia juga mau menelpon Yoo Mi tapi mendadak banyak hal yang harus ia urus jadi ketunda terus menelfon Yoo Mi nya.
"Direktur. Atas semua yang sudah Anda lakukan untukku, terima kasih. Kalau aku tetap di sini... kursa akan tidak nyaman untuk kita berdua. Aku meminta pindah--"
"Apa maksudmu? Maksudmu kamu mau keluar dari perusahaanku?"
"Aku merasa agak terlambat... tapi menurutku ini yang terbaik."
Jin Wook langsung memeluk Yoo Mi, ia tahu hal ini berat bagi Yoo Mi,
"Tapi, jangan begini. Tidak, kamu jangan pergi. Tidak akan kubiarkan."
"Aku tak berniat minta persetujuanmu." Yoo Mi lalu melepaskan pelukan Jin Wook, "Aku tak mau jadi makin menyedihkan."
Dan pada akhirnya Yoo Mi pergi meninggalkan Jin Wook.
Jin Wook tidak mengejar Yoo Mi. Ia masih bertahan di mobilnya, ia kesal san memukuli setir mobil untuk melampiaskannya. Jin Wook menangis begitu pula dengan Yoo Mi.
***
E P I L O G :
-=Epilog: Begitulah kita berpisah=-
Yoo Mi memikirkan bagaimana harusnya ekspresinya saat bertemu Jin Wook. Pada akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri sampai disana.
Jin Wook meyakinkan dirinya, ia yakin Yoo Mi kerja. tapi ia ingin tahu apa dia tidur nyenyak. Tapi pada akhirnya ia hanya diam saja saat bertemu Yoo Mi di lobi.
[Lee Yoo Mi, tetaplah bersamaku. Pada akhirnya, kita tak ditakdirkan bersama?]
-=Epilog: "It Can't Become Two (Won Tae Yeon)"=-
"Aku tahu kalau 2 dikurangi 1 adalah satu... Tapi kalau kamu pergi, aku tak bisa jadi satu... Dan aku tahu 1 ditambah 1 sama dengan 2... Tapi kalau kita bersama, kita bukannya jadi 2..."
"Hanya soal waktu, hingga aku jadi satu... Namun setelah membiarkanmu pergi... aku tak bisa menemukan tempat yang tepat... tak bisa merasakan keberadaanku... Meskipun kuulangi kata-kata itu hingga menggigil... Aku masih tak bisa jadi satu-satunya. Aku berharap bisa memutar waktu. Meskipun 2 dikurangi 1 adalah 1... Aku minus dirimu, tidaklah sama dengan 1."
"Kurasa aku tak bisa menoleh ke belakang. Kalau menoleh ke belakang, aku merasa akan kembali. Aku tak akan menoleh ke belakang, karena mungkin akan kusesali. Sejak aku pergi... Apapun alasan yang kutahan... Aku tahu tak bisa menjelaskannya. Kenapa alasannya, aku tak bisa katakan. Maafkan aku... Alasannya kenapa aku tak bisa katakan aku mencintaimu... Karena hatiku. Kata di dalam hatiku... Mungkin lebih dari 1,000 kata... Namun pada akhirnya, aku tak bisa mengucapkan sepatah katapun.
Tidak peduli seberapa besar aku merindukannya, kenangan itu tak akan kembali. Kenangan-kenangan berharga itu... tak akan senang melihatku lagi. Kelak di kemudian hari... Di kemudian hari... Aku akan menyesalinya. Bila saatnya tiba aku akan kembali."
Jangan Lupa Baca Juga:
>
2 komentar
Wow daebaaakk...thanks sinopsis ep 1p nya...fighting
Thanks Mbak dian 😊
EmoticonEmoticon