-->

Sinopsis Memories of the Alhambra Episode 10 Part 3

- Desember 31, 2018
>
Sumber: tvN



Hee Joo terbangun dari tidurnya karena suara ketukan pintu samar-samar. Hee Joo pun keluar kamar, tapi suara ketukannya tidak terdengar lagi.


Ia akan masuk kembali, tapi suara ketukan pintu terdengar lagi, ia pun keluar untuk memeriksanya.



Sebelum membuka pintu depan, Hee Joo bertanya siapa di luar, tapi tidak ada jawaban. Hee Joo pun nekat membuka pintu dan yang datang adalah Se Joo, adik yang dinanti-nantinya.



Hee Joo senang tentu saja, apalagi saat Se Joo merespon panggilannya. 

Tapi... cuma mimpi.

8 Jam Lalu.




Hee Joo tersentak dari tidurnya. Hee Joo membuka pintu depan, tapi tidak ada siapa-siapa. 


Hee Joo pun menutupnya kembali dan berjalan ke bengkel. DIsana ia menemukan kartu nama Yang Ju yang ditinggalkan Jin Woo tadi. 


Esoknya, Yang Ju mendapat telfon dari Resepsionis kalau ada orang yang ingin bertemu dengannya, namanya Jung Hee Joo. Yang Ju awalnya berkata tak kenal dengan Hee Joo, tapi kemudian ia ingat pesan Jin Woo. 



Yang Ju pun turun menjemput Hee Joo. Ia meminta Hee Joo mengikutinya.




Di dalam lift, Yang Ju gugup berduaan dengan Hee Joo, sampai ia tak sengaja membuat kartu namanya berhamburan saat akan memberikannya pada Hee Joo. 

"Daepyonim menelepon kemarin dan mengabari kau akan kemari. Kudengar kau kakak Jung Se Joo-ssi."

"Aku sudah menerima kartu namamu." Kata Hee Joo saat Yang Ju memunguti kartu namanya.

Tapi Yang Ju tetap memberikan kartu namanya sambil memperkenalkan diri. 


Yang Ju tiba-tiba teriak saat menatap Hee Joo karena Hee Joo mirip banget dengan Emma.



Yang Ju masuk ruangannya duluan untuk bersih-bersih, ia juga menyembunyikan Emma. 

Baru setelah semuanya selesai, Yang Ju menyuruh Hee Joo masuk.




Hee Joo merasa asing dengan kantor perusahaan IT, semuanya tak biasa.

"Di mana kau tinggal?" Tanya Yang Ju.

"Apa?"

"Kau sudah menikah? Kau sudah menikah?"

"Belum."

"Aku paham. Kau belum menikah. Baiklah. Kau cantik aslinya."

"Kau kenal aku?"

"Tidak... Aku tak kenal kau."



Hee Joo mengatakan tujuannya kesana. Jin Woo sebenarnya yang menyuruh. Jin Woo menyuruhnya datang dan menontonnya, ia tidak paham. Jin Woo berkata harus selesaikan tugas yang dikirim adiknya agar tahu keberadaannya.

"Itu. Itu tugas rahasia. Adikmu menaruh kunci dan menyembunyikannya."

"Apa?"

"Hanya yang menciptakan game yang tahu cara membukanya. Kami sudah membeli lisensi, tapi tak ada penjelasan soal ini, jadi, masalahnya kami tak tahu apa-apa. Adikmu belum muncul. Jadi kami berusaha memblokir kodenya untuk mencegah tugas rahasia dimulai. Dan karena kami buat desain baru di tiap level, peluncurannya ditunda. Masalah pertamanya adalah tugas itu dikunci. Semua akan lebih mudah jika adikmu di sini. Tapi dia... Itu yang menyulitkan kami. Dan tugas yang diterima Daepyonim, hanya bisa dibuka di Granada. Tapi aku tak tahu isinya dan apa yang akan terjadi selama tugas. Tak ada yang tahu tugas ini. Itu keren, 'kan? Tapi kau lihat, ini akan sangat menyenangkan. Sudah lama aku menantikan ini. Jadi, kupikir akan lebih menyenangkan jika kita tonton bersama."



Hee Joo mencoba mencerna penjelasan Yang Ju, tapi jelas banget sari raut wajahnya kalau ia gak paham sama sekali. Yang Ju kek menyesal banget dengan penjelasannya itu.



Lalu Yang Ju mendapat telfon dari Jin Woo, perintah untuk mencari Jung Hoon. Hee Joo bertanya ada apa, tapi Yang Ju sibuk mengecek ID Jung Hoon dalam game.



Di lain tempat, Sun Ho menemui Profesor Cha, ia meminta Profesor Cha menunggu beberapa hari karena hanya itu yang bisa dilakukan. Jin Woo sudah tahu semuanya, bahkan tahu akan dikeluarkan, dia ke sana untuk mencari solusi.

"Bermain game bisa pecahkan masalah?" Tanya Profesor Cha.

"Dia yakin akan bisa menemukan Se Joo kali ini. Jika berhasil menemukan pembuatnya, kita akan bisa mengklarifikasi banyak hal. Bahkan soal Hyeong Seok. Hanya Se Ju yang tahu penyebab kematian Hyeong Seok dan yang dikerjakannya di Granada. Tolong tunda rapat dewannya. Aku tak akan membela Jin Woo lagi jika dia sungguh gila. Pasien yang cacat mental tak seharusnya bekerja di sini."




Profesor Cha menatap fotonya bersama Jin Woo dan Sun Ho. Ia bertanya, apa Sun Ho masih punya harapan untuk Jin Woo?

"Aku seharusnya.. terus memercayainya. Lagi pula dia temanku."

"Aku bahkan mengingkari putraku. Jangan katakan kau bersimpati terlalu lama hanya karena dia sahabatmu? Aku menutupi kematian putraku demi kepentingan perusahaan. Sementara itu, kau masih punya harapan karena dia temanmu?"

"Kukira Anda menutupinya untuk Jin Woo."

"Itu untuk perusahaan. Omong-omong, semalam, Yu Ra menemuiku."

"Apa?"

Kilas Balik...



Yu Ra mendatangi Profesor Cha dalam keadaan mabuk, jalan aja sempoyongan. Profesor Cha kesal, berani sekali Yu Ra muncul dihadapannya.

"Profesor Cha, aku bercerai. Anda senang, 'kan? Anda pasti sangat lega. Anda yang paling membenciku."

"Kau diceraikan karena melakukan hal buruk, jadi, seharusnya kau merenungkannya. Kenapa menemuiku?"



Yu Ra mendekat, "Anda lihat... Aku kemari untuk menceritakan hal lucu."

"Cerita menghibur?"

"Anda harus dengar ini. Profesor, ini antara kita saja, ya."

Kilas Balik selesai...



Sun Ho bertanya apa yang dikatakan Yu Ra, tapi Profesor Cha hanya tersenyum, ia setuju dengan Yu Ra, memang cerita yang menghibur.




"Ah.. Kurasa aku tak pernah memberitahumu... soal cucuku." Lanjut Profesor Cha sambil mengambil foto cucu pertama dan satu-satunya. "Aku menjalankan tes DNA padanya."

"Apa?" Sun Ho jelas terkejut.

"Kukira sebaliknya, tapi dia sungguh keturunanku. Jujur saja, kukira bukan."

"Kenapa berpikir begitu?"

"Jika kau jadi aku, kau percaya orang seperti Su Bin?"

Sun Ho pun diam.

Profesor Cha meletakkan kembali foto cucunya, "Baiklah. Aku sudah menunggu setahun. Beberapa hari lagi tak apa-apa. Aku akan menunggu. Aku menantikan yang akan dibawa pulang Jin Woo dari sana."



Di mobil, Sun Ho menerima e-mail dari Jin Woo berisi surat wasiatnya.



Sampai di kantor, Sun Ho menghubungi Jin Woo, tapi tidak ada jawaban. 

"Ini wasiatku. Aku akan jelaskan alasan di balik kematian jika saja aku atau kami ditemukan tewas di suatu tempat di Granada."



Sampai di depan ruangannya, Sun Ho diberitahu Sekretarisnya kalau ia ada tamu, Jung Hee Joo. Sun Ho mengingat-ingat siapa Hee Joo sebelum masuk.



Sun Ho tentu saja mengenali Hee Joo dan ia menyambutnya dengan senyuman. 

"Kenapa kemari? Jung Hoon memberitahuku tentangmu." Tanya Sun Ho. 

"Aku tak bisa menghubungi Daepyonim dan jadi cemas. Dia pergi ke Spanyol kemarin untuk mencari adikku."

"Ya, aku tahu."

"Dia tiba-tiba tak bisa dihubungi. Kurasa sesuatu terjadi, jadi, aku kemari untuk bertanya.



"Silakan duduk. Aku akan memeriksa ini dulu. Silakan duduk. Aku juga tak bisa hubungi Jin Woo, tapi karena Jung Hoon di sana...

"Dia juga tak menjawab teleponnya. Kurasa mereka tak bersama."

Sun Ho mulai khawatir.



Sun Ho keluar dari ruangannya, ia menghubungi Yang Ju untuk menayakan dimana Jin Woo sekarang. 

"Dia ke Granada untuk menguji game. Aku sudah mengawasinya, tapi kami tak terhubung. Tak ada apa pun di layarku."

"Dia tak menjawab teleponnya."

"Karena dia di bawah tanah."

"Bawah tanah?"

"Penjara Bawah Tanah Alhambra. Di sana tugasnya. Aku skeptis, tapi gerbang penjara bawah tanah terbuka. Itu area terlarang."

"Kapan dia masuk?"

"Sekitar 30 menit lalu."

"Kalau Jung Hoon?"



"Aku tak tahu. Pasti terpisah di stasiun. Daepyonim mencoba mencarinya, tapi masuk penjara bawah tanah sendiri. Dia tak akan bisa selesaikan tugas sendirian. Tingkat kesulitannya paling tinggi, dan ini butuh setidaknya dua pemain. Artinya kelompok empat orang adalah pilihan terbaik. Namun, tugas hanya terbuka untuk waktu terbatas, jadi, tak ada waktu menunggu."

"Maksudmu.. dia tak akan berhasil?"

"Dia tak akan mampu selesaikan tugas. Sulit tanpa Sekretaris Seo."

Sun Ho tampah panik, ia meminta Yang Ju segera menghubungi saat Jin WOo sudah kembali. 



Sun Ho gak ngerti lagi, apa yang sebenarnya terjadi?! Ia membaca kembali e-mail wasiat Jin Woo.

"Jika salah satu dari kami tewas, atau tak bisa dihubungi, matikan server. Artinya di game ada cacat. Tapi tidak sekarang. Jika kau tutup server hari ini, aku tak akan bisa menemukan Se Ju. Jika tak bisa dihubungi setelah tugas usai, kau boleh ambil keputusan."
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search