Sumber: tvN
Bukan hanya Yul saja yang memperhatikan Hong SHim, tapi juga Jung Je Yoon. Tapi Hong Shim hanya melihat Yul dan saat ia sada Yul sedang menatapnya, ia langsung melarikan diri.
Hong SHim berlari melewati Je Yoon dan Je Yoon melihat kalau Yul sedang mengejar Hong Shim, maka ia pasang badan untk menghalangi Yul dengan sengaja menbrak Yul.
Je Yoon segera meminta maaf saat Yul berhenti, tapi Yul tidak menatanya, Yul menyembunyikan wajahnya dan cepat kembali berlari.
Tapi Yul kehilangan Hong Shim karena Hong Shim bersembunyi dibawah jembatan.
Hong Shim mengira ia sudah selamat, sampai ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Dia adalah Je Yoon.
Yul akhirnya berhenti karena sadar ia sudah kehilangan jejak. Ia mengatakan pada Dong Joo kalau Hong Shim mirip "anak itu" jika "anak itu" masih hidup.
"Saya sudah memberitahu Anda tidak ada satu pun dari keluarga itu yang selamat."
"Cari lagi untuk memastikannya."
"Saya sudah mencarinya selama bertahun-tahun ke seluruh penjuru negeri. Sudah jelas dia tidak selamat, tapi saya melakukannya karena itu perintah Ada. Bagaimana bisa Anda masih belum melupakannya?"
"Bukannya aku tidak bisa melupakannya. Dia masih ada di ingatanku.. Karena aku menukar nyawanya.. dengan jubah kerajaanku."
Yul kemudian membiarkan kelopak bunga sakura terbang oleh angin dari telapak tangannya.
Je Yoon mengenalkan siapa dirinya pada Hong Shin, ia dari Balai Kawasan Ibu Kota. Ia bertanya kenapa Hong Shim berlari. Hong Shim menyangkal, ia tidak berlari, hanya buru-buru karena urusannya.
"Tas punggung itu tidak cocok dengan pakaianmu. Bolehkah aku melihat isinya?" Tanya Je Yoon setelah melihat Hong Shim dari kepala sampai kaki.
Hong Shim menjawab boleh, tapi saat Je Yoon akan mengambil tasnya ia melawan dengan seni bela diri yang ia kuasai, namun Je Yoon bisa menguasainya.
Je Yoon makin curiga dengan keterampilan bela diri Hong Shim yang bisa dikatakan lumayan sebagai seorang wanita. Hong Shim melepaskan tangannya yang dipegang Je Yoon, ia beralasan kalau Je Yoon membuatnya terkejut karena mengejarnya disaat malam sudah larut seperti saat ini.
"Siapa kamu dan di mana tempat tinggalmu?" Tanya Je Yoon.
"Aku Yeon Hong Shim dari Desa Songjoo."
"Sudah jelas kamu belum menikah. Kamu ada urusan apa di Hanyang dari Desa Songjoo?"
"Aku kemari untuk menemui seseorang."
"Apa mungkin kekasihmu?"
Hong Shim membantahnya, ia menjelaskan kalau ia berjanji untuk bertemu dengan kakaknya di jembatan ini pada tanggal 15 setiap bulan. Sudah puas?
Je Yoon tersenyum puas. Hong Shim pun protes karena Je Yoon memperlakukannya seperti sedang menginterogasi padahal ia tidak berbuat salah.
"Karena aku tertarik denganmu." Jawab Je Yoon jujur dan sukses membuat Hong Shim salah tingkah.
Hong Shim lalu berbalik melanjutkan jalannya, tapi Je Yoon terus mengikutinya.
Hong Shim berbalik untuk menegur Je Yoon yang terus mengikutinya, tapi Je Yoon mengelak sedang mengikuti Hong Shim, ia hanya menikmati cahaya bulan malam ini karena sedang bulan purnama, bulannya indah sekali. Dan Je Yoon duduk di jembatan sambil memandang bulan.
Hong Shim menyuruh Je Yoon tetap duduk disana, jangan coba-coba mendekatinya!
Je Yoon: Aku berencana melindungimu. Kamu mungkin akan dikejar lagi oleh para pria itu. Kakakmu pasti melupakan janji kalian.
Hong Shim akan melanjutkan jalannya, tapi Je Yoon berkata lagi, "Aku akan menemuimu pada tanggal 15 setiap bulannya."
Hong SHim pun berbalik menatap Je Yoon, dan kali ini Je Yoon yang pergi duluan meningalkan Hong Shim sambil melambaikan tangan.
Dong Joo menanyakan rencana Yul selanjutnya, soalnya pembunuhnya berhasil kabur dan satu-satunya saksi sudah meninggal. Yul termenung, ia mengingat bagaimana bentuk anak panah yang digunakan si pembunuh untuk membunuh satu-satunya saksi.
Tiba-tiba Yul mengatakan kalau ia harus mengadakan pesta.
Maka Yul menggunakan jubah terbaiknya untuk pesta hari ini. Pesta ulang tahunnya.
Semua pejabat hadir di pesta Yul. Raja tersenyum gembira, tadinya ia mau melewatkan hari ulang tahun di tahun ini karena penyakit Putra Mahkota. Raja merasa jauh lebih baik karena bisa mengadakan pesta bersama Yul dalam kondisi yang lebih baik.
Yul: Kudengar Ratu berdoa kepada dewa-dewi setiap hari. Ini pasti berkat doanya.
Ratu: Syukurlah kamu sudah pulih, tapi Putri Mahkota tampak sangat pucat.
Putri Mahkota: Maaf. Tadi malam tidurku tidak nyenyak.
Ratu: Kecantikannya tidak berguna. Seja (Putra Mahkota), kenapa kamu tidak menjaga istrimu dengan baik?
Yul: Rakyat mungkin bosan karena kita melewatkan penampilan tari. Bolehkah aku melanjutkan ke bagian berikutnya?
Raja: Kamu pasti sudah tidak sabar. Kamu bilang mau hadiah ulang tahun berupa busur dan panah.
Ratu: Ada begitu banyak hal berharga di negeri ini, tapi kenapa dia hanya ingin kado berupa busur dan panah?
Yul: Sejak masih kecil, aku suka bermain seni bela diri. Sepertinya aku masih menyukainya.
Kilas balik..
Busur dan panah itu adalah ide Yul, ada ratusan pengrajin panah di Joseon. Sekilas panah tampak sama, tapi bergantung pada pembuatnya dan bahan yang dipakai, panah punya beragam karakteristik. Panah yang menusuk leher tabib wanita itu tidak mudah didapatkan di pasar. Batang dan bulunya yang langka serta takiknya yang unik menunjukkan panah itu dari pembunuh, bukan penjahat. Hanya keluarga berpengaruh yang mampu mempekerjakan pembunuh seperti itu.
Dong Joo: Namun, Anda tidak tahu apakah mereka akan menghadiahkan panah yang sama.
Yul: Pesuruh rendahan dan tidak berguna bisa membawa hasil tidak terduga kepada pemiliknya.
Kilas Balik Selesai...
Yul langsung memeriksa hadiah-hadiah dari semua orang yang ia dapat, tapi tidak ada yang ia harapkan.
Pangeran Seowon akan juga hadis di pesta. Sebelum memberikan hadiahnya, ia menghormat pada Raja.
"Maaf, Yang Mulia. Aku butuh waktu lama untuk mencari panah langka ini atas perintah ibuku."
"Tidak masalah. Aku mulai penasaran selangka apa panah itu." Jawab Raja.
Saat menyerahkan panah, Pangeran Seowon mengatakan alasannya tidak menjenguk Yul saat sakit karena takut Yul akan kesal.
"Untuk apa aku kesal? Bagaimanapun kita bersaudara. Walau dari ibu yang berbeda." Jawab Yul.
Ratu membentaknya. Tapi Yul segera mengalihkan pembicaraan mengenai hadiah yang sudah disiapkan Ratu.
Pangeran Seowon : Sebagai ucapan selamat atas hari ulang tahun Anda, aku mempersembahkan ini atas nama Ratu.
Namun panah yang dibawa Pangeran Seowon berbeda dengan yang diinginkan Yul. Yul merasa tidak bisa mencari tahu siapa pemanah itu.
Saatnya Wakil Perdana Menteri yang menghadap Yul, "Kudengar tidak ada yang bisa menandingi tingkat panahan Anda. Dengan semua hadiah ini, Anda akan menjadi semahir apa?"
"Karena selalu dituntut untuk pandai dalam sastra dan seni bela diri, aku selalu berusaha keras."
Raja menyinggung soal Wakil Perdana Menteri yang belum memberi hadiah. Wakil Perdana Menteri mengatakan ia tidak sempat membuatkan panah sebelum pesta diadakan.
Raja: Rentang waktunya sama bagi semua orang. Ayahnya Putri Mahkota tidak punya hadiah untuk Putra Mahkota?
Wakil Perdana Menteri: Bukan begitu. Hadiahku tidak spesial dan aku cemas Yang Mulia akan kecewa. Ini hanya busur dan panah biasa.
Itulah panah yang Yul cari. Batang panahnya terbuat dari bush clover. Bulunya dari burung hantu bertanduk dan takik panahnya buatan tangan.
Yul: Anda juga memakai panah jenis ini?
Wakil Perdana Menteri: Ya, Yang Mulia. Sesekali aku memakainya untuk berburu.
Yul menatap Wakil Perdana Menteri penuh kecurigaan, apa Wakil Perdana Menteri pembunuh tabib wanita itu? Apa Wakil Perdana Menteri yang berusaha membunuhnya?
Dan Yul kembali teringat saat Wakil Perdana Menteri membunuh Ayah Hong Shim dengan kejamnya.
Yul: Akankah dia membunuhku seperti dia membunuhnya?
Wakil Perdana Menteri mengira Yul kecewa dengan hadiahnya, ia berkata akan membuatkan set lain untuk Yul.
Yul: Tidak perlu. Inilah yang kuinginkan.
Wakil Perdana Menteri: Haruskah aku menyuruh mereka memainkan musik?
Yul berdiri, tidak perlu, pesta sudah usai. Dan Yul meninggalkan lokasi pesta membuat semua orang heran.
Yul menulis di buku catatannya, Ia berpikir keras, "Kim Cha Eun membunuh tabib wanita itu. Itu pasti untuk menutupi fakta bahwa dia berusaha meracuniku. Tapi kenapa? Kenapa dia ingin membunuhku?"
Dari luar Kasim mengumumkan kedatangan Putri Mahkota. Yul langsung memasukkan bukunya ke dalam laci.
Putri Mahkota masuk. Yul memberitahu kalau tidak sopan datang tanpa pemberitahuan, tapi Putri Mahkota malah menyuruh Yul memerintah semuanya untuk keluar, ada yang ingin ia bicarakan berdua dengan Yul.
Yul: Berdua? Itu membuatku tidak nyaman.
Putri Mahkota: Yang Mulia.
Yul: Tinggalkan kami.
Setelah Putri Mahkota duduk di depannya, Yul menjelaskan kalai pelajarannya tertinggal karena pesta itu, jadi ia meminta Putri Mahkota bicara singkat saja.
"Baru-baru ini kamu keluar istana dengan menyamar. Aku sangat cemas selama kamu terbaring sakit, tapi sekarang bertanya-tanya apa kamu sungguh mengalami gejala itu. Mungkinkah kamu berpura-pura sakit agar tidak tidur denganku?"
"Aku tidak mungkin melakukan hal yang begitu murahan dan kotor. Aku putra mahkota negeri ini, bukan?"
"Ayahku.. bertaruh nyawa untuk membantu Raja agar bertakhta."
"Dia bertaruh nyawa demi negeri ini? Aneh. Dia tidak menerima tanah di Hanyang atau Gyeonggi? Selain itu, kudengar.. harta keluargamu lebih banyak daripada harta Keluarga Kerajaan. Aku ragu itu hanya rumor."
"Benarkah? Itulah sebabnya kamu membenciku? Rajalah yang mengatur pernikahan kita."
"Kita berdua tahu pernikahan ini hanya sandiwara. Kenapa kamu mendadak mempermasalahkannya?"
"Aku tahu kamu menghabiskan malam hari untuk mempelajari sopan santun. Kamu tidak menjalani Pendidikan Kerajaan hingga datang ke istana pada usia 10 tahun. Para menteri menyuarakan kecemasan mereka. Itulah sebabnya kamu belajar setiap malam selama 10 tahun terakhir agar menjadi putra mahkota yang sempurna. Namun, tanpa seorang anak, kamu tidak akan dianggap sebagai putra mahkota."
"Kamu.. menyarankan agar kita punya putra?"
"Untuk kali pertama dan terakhir, aku mengajukan permintaan ini. Biarkan aku.. berada di pelukanmu malam ini."
Dan Putri Mahkota mendekat, ia bahkan menyentuhkan tangan Yul ke wajahnya. Yul menggerakkan tangannya menyentuh bibir Putri Mahkota, ia tahu pasti tidak mudah untuk berterus terang.
Yul mendekatkan wajanya ke Putri Mahkota, "Tapi.. hatiku.. sepertinya.. tidak bisa membujuk tubuhku."
Yul menjauhkan wajahnya lagi dan bicara agak keras, "Aku tidak punya kemewahan untuk mencemaskan masa depanku tanpa putra. Jadi, pergilah."
Setelah dipermalukan seperti itu, Putri Mahkota meminta pada sayangnya untuk menemui ayahnya.
>
EmoticonEmoticon