-->

Sinopsis Where the Lost Ones Go Episode 3 Part 2

- Februari 03, 2018
>
Ditulis oleh: Diana Recap
Support Admin dengan membaca sinopsis hanya di "www.diana-recap.com"

Sinopsis Where the Lost Ones Go Episode 3 Part 2

Sumber Gambar: Mango TV


Saat belanja alat lukis, Zhu Xuan membahas soal cewek di kantin tadi pagi, menurutnya sangat lucu bahwa cewek itu mau menghabiskan lima ratus ribu untuk pria tanpa ragu padahal melukis membutuhkan banyak uang juga.


Tetapi Ye Zi tidak menyahut, ia sibuk memikirkan sesuatu sampai Zhu Xuan menegurnya. Ye Zi tiba-tiba bertanya, kira-kira berapa harga iPod itu? Zhu Xuan menjawab lebih dari dua juta.

"Apa kau akan membelinya?" Tanya Zhu Xuan penuh antusias.

"Tidak, hanya penasaran."

Zhu Xuan mengingatkan kalau tugas mereka harus dikumpulkan besok, apa Ye Zi sudah siap? Soalnya Zhu Xuan jarang melihat Ye Zi mengerjakan karena mereka beda kelas. Sebenarnya Zhu Xuan penasaran bagaimana lukisan Ye Zi.

Ye Zi: Aku bisa menunjukkannya padamu sekarang. Aku sudah menyelesaikannya

Zhu Xuan: Baik. Ayo pergi

Mereka pergi ke ruang lukis dimana Ye Zi menyimpan lukisannya. Ye Zi sangat riang karena hendak menunjukkan mahakaryanya. Tapi begitu mereka membuka gulungan lukisan Ye Zi, mereka terperangah. Itu disebabkan karena lukisan Ye Zi rusak, kelihatannya ada yang sengaja menumpahkan tinta hitam ke seluruh lukisan.


Zhu Xuan bisa menduga siapa pelakunya, yaitu cewek yang dikantin tadi, Xu Wenjie. Ia akan memberi Xu Wenjie pelajaran, tapi Ye Zi menahannya.

"Tidak ada yang akan melakukannya kecuali dia! Apa yang harus dilakukan sekarang?" Tanya Zhu Xuan.

Ye Zi lalu mengikat rambutnya, ia akan membuatnya kembali. Zhu Xuan bertanya, berapa lama lukisan Ye Zi itu jadi, Ye Zi menjawab setangah bulan. 


"Kau gila! Lalu bagaimana kau bisa menyelesaikannya malam ini?"

"Aku akan mencoba yang terbaik."

"Biarkan aku membantumu."

"Aku bisa melakukannya sendiri!"

Zhu Xuan pun pergi, tapi ia yakin Ye Zi tidak akan bisa melakukannya sendiri.


Zhu Xuan sengaja menunggu Xu Wenjie. Tapi Xu Wenjie menghindar tiap kali Zhu Xuan mendekatinya. Zhu Xuan langsung memegang pundaknya.

"Jadi kau ingin kabur?"

"Apa yang kau inginkan? Lepaskan tanganmu dariku! Menjauhlah"

"Ok, aku lepas. Aku di sini untuk memberitahumu. Tadi siang itu salahku. Salahku. Aku sangat minta maaf. Jika kau marah, marah saja padaku. Itu Tidak apa-apa Tapi.. Ingat! Jangan main-main dengan teman-temanku."

"Kau ingin tahu tentang lukisan Yezi, kan? Kau penasaran apa aku yang melakukannya? heheheh Ayolah.. Biarkan aku memberitahumu, aku yg melakukannya. Lalu kenapa?"

"Aku memperingatkanmu Jangan memaksakan keberuntunganmu."

"Mana Buktinya? Sekarang kau ingin menyalahkanku? hehehe Apa kau punya bukti? Aku perlu istrahat sekarang.  Aku tidak ingin membuang waktu dengan mu. Sampai jumpa~"


Namun baru beberapa langkah menjauh dari Zhu Xuan, Xu Wenjie melihat Zhang Zeyi dengan sepedanya. Zhang Zeyi kelihatan menakutkan, artinya ia pasti mendengar pembicaraan Xu Wenjie dengan Zhu Xuan tadi.

Tanpa berkata apa-apa, Zhang Zeyi pergi dari sana.


Ye Zi masih melukis, ia berusaha keras menahan kantuknya. Sampai tiba-tiba Lin Sen datang. 

"Kenapa kau di sini?" Tanya Ye Zi.

"Aku di sini untuk memperjuangkan pelukis masa depan. Biarkan aku melihat-lihat. Hmm.. Hmm.."

"Dokter masa depan, apa yang sedang kau lakukan? Jangan berpura-pura tahu cara melukis."


Lin Sen melihat lukisan Ye Zi sebelumnya yang ada di bawah lukisan baru, ia bertanya, kenapa bisa sampai rusak begitu? Ye Zi menjawab kalau ia tak sengaja mengotorinya.

Lin Sen: Meski aku ngak bagaimana melukis. Aku tahu kau belum menyelesaikannya. Sekarang sudah jam 12 malam. Jika Kau gagal menyerahkan pekerjaanmu besok, bahkan tuhan tidak dapat membantumu.

Ye Zi tampak lemas, lalu Lin Sen membuatnya berdiri.


Lin Sen: Jika tuhan tidak bisa menolongmu, Bagaimana kalau kau membiarkan aku membantumu?

Ye Zi: Ok, tolong bantu aku. Apa yang harus Aku lakukan?

Lin Sen: Pertama, Semangat! Kedua, Tabah! Biarkan Aku mengajarimu cara melukis hari ini, oke?

Ye Zi: Kau? Ajari aku? Kau sudah memilih kuas yang salah

Lin Sen: Gimana aku tahu pena mana yang digunakan?

Lalu Ye Zi menunjukkan kuas yang benar.


Lin Sen berpura-pura mengajari Ye Zi melukis, tapi mereka malah banyak bercandanya. Ye Zi bisa ketawa lagi.


Besoknya, Zhang Zeyi berlari-lari di asrama putri, jelas dong petugas melarangnya. Zhang Zeyi memelas, mengatakan kalau saudaranya yang tinggal disana sedang sakit, sedangkan asal mereka dari luar kota jadi mereka harus saling merawat satu sama lain. Beruntungnya, penjaga percaya dengan ebohongan Zhang Zeyi itu.


Zhang Zeyi ternyata ingin menemui Ye Zi. Tapi begitu Ye Zi melihat yang datang adalah Zhang Zeyi, ia langsung membanting pintu.


Zhu Xuan horor juga melihat ekspesi Ye Zi, ada apa? maling kah?

Ye Zi tidak menjawabnya, ia berusaha bersikap biasa. Sementara itu, Zhang Zeyi akan mengetuk pintu lagi, tapi tidak jadi.


Zhu Xuan horor juga melihat ekspesi Ye Zi, ada apa? maling kah?

Ye Zi tidak menjawabnya, ia berusaha bersikap biasa. Sementara itu, Zhang Zeyi akan mengetuk pintu lagi, tapi tidak jadi.


Lalu ada yang mengetuk pintu. Zhu Xuan akan membukanya tapi Ye Zi melarangnya keras, bahkan mengancam akan mengakhiri persahabatan mereka jika Zhu Xuan membuka pintu.

Zhu Xuan: Siapa bilang aku akan membuka pintu. Kau yang bilang itu, Liu? Atau Xixi yg begitu?

Liu Xinran: Lihatlah betapa pengecutnya dirimu.


Ternyata yang mengetuk adalah penjaga asrama yang hendak memberikan paket. Penjaga marah dong karena tidak ada yang mau membukakakn pintu, tidak sopan!

Zhu Xuan: Bibi Lee, aku akan segera mengambilnya.

Lalu Zhu Xuan minta ijin pada Ye Zi untuk membuka pintu. Ye Zi menjawabnya dengan anggukan.


Saat Zhu Xuan keluar, Liu Xinran mengikutinya ternyata. Mereka sama-sama penasaran apa yang terjadi. Dan saat mereka ke ruangan bibi Lee, mereka melihat Zhang Zeyi sedang sendirian.


Zhu Xuan menyapa Zhang Zeyi, datang mencari Ye Zi ya? Zhang Zeyi menunduk lemas.

Zhu Xuan: Tapi gagal, kan?

Liu Xinran: Dia tidak ingin bertemu denganmu.

Zhang Zeyi: Aku ingin minta maaf padanya.


Zhu Xuan dan Liu Xinran paham maksud Zhang Zeyi, wajar saja Ye Zi marah karena sudah diganggu akibat Zhang Zeyi.

Zhang Zeyi: Itu semua salahku

Zhu Xuan: Jadilah orang yang baik hati. Usap pantatmu dulu [Ini berarti berurusan dengan orang-orangmu dulu]. Sebelum datang ke Yezi

Liu Xinran: Bisakah Kau berbicara sedikit Sopan, Zhuzi?

Zhu Xuan: Aku ingin membuatnya jelas. Kau Paham?


Zhang Zeyi meminta bantuan mereka, ia ingin mereka membujuk Ye Zi untuk mau menemuia supaya ia bisa minta maaf secara langsung

Liu Xinran: Kami tidak dapat membantumu. Dia sangat keras kepala. Dia tidak akan menerima saran kami

Zhang Zeyi: Lalu bisakah kau memberi ku nomor Hpnya?

Zhu Xuan: Tapi ada Imbalannya. Traktir kami makanan.

Zhang Zeyi: Tidak Masalah

Zhu Xuan lalu meminta ponsel Zhang Zeyi untuk memasukkan nomor Ye Zi. Zhu Xuan berpesan agar Zanga Zeyi tidak menghubungi Ye Zi terlalu larut karena Ye Zi suka tidur awal. Zhang Zeyi mengerti dan tak lupa mengucapkan terimakasih, lalu ia pamit.


Cheng Xi bertanya, bagaimana lukisan Ye Zi? Ye Zi menjawab kalau pengumpulannya ditunda, tidak jadi hari ini.


Zhu Xuan kemudian mengomando mereka untuk duduk bersama di tengah. Zhu Xuan menentukan tema yang akan dibahas malam ini, "Seperti apa orang yang kau sukai?"

Zhu Xuan: Tentu saja aku menyukai Yuan Lang terbaik.


Kemudian Zhu Xuan menunjuk Cheng Xi (mereka semua memanggilnya Xixi). Xixi akan menjawab siapa yang disukainya tapi Liu Xinran menyela.

Liu Xinran: Tidak perlu bertanya padanya. Xixi menyukai Haha tanpa ragu [Xixi dan Haha keduanya berarti tawa dalam bahasa China].


Semuanya ketawa. Lalu Zhu Xuan bertanya siapa orang yang disukai Liu, Liu menyebut salah satu nama penyanyi, Jay Chou, dan itu membuat Zhu Xuan kembali kesal.

Selanjutnya, Zhu Xuan menyindir Ye Zi, "Sebenarnya aku menyukai Zhang Zeyi. Tapi dia tidak menyukaiku."

Liu: Karena kamu jelek


Sedangan Ye Zi diam saja dan tiba-tiba ada pesan masuk dari Zang Zeyi.

"Jika Kau tidak marah lagi, temui aku di kelas besok. Kita bisa terus latihan. Dari Xiang Zeyi".


Ye Zi terdiam menatap jendela. Namun hanya sebentar karena teman-temannya ribut sampai mau cakar-cakaran. heheheh.

--o o o--

...Tahun 2017...


Ye Zi terbangun dari tidurnya, lalu berjalan keruang tengah untuk menelfon. Ia menelfon Yuan Lang untuk memberitahunya bahwa Zhu Xuan sudah tidur.

"Terima kasih." Kata Yuan Lang.

"Lupakan."

"Aku berutang budi padamu."

"Oke. Zhuzi tegas dalam berbicara tapi dalam hati ia sangat lembut. Dia sangat peduli padamu. Apa kau tahu bahwa dia telah banyak berubah karnamu?"

"Aku tahu. Kami akan baikan."

"Hmm.. Selamat malam."


Ye Zi lelu memandang kosong, "Kupikir aku masih membencinya. Tapi aku tidak bisa berhenti membencinya sekarang."

Epilog:


Profesor Wu menyuruh Zhang Zeyi ikut suatu lomba bertaraf nasional karena akan sangat berguna bagi Zhang Zeyi.

Zhang Zeyi: Profesor Wu, Anda ingin aku ikut lomba itu, kan? Tapi aku punya permintaan. Berikan beberapa hari lagi untuk mahasiswa baru di Fakultas Lukisan China untuk menyelesaikan tugas mereka

Profesor Wu: Apa untungnya bagimu, mereka menyerahkan tugasnya atau tidak?

Zhang Zeyi: Janji dulu saja. Maka aku akan berkompetisi di Anime Contest dan membuat sekolah kita bangga. Jika Anda menolak, aku tidak akan ikut kompetisi itu, karena aku tidak tertarik sama sekali. Profesor Wu, Aku akan melakukannya jika Kau penuhi permintaanku. Jika aku menang, kita berdua menang

Profesor Wu: Baik. Aku berjanji padamu

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search