-->

Sinopsis Longing Heart Episode 3 Part 2

- Januari 24, 2018
>
Ditulis oleh: Diana Recap
Support Admin dengan membaca sinopsis hanya di "www.diana-recap.com"

Sinopsis Longing Heart Episode 3 Part 2

Sumber Gambar: OCN


Shin Woo membawa Na Hee ke tempat kerja Geun Deok di bar. Geun Deok takut ketahuan wali kelasnya kerja disana, ia meminta ijin pemilik bar untuk bersembunyi sebentar.


Shin Woo dan Na Hee duduk di salah satu meja dan setelah bir pesanan mereka datang, Na Hee langsung meminumnya padahal Shin Woo mau mengajaknya bersulang. Shin Woo heran, kenapa Na Hee minumnya buru-buru banget?

"Karena ada yang mendesak ingin kukatakan."

"Ya."

"Pak guru Kang. Kita pacaran saja."


Geun Woo ternyata bersembunyi di bawah meja mereka dan jelas saja mendengar semua itu. Shin Woo sampai tersedak karena Na Hee mengatakannya saat ia minum.


Shin Woo: Sebentar. Sebenarnya ada yang ingin kubicarakan padamu soal ini. Sepertinya kau salah paham jadi aku ingin meluruskannya. Sebenarnya aku tak berasal dari Seoul. Aku dari sana karena tugas pertamaku di Seoul.

Na Hee: Jadi mulai hari ini kita resmi pacaran?

Shin Woo: Tidak, maksudku tempat ini yang kau benci adalah kampung halamanku! Aku dari kota ini! Lulusan SMA kita juga.

Na Hee: Benarkah? Kita punya banyak kesamaan! Dari kota yang sama, bahkan sekolah kita sama?

Shin Woo: Apa maksudmu? Tipe idealmu adalah pria Seoul, Bu guru Baek! Dan aturanmu soal pacaran adalah bukan dengan orang dari kota ini! Aku tipe orang yang takkan pernah kau pacari!

Na Hee: Dulu aku tak tahu akan bertemu denganmu, Pak guru Kang. Kalau begitu aku akan mengubah tipe idealku. Pria dari kampung halaman kita.

Shin Woo: Bagaimana bisa mengubah tipe idealmu begitu saja?

Na Hee: Tapi kenapa wajahmu tak asing bagiku? Di sini kota kecil, aku kenal hampir semua penduduknya.

Geun Deok: (Berbisik) Benar. Kenapa para guru atau siapa pun tak kenal padanya?

Shin Woo: Sementara berhenti membahas itu. Biar kuluruskan situasi kita saat ini. Aku suka perempuan lain.

Na Hee: Kau hanya suka padanya. Tak pacaran dengannya.

Shin Woo: Karena perempuan itu, aku tak pacaran selama 10 tahun. Dan aku akan menunggunya 10 tahun lagi. Kau tak keberatan? Soal itu?

Shin Woo menghitung sampai tiga dalam hati dan ia puas dengan jawaban Na Hee setelahnya,

Na Hee: Sialan!


Geun Deok mengirim pesan pada Shin Woo kalau qali kelas mereka dan guru bahasa Inggris ada di bar tempat kerjanya.


Ji Soo cerita, karena hari ini ulang tahun Shin Woo (D) makanya ia berencana mengungkapkan perasaannya, tapi ia gagal. Dan Shin Woo jadi melihat sisi dirinya yang seperti ini. Agak menyeramkan kan? Maaf.

"Sebesar apa rasa sukamu pada wali kelas? Begitu suka hingga tak ada ruang untuk orang lain di hatimu.. begitu suka sehingga harus dia.. dan bukan orang lain?"

"Saat ini aku sangat malu di hadapanmu.. malu setengah mati, tapi.. berpikir bahwa mungkin pak guru menyukai orang lain yang tak kuketahui.. membuatku merasa... Tapi bertemu denganmu dan membicarakan masalah ini membuatku merasa lebih baik. Tapi bukankah hari ini seharusnya kau pergi? Kenapa hari ini kau ke kota?"


Shin Woo menyembunyikan hadiahnya dan menjawab ada keperluan di kota.


Shin Woo kemudian berdiri dan mengajak Ji Soo ke tempat di mana Ji Soo bisa melakukan keinginannya. Shin Woo tidak menunggu persetujuan Ji Soo, ia langsung menggandeng tangan Ji Soo.


Na Hee terus minum dan minum karena Shin Woo menolaknya.

Shin Woo: Aku tak bermaksud menyembunyikannya darimu. Aku hanya tak punya kesempatan bicara--

Na Hee: Sudahlah!


Na Hee berdiri sempoyongan dan akan pergi tapi Shin Woo menahannya. Karena masih kesal, Na Hee menggigit tangan Shin Woo yang menahannya.

Na Hee: Awas kau! Aku akan membalasmu!


Shin Woo lalu memanggil Geun Deok, menyuruhnya keluar. Geun Deok pun keluar, ia bertanya heran, bagaimana bisa Shin Woo tahu ia kerja disana?

"Itu alasanku datang ke sini. Supaya aku bisa minta bantuanmu."

"Cepat kejar dia."

"Apa?"

"Aku tak bisa biarkan wanita mabuk pulang sendirian!"

"Guru Bahasa Inggris bukan wanita! Dia sanggup mencabik 5 anak remaja--"

"Kau memilih dihukum? Kuadukan ke Perhimpunan Pelajar kalau kau kerja di bar?"

Geun Deok pun tak punya pilihan lain selain pergi mengejar Na Hee.

Shin Woo: Yaa! Hati-hati! Dia menggigit saat mabuk!


Shin Woo (D) keluar dan ia senang melihat SHin Woo (R) bersama Ji Soo, ia pikir Shin Woo (R) akhirnya bisa mengakui perasaannya pada Ji Soo.


Ji Soo mengatakan pada Shin Woo (R) kalau ia tidak bisa karena Shin Woo (D) jelas pasti akan menolaknya, lalu bagaimana aku harus menghadapinya setelah hari ini?

Shin Woo (R) memegang kedua tangan Ji Soo, "Bertindak dulu, pikirkan nanti saja. Pengakuan butuh waktu yang tepat."


Lalu Shin Woo (R) maju mendekati Shin Woo (D).

"Pak guru. "Aku suka padamu"."

"Apa?"

"Pak guru bilang kami harus mengakui perasaan kami. "Aku suka padamu"."

"Aku tak pernah menyuruh kalian mengaku padaku! Kenapa kau selalu mengaku padaku, seperti waktu itu? Fokus, katakan pada orangnya--"


Ji Soo menyela, mengatakan kalau pengakuan Shin Woo (R) barusan adalah pengakuannya. Shin Woo (D) jelas terkejut.


Ji Soo lalu maju menjajari Shin Woo (R), "Aku.. suka pak guru."

Shin Woo (R) hanya bisa menoleh sedih pada Ji Soo.

Kilas Balik..


Shin Woo (R) melakukan rekaman pengakuan harapan yang ditugaskan oleh Shin Woo (D).

"Harapanku? Aku punya satu harapan. Orang yang kusuka.. juga suka padaku. Tak harus saat ini. Mereka bisa mengaku pada versi diriku, 10 tahun mendatang."

Kilas Balik Selesai..


Shin Woo (D) mengoreksi, barusan ia salah dengar kan? Shin Woo (R) menjawab tidak, yang barusan Shin Woo (D) dengar itu adalah kebenaran.

Shin Woo (R) lalu pergi meninggalkan mereka berdua.


Shin Woo menjelaskan pada Ji Soo bahwa rasa suka Ji Soo padanya  itu bisa terjadi, ia paham, sangat wajar, mirip dengan obsesi anak-anak seusia mereka terhadap selebriti. Mirip dengan itu, jadi.. kekaguman!

"Aku akan menyebutnya kekaguman kalau begitu. Kalau itu membuat pak guru lebih nyaman. Tak masalah bagaimana menyebutnya. Perasaanku takkan berubah." Jawab Ji Soo.

"Benar. Tapi.. terima kasih atas perasaanmu, namun.. saat ini bila tak kau katakan padaku, tapi pada orang lain.. aku akan lebih berterima kasih. Baik. Aku paham maksudmu, dan perasaanmu. Tapi, aku yakin kau tahu, saat ini aku hanya bisa berkata--"

"Tak bisakah kita akhiri hari ini sampai di sini? Tak asyik membaca sesuatu yang sudah diketahui akhir ceritanya."


Ji Soo lalu memberikan hadiahnya untuk Shin Woo, hadiah ulang tahun. Setelahnya ia pergi.


Shin Woo memikirkan Shin Woo (R), kemana perginya? Tapi kemudian ia sadar, tidak mungkin ia tidak tahu kemana perginya dirinya 10 tahun lalu disaan seperti ini.  Tapi ia harap ia tidak pernah tahu,


Shin Woo (D) lalu menyusul SHin Woo (R) yang ternyata pergi ke pantai dan memberinya sekaleng bir karena ia rasa baik dirinya maupun Shin Woo (R) membutuhkannya untuk saat ini.

"Tak apa-apa wali kelas berbuat begini?" Tanya Shin Woo (R).

"Lagipula hari ini kau ultah."

Shin Woo (R) melihat hadiah yang dibawa Ji Soo ada pada Shin Woo (D), ia kesal dan membuang bir pemberian Shin Woo (D). "Tak usah, aku tak minum yang seperti itu". Lalu ia pergi.

"Omong kosong! Kau minum banyak di tahun pertama."


Shin Woo (R) melihat hadiah yang dibawa Ji Soo ada pada Shin Woo (D), ia kesal dan membuang bir pemberian Shin Woo (D). "Tak usah, aku tak minum yang seperti itu". Lalu ia pergi.

"Omong kosong! Kau minum banyak di tahun pertama."

Shin Woo (D) mengejar Shin Woo (R) untuk mengajaknya bicara, ada apa? Shin Woo (R) kesal, kenapa ulang tahun Shin Woo (D) harus hari ini juga?

Shin Woo (R): Tak perlu. Kalau ingin memberiku hadiah ultah tolong pergi dari hadapanku sekarang. Karena saat ini, itu hadiah yang paling kuinginkan.

Shin Woo (D): Lalu apa yang sudah kau perbuat? Kusuruh kau mengaku, tapi kau malah mengaku untuk Ji Soo? Kau bodoh? Kau harus mengakui perasaanmu pada Ji Soo lebih dulu...

Shin Woo (R): Itu takkan mengubah apapun! Aku sudah tahu perasaannya. Lagipula sudah pasti ditolak.

Shin Woo (D) jadi ingat dirinya, ia dulu juga beranggapan yang sama dan akhirnya membuang cincin itu ke dalam tong sampah.


Shin Woo (R) meninggalkannya.

"Sejarah... terulang kembali. Dan kali ini, yang berubah.. aku adalah musuhku sendiri."


Shin Woo (D) bingung bagaimana harus mengembalikan hadiah Ji Soo itu. Lalu Na Ra datang. Shin WOo bertanya, apa kemarin Na Ra sampai rumah dengan aman?

"Bukan urusanmu. Apa pedulimu?"

"Aku tak mengkhawatirkanmu. Aku mengkhawatirkan orang lain."

Shin Woo kemudian menunjukkan bekas gigitan Na Ra, ia cuma takut na Ra akan menggigit orang lain lagi.

Na Ra: Pokoknya sekarang aku akan bersikap dingin padamu, jadi jangan bicara denganku, ataupun bersikap baik padaku! Kalau baik akan semakin sulit!

Na Ra pergi dengan kesal.

Shin Woo memikirkan semua itu, kalau ia semakin baik pada Ji Soo, maka akan semakin buruk kan? Apa benar? Jadi ia memutuskan untuk bersikap dingin pada Ji Soo.


Bel istirahat berbunyi. Shin Woo (D) akan mendekati Shin Woo (R), tapi Ji Soo mendahului mendekatinya untuk memberikan minuman. Shin Woo (D) menerimanya tapi langsung memberikannya pada siswa di dekatnya.

Shin Woo (R) buru-buru pergi, ia tidak melihat saat SHin Woo (D) memberikan minuman itu, hanya melihat saat Shin Woo (D) menerima minuman dari Ji Soo.


Shin Woo (D) mengejar Shin Woo (R) dan Ji Soo mengejarnya. Ji Soo menghentikannya untuk minya ijin bicara sebentar.

"Soal apa?" Tanya Shin Woo (D).

"Begini..."

"Aku harus pergi. Kalau tak penting, bicara nanti saja."

Shin Woo (D) pun meninggalkan Ji Soo.


Shin Woo (R) melihat dan mendengar itu, jadi saat SHin Woo (D) mengajaknya bicara, ia pun menjawab hal yang sama.

"Aku harus pergi. Kalau tak penting, bicara nanti saja."

"Apa sulit sekali bicara denganku sebentar?"

"Sepertinya pak guru kesulitan meluangkan waktu untuk bicara dengan murid."

Shin Woo (R) pergi dan Shin Woo (D) bingung, sebenarnya Shin Woo(R) ingin ia bagaimana?


Shin Woo (D) pun duduk bersama Min Seok dan Geun Deok. Shin Woo bertanya apada Geun Deok, apa semalam mengantar Na Ra pulang dengan selamat?

"Wah!!"

Shin Woo yang sedang minum sampai menumpahkan minumannya di baju saking kagetnya. Ia pun sontak membentak Geun Deok.

Geun Deok: Semua gara-gara pak guru!

Geun Deok lalu pergi meninggalkan mereka dengan sedih, ia berlari.


Shin Woo bingung, ada apa lagi dengan Geun Deok? Min Seok juga tidak tahu, dari mulai masuk tadi pagi Geun Deok sudah seperti itu.


Shin Woo mengeluh, ia ingat kalau pengawas sekolah datang hari ini dan bajunya bernoda. Waduh!!


Geun Deok tampak lesu sekali. Jadi Min Seok pun bertanya, apa yang terjadi sampai Geun Deok begitu? Geun Deok memegang bibirnya.

Kilas Balik..


Geun Deok akhirnya bisa menemukan Na Ra yang sedang berada di depan mini market dan minum soju. Geun Deok merebut soju itu dari Na Ra dan mengajaknya segera pulang.

"Kurang ajar! Kembalikan!"


Geun Deok akhirnya bisa menemukan Na Ra yang sedang berada di depan mini market dan minum soju. Geun Deok merebut soju itu dari Na Ra dan mengajaknya segera pulang.

"Kurang ajar! Kembalikan!"

Na Ra kembali menggigit karena Geun Deok tidak mau mengembalikan sojunya, tapi itu membuat Geun Deok jatuh dan Na Ra jatuh di atasnya, bibir mereka tidak sengaja bertemu, tapi Na Ra cepat-cepat bangun.

Geun Deok: Aku... aku kena sedikit.

Kilas Balik Selesai..


Geun Deok: Begitu keji hingga aku tak sanggup mengatakannya dengan mulutku. Ciuman pertamaku...


Tiba-tiba Na Ra lewat di depan mereka. Min Seok menunduk memberi salam, tapi Geun Deok hanya membatu. Na Ra memarahi Geun Deok karena memakai nametag sembarangan. Tapi itu malah membuat Geun Deok deg-degan.

"Dia... tak ingat?" Gumam Geun Deok.


Shin Woo melihat Ji Soo sedang piket sendirian. Awalnya ia menghiraukannya tapi tidak tega juga. Akhirnya ia masuk dan membantunya.


Shin Woo menyuruh Ji Soo duduk saja, ia yang akan mengerjakan semuanya.


Setelah semuanya selesai mereka bersantai. Ji Soo lega, kalau Shin Woo tak ada mungkin punggungnya sudah patah. Terima kasih. Tapi kalau dipikir-pikir, ia selalu hanya berterima kasih pada Shin Woo. Kemarin juga begitu.

"Coba ucapkan yang lain juga." Pinta Shin Woo yang membuat Ji Soo mengernyitkan alis heran.


Shin Woo: Aku tahu saat ini kau butuh pendengar yang baik.

Ji Soo: Wah.. Kau seperti cenayang.

Shin Woo: Gara-gara pak guru?

Ji Soo: Sepertinya aku membuatnya tak nyaman. Kurasa dia menghindariku.

Shin Woo: Mungkin hanya bayanganmu. Dia tak boleh pilih kasih pada murid-muridnya. Mungkin itu sebabnya. Lagipula dia hanya manusia. Atau mungkin suasana hatinya sedang buruk.

Ji Soo: Tetap saja. Membuatku khawatir. Aku takut kini pak guru akan membenciku.

Shin Woo: Kau tak menggunjingkannya  atau menghinanya! Kau hanya... bilang suka padanya, itu saja...

Ji Soo: Benarkah?


Shin Woo (D) berakhir memakai kemeja hadiah Ji Soo, ia mendesah, padahalia berusaha bersikap dingin pada JiSoo tapi malah memakai hadiah Ji Soo. Orang akan mengira ia psiko.

Kebetulan Ji Soo dan Shin WOo (R) berjalan ke arahnya dan melihatnya. Ji Soo langsung tersenyum lebar.


Ji Soo bilang pada Shin Woo (R) kalau kemeja yang dipakai Shin Woo (D) itu adalah hadiah darinya kemarin. Ji Soo lalu pamit.


Shin Woo (R) masih disana, jadi Shin Woo (D) menjelaskan, "Mengenai kemeja ini.. hari ini pengawas sekolah datang, tapi Choo Geun Deok--"

"Pak guru pasti sangat gembira. Bisa membuanya tersenyum hanya dengan memakai kemeja."

"Kuberitahu, bukan begitu. Dengar aku!"

Shin WOo (R) tidak mau peduli. Shin Woo (D) mengeluh, kejahatan apa yang ia lakukan di masa lampau sampai begini kejadiannya?


Saat jam olah raga, Shin Woo (R) menggerutui Shin Woo (D). "Tak semestinya dia menyuruhku mengaku dan pura-pura membantuku. Dia benar-benar mengejutkanku. Dia cari masalah denganku?"


Merek sudah menghitung sampai 200 tapi Pak Guru menyuruh mengulang lagi.

"Sudah kubilang jangan sebut hitungan terakhir. Ulangi lagi!" Kata Pak Guru.

"Pak!  Suruh dia melakukannya sendiri! Ini sudah kedua kalinya gara-gara dia!" Kata seorang siswa menyindir temannya yang salah.

"Diam. Ulangi lagi!" Perintah Pak Guru.

"Awas kalau berani menyebut hitungan terakhir, aku akan membunuhmu."


Shin Woo tidak berkomentar, ia mengikuti perintah dengan patuh, tapi disela-sela melompat, ia melihat Ji Soo dan itu membuatnya teringat saat-saat Ji Soo mengakui perasaannya pada Shin Woo (D).


Mereka sampai pada hitungan 200 dan ada yang menyebut 200 lagi jadi harus mengulang. Anak-anak marah pada anak cupu tadi. Shin Woo menyela.

"200! Aku yang bilang 200!"

"Kau sudah gila?"

"Ya, aku sudah gila!"

Jadi mereka berkelahi.


Mereka semua berakhir di ruang guru dan harus menulis surat permintaan maaf.

Shin Woo (D): Kalian boleh pergi karena sudah menulis surat permintaan maaf. Tapi Kang Shin Woo dan Go Sung Jin besok masuk jam 5 pagi. Kalian dihukum melakukan pekerjaan sekolah. Paham? Jawab!

Semua: Ya.

Shin Woo (D): Pergilah.


Shin Woo (R) masih tinggal sementara yang lain pergi.

Shin Woo (D): Kusuruh kau merenungkan perbuatanmu, tapi malah memberontak? Kang Shin Woo.

Shin Woo (R): Boleh... aku tanya sesuatu? Kenapa.. pak guru datang ke sini?

Shin WOo (D): Apa?

Shin Woo (D): Pertanyaannya benar. Pak guru tak punya keluarga di sini, dan di sini bukan kampung halamanmu. Jadi kenapa ke sini, di tengah antah berantah dan kenapa selalu mencampuri urusanku? Aku tak mengerti, tapi kau selalu menghalangi jalanku. Tak masalah. Apa gunanya kalau kini aku tahu jawabannya? Aku tak bisa memutar balik waktu. Aku akan menyerahkan surat permintaan maafku besok.


Shin Woo (R) mengambil surat permintaan maafnya dan pergi.

"Aku mengatakan hal yang menyakitkan pada diriku.. aku merasa sakit." Gumam Shin Woo (D).


Shin Woo kembali ke mejanya dan melihat kembali berita kematian Ji Soo.

"Menghalangi? Berada di sini.. aku justru mengacaukan semuanya?" Gumamnya.


Shin Woo akan pulang dan tiba-tiba berpapasan dengan Ji Soo. Ji Soo memanggilnya.


Beberapa saat kemudian terlihat Shin Woo mendekati tempat sampah. Ia mengeluarkan hadiahnya.


Ia mengingat saat-saat mendeberkan saat bersama Ji Soo, dan terakhir iangat pengakuan Ji Soo untuk Shin Woo (D). Ia menangis.


Shin Woo lalu membuang hadiahnya ke tong sampah.

"Sudahlah. Lagipula.. sudah pasti ditolak."

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search