-->

Sinopsis Longing Heart Episode 3 Part 1

- Januari 16, 2018
>
Ditulis oleh: Diana Recap
Support Admin dengan membaca sinopsis hanya di "www.diana-recap.com"

Sinopsis Longing Heart Episode 3 Part 1

Sumber Gambar: OCN


Shin Woo (R) sedang enak-enak jalan sambil megang minuman kaleng. Tapi tiba-tiba Shin Woo (D) muncul dan merebut minumannya. Shi Woo (R) protes dong.

"Cuma seteguk!" Jawan Shin Woo (D).

Shin Woo (R) mengambil kembali minumannya, "Apa gunanya meminta izin setelah kau meminumnya?"

Shin Woo (R) akan meminumnya tapi nggak jadi karena bekasnya Shin Woo (D), jorok katanya, ia lalu memberikannya kembali pada Shin Woo (D)

"Wow, kau luar biasa! Kau tak masalah jika berbagi makan dengan orang lain. Tapi jorok saat aku meminumnya? Hah jorok?"

"Ugh, sangat memalukan."


Shin Woo (R) menghindar tapi Shin Woo (D) mengikutinya. Shin Woo (D) menuntut Shin Woo (R) untuk mengatakan siapa orang yang disukainya. Shin Woo (R) menjawab tidak tahu tapi Shin Woo (D) terus memaksanya untuk menjawab.


Sampai di depan kelas mereka melihat Senior itu menyatakan cinta pada Ji Soo. Semua anak-anak yang berkumpul menyoraki mereka dan meminta Ji Soo menerima pernyataan cinta Senior itu.


Namun, Ji Soo menolak menerimanya dengan alasan ada seseorang yang ia suka.



Shin Woo (D) ingat, setelah kejadian itu mereka mulai renggang. Shin Woo merasa kalah dan berjalan mundur.

"Jika tetap kuakui perasaanku pada Ji Soo saat itu.. Mungkin yang terjadi saat kita bertemu.. Akankah itu juga bisa berubah?"


Shin Woo (D) langsung menoleh pada Shin Woo (R) untuk memperhatiak reaksinya dan Shin Woo (R) diam saja.

Senior bertanya pada Ji Soo siapa orang yang disukainya itu. Ji Soo jelas heran dan bertanya balik, apa?

"Aku harus yakin kalau yang kau sukai itu lebih baik dariku, maka aku bisa menyerah."


Shin Woo (D) masuk dalam percakapan mereka. Pertama ia minta maaf karena menyela, tapi dalam menembak ada aturannya, dan salah satunya "Terserah ceweknya". Tidak sopan membuat orang lain merasa canggung, hanya untuk membuat diri sendiri merasa lebih baik.

"Anda mungkin seorang guru. Tapi aku rasa ini tidak sopan kalau Anda ikut campur."

"Gimana ya... ada peraturan saat di sekolah. Salah satunya.. 'Murid harus masuk ke kelas saat bel'. Bel berbunyi sejak tadi. Cepat masuk ke kelas!"


Maka anak-anak berlarian masuk ke kelas masing-masing termasuk Ji Soo juga. Tak lupa Ji Soo meminta maaf pada Senior itu sebelum masuk.

Senior jelas kesal pada Shin Woo (D), tapi ia tidak berkuasa untuk melawan guru, jadi ia mengajak teman-temannya untuk balik ke kelas.


Shin Woo berpikir, kemungkinan kesalahan Senior itu hingga hidupnya berakhir seperti sekarang ini. Ugh!


Shin Woo (R): Ada seseorang... yang dia suka?

Dan Shin Woo (R) masuk ke ruang kelas tanpa bertenaga.


Shin Woo  (D) menugaskan murid-muridnya untuk menulis surat pada diri sendiri untuk 10 tahun dari sekarang. Bebas, bisa menulis apapun  yang diinginkan. Kata-katanya... harus memiliki kekuatan. Kata-kata itu bisa membimbing menuju masa depan yang diinginkan. Itulah tujuan tugas ini.

"Aku ingin berbentuk file video, jika memungkinkan. San kerjakan malam ini. Lalu kirimkan ke emailku. Dan sekarang, gunakan sisa waktunya untuk memikirkan apa yang harus kalian katakan."

Sebenarnya Shin Woo (D) penasaran apa yang ingin SHin WOo (R) katakan padanya.


Maka Shin Woo (D) berjalan mendekati meja Shin Woo (R). Tapi apa yang ditulisnya?

yaitu: "Orang yang disukai Ji Soo... siapa? Siapa itu?"

Shin Woo (D) nyengir melihatnya. Shin WOo (D) kemudian menyodok bahu Shin Woo (R) berkali-kali. Shin Woo (R) heran, tapi belum sempat SHin Woo (D) menjawabnya, Ji Soo memanggil.


Ji Soo bertanya, apa yang akan Shin Woo (D) katakan pada dirinya sendiri 10 tahun kedepan?

"Ahh.. Mungkin tepatnya... ada yang ingin kukatakan pada diriku 10 tahun lalu."

"Memangnya apa itu?"

Sebelum menjawab, Shin Woo (D) mengetuk meja Shin Woo (R) keras, "Augh! Jangan terlalu serius!"


Shin Woo (D) maju ke depan dan menjelaskan, "Mengakui perasaan. Jangan ragu-ragu, jangan menyesalinya. Jangan sampai kehilangan. Itu yang ingin kukatakan pada diriku, 10 tahun lalu."

Ji Soo: Apa itu berarti, Anda tidak pernah mengakui perasaanmu? 10 tahun lalu.

Shin Woo (D): Ya.

Geun Deok: Kenapa kau tidak bisa?

Shin Woo (D): Karena aku bodoh dan pengecut. Aku sangat bodoh sehingga aku tidak tahu perasaan orang yang aku suka.. Dan aku seorang pengecut yang menyerah karena takut terluka. Pada akhirnya, aku tidak pernah bisa menyampaikan perasaanku. Dan perasaan itu berubah menjadi penyesalan. Tapi aku tahu sekarang kalau aku punya kesempatan untuk mengubah masa depanku jika saja aku mengakui perasaanku saat itu. Tapi jika kau tidak melakukan apapun, hanya karena kau takut terluka. Tidak akan ada yang berubah. Jadi, aku ingin kalian semua mengingat itu. Cinta... dimulai dengan mengakui perasaan.


Ji Soo ke ruangan Shin Woo untuk memberikan minuman, tapi Shin Woo tidak ada disana jadi ia meletakkannya di meja. DI meja, Ji Soo melihat tanggal yang dilingkari dan ada tulisan, "Ulang tahunku".

"Jadi, besok itu hari ulang tahun Pak Kang?" Batin Ji Soo dan ia tersenyum.


Min Seok merekam dirinya terlebih dahulu, ia berkata kalau 10 tahun kedepan mungkin ia akan menjadi PNS. Geun Deok yang merekamnya bertanya, kenapa harus PNS?

"Aku harus merencanakannya!" Jawab Min Seok.

"Sejak kapan aku punya teman yang ingin menjadi PNS?"

"Kau punya gaji yang layak dan pensiunan, bahkan punya usia pensiun yang pasti! Tidak ada pekerjaan yang sestabil itu!"


Shin Woo menyela, bukannya impian Min Sek itu menjadi kartunis?

"Kartunis apaan. Aku tidak mau kelaparan."

"Kenapa? Kau kan pandai menggambar."

"Itu cuma hobi. Agar tidak kelaparan, aku harus memilih hal lain. Bakat bawaanku bukan itu, Tapi "menghadapi kenyataan"."

"Meski begitu, aku rasa itu menyia-nyiakan bakat. Ahh terserahlah. Sudah hancur sekarang."


Lalu Min Seok mengambil kamera dari Geun Deok, ia menyuruh Geun Deok saja yang selanjutnya.

Geun Deok: Sejujurnya, aku punya satu keinginan. Aku sangat ingin diriku mengalami hal ini dalam 10 tahun nanti.

Shin Woo: Apa?

Geun Deok: Cinta pertamaku! Aku mungkin akan mengalaminya setelah 10 tahun, bukan? Saat benar-benar menyukai seseorang?

Min Seok: Omong kosong macam apa itu? Kau bahkan sudah mendapatkan seluruh peleton wanita disini.

Shin Woo: Tepat sekali. Hei, ini seperti mendengar Park Ji Sung bilang, "aku ingin mencetak gol sekali saja."


Geun Deok: Alasan kenapa aku terus berkencan adalah karena aku tidak pernah benar-benar menyukai seseorang. Tidak pernah mengalami perasaan itu, bahkan sekali pun. Aku tidak tahu bagaimana rasanya. Makanya aku iri pada Shin Woo. "Berapa banyak dia menyukai Han Ji Soo hingga seperti ini?"

Min Seok: Kuharap aku bisa menggabungkan kalian berdua, mencampurnya lalu memisahkannya kembali. Kemampuanmu (Geun Deok) bertindak tanpa berpikir. Kemampuanmu (Shin Woo) menyimpan cinta yang murni.

Shin Woo: Kali ini kau bisa menganggapku bentuk cinta yang murni. Pengakuan.. akan kulakukan.


Shin Woo lalu menyelipkan surat di bawah tas Ji Soo.

"Di hari ulang tahunku, aku akan mengaku padanya. Besok." Kata Shin Woo pada teman-teman.


Ji Soo melihat surat itu saat akan mengambil tas dan ia membacanya.

"Besok hari ulang tahunku. Ada sesuatu yang mau kukatakan. Ayo bertemu di City Meeting Spot, besok jam 6 sore."

Ji Soo mengira itu adalah surat dari Shin Woo (D), gurunya, karena barusan ia melihat kalender Shin Woo. Terlebih di akhir surat itu tertulis nama "Kang Shin Woo".


Selanjutnya, Geun Deok membawa SHin Woo ke toko cincin. Ilmu dari Geun Deok, "menembak cewek itu tidak mungkin dengan tangan kosong".

Shin Woo: Meski begitu, bukankah cincin terlalu berlebihan? Kalau lebay, gimana?

Min Seok: Berpikir optimis saja. Dia bisa saja menyukai cincin itu karena cantik, mau tak mau dia akan menerimamu.

Jelas kata-kata Min Seok itu mengundang tawa, jadi Min Seok dan Geun Deok ketawa bareng. Namun meski begitu, SHin Woo tetap memutuskan untuk membeli cincin.


Sementara itu, Ji Soo meminta So Ra menemaninya untuk membeli kemeja pria.

"Kok pakaian pria, kenapa?" Tanya So Ra.

"Aku mau beli hadiah ulang tahun."

"Hadiah ulang tahun?"

"Memberikan hadiah, dan mengatakan sesuatu padanya."


Sambil menunggu bis, Shin Woo berlatih menembak Ji Soo nantinya. Sampai tiba-tiba SO Ra datang.


So Ra bertanya, ngapain mereka main ke kota? Geun Deok menjawab kalau mereka habis membeli hadiah.

So Ra: Hadiah? Hadiah apa?

Min Seok: Ahh, ulang tahun Shin Woo kan besok. Jadi kami membeli hadiah ulang tahun Shin Woo.

So Ra: Oh ya, ulang tahun Shin Woo besok, bukan? Oh, jadi itu Shin Woo ternyata!

Shin WOo: Apa?

So Ra: Aku pikir Ji Soo membeli hadiah untukmu.

Shin Woo: Sungguh?

So Ra: Ya. Kalian mau ketemuan besok?

Shin WOo: Ya.

So Ra: Oh, apa ini? Kita semua bertemu juga? Jam berapa? Dimana?


Min Seok menyela dengan mengatakan bis sudah datang, ia lalu mendorong So Ra untuk cepat naik bis itu. Dan sebelum masuk, Min Seok memberi semangat untuk Shin Woo.

Geun Deok juga ikutan senang, ia memastikan kalau besok itu adalah harinya Shin Woo dan Ji Soo.

Shin Woo: Oh gimana nih! Apa yang harus kukatakan? Apa yang kukatakan padanya?

Geun Deok: "Ji Soo. Aku mencintaimu."

Shin WOo: Ugh, sudah dong!


Di bis, Min Seok dan So Ra dudu berdampingan. So Ra bertanya Min Seok kenapa, ada sesuatu kah? Min Seok bilang tidak ada. So Ra tahu Min Seok bohong jarena semuanya jelas terlihat dari raut wajah Min Seok.

"Tidak. Apaan memang." Elak Min Seok, tapi akhirnya Min Seok menyerah juga, "Bagaimana kau tahu?"

"Kita tinggal di rumah dengan 2 keluarga selama 10 tahun, jadi tentu aku tahu. Aku bahkan bisa tahu apa yang kau makan hanya dengan mendengarmu buang air."

"Ugh, kenapa harus pakai contoh menjijikkan itu?"


Oh ya, So Ra punya sesuatu untuk Min Seok. So Ra lalu mengangkatnya tinggi-tinggi, "Pakaian dalammu~"

Jelas semua penumpang bis tertawa melihat itu. Min Seok malu  banget dan segera merebutnya dari So Ra sambil bilang kalau So Ra itu gila.

So Ra: Kenapa itu terus terbang dari kamarmu ke tempatku saat angin bertiup? Jepit jemuranmu yang kuat saat kau sedang menjemurnya. Ini bukan sesuatu yang sangat ingin kulihat. Omong-omong.. Itu KW kan?

Min Seok: Tidak kok!

So Ra: Melucu ya!

Min Seok: Bagaimana kau tahu itu juga? Ini KW top-notch yang ku kirim pakai pos.

So Ra: Bagaimana mungkin aku tidak tahu mana yang asli dan tidak? Ugh, bukankah kau tahu kalau aku memperhatikan hal itu?

Min Seok: Baiklah, itu benar. Ahh.. Apa yang kau katakan pada dirimu, 10 tahun kedepan?


Shin Woo (D) membuka e-mail dan menerima video dari Shin Woo (R). Ia agak gugup untuk melihatnya tapi rasa penasarannya lebih kuat. Akhirnya ia menontonnya.


Pertama adalah isi percakapan Shin Woo dengan Geun Deok karena Geun Deok yang merekamnya.

Geun Deok: Ngomong saja, kau 10 tahun ke depan.

Shin Woo: Tidak ada yang ingin kubicarakan.

Geun Deok: Aku yakin kau punya sesuatu yang kau inginkan atau sesuatu yang kau katakan saat itu!

Shin Woo: Hmmm... Aku tidak peduli, asal aku tidak mati kelaparan.

Shin Woo (D): Terima kasih banyak. Aku benar-benar merasa menjalani hidup yang berharga sekarang.

Belum selesai video itu terputar, Shin Woo ada telfon, jai ia mengangkatnya dulu.


Itu adalah telfon dari Na Hee yang menagih janji Shin Woo untuk mengajaknya minum, ia meminta besok saja.

"Iya, tentu. Ayo bertemu besok." Jawab Shin Woo.


Setelah menutup telfon, Shin Woo berkata kalau ia harus buru-buru menyelesaikan masalahnya dengan Na Hee Noona.


Saat makan malam bersama Shin Woo bertanya pada Noonanya, apa pernah mendapat pengakuan?

"Pengakuan?" Ulang Noona.

"Ya."

"Kau mengambil uang dari dompetku ya.."

"Tidak, tidak, maksudku dari pria! Sebuah pengakuan yang romantis! Apa pria pernah menembakmu sebelumnya?"

"Tentu saja pernah."

"Lalu, apa pengakuan terbaik yang pernah kau dapatkan?"

"Hmmm.. Dari pria paling tampan."

"Yang berikutnya?"

"Dari pria paling tampan kedua."

"Hah.. Seharusnya aku sudah tahu apa jawabannya. Ugh! Kau tidak pernah membantu! Tidak pernah!"


Min Sek benar-benar menyerah pada mimpinya, ia memasukkan semua yang berhubungan dengan menggambar di kardus besar.


Ia lalu membuat pesawat dari salah satu hasil gambarnya dan menerbangkannya ke luar jendela.

"Ketahuilah tempatmu! Menghadapi kenyataan adalah bakat bawaanmu.. Kim Min Seok." Batin Min Seok.


Eh.. tiba-tiba celana dalamnya yang sedang ia jemur terbang lagi kebawah dan jatuh di pot bunga di kamar So Ra.


Min Seok buru-buruturun dan langsung ke kamar So Ra. Ia masuk setelah mengetuk pintu. SO Ra yang sedang membaca heran, ngapain Min Seok ke kamarnya selarut ini?

Min Seok akan mengambil celana dalamnya tapi malah melihat sesuatu yang mengejutkan.


Semua gambarnya yang ernah ia buang terpanjang di dinding kamar So Ra.

"Itu investasiku. Kau tak tahu, seni bisa jadi uang?" Jelas So Ra.

"Tapi tidak sembarang gambar bisa dijual."

"Aku yakin akan mahal begitu kau terkenal."

"Apa maksudmu, aku terkenal?"

"Aku sudah bilang. Apa yang aku katakan adalah kenyataan, itulah fakta. Jika kau mencoba mencurinya dariku, aku akan membunuhmu. Aku bilang ini, supaya aku bisa mendapatkan banyak uang untuk semua gambar itu. Aku diberitahu itu akan terjual dengan harga lebih tinggi."


Tapi Min Seok tiba-tiba menangis. So Ra khawatir, apa Min Seok sakit?

"Kenapa kau membuatku bersemangat? Kenapa? Kenapa kau melakukan ini? Kenapa kau membuatku penuh harapan dan bersemangat lagi?! Kenapa?!"

So Ra hanya diam saja dan membiarkan Min Seok menangis.


Shin Woo tidak bisa tidur, ia takut Ji Soo akan menolaknya karena Ji Soo sudah menyukai orang lain. Ia tidak tahu bagaimana harus berhadapan dengan Ji Soo nantinya jika Ji Soo menolaknya.


Tapi apapun hasilnya Shin Woo pasrah, pokoknya ia harus mencoba lebih dulu. Lalu ia bangun dan menuliskan apa yang harus ia katakan besok.

"Ji Soo-ah. Aku.. menyukaimu."

Narasi Shin Woo (D): Tidak yakin akan masa depan. Karena tidak yakin akan perasaan orang lain. Inilah alasan kenapa kita harus mengumpulkan keberanian untuk melangkah, terlepas dari semua ketidakpastian ini. Karena masa depan itu kemungkinan.

Shin Woo kemudian memasukkan kertas itu di kantong cincin yang hendak ia berikan pada Ji Soo.


Ji Soo dandan untuk bertemu dengan Shin Woo (D).

Narasi Shin Woo (D): Seseorang mungkin akan ditolak, Atau gagal mencapai impiannya. Tapi masih ada kemungkinan, bahwa tidak ada yang terjadi.

Ji Soo: Baik. Anggap saja ini sebagai pengakuan, 2 tahun lebih awal dari orang biasanya.


Ji Soo sampai di tempat janjian lebih dulu, ia antusias menantikan Shin Woo (D), tapi ia malah melihat Shin Woo (D) bersama Na Hee dan Na Hee merangkul bahu Shin Woo (D). Mereka pergi berdua.


Ji Soo sakit hati, ia menangis dalam keramaian. 


Sampai pada akhisnt Shin Woo datang dan menarik tangannya.

"Shin Woo-ya."

"Kau menangis? Apa masalahnya? Apa ada yang terjadi? Apa yang terjadi?"

"Aku menyukainya."

"Hah?"

"Pak Kang.. Aku menyukainya."

Shin Woo pun melepaskan tangan Ji Soo. Patah hati deh..

>

1 komentar:

avatar

Waduh sama-sama patah hati ni..
Di tunggu kelanjutannya fighting 😊
Btw salam kenal kak😊😊


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search