-->

Sinopsis Temperature of Love Episode 27

- November 07, 2017
>
Sinopsis Temperature of Love Episode 27

Sumber Gambar: SBS


Hyun Soo memeluk Jung Sun dari belakang saat Jung Sun akan membuat teh.

"Hiduplah bersamaku. Tinggallah bersamaku." Kata Hyun Soo.


Jung Sun kemudian memeluknya.


Selanjutnya mereka jalan bersama. Hyun Soo mengaku kalau ia sangat terkejut, ia kira jantungnya akan berhenti.

"Kenapa jantungmu harus berhenti?" Tanya Jung Sun.

"Kenapa Kau menangis?"

"Aku dihadapkan dengan kenyataan yang tidak bisa kuubah."

"Bagus."

"Apa maksudmu?"

"Karena Kau menangis. Menangis membuatmu merasa segar."

"Tampaknya Kau tumbuh besar dengan kasih sayang."


Hyun Soo memegang kedua tangan Jung Sun sambil bertanya, apa Jung Sun terkejut saat ia minta untuk tinggal bersama?

"Kau mau tinggal denganku?" Tanya Jung Sun.

"Ya. Aku ingin membuatmu bahagia."


Kemudian mereka masuk minimarket untuk membeli kopi. Jung Sun cerita kenapa dulu ia tidak punya ponsel, ia kabur dari ibunya. Ia pikir tidak akan ditemukan jika tidak punya ponsel. Tapi Ibunya tetap menemukannya. Jadi, ia berhenti meninggalkannya.

"Aku akan menerimanya." Kata Hyun Soo.

"Kenapa?"

"Apa?"

"Aku melarikan diri karena enggan menerima dia meski aku putranya. Kenapa Kau mau menerimanya?"

"Karena aku mencintaimu."

"Jangan mengorbankan hidupmu hanya karena Kau mencintaiku."

"Aku tidak menganggapnya sebagai pengorbanan."

"Kau telah mengizinkan ibuku tinggal. Artinya Kau mengorbankan hidupmu untuknya."

"Kau sedang goyah. Aku akan bertahan, jadi, Kau bisa terus goyah."

"Saat berusaha menyelamatkan orang yang tenggelam, tahukah Kau harus menunggu sampai orang itu merasa lelah? Jika tidak, kalian berdua akan mati. Semua yang berusaha kuredam sampai sekarang meledak sekaligus. Mungkin sampai tidak tersisa."


Dalam perjalanan kembali ke rumah Hyun Soo, mereka tidak bicara sepatahkatapun. Sampai di depan, Jung Sun langsung menyuruh Hyun Soo masuk ke dalam.

"Baiklah, selamat malam." Salam Hyun Soo.

"Aku akan pergi usai melihatmu masuk."


Maka Hyun Soo pun berjalan masuk ke dalam dan Jung Sun melihatnaya sampai Hyun Soo menghilang dibalik pintu.


Hyun Soo bersandar di dinding, ia merenungi kata-kata Jung Sun.

"Semua yang berusaha kuredam sampai sekarang meledak sekaligus. Mungkin sampai tidak tersisa."


Jung Sun ternyata tidak pulang, ia duduk di ayunan sambil melihat ke atas sampai lampu rumah Hyun Soo padam.


Sekretaris Jung Woo menjelaskan kalau ia sudah mengosongkan jadwal makan siang Jung Woo. Lalu seseorang buru-buru menghampiri Jung Woo, mengatakan kalau Jung Woo harus hadir di rapat Hong Ah dan Joon Ha.


Hong Ah memaksa Joon Ha untuk syuting sesuai naskahnya tapi Joon Ha tidak mau karena ia tidak mengerti naskahnya.

"Kenapa Kau tidak memahaminya?"

"Si Pimpinan membalikkan keadaan dan menguasai istrinya dengan uang. Tapi kenapa dia makan dengan anjingnya?"

"Aku menulisnya berdasarkan kisah nyata."

"Meskipun berdasarkan kisah nyata, Kau harus membuatnya meyakinkan."


Lalu Jung Woo masuk. Joon Ha mengadu pada Jung Woo kalau naskah Hong Ah tidak masuk akal. Hong Ah tidak mengerti kenapa Joon Ha mengkritik naskahnya seolah sudah menyutradarai karya-karya bagus?

Hong Ah: Daepyonim menyukai naskahku. Andalah masalahnya.

Joon Ha: Hei.

Jung Woo: Joon Ha-ya.

Joon Ha: Hyung, maafkan aku, tapi aku tidak bisa melakukannya. Ini tidak bisa diterima. Maaf, Penulis Ji. Kita tidak bisa bekerja sama.

Hong Ah: Jika aku penulis terkenal, Kau pasti tidak akan membantah.

Joon Ha: Kalau begitu, Kau seharusnya menjadi penulis terkenal saja.

Lalu Joon Ha keluar dengan kesal.


Hong Ah bertanya pada Jung Woo, kenapa Joon Ha itu. Jung Woo mengingatkan Hong Ah kalau Hong AH itu bisa menjadi tim yang baik bersama SUtradara Min.

"Jika bekerja dengan Sutradara Min, dramaku tidak ditayangkan di SBC. Aku tidak bisa membuang waktu." Kata Hong Ah.

"Bisa lebih baik jika tidak terburu-buru."

Hong Ah menghela nafas sambil memberekan naskahnya di meja. Ia memnta Jung Woo mentraktirnya makan.

"Kau ingin makan di mana?"

"Aku ingin membantu teman-temanku yang mengalami masalah keuangan. Anda keberatan?"

"Tidak. Aku juga suka Good Soup."


Jung Sun menyuruh semuanya untuk membuat yang baru dan membuang yang lama. Juga tetap harus menjaga kesegaran. Sayur yang layu juga tidak usah digunakan lagi.

Mereka mendapat pesanan untuk meja 7, menu makan siang.


Kemudian Soo Jung masuk ke dapur. Ia mengatakan kalau Hong Ah dan Jung Woo datang.


Hong Ah bertanya, kenapa Jung Woo menyukai hidangan Jung Sun. Jung Woo menjawab alasannya soal selera saja. Tepat saat itu Jung Sun keluar

Hong Ah: Mestinya Anda mempekerjakan koki pribadi. Kenapa Anda berinvestasi di restoran ini? Harganya terlalu mahal. Kapan Anda akan menerima hasil investasinya?

Jung Woo: Aku tidak akan menerimanya. Chef On membeli sahamku.


Jung Sun lalu mendekati mereka. Jung Sun bilang pada Jung Woo kalau ia yang harusnya mendatangi Jung Woo.

"Aku kemari untuk makan siang. Aku akan menemuimu di teras usai makan siang." Jawab Jung Woo.


Jung Woo ke teras, ia mengenang bagaimana dulu ia dan Jung Sun memutuskan untuk membeli tempat itu.


Jung Sun menyusul Jung Woo, ia bertanya, apa Jung Woo membawa kontraknya? Jung Woo menjawab kalau ia disana hanya untuk makan siang, ia masu pergi sekarang.

"Tidak ada yang mau Kau sampaikan?" Tanya Jug Sun.

"Kurasa banyak yang mau Kau katakan."


Jung Sun bertanya, berapa banyak uang yang Jung WOo pinjamkan pada ibunya? Kenapa Jung Woo melakukannya tanpa memberitahunya?

"Memang kenapa jika kuberi tahu?"

"Aku tidak akan berutang lebih banyak."

"Salah. Jika tidak kupinjamkan, ibumu akan meminjam uang ke siapa? Aku melakukan hal baik untukmu."

"Melakukan hal baik untukku bisa memberiku masalah. Ibuku pernah bermasalah dengan uang sebelumnya, dan aku tahu cara mengatasinya. Aku merasa sedih karena sudah menyusahkanmu. Hal yang paling kubenci.. adalah menyusahkan orang yang kusayangi."

"Datanglah ke kantorku. Mari buat kontrak untuk pembelian saham investasi."


Jung Sun masuk ke dapur yang kosong, ia membayangkan bagaimana dulu ia dan Jung Woo merencanakan untuk mengisi dapur itu dengan perabotan.


Won Joon membantu Soo Jung menata bunga. Hong Ah melihat mereka sambil manyun.


Jung Sun lalu mendekati Hong Ah, bertanya kenapa Hong Ah masih disana?

"Seperti yang Kau lihat, aku membaca berita dan melihat Won Joon bertingkah kekanak-kanakan."

"Maaf, aku agak kekanak-kanakan." Jawab Won Joon.

"Bukankah Kau berlebihan? Aku tahu kalian berkencan. Tapi Kau masih bisa menyapaku."

Jung Sun: Kurasa karena selama ini Kau terlalu jahat kepadanya.

Hong Ah: Ini tidak bisa dibandingkan dengan sikap jahatmu kepadaku. Aku mau pergi. Kau tidak menganggap aku ini baik? Kau dan Woon Joon memperlakukanku seperti ini, tapi aku masih mengajak Pak Park untuk makan siang di sini.

Jung Sun: Terima kasih.

Hong Ah: Selamat tinggal. Aku tidak akan kembali lagi kemari.


Hong Ah sudah berjalan, lalu Won Joon nyeletuk, tapi Hong Ah selalu datang kembali. Hong Ah menatap Won Joon emosi, tapi ia tidak mengatakan apapun, ia kemudian pergi.


Hong Ah berpikir mereka akan mengejarnya tapi setelah ia sampai di luar tidak ada siapapun dibelakangnya.

"Apa? Mereka tidak keluar? Astaga, mereka sungguh keterlaluan. Inilah alasan kita tidak boleh bersikap baik kepada orang-orang. Bisa-bisanya mereka seperti ini."


Soo Jung mengikuti Won Joon sampai di dapur, ia mengatakan kalau Won Joon tidak bisa mengendalikan cinta, juga tidak bisa menghentikan cinta dan begitu pun sebaliknya. Itulah kenapa disebut cinta.

"Aku mendukung cintamu. Tapi Kau menyukaiku meski sedikit, bukan?"

"Ya."

"Aku bisa menyesuaikan diri dengan perasaanmu yang sedikit itu."

Lalu Soo Jung pamik. Won Joon menyesal, harusnya ia menyukai orang yang seperti Soo Jung itu.


Anak-anak masuk dan heran melihat sikap aneh Won Joon itu. Won Joon pura-pura tidak terjadi apa-apa.


Hyun Soo menemui ibunya sambil membawa kopi. Ibu merasa Hyun Soo semakin sering menemuinya, ibu yakin Hyun Soo butuh dihibur.

"Rasanya sulit sekali."

"Ada masalah dengan pekerjaanmu?"

"Tidak. Mencintai seseorang sungguh sulit."

"Hubunganmu sedang tidak baik dengan Chef On?"

"Aku memintanya tinggal denganku, tapi aku ditolak. Aku bersedia mengorbankan segalanya untuk dia. Tapi dia melarangku melakukannya. Aku sedih."

"Kenapa Kau sedih? Tampaknya dia berhati-hati dan memiliki rasa tanggung jawab. Kini ibu jauh lebih menyukainya."

"Bukan hanya dia yang mengetahui cara bertanggung jawab. Aku juga bertanggung jawab dan ingin ikut andil dalam situasi ini."

"Situasi macam apa maksudmu?"

"Rumit."


Ibu menjelaskan, cinta bukan soal mengasihani seseorang. Mulanya dengan iba, lalu dikelola dengan tanggung jawab dan semua berakhir dengan rasa bersalah.

"Hasilnya tidak mungkin sama untuk semua orang. Tiap orang mengalami hal yang berbeda." Jawab Hyun Soo.

"Keadaan orang tidak seberbeda itu."

"Tapi bukan berarti mereka semua sama."

"Kau terbiasa menganalisis dan pemilih dalam segala hal saat mengencani pria. Canggung melihatmu bertingkah seperti ini."

"Aku berusaha memikirkannya saat mulai mencintai Jung Sun. Kurasa bermula saat dia mengajakku berkencan saat kami pertama bertemu."

"Sungguh Rumit sekali."

"Tapi saat itu aku tidak bisa menyadari perasaanku. Seharusnya aku mengetahuinya."

"Ada apa denganmu? Dahulu, jika ada yang memintamu bertemu saat sedang ujian, Kau menolak karena harus belajar. Kau sangat keras soal kewajiban dan bukan kewajiban."

"Dahulu bersikap dingin tidak menyakitkan. Dahulu aku berpikir cinta memang seperti itu."

Ibu lalu menyuruh Hyun Soo berdiri untuk makan siang dengan ayah. Hyun Soo mengeluh, kenapa Jung SUn tidak mau bergantung padanya? Kan ia sedih.

"Astaga, Kau membuat Ibu kesal."


Ayah mengambilkan makanan untuk ibu sambil bertanya apa sakit kepala ibu sudah baikan? Ibu mengiyakan. Hyun Soo berkata kalau hanya ayah yang bisa menjaga Ibu.

Ibu: Omong-omong, Ibu tidak yakin harus mengatakan ini kepadamu atau tidak.

Hyun Soo: Apa?

Ibu: Kami mendapatkan hadiah dari Park Daepyo. Di hari saat artikel mengenai penulis pendamping "Detektif Pembangkang" terbit. Tampaknya dia mengirim hadiah untuk menenangkan kami. Ibu menerimanya karena ibu kira Kau akan mengencaninya. Ibu harus bagaimana? Harus dikembalikan?

Ayah: Kurasa itu tidak sopan. Mari kita pikirkan.


Jung Sun dan Jung Woo segera menyelesaiakn jual-beli mereka. Jung Woo bertanya, Jung SUn yakin tidak akan menyesalinya? Ia mengingatkan kalau mereka tidak bisa berbisnis berdasarkan perasaan. Jika membatalkannya sekarang, ia bisa menerima Jung Sun lagi.

"Aku tidak melakukan segala cara seperti dirimu. Aku melakukan semua hal dengan caraku sendiri." Kata Jung Sun.


Jung Woo mengulurkan tangan untuk mengajak berjabat tangan, tapi Jung SUn dengan langsung mengatakan kalau ia tidak meu menjabat tangan Jung Woo karena ia sedang dihancurkan.

"Aku juga akan membayar utang ibuku. Beri tahu aku jumlah persisnya."


Hyun Soo berjalan sambil memikirkan apa yang Jung Sun katakan malam kemarin di mini market.

"Jangan mengorbankan hidupmu hanya karena Kau mencintaiku."


Hyun Soo sampai di depan Good Soup, ia lalu menghubungi Jung Sun. Jung Sun dalam perjalanan menuju mobilnya jadi ia menunggu sampai dulu di dalam mobil baru mengangkatnya. Tapi sudah di dalam mobil, Jung Sun masih ragu untuk mengangkatnya juga, namun akhirnya ia mengangkatnya.

"Kukira Kau tidak mau mengangkat. Kenapa lama sekali menjawabnya?"

"Maafkan aku."


Hyun Soo bertanya, apa Jung Sun tidak ingin tahu kabarnya? Jung Sun menjawab tentu saja mau tapi dengan nada datar.

"Kau kedengarannya tidak senang mengobrol denganku."

"Aku senang. Mari mengobrol."

"Aku meneleponmu.. karena pertemuan terakhir kita seperti itu."

"Maafkan aku."

"Jangan meminta maaf. Itu membuatku merasa jauh."

"Lalu aku harus bilang apa?"

"Emm.. "Kau di mana?" "

"Kau di mana?"

"Tidak akan kuberi tahu."

"Baiklah."

Dan percakapan mereka berakhir.


Joon Ha menemui produser, ia mengatakan kalau ia tidak bisa bekerja dengan Penulis Ji.

"Kenapa tidak bisa?" Tanya Produser.

"Mana bisa menyutradarai naskah yang tidak aku mengerti?"

"Cobalah dibicarakan."

"Astaga, dia terlalu keras kepala. Aku tidak bisa menanganinya."

"Astaga."

"Aku akan bekerja dengan Hyun Soo. Dia mau menuruti permintaanku. Aku sudah sangat gagal karena menurutimu terakhir kali itu."

"Bicaramu seolah-olah Kau bangga."

"Hyung, menurutmu siapa yang akan lebih lama bekerja? Aku masih akan bekerja di sini meski Kau sudah pensiun. Akan kuperlakukan Kau dengan baik saat hari itu datang."

"Kurang ajar.."


Anak-anak pulang duluan meninggalkan Soo Jung dan Won Joon bicara berdua di depan Good Soup. Soo Jung pamit pada Won Joon, tapi Won Joon memanggilnya.

"Kurasa aku sudah terbiasa dengan Hong Ah." Kata Won Joon.

"Aku mengerti."

"Tapi menurutku Soo Jung-ssi orang baik.."

"Kalau begitu, Kau mau berkencan selama sebulan? Mungkin itu bisa membantumu membuat keputusan."

"Tidak masalah buatmu?"

"Tidak masalah. Mengejar cinta memang selalu membuat kita berdebar. Setelah sebulan, Kau pasti bisa memutuskan. Sampai jumpa."

"Sampai jumpa."

Cute..



Jung Woo pulang ke rumahnya dan disana kosong tidak ada siapa-siapa. Jung Woo langsung menuang minuman dan meminumnya.

Setelahnya ia memandang kosong ke depan.


Jung Woo membayangkan masa kecilnya saat ibunya masih ada, dimana ibunya sangat menyayanginya.

Jung Woo berkaca-kaca, "Park Jung Woo. Kau sering kemari. Kau menjadi lemah."


Hong Ah kembali jogging sendirian, mendengarkan musik sendirian, juga berfiti sendirian.

Ia kemudian mengupload fotonya di intagram dengan caption, "nti hidup adalah sendirian. Aku suka berlari. Aku tidak membutuhkan cinta. Sendirian."


Hong Ah tidak bisa diam di rumah disaat seperti ini, ia kemudian menghubungi Jung Woo, ia berkata kalau ia harus bekerja, jadi ia meminta dijadwalkan pertemuan dengan Sutradara Min.

"Bagaimana persiapan dramaku? Anda sudah melakukan tugas dengan benar?" Lanjut Hong Ah.

Jung Woo sakit kepala mendengar itu, ia meminta Hong Ah tenang, pasti akan ia jadwalkan pertemuan dengan Sutradara Min. Sudah, ya.


Usai menutup telfon, Jung Woo mengumpati Hong Ah. Joon Ha tersenyum mendengarnya, sudah dibilangin kan?

"Aku kehabisan kata-kata."

"Aku meminta Hyun Soo datang. Mari kita rapat."


Jung Woo terpaksa masuk duluan karena Joon Ha harus ke kamar mandi.

"Di mana Joon Ha Oppa?" Tanya Hyun Soo.


Jung Woo malah ingat saat Hyun Soo sakit dulu. Kyung menelfonnya, jadi ia sendiri yang menggendong Hyun Soo sampai ke mobil. Hyun Soo sakit karena stress masalah drama "Detektif Pembangkang".



Jung Woo mengatakan pada Hyun Soo kalau Hyun Soo dan Joon Ha akan bekerja sama seperti rencana awal. Hyun Soo masih terkejut, tapi Joon Ha sumringah.

Joon Ha: Baiklah. Tadi kita sampai mana? Kau tidak bermalas-malasan, bukan?

Hyun Soo: Aku sedang membaca ulang naskah yang kutulis sampai episode tiga.

Joon Ha: Apa yang dilakukan Penulis Hwangbo?

Hyun Soo: Mungkin sedang mewawancarai para koki di Good Soup.

Joon Ha: Kenapa dia terus ke sana?

Hyun Soo: Oppa, jika Kau menyukai Kyung, nyatakanlah perasaanmu dan perlakukan dia dengan baik. Katamu Kau pernah mencintai seseorang, tapi Kau yakin?

Jung Woo memprotes keduanya yang hanya asyik berdua, melupakannya lagi seperti waktu itu.

Joon Ha: Ayo makan. Aku lapar. Hyung, belikan kami daging.

Hyun Soo: Sudah terlambat untuk makan.

Joon Ha: Tidak pernah ada waktu pasti untuk makan. Kau egois sekali.

Hyun Soo: Baik, ayo makan.


Jung Sun masih memikirkan ajakan Hyun Soo untuk tinggal bersama, karena Hyun Soo ingin membahagiakannya.

Ia kemudian mengambil ponselnya.


Hyun Soo bagian memotong dan memanggang daging. Joon Ha memuji hasil kerja Hyun Soo itu. Hyun Soo mengatakan kalau ia tidak pernah melupakan yang ia pelajari. Ini mengingatkannya saat ia masih menjadi asisten penulis.

Joon Ha mengajak Jung Woo makan juga tapi Jung Woo malah mengajak minum. Joon Ha meminta Jung Woo untuk mendukung mereka selalu, ia bahkan minta ijin untuk syuting diluar negeri dan investasikan banyak uang di drama mereka.

Hyun Soo tak mengerti, kenapa harus menghabiskan banyak uang untuk drama romantis? Mereka kan tinggal memilih aktor dan aktris bagus saja.

Joon Ha: Kau penulis atau pegawai di perusahaan produksi? Apa sebenarnya identitasmu?

Hyun Soo: Aku penulis yang ingin menghemat uang perusahaan produksi.



Jung Sun kemudian menelfon Hyun Soo, jadi Hyun Soo ijin sama yang lain untuk mengangkatnya dulu. Joon Ha menduga pasti Jung Sun yang menelfon.

"Ah.. Aku sudah berteman dengannya lebih dari 10 tahun, tapi tetap saja aneh melihatnya seperti ini. Kurasa cinta itu memang ada. Kupikir tadinya tidak ada, tapi dia membuatku berpikir sebaliknya." Kata Joon Ha.


Jung Sun bertanya dimana Hyun Soo saat ini karena ia tidak sempat bertanya tadi.

"Waktunya sudah tidak tepat, tapi aku tetap akan menjawabnya."

"Aku sedang dalam perjalanan ke Good Soup. Aku berpikir untuk menjemputmu jika ada di dekat sini."

"Kalau begitu, aku akan di dekat sana."



Hyun Soo kembali, ia akan menjelaskan tapi Joon Ha menyuruhnya pergi saja, mereka sudah paham tanpa harus Hyun Soo jelaskan.

"Aku boleh pergi?"

"Pergilah." Kata Jung Soo.

"Terima kasih. Sampai nanti."


Jung Woo kemudian minum lagi setelah Hyun Soo pergi.


Hyun Soo sekarang ada di mobil Jung Sun. Saat di lampu merah, Hyun Soo memaksa melihat tato Jung Sun.

"Aku menyukai ini." Kata Hyun Soo.

"Apa yang Kau tidak suka?"

"Kau benar. Aku menyukai semuanya."


Setelah sampai di depan rumah Hyun Soo, Jung SUn tiba-tiba memeluk Hyun Soo.

"Aku tidak akan pergi ke mana pun. Jangan cemas." Kata Jung Sun.


Saat Hyun Soo masuk rumah Kyung menyelamatinya karena akhirnya Hyun Soo bisa bekerja lagi, tapi Joon Ha menghubungi Kyung.

"Kenapa dia melaporkan itu kepadamu?"

"Dia tidak melaporkan apa pun. Hanya memberi tahu saja karena dia pikir aku pasti mau tahu!"

"Kenapa reaksimu berlebihan? Kau menyukainya?"

"Eonnie.. jika Kau meledekku, aku akan meledekmu juga. Aku tidak sengaja melihatnya. Aku tadi melihat ke luar jendela karena cuacanya bagus sekali. Aku mungkin tidak bisa melihat ke dalam mobil, tapi aku bisa tahu apa yang terjadi. Ratingnya dewasa."

"Kyung."

"Aku salah? Lebih dari itu?"

"Kyung~~"

"Apa?"

"Aku ingin tahu ada apa."

"Apa maksudmu?"

"Entah kenapa aku merasa amat gelisah. Saat bertemu dengannya, aku merasa lega sekaligus cemas. Saat kami berpisah, aku cemas kami akan berpisah selamanya. Perasaan apa ini?"

"cinta."

"Hei, ayolah. Aku tidak bercanda. Ada apa, ya?"

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search