-->

Sinopsis Temperature of Love Episode 19

- Oktober 24, 2017
>

Sinopsis Temperature of Love Episode 19

Sumber Gambar: SBS


Jung Woo sampai di depan rumah Hyun Soo, ia menelfon tapi tidak diangkat. 


Dari ruang pendingin, Hyun Soo dan Jung Sun pindah ke rumah Jung Sun. 

"Cinta sungguh menarik. Jung Sun-ssi ingat pertemuanku dengan ibumu?"

"Aku penasaran tapi tidak bertanya."

"Kenapa?"

"Kau mungkin merasa tidak nyaman. Kau tidak pandai berbohong. Ibuku bukan orang yang mudah. Dia memiliki sejarah keluarga yang rumit."

"Jika aku bertemu ibu Jung Sun-ssi sebelum dirimu, aku pasti sudah kabur."

"Tapi?"

"Bertemu dengannya setelah mencintaimu, membuatku lebih mencintaimu. Aku merasa simpati. Kau tidak suka aku merasa simpati?"

"Tidak, aku suka. Cinta plus rasa simpati. Itu tambahan yang diberikan pada cinta."

Jung Sun menggenggam tangan Hyuk Soo, "Aku mencintaimu. Aku cinta padamu."

"Aku tahu.."


Kiss lagi, tapi ponsel Hyun Soo berdering. Jung Sun menyuruh Hyun Soo mengangkatnya tapi Hyun Soo gak mau.


Jung Woo ke Good Soup, ia baru memarkir mobil dan sudah melihat Jung Sun dan Hyuk Soo keluar dari sana.

Hyun Soo jalan mundur, Jung Sun melarangnya karena Hyun Soo nanti bisa jatuh, tapi Hyun Soo mengabaikannya dan ia jatuh beneran. Jung Sun lalu menolongnya dan mereka lanjut jalan sambil bergandengan.


Jung Woo keluar mobil saat mereka sudah agak jauh. Ekspresinya itu lho.. sedihkasian banget.


Pagi ini Hyun Soo membonceng Kyung dan ia sangat kesusahan. Kyung kemudian meloncat turun.

"Aah, kalau diboncengi aku tidak tahu, ternyata sulit sekali bersepeda."

"Diboncengi juga tidak mudah! Bokongku sakit!"

"Benar aku juga begitu. Rasanya tidak begitu nyaman."

"Lebih nyaman kalau naik sepeda tandem. Bukan yang begini. Nyaman buat berdua."

"Tapi dulu, aku tidak sadar kalau ini tidak nyaman."



Kyung menyelidik, dulu kapan? Hyun Soo menjawab, ada deh. Hyun Soo lalu menyuruh  Kyung pelan-pelan saja, ia akan duluan (mereka mau ke Good Soup).

"Oh, tapi kau sudah memilih akan mewawancarai siapa duluan?" Tanya Kyung.

"Ya. Sommelier (pelayan wine) Im Soo Jung-ssi."

"Aku akan mewawancarai koki termuda di dapur, eonni. Koki termuda!"


Hyun Soo dan Kyung mulai mewawancarai Soo Jung. Soo Jung menjawab, saat pertama memulai pekerjaan ini, ia cuma bisa menabung sedikit.

"Bayarannya terlalu murah?" Tanya Hyun Soo.

"Tidak. Aku menghabiskan sebagian besar gajiku dengan minum wine."

"Bukankah banyak tamu yang tidak menyelesaikan minuman mereka?"

"Banyak."

"Tapi tidak higienis? Meminum sisa milik orang lain?"

"Perutku tahan banting. Aku minum sisa wine apapun dan menuliskan memo tentang wine itu. Itu membantuku mendapat banyak ilmu."

"Hebat sekali."


Tapi Ha Sung merasa itu tidak hebat karena itu dilakukan semua orang demi mencapai mimpinya. Hyun Soo bertanya, apa hal tersulit bagi Ha Sung.

"Hal tersulit? Ah.. Aku tidak bisa makan makanan Korea setiap kali aku mau. Teman sekamarku dari negara lain, tidak suka aroma bawang putih, kimchi dan doenjang. Saat subuh.. aku membuat kimchi jjigae dan makan diam-diam di balik selimut..."

Kyung mengeluh dalam hati kalau Ha Sung banyak ngomong sekali. Ia memutuskan mendengar rekamannya saja, tidak usah mencatat.


Selanjutnya mereka mewawancarai Kyung Soo.

"Kau tahu susahnya mengupas 1,000 ekor udang?" Tanya Kyung Soo.

"Tapi tanganmu halus?" tanya Kyung.

"Berkat perawatanku. Dulu saat bekerja di restoran buffet, aku memakai salep dan membungkusnya dengan sarung tangan karena aku terkena eksim."

"Tapi kenapa sekarang kau bekerja di restoran Fine Dining? Ini beda dengan pekerjaanmu dulu." Tanya Hyun Soo.

"Menurutku ini bisa membantuku jika ingin membuka restoran sendiri. Secara pribadi menurutku menu apapun tak masalah selama rasanya enak."

"Siapa yang paling dekat denganmu di dapur saat ini?" Tanya Kyung.

"Aku suka semua.. kecuali Ha Sung. Dia sedikit meremehkan aku."

Kyung menulis dalam catatannya: Musuhnya adalah Ha Sung!


Selanjutnya Hyun Soo mendekati Jung Sun yang sedang memetik tanaman herbal di teras. Jung Sun bertanya, apa wawancara Hyun Soo sudah selesai?

"Masih perlu mewawancarai Min Ho-ssi. Sepertinya dia suka bicara, jadi kusimpan sebagai orang terakhir. Dalam organisasi, orang paling baru selalu paling banyak bicara. Itu paling membantu dalam penulisan drama."


Jung Woo tiba-tiba menghubungi Hyun Soo, ia perlu bicara. Hyun Soo mengerti, harus kemana ia sekarang?


Jadi mereka bicara sambil makan. Hyun Soo terkejut Jung Woo minta bertemu di tempat biasa soalnya Jung Woo biasanya uka ke tempat mewah.

"Ternyata kau tidak tahu banyak soal aku. Aku suka tempat begini juga."

"Maaf~ Mau bicara soal apa?"

"Harusnya aku langsung saja. Kau tahu Hallyu Star Yoo Hye Jung?"

"Tentu saja. Aku penggemarnya."

"Aku mengirimi Yoo Hye Jung naskahmu."

"Dia tak akan mau, aku bukan penulis bintang."

"Dia ingin bertemu empat mata denganmu."

"Sungguh?!"

"Sungguh. Dia tak bisa membintangi dramamu karena jadwalnya, tapi dia sangat menyukai ceritanya, jadi ingin bertemu penulisnya. Kalau tak mau, tak usah. "

"Aku mau ketemu! hahaha Makasih, Daepyonim."

"Ayo kita jalan jalan-jalan."


Hyun Soo bertanya, Jung Woo itu mengenal dekat Yoo Hye Jung? Atau itu pertemuan pertama Jung Woo?

"Aku beberapa kali bertemu dengannya. Dia membintangi satu film kami."

"Ooh, dia cantik, kan?"

"Kau suka sekali? Dia menolak dramamu."

"Tapi dia menyukainya. Aku mengincarnya untuk lain kali. Kita harus mengubah hubungan kita, seperti pertemuan pertama kita."


Jung Woo tiba-tiba menghentikan Hyun Soo, ia berkata kalau mulai sekarang mereka harus mengubah hubungan, seperti pertemuan pertama mereka. Mulai sekarang, Hyun Soo harus datang tiap kali ia memanggil. Tidak boleh ada alasan.

"Baiklah. Lagipula aku tidak akan punya alasan, aku selalu kerja di rumah."


EPISODE 19 - Temperature of Love
"Aku rindu padamu, Aku rindu padamu, Aku rindu padamu"


Jung Sun sedang memasak sesuatu, saat itu Jung Woo datang.


Jung Woo datang tepat waktu karena Jung Sun sedang mengembangkan masakannya itu untuk menu baru. Jung Sun kemudian menyuruh Jung Woo mencobanya.


Menurut Jung Woo ada yang kurang. Jung Sun bertanya-tanya, kira-kira apa ya? Kemudian Jung SUn bertanya kenapa Jung Woo kesana, kan tidak memesan tempat makan siang.

"Aku ketemu orang di dekat sini dan memutuskan mampir. Aku ingin tahu, belakangan ini apa yang kau lakukan."


Jung Sun melarang Jung terlalu suka padanya karena sekarang ia sudah punya pacar. Ia pernah cerita saat bertemu dengan Jung Woo di Paris bahwa ia dicampakkan seseorang sebelum datang ke Paris. Sekarang, ia bertemu wanita itu lagi.

1"Bukankah dia sudah bertunangan?" Tanya Jung Woo.

"Ada salah paham. Aku salah mendapat informasi. Aku ingin mengenalkannya pada Hyung. Kau pasti kaget sekali."

"Baiklah. Kalau begitu akhir pekan ini saat aku melamar, ajak wanita itu. ita bisa bertemu."

"Aah, waktu yang sempurna. Bagus."


Soo Jung menerima telfon dari pelanggan. Sebuah pertanyaan mengenai orang yang alergi kemarin.

"Itu sudah di selesaikan. Tidak akan terjadi lagi." Jawab Soo Jung.

"Ternyata benar. Aku tidak akan ke sana lagi."

Jung Woo yang kebetulan lewat bertanya, karena insiden alergi? Soo Jung menduga, sepertinya ada yang mengunggah ke internet.


Selanjutnya, Jung Sun, Won Joon, dan Soo Jung mengecek internet bersama untuk mengecek tulisan soal alergi di Good Soup. Dampak terbesar bisa-bisa keadaan restaurant akan kembali seperti dulu sebelum siaran.

Jung Sun: Tak apa. Banyak tamu yang sudah lama datang ke restoran ini, aku yakin mereka akan datang lagi.


Hong Ah terlihat menikmati rutinitas barunya.


Tapi ternyata disana itu adalah ruangan Jung Woo. Jung Woo berkomentar, sepertinya Hong Ah salah masuk ruangan. Hong Ah berkata ia suka ruangan Jung Woo. Jung Woo lalu bertanya, kenapa Hong Ah disana?

"Aku tidak ingin bekerja di studio lama Hyun Soo eonni. Di sana karier eonni berantakan. Mungkin itu pembawa sial, jadi aku tidak mau. Bagaimana perkembangan castingnya?"

"Kami sedang membuat daftar."

"Waktu siaran?"

"Ini debut dramamu, jadi tergantung aktor yang bermain."

"Dalam pemilihan aktor, CEO berperan besar dalam hal itu."

"Belakangan ini naskah yang berperan besar."

"Banyak yang bilang begitu, tapi itu tak benar. Aktor bergabung dalam drama jika keinginan mereka terpenuhi. Memenuhi keinginan mereka, adalah tugas CEO."

"Kita cek dulu naskahnya lalu bicara lagi. Waktu siaran belakangan."


Hyun Soo dan Kyung menyusun rencana untuk besok. Pertama, mereka harus mewawancarai Min Ho-ssi, dilanjutkan dengan Jung Sun-ssi olehnya.

"Kalau begitu, wawancara Min Ho-ssi aku saja. Eonni nikmati saja waktumu bersama Chef Onh." Kata Kyung.

"Soal itu.. penting~"

"Penting."

Seseorang membunyikan bel. Kyung mengatakan kalau itu pasti Hong Ah. Hyun Soo heran, memang Hong Ah mau datang? Kyung mengiyakan.


Kyung membuka pintu dan memang yang datang adalah Hong Ah. Hong Ah datang dengan membawa hadiah, ia mengatakan pada Kyung kalau ia akan debut.

"Aku baru saja memberikan revisi naskahku pada CEO Park." Lanjut Hong Ah.

"Selamat! Setelah menang kompetisi, semuanya lancar buatmu." Jawab Kyung.


Hong Ah lalu bertanya pada Hyun Soo, sedang apa? Hyun Soo masih agak canggung, tapi berusaha bersikap biasa, ia menjawab ia sedang mempersiapkan dramanya.

"Kau hebat tetap kerja dan tidak istirahat." Puji Hong Ah.

Hong Ah kemudian memberikan hadiah sesungguhnya untuk Kyung. Kyung sangat senang, tapi Hyun Soo malah masuk kamar dan menyuruh mereka mengobrol berdua.


Hong Ah megikuti Hyun Soo masuk ke kamar. Ia bertanya, apa Hyun Soo masih marah padanya? Hyun Soo hanya menghela nafas. Hong Ah lalu duduk di ranjang Hyun Soo.

"Setelah kupikir, eonni yang lebih dulu bilang tidak suka Jung Sun. Jadi, aku tidak ada hubungannya dengan hubungan eonni dan Jung Sun yang berantakan."

"Buat apa kau mengungkit itu?"

"Katanya eonni terluka soal itu, jadi aku memikirkannya lagi. Aku sungguh mengira eonni akan menikahi CEO Park."

"Jangan di bahas lagi. Semuanya masa lalu."

"Kalau memang masa lalu, kenapa masih dingin padaku?"

"Aku perlu waktu untuk mengatasi perasaanku."

"Aku tidak akan bekerja di studio eonni. Aku juga tidak ikut dalam "Detektif Menyimpang". Aku berusaha keras agar tidak mengusik perasaan eonni. Sebelumnya kau lebih dekat padaku dibandingkan Kyung. Pikirkan masa-masa kita bersama dulu. Eonni tidak boleh melupakannya."


Jung Woo memikirkan semuanya, kemungkinan ia tahu penyebab kesalah pahaman antara Jung Sun dan Hyun Soo itu adalah Hong Ah.


Jung Sun membuat mengembangkan menu baru yang tadi dan ia puas dengan rasanya.


Jung Sun kemudian mengirim pesan pada Hyun Soo, "Sedang apa? Sedang apa? Sedang apa? Aku rindu, aku rindu, Aku rindu." 

"Aku rindu, aku rindu, Aku rindu." Balas Hyun Soo.

"Mau ketemu? Aku akan ke tempatmu."

"Aku saja. Jung Sun ssi bekerja seharian. Kau pasti lelah."


Hyun Soo kemudian mengayuh sepedanya menuju Good Soup.


Dan saat sampai disana, Jung Sun juga mengeluarkan sepedanya. Hyun Soo bertanya, apa Jung Sun gak lelah? Jung Sun balik bertanya, apa ia harus lelah?


Hyun Soo menjawab kalau ia cemas Jung Sun akan lelah. Menjadi chef sangat berat karena harus bangun saat subuh.

"Terima kasih pengertiannya. Lingkungan ini, enak untuk dinaiki sepeda. Terutama saat malam dan berdua."

"Berdua? Kau berdua dengan siapa?"

"Aku akan pergi. Dengan Lee Hyun Soo."


Kemudian mereka berdua bersepeda bersama.


Usai bersepeda, Jung Sun membawa Hyun SOo ke dapurnya, ia memberi Hyun Soo menu baru yang selesai ia kembangkan.

"Ini menu baru buatanku. Tolong jadi pencicipku setelah sekian lama."

"Penampakannya bagus."

"Ini dinamai Oyster Pop Champagne Granita. Granita artinya, es sherbet Italia."


Jung Sun menyuapi Hyun Soo dan Hyun Soo langsung suka, rasanya seperti balon champagne pecah di mulutnya.

"Biasanya orang memakan tiram dengan champagne, jadi aku mengkombinasikannya menjadi satu." Jelas Jung Sun.

"Oh, enak. Lezat. Kau luar biasa sekali."

"Apanya?"

"Kok bisa punya ide begini?"

"Sama dengan penulis."

"Aku mau menyombongkan diri. Kau tahu Yoo Hye Jung? Dia Halyu Star paling terkenal di Korea. Tidak begitu tahu. Mau kulihat?"


Jung Sun lalu mengetikkan nama Yoo Hye Jung di internet. Hyun Soo menjelaskan, Jung Woo mengirimi Yoo Hye Jung naskahnya dan Yoo Hye Jung sangat suka dan ingin bertemu dengannya.

"Sudah kubilang Hyun Soo-ssi, tulisanmu bagus. "Pria yang memakan steak mentah" sangat menyenangkan."

"Kau nonton?"

"Ya, aku menontonnya. Hong Ah memberitahuku kau menang kompetisi."

"Ohh~ aku senang. Aku mendapatkan percaya diriku lagi."


Dan untuk merayakannya, Hyun Soo mengajak Jung Sun bersulang dengan menu baru buatan Jung Sun tadi. Usai makan, ada yang menempel di bibir Hyun Soo. Jung Sun mengambilnya lalu memakannya. Hyun Soo menertawai Jung Sun.


Sementara itu, Jung Woo minum sendirian di kantornya sambil memandangi naskah Hyun Soo, "Sup Baik Hati Tidak Menjawab Telpon".


Jung Woo lalu menelfon Hyun Soo dan menyuruhnya ke kantor saat Hyun Soo bilang sedang di rumah.

"Hah? Jam begini (setengah 12 malem)? Kenapa?"

"Bukankah sudah kubilang kita harus mengubah hubungan kita? Aku perlu bicara."


Hyun Soo pun datang ke kantor dan ia melihat di meja Jung WOo ada naskahnya disambil botol minuman. Jung Woo bertanya, bagaimana Hyun Soo datang. Hyun SOo membawa mobilnya.

"Ada masalah dengan perusahaanmu?" Tanya Hyun Soo.

Jung Soo lalu menyuruhnya duduk. "Kau tampak khawatir. Benar?"

"Ya, sedikit. Belakangan ini kau tampak berbeda."

"Jadi kau tidak sungguh-sungguh acuh tak acuh padaku."

"Aku berterima kasih."

Jung Woo mengetuk 2x naskan Hyun Soo, apa penulisannya lancar? Hyun Soo menjawab ia sedang berusaha keras. Jung WOo bertanya lagi, kalau wawancaranya?

"Aku lakukan di Good Soup."

"Chef Ohn, banyak membantu?"

"Ya, banyak membantu."

"Baiklah."


Jung Woo langsung berdiri, ia tidak bisa mengantar Hyun Soo karena agak mabuk. Hyun Soo semakin yakin Jung Woo ada masalah, ia meminta Jung Woo mengatakannya padanya saja, ia akan berusaha membantu.

"Tidak bisa. Hari ini aku tak bisa mengendalikan emosiku."

"Daepyonim tidak pulang?"

"Tidak. Aku akan tidur di sini."


Jung Woo kemudian mengantar Hyun Soo ke lift. Jung Woo berterimakasih pada Hyun Soo untuk hari ini.

"Jangan memikul semuanya sendirian. Aku bisa diajak bicara." Kata Hyun Soo.

Jung Woo hanya memandang Hyun Soo sampai pintu lift terbuka.


Jung Woo masuk duluan lalu menyuruh Hyun Soo masuk, ia akan mengantar Hyun Soo sampai parkiran.

"Dulu saat aku melamarmu, apakah aneh? Kita tidak berpacaran, tapi aku melamarmu." Kata Jung Woo.

"Tidak ada jawaban benar dalam hal itu. Saat masih muda, aku kira cinta berdasarkan rasa percaya, sekarang tidak lagi. Cinta dan kepercayaan adalah dua hal berbeda. Kau bisa mencintai seseorang.. meskipun tidak mempercayainya."

"Tanpa rasa percaya saja kau tidak bisa menikah. Secinta apapun, itu akan sulit."

"Aku harap kau bertemu wanita yang baik. Kau pria baik."


Mereka sampai di lantai satu. Hyun Soo melarang Jung Woo keluar, ia bisa sendiri.

"Pulanglah dan tidur di rumah. Kenapa tidur di kantor yang dingin?"


Nyonya Yoo datang saat Jung Sun memetik sayuran. Nyonya Yoo mengeluh, kenapa tiap kali ia datang Jung Sun selalu saja sedang memetik rumput? Mirip kakek-kakek.

"Kau sering sekali datang Karena Prof. Min memulai semester baru?" Tanya Jung Sun.

"Daniel tidak ada kelas hari ini. Aku datang ke Seoul karena dia ada urusan. Aku ingin sarapan dulu di Good Soup."


"Good Soup tidak bisa memberimu sarapan. Beli saja sendiri."

"Kau punya banyak bahan di dapur. Aku akan membuatnya sendiri. Apa sandinya? Tentu saja tidak akan kau berikan. Aku akan suruh Daniel beli sarapan di jalan, puas?"

Jung Sun pun tersenyum.


Pagi ini, Hyun Soo sudah mulai menulis.

"Tujuan perencanaan ketiga. Dunia memasak profesional adalah milik laki-laki. Tedapat hirarki yang tegas. Terdiri dari Koki Kepala yang memimpin beberapa bagian dalam memasak."


Tiba-tiba Nyonya Yoo menelfonnya. Hyun Soo terkejut tapi menjawabnya juga.

"Jadi ponselmu bekerja? Kukira ponselmu rusak karena kau tidak menelpon." Kata Nyonya Yoo.

"Oh..."

"Sekarang aku sedang "brunch" [Breakfast+lunch]
di Good Soup."

"Ya, hari ini aku juga akan ke Good Soup. Aku sedang meriset untuk drama baruku."

"Benarkah? Baguslah kalau begitu. Sampai ketemu nanti."

"Y-Ya. Sampai ketemu di sana."


Lalu Daniel datang membawa makanan, donat pesanan Nyonya Yoo. Berikutnya, Jung Sun menyusul karena Daniel yang menyuruhnya bergabung.

"Daniel.. maksudku, Prof Min sangat perhatian padamu." Kata Nyonya Yoo.

"Aku harus kembali bekerja jadi tak bisa lama-lama."

Daniel kemudian memberikan kopi untuk Jung Sun. Nyonya Yoo memberitahu kalau tadi ia habis menelfon Hyun Soo. Nyonya Yoo bertanya, kapan Jung Sun mau menikahinya? Hyun Soo tidak muda lagi. Jangan lama-lama.

Daniel: Apa hubungannya menikah dengan usia? Dalam pernikahan, sebaiknya lambat menikah atau tidak sama sekali.

Nyonya Yoo: Sayang menikah di usia 25 tahun. Lalu menikah lagi di usia 41. Kenapa memaksakan opinimu soal menikah padanya?

Daniel: Kapan aku memaksa? Aku cuma memberi pendapatku.

Nyonya Yoo: Kau terlihat terlalu menekan. Itu sama dengan pemaksaan. Hyun Soo mungkin tak mengatakannya, tapi Ia pasti ingin menikah. Kau masih muda, jadi pikirkan soal itu.



Jung Sun kemudian pamit ke bawah dulu. Daneil bertanya, tadi Nyonya Yoo cuma bicara dengannya kan?

"Tidak. Kita mungkin tidak menikah atau mendaftarkan pernikahan kita, kita masih saling cinta. Itu sudah cukup."

"Tapi kenapa kau terdengar ingin mendaftarkan pernikahanmu."

"Sayangku sangat cepat tanggap soal begini."


Jung SUn langsung menghubungi Hyun Soo, ia khawatir karena ibunya tadi menelfon. Hyun Soo memebenarkan dan sekarang ia dalam perjalanan ke Good Soup untuk menemuinya.   

"Tidak usah datang. Aku akan bicara padanya."

"Aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa bicara padanya. Apa tidak boleh?"

"Boleh."

"Menemui ibumu dan mengenalinya, akan membantuku mengenalimu dan semakin cinta padamu."

>

1 komentar:

avatar

Drama yg manis... 😊😊


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search