-->

Sinopsis Attention, Love! Episode 9 Part 2

- Oktober 29, 2017
>
Sinopsis Attention, Love! Episode 9 Part 1

Sumber Gambar: CTV


Jin Li memaksa Shao Xi untuk mengaku saja, Shao Xi mendengar lagu kan saat ini? Shao Xi bingung karena ia memang mendnegar lagu. Ia mencari-cai dan ternyata lagu itu dari ponsel Jin Li.

Shao Xi kesal, apaan itu? Jin Li menjawab takut-takut, itu adalah lagu yang harusnya mengisi pikiran Shao Xi saat ini.

"Berhentilah mengacaukan aku. Apa kau bergurau? Matikan itu!"

Jin Li tidak mau, jadi mereka berebutan ponsel. Saat itu Li Zheng datang. Shao Xi pun langsung berhenti dan menjauh dari Jin Li.

Shao Xi menjelaskan apa yang terjadi, tapi Li Zhneg seakan tidak mau dengar. Li Zhneg malah menyuruh Shao Xi minggir karena ia mau masuk.


Jin Li terkejut, kenapa Li Zheng ada disana? Apa Li Zhneg juga tinggal disana? Shao Xi membenarkannya. Li Zheng tinggal disamping kamarnya.


Jin Li langsung menoleh ke atas, dari sana ia tahu mana yang kamar Li Zheng dan mana yang kamar Shao Xi. Shao Xi mengikuti Jin Li dan membenarkan tebakan Jin Li.

Jin Li mengonfirmasi sekali lagi, siapa tahu ia salah dengar tapi Shao Xi membenarkan kalau ia tinggal disebelah Li Zheng.

"Kau gila? Bagaimana kau bisa membiarkan dia tinggal di sebelah?"

"Mengapa reaksimu begitu berlebihan?

"Baiklah. Aku sudah memutuskan. Kau ada kelas besok jam 8. Kelas pertamaku jam 10. Aku akan menjemputmu jam 7 untuk sarapan, oke?"

"Bagaimana kau tahu aku ada kelas jam 8?"

"Sebagai seniormu, aku tentunya punya salinan jadwalmu. Kalau tidak, bagaimana aku bisa jadi pasangan seniormu? Kau harus bangun pagi besok. Kau harus tidur lebih awal hari ini, Bye."



Shao Xi merasa Jin Li sangat aneh dan akan masuk tapi mendadak Jin Li muncul lagi di depannya. Shao Xi kesal, ada apa lagi?!

"Aku hampir lupa memverifikasi apakah kau kembali ke kamarmu atau kamar Yan Li Zheng."

"Hah? Apakah kau bergurau denganku sekarang?"

"Apakah aku terlihat seperti itu?"

"Wang Jin Li! apakah kau gila?"

"Ya! Aku gila! Aku akan gila karena Yan Li Zheng dan kau."

Shao Xi langsung menggeser Jin Li dan masuk ke dalam, ia bahkan membanting pintu gerbang.


Jin Li terus menatap ke kamar Shao Xi. Akhirnya lampu kamar Shao Xi menyala. Ia pun lega dan akan kembali pulang.


Tapi Jin Li gak mau diam, ia tidak bisa membiarkan mereka terus berhubungan dengan satu sama lain seperti ini. Ia harus memikirkan satu cara. Ia pun kembali lagi.


Saat itu, ia disapa oleh Yu Bin yang memperkenalkan diri sebagai juniornya. Jin Li terpikir sesuatu, berarti Yu Bin satu kelas dengan Shao Xi? Yu Bin membenarkan dan menjelaskan juga kalau mereka satu kelas saat SMA

"Kalau begitu kenapa kau ada di sini?" Tanya Jin Li lagi.

"A-aku tinggal di sini."

Jin Li senang, ia langsung merangkul Yu Bin dan berkata kalau ia perlu memeriksa kamar Yu Bin.



Yu Bin tidak mengerti, kenapa Jin Li maumemeriksa kamarnya? Jin Li lalu bertanya, selan Shao XI dan Li Zheng, siapa lagi yang tinggal disana?

"Pemilik rumah berkata di lantai ini hanya ada 3 kamar. Jadi tidak ada yang lain."

"Ah.. Bagus sekali. Aku suka..." Kata Jin Li sambil menutup pintu lalu menyudutkan Yu Bin.

Yu Bin ketakuta, apalagi saat Jin Li menyentuh wajahnya.

"Bukan itu, Senior! Dari pertama, sejak kau memperhatikan Zhong Ke, aku tahu orientasi sexual-mu pasti berbeda dari yang lain. Jadi kau punya perasaan khusus untukku, itu juga sesuai ekspektasi. Tetapi hatiku sudah milik yang lain. Jadi walalupun kalau kau suka padaku, aku tidak bisa memberikannya padamu."

"Siapa yang ingin kau? Yang kuinginkan adalah kamarmu."



Jin Li lalu menawari Yu Bin untuk menukar kamar dengannya. Ia menjelaskan kamarnya lebi luas, furniture-nya lebih baru dan jarngan internetnya lebih cepat.

Yu Bin menolak, ia tahu Jin Li ingin mengejar Shao Xi. tetapi bagaimanapun juga ia adalah teman baik Shao Xi. Shao Xi sudah jelas berkata tidak tertarik pada Jin Li, jadi ia tidak bisa memanfaatkan hal ini. Ini tidak mau jadi penghianat.


Kemudian Jin Li menunjukkan penampakan gambarnya. Jelas Yu Bin tidak bisa menolaknya, apalagi ada PS4.


Shao Xi membuat kopi sambil melanunkan rekasi Li Zheng tadi, tidak mungkin Li Zheng salah paham kan tadi? APa ia perli jelaskan saja ya?

"Tidak, tidak ada apa-apa antara aku dan Wang Jin Li. Juga, aku bukan apa-apanya Yan Li Zheng. Apa yang perlu dijelaskan?" Gumam Shao Xi.


Dan saat Shao Xi berbalik, LiZheng ternyata daa di belakangnya. Shao Xi langsung meminum kopinya untuk menghindari kecanggungan, tapi ia lupa kopinya panas dan gak mungkin juga ia teriak, jadi ia menahannya dan menelannya saja.

"Tidakkah kopimu panas?" Tanya Li Zheng.

"Tidak, pas!" Bohong Shao Xi.

Tapi saat Li Zheng tidak melihat, ia mengaduh kepanasan tanpa suara.


Shao Xi masih gak enak tentang Jin Li, ia lalu balik lagi untuk menjelaskannya. Jangan salah paham! Tidjurusan dan Jin Li mengantarnya pulang, itu saja.


Mereka diam beberapa detik sebelum Li Zheng bilang ia tahu itu. Kemudian Li Zheng menuangair dingin ke kopi Shao Xi.

"Lain kali, jangan diminum kalau sangat panas, suaramu akan serak."

Li Zheng kemudian menoyor kepala Shao Xi sambil jalan ke atas.


Shao Xi terbangun karena suara bersisik dari kamar Yu Bin. Ia kesal sekali.

Shao Xi langsung mengetuk kamar Yu Bin dan mengancam akan memukulnya jika Yu Bin tidak keluar.


Tapi yang keluar malah jin Li. Li Zheng juga keluar kamarnya karena suara ribut SHao Xi. Jin Li minta maaf pada Shao Xi, ia ribut karena  sedang memindah perabotan.

Jin Li juga menyapa Li Zheng. Shao Xi terkejut, bagaimana itu bisa menjadi kamar Jin Li?

"Dia menghubungiku kemarin malam berkata, "Senior, aku tidak biasa di kamarku, bisakah kita bertukar?"

"Apa?"

"Sebagai senior, bagaimana bisa aku tidak membantu juniorku?"

"Jadi, tentu, aku mengabulkannya."

"Jadi.. kau akan tinggal di sini mulai sekarang?"

"Benar. Aku beres-berse dulu ya? Jangan lupa, kita makan malam jam 7! Sampai nanti."

Jin Li masuk, SHao Xi pun juga kembali ke kamarnya.


Saat sarapan, Jin Li memberikan catatan tentang profesor Mata Kuliah Shao Xi. Isinya lengkap mengenai bagaimana sikap profesor itu dan ciri-ciri tugasnya. Ia yakin Shao Xi akan berhasil semester ini jika menjalankan catatannya.

"Juga, ini di belakang, mendaftarkan setiap tempat bagus untuk makan di sini, dan–-"

Tapi SHao Xi tidak tampak senang. Jin Li bertanya, apa ia berlebihan? Dan itu menjadi beban bagi Shao Xi? Kalau benar, tidak usahlah berpikir seperti itu karena sudah tugasnya menjaga junior.


Li Zheng datang dan tiba-tiba mnegambil catatan Jin Li itu. Jin Li kesal, ngapain Li Zhneg kesana? Li Zheng balik bertanya, apa ia tidak boleh sarapan?

"Apa kau begitu takuk aku keluar dengan Shao Xi berduaan? Jujur saja. Kau suka Zhong Shao Xi kan?"

Li Zheng berpandangan dengan Shao Xi. Kemudiankeduanya kompak menatap Jin Li.

Jin Li melanjutkan, apa Li Zheng sadar sedang menggunakan statusnya sebagai teman Shao Xi untuk melukai Shao Xi? Kalau suka ya terus terang saja! Jangan menggunakan status 'teman' untuk masuk dalam hidupnya dan tidak membiarkan yang lain mendekat.

Shao Xi: Cukup. Jangan bicara lagi.

Jin Li: Setelah sudah payah membuat seluruh hidupnya bertumpu padamu, lalu berkata padanya 'kita hanyalah teman' untuk mengesampingkan perasaannya. Tidakkah kau berpikir apa yang kau lakukan sekarang sungguh keji?


Shao Xi kesal, ia langsung mendorong Jin Li sampai jatuh dari kursinya.

"Siapa kau? Memangnya sudah berapa lama mengenalku? Berapa banyak kau mengerti Yan Li Zheng? Siapakah kau hingga berani mempertanyakan hubungan kami? Kalau aku harus berkata siapa yang terus menganggu aku, biarkan aku beritahu, tidak ada yang lain. Hanya kau, Wang Jin Li! Hanya kau!"

Shao Xi langsung pergi, ia malu plus kesal.


Li Zheng akan mengejar Shao Xi tapi Jin Li menghalangi. Jin Li yang salah jadi Jin Li juga yang harus minta maaf, bukan Li Zheng.


Li Zheng mengejar Shao Xi. Ia mengaku salah, ia minta maaf. Tapi ia rasa, ia..

Shao Xi langsung berbalik dan menyudutkan Jin Li, ia siap menonjok Jin Li tapi ia berhasi menahannya.

"Aku tidak ingin melihatmu sekarang. Pergi!"

Jin Li pun membiarkan Shao Xi sendiri.


Li Zheng datang dari belakang. Ia tidak mengerti Jin Li, sudah tahu kan Shao XI akan marah, tapi kenapa masih melakukannya juga?

"Aku juga tidak paham. Aku sudah banyak bicara, kenapa kau tidak mengakui saja kalau kau menyukai Shao Xi?" Tanya Jin Li.

Jin Li kemudian menjelaskan, ia lebih memilih Shao Xi marah padanya. Ia lebih memilih membuat Li Zheng mengakui menyukai Shao Xi. Ia tidak ingin Li Zheng menggunakan status 'teman' untuk mengikat Shao Xi.

"Kau takut kalau kau berpacaran, suatu hari nanti, kau akan berpisah dan lalu dia akan meninggalkanmu, jadi kau lebih baik tidak mengucapkannya. Benar kan?"

"Apa kau sudah selesai?"

"Selama kau tidak mengatakannya, kau akan terus menerus menahan Zhong Shao Xi. Tidak perduli apakah kau menyukainya atau tidak. Kau tidak akan membiarkan orang lain yang lebih baik dan pantas untuk mengambilnya darimu. Yan Li Zheng, kau sungguh egois."

Li Zheng langsung meninju Jin Li sampai tersungkur. Jin Li semakin yakin kalau tebakannya benar.


Shao Xi dan Li Zheng sama-sama galau karena perkataan Jin Li tadi. Shao Xi bahkan menangis.


Jin Li mengetuk kamar Shao Xi, ia beneran minta maaf untuk yang tadi.

"Aku tidak marah. Aku hanya tidak ingin melihatmu. Bisakah kau minggir? Aku tidak bisa ke kelas tepat waktu."


"Tunggu! jangan marah padaku. Tadi~"

"Aku sudah bilang kalau aku tidak marah!"

"Kau berbohong. Kau sangat marah sampai kau hampir menonjokku. Bagaimana kalau begini? Jangan menahannya lagi. Kalau kau mau memukulku, pukullah. Kalau itu bisa membuatmu merasa lebih baik, aku akan berdiri saja di sini dan kau bisa memukuliku sampai kau puas. Oke?"

Jin Li menutup matanya, siap dipukul tapi SHao Xi melewatinya begitu saja.


Shao Xi menjelaskan, ia tidak marah pada Jin Li, melainkan marah pada dirinya sendiri. Orang yang Jin Li bilang jahat, baginya, bukanlah Yan Li Zheng.

"Kau sedang membicarakan aku. Tapi aku bahkan tidak mengatakan satu katapun untuk menyangkalnya. Aku jelas-jelas masih menyayanginya, tapi aku terus mengatakan pada diriku kalau kami hanya teman. Aku jelas-jelas mengatakan pada diriku untuk menjaga jarak darinya tapi setiap kali dia muncul, Aku masih merasa sangat senang. Lalu, aku harus mengatakan lagi pada diriku kalau kami hanyalah teman. Aku juga berpikir kalau diriku ini sangat jahat. Karena kalau aku terus mengatakan pada diriku, "kami hanya teman", maka tidak ada yang akan mengetahui kalau aku masih menyukainya. Dia tidak akan punya alasan untuk mengusirku dari sisinya. Ini yang kupikirkan. Bagaimana? Sudah puas?"

"Aku tidak puas. Karena kau punya keberanian untuk memberitahuku perasaan yang memalukan itu. Kenapa kau tidak punya keberanian untuk memberitahu Yan Li Zheng?"

"Bukannya aku tidak punya keberanian untuk memberi tahu dia kalau aku menyukainya. Aku tidak punya keberanian untuk menghadapi.. hidup tanpa dirinya."


Waktu makan siang, Shao Xi terlihat sendirian jadi Li Zheng menghampirinya. Li Zheng bertanya, kenapa SHao Xi sendirian? Gak ada temen baru?

Shao Xi menjelaskan, inibaru beberapa hari, teman sekelas saja belum hafal semua, mana bisa punya teman baru? Saho Xi balik bertanya pada Li Zheng, kenapa Li ZHeng juga sendirian?

"Aku berbeda. Aku suka makan sendirian." Jawab Li Zheng.

"Masih berpura-pura menjadi penyendiri." Gerutu Shao Xi.


Li Zheng mulai membahas apa yang tadi Jin Li katakan, tapi Shao Xi segera menyela, tidak usah diambil pusing, Jin Li itu orang lain yang gak tahu apa-apa, yang dikatakannya tadi hanya omong kosong belaka. Abaikan saja dia!

"Selai itu, jangan salah sangka. Aku sudah tidak menyukaimu. Tidak seperti yang dia katakan, "Duniaku berputar disekatarmu," itu berlebihan." Lanjut Shao Xi.

"Tapi ada hal yang benar dari yang dia katakan. Aku tidak bisa terus membuatmu ada di sisiku dengan mengatakan kalau kita hanya teman. Waktu SMA, aku adalah murid pindahan jadi aku tidak begitu kenal teman-teman. Jadi kau yang selalu ada di sisiku terasa biasa, tapi sekarang berbeda. Kita harus bertemu teman baru. Tidak perlu seperti waktu SMA yang kau harus selalu memikirkanku."

"Apa maksudmu?"


Lalu teman-teman Shao Xi menghampiri, mereka mengenalkan diri pada Li ZHeng. Li Zheng tersenyum dan memperkenalkan diri balik, namun ia hanya mengaku sebagai teman SMA Shao Xi. Lalu Li Zheng meninggalkan mereka.


Teman-teman Shao Xi mulai bertanya ini-itu pada Shao Xi. Shao Xi hanya menjawab sekilas-kilas.


Kemudian Bai Bai dan teman Li Zheng yang lain menyapa Li Zheng. Mereka mengajak Li ZHeng karaoke setelah kelas hari ini usai.

Li Zheng agak ragu, tapi setelah melihat Shao XI terlihat akrab dengan yang lain, ia setuju untuk ikut sama Bai Bai.


Shao Xi melihat Li Zheng bersama teman-temannya, ia jadi melamun. Shao Xi lalu menjelaskan pada temannya bahwa ada banyak perbedaan anatara kuliah dengan masa SMA.


"SMA terasa seperti kurungan kecil. Sangat kecil! Setiap kali kelas berakhir, kita tidak tahu kemana untuk pergi bermain."


"Setelah ke universitas, sekolah benar-benar besar. Kau bahkan tidak bisa melihat dari mana kampus dimulai dan berakhir. Tapi saat kau sendirian, kau terus memiliki semacam perasaan kesepian yang tiba-tiba."


"Selama SMA, jadwal diisi dengan delapan kelas. >Waktu selalu penuh. Kita selalu berpikir bagaimana untuk menghindari Guru Disiplin, memanjat dinding untuk membolos kelas."

"Di universitas, kau bisa membolos sekolah kapanpun kau suka. Tidak seorangpun peduli tentang dirimu. Tapi setelah bolos sekolah, tidak ada perasaan kemenangan seperti saat SMA dimana kau berhasil menyelinap keluar untuk bersenang-senang. Malah rasnaya seperti "Aku bahkan tidak tahu ke mana harus pergi". "


"Selama SMA, ruang yang kita miliki, hanya meja kecil ini. Di meja itu, kita memiliki kelas bersama dan makan bersama dan bicara omong kosong bersama. Meja itu tidak hanya melambangkan rasa memiliki kita, tapi juga membawa semua kenangan SMA kita."


"Di universitas, kau bisa lihat bahwa setiap kursi di setiap ruang kelas itu besar dan nyaman, tapi kau tidak tahu di mana wilayahmu."


"Pada akhirnya, perbedaan terbesar antara universitas dan SMA adalah teman terbaikmu di SMA."


Shao Xi merasa bukan siapa-siapa bagi Li Zheng, hanya sebatas teman sewaktu SMA.



Giliran Bai Bai membawakan lagu. Bai Bai berkata lagu itu khusus untuk seseorang dan ia menatap Li Zheng. Li Zheng sih cuek aja.


Bai Bai menyayikan lagu 'close to you' dan Li Zheng melihat Bai Bai bukan sebagai Bai Bai tapi sebagai Zhong Shao Xi.


Li Zheng mengingat kembali masa-masa manis mereka saat SMA.


Li Zheng tidak bisa terus begitu, jadi ia refleks mematikan monitor. Semua orang terkejut, Li Zheng kemudian buru-buru minta maaf.


Tiba-tiba saja Li Zheng pergi. Li Zheng memaksakan diri selama ini, ia tidak ingindibilang mengikat Shao Xi lagi, tapi ia tidak sanggup, ternyata ia masih terus memikirkan Shao Xi.


Hari berikutnya, Bai Bai mendekati Li Zheng yang sedang membaca sendiri. Bai Bai minta waktu sebentar untuk menanyakan sesuatu.


Bai Bai mengakui, saat ini ia sedang menyukai pria. Tapi ia belum yakin apa itu benar-benar perasaan suka. Jadi ia menanyakan pendapat Li Zheng, bagaimana untuk memastikannya?

"Jika kau ingin tahu apakah kau benar-benar menyukai seseorang, cara yang paling mudah adalah menjaga jarak dengannya."

"Menjaga jarak dengannya?"

"Benar. lebih jauh lebih baik. Sejauh itu.. Jika suatu hari, ketika kau akhirnya mengakui persaan ini cinta, kau tidak bisa menjadi teman lagi, namun kau akan terus menyukainya. Maka, cinta itu.. mungkin benar."

"Apa maksudmu? Aku benar-benar tidak mengerti."

"Jika kau tidak siap untuk kehilangan temanmu itu, maka tolong beritahu dia kalau kau menyukainya."

"Aku tidak tahu bahwa terhadap cinta, kau sangat serius."

"Jadi aku tidak pernah menyebutkan kata-kata"menyuakimu" begitu saja."

"Aku tahu sekarang. Kalau begitu.. aku akan pergi ke kelas dulu."


Shao Xi sedang nyantai di kosan, tiba-tiba hujan turun.


Ia pun naik ke atas untuk mengangkat jemuran. Semua pakaiannya sudah ia ambil.


Lalu ia melihat milik Li Zheng, ia akan mengambilnya juga tapi bersamaan dengan itu, Li Zheng juga mengambilnya.


Shao Xi pun memberikan baju itu pada Li Zheng, lalu akan masuk duluan, tapi ia berbalik.

"Yan Li Zheng! Kita tidak sering bertemu akhir-akhir ini. Aku merasa sepertinya kau menjaga jarak dariku. Kau tidak menghindariku, kan?"

Apa jawaban Li Zheng? Nantikan episode selanjutnya.

>

4 komentar

avatar

Thanks mba dian
Lanjut ia

avatar

Ditunggu kelanjutannya yah mba,..
SEMANGAAAT!!!😆

avatar

Dilanjut terus yaa unn😊

avatar

Semangat unni...😊


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search