-->

Sinopsis Attention, Love! Episode 9 Part 1

- Oktober 28, 2017
>
Sinopsis Attention, Love! Episode 9 Part 1

Sumber Gambar: CTV


Ceritanya Shao Xi sudah masuk kuliah dan sekarang ia melihat-lihat kamar kos-nya. Tapi itu bukan kamar kosnya sih, melainkan kamar yang ia inginkan tapi sudah ada yang memiliki.


Shao Xi akan keluar tapi mendadak seseorang masuk. Orang itu adalah Li Zheng. Shao Xi terkejut, ngapain Li Zheng kesana?!

"Ada masalah? Aku tinggal di sini." Kata Li Zheng.

"Kau tinggal di sini?!" Bentak Shao Xi.

"Kau tidak akan tinggal di sini juga, kan?"

"Apa maksudmu dengan aku juga akan tinggal di sini? Seolah-olah aku pindah ke sini karena kau!"

"Aku tidak bermaksud begitu."

"Tolong jangan salah paham. Ini hanya sebuah kebetulan. Jika aku tidak menandatangani kontraknya, aku akan segera pindah! Ini terlalu menakutkan!"


Li Zheng bertanya, apa yang dikatakan pemilik kosan? (Karena cara menuju pintu teras adalah melalui kamar Li Zheng). Shao XI menjelaskan kalau pemilik kosan akan membawakan kunci cadangan. Shao Xi ternyata juga meminjam ponsel Li Zheng untuk menelfon pemilik kosan.

"Begitu pintunya di buka, aku akan pergi ke kamarku dan takkan mengganggumu." kata Shao Xi.

"Kau tampak aneh hari ini."

"Oh ya? Apanya yang aneh?"


Li Zheng merasa Sho Xi tidak senang karena ia tinggal disana juga. Shao Xi membantahnya, mungkin karena ia merasa pindahan sangat melelahkan. Ia kesal jadi suasana hatinya tidak baik.

"Begitukah?"

"Ya, begitu. Kau meragukannya? Aku pergi tunggu bibi di pintu depan, sekalian melihat apakah Ru Ping sudah kembali atau belum. "


Shao Xi membuka pintu bertepatan dengan Yu Bin yang hendak mengetuk pintu. Yu Bin heran melihat Shao Xi ada di sana, apalagi kemudian Li Zheng muncul. Yu Bin mengira mereka tinggal satu kamar, bahkan Yu Bin memberi mereka hadiah dan berkata semoga langgeng dan harmonis selamanya.

Yu Bin kemudian menutup pintu dan kembali ke kamarnya. SHao Xi dan Li ZHneg hanya bisa saling pandang.


Shao Xi kemudian keluar dan memanggil Yu Bin, ia mempertanyakan maksud hadiah itu. Yu Bin tiba-tib aminta maaf, ia akan menganggap tidak melihat apa-apa tadi, matanya tertutup, sungguh!

"Aku baru saja pindah ke sini dan aku sedang berpikir untuk memberi hadiah kepada tetangga baruku dan memberi salam. Kau tenang saja. Aku tidak akan memberitahu siapa pun kalau kau tinggal bersama dengan Yan Li Zheng."

"Kau ini sedang bicara apa?! Siapa yang tinggal bersama dengan Yan Li Zheng? Kau salah paham! Memang benar kami tinggal di sini, tapi aku tidak tinggal bersama dengannya. Aku tinggal di ruangan seberangmu."

"Kau tinggal di seberangku?"


Ru Pin datang sambil menggerutui penjual yang lamban. Dan kemudian ia shock melihat ada Li Zheng disana, ada Yu Bin pula.


Akhirnya Ru Pin, Yu Bin dan Shao Xi makan camilan bersama. Yu Bin kesal, kenapa gak Ru Pin saja yang masuk Universitas Lunghwa sementara Shao Xi yang ke Taichung? Degan begitu, ia tak perlu tinggal di sebelah SHao Xi.

"Jin Yu Bin, kau sudah bosan hidup hari ini?!" Ancam Shao Xi. Yu Bin pun menciut.


Ru Pin mengecek sesuatu di internet dan ada diskon, ia mengajak Shao Xi membelinya. Shao Xi mengingatkan, apa Ru Pin lupa tujuannya pindah dari rumah adalah untuk menjaga jarak dengan Li Zheeg? Tapi apa? Usahanya sia-sia

Yu Bin: Itu mudah. Jangan tinggal di sini. Pindah kembali saja.

Ru Pin langsung menjewer telinga Yu Bin.

Shao Xi: Kau gila ya? Jika aku pindah sekarang, bukankah itu menunjukkan kalau aku sedang menghindari Yan Li Zheng.

Ru Pin: Tapi kau memang menghindari dia.


Li Zheng memajang foro keluarnya bersama Shao Xi dan orang tua Shao XI dikamarnya.

Kilas Balik..


Li Zheng mendekati Papa Zhong setelah menelfon ibu kos Shao Xi. Li Zheng ingin mengatakan seuatu, Papa Zhong langsung menebak, apa Li Zheng mau pindah juga?

Papa Zhong memberikan alamat kosan Shao Xi. Papa Zhong berkata Shao Xi akan melihat-lihat kosan itu.

"Aku hanya akan melakukannya sampai di sini. Sisanya, kau putuskan sendiri." Lanjut Papa Zhong.

Kilas Balik Selesai..


Li Zheng menatap foto itu.


Shao Xi malam ini gak bisa tidur, ia bingung, bagaimana ini?


Ia lalu ke teras dan kebetulan Li Zheng juga sedang disana.


Li Zheng lalu mendekati Shao Xi, sudah malam kok masih belum tidur? Shao Xi menjelakan, ini kali pertamanya tinggal di luar rumah sejak kecil, jadi ia sedikit tidak terbiasa. Li Zheng sepertinya mengerti.


Shao Xi kemudian berjalan ke depan kamar Li Zheng, disana lebih luas. Shao Xi tahu disana tidak jauh dari rumah juga, tapi entah kenapa ia tidak bisa tisur. Shao Xi lalu bertanya, saat Li Zheng pertama oindah ke rumahnya, langsung bisa tidur kah?

"Saat pertama kali aku pindah ke rumahmu, awalnya aku tidak bisa tidur. Tapi kemudian, setelah mendengarkan lagu dan berbaring di ranjang, tidak berapa lama aku tertidur."

"Kau dengar lagu apa?"

Li Zheng kemudian memperdengarkan lagunya, Close to You.

"Kau sepertinya sangat suka lagu ini. Aku ingat waktu aku diam-diam mengikutimu saat kau pergi mengunjungi rumah kecilmu. Kau mendengarkan lagu ini waktu itu, juga."

"Aku tidak tahu apa aku suka lagu ini, tetapi aku tahu lagu ini untukku sangat penting."

"Sangat penting? Apa maksudmu?"


"Saat aku muda dan masih di Jepang, pamanku sering berbicara denganmu tentang ayah dan ibuku. Tetapi setiap kali sesudah Pamanku menceritakan aku cerita-cerita itu, dan gambar-gambar yang dia berikan padaku untuk lihat, semuanya yang berhubungan dengan ayah dan ibuku, aku bahkan tidak ada ingatan lagi tentang ayah dan ibuku, Kadang, aku bahkan tidak merasa apa-apa untuk mereka. Setiap aku aku mendengar cerita-cerita itu tentang ibu dan ayahku, aku hanya merasa sangat asing, seperti mendengarkan sesuatu yang tidak ada hubungannya denganku, atau sesuatu yang aku sama sekali tidak tertarik."


Sampai suatu hari, paman Li Zheng menyuruh mendengarkan lagu "Close to You". Paman menjelaskan kalau ayahnya menyanyikan lagu ini saat melamar ibunya. Saat itulah Li Zheng pertama kali mendengarkan lagu ini, dan ia merasa aneh. Tentu saja, itu pertama kalinya ia mendengarkan lagu ini tetapi nada dan kata-katanya sangat akrab, rasanya seperti sudah sering mendengar.


Kemudian mereka menikmati lagu itu dalam keheningan.

Narasi Shao Xi: Malam itu, sepertinya kita lupa tentang kecupan pada hari kelulusan kami, dan lupa tentang kecanggungan dan kesedihan antara kita. Kali ini kita tidak minta maaf pada satu sama lain. Seperti ini secara alami, karena lagu kita berbaikan. Aku benar ingin berkata pada Yan Li Zheng, kalau saat aku pertama kali kenal dengannya, aku tidak tahu mengapa tetapi di hatiku. Aku juga memikirkan lagu yang sama. Dan karena dia, lagu ini, yang aku seharusnya asing, merasa sangat akrab denganku. Tetapi akhirnya, aku tidak membicarakannya. Aku hanya berada di sisinya; mendengarkan lagu, mendengarkan suara napasnya, mendengarkan suara di hatiku.


"Lalu perasaan ketidaknyamanan dan perasaan rindu rumah  hilang seketika. Pada saat itu, aku tiba-tiba sadar sesuatu. Selama aku tidak nyaman, selama dia berada di sisiku, aku tenang. Aku benar merasa nyaman."


Hari pertama masuk kuliah, Shao Xi sangat bersemangat, "Sekarang di universitas, aku harus mulai hidup baru. Aku perlu berprofil rendah dan hidup normal dan bahagia sebagai mahasiswa. Aku tidak bisa membiarkan reputasiku sebagai Brader Zhong yang seram ikut denganku."


Sampai kemudian ia berpapasan dengan tga orang yang tidak asing. Tiga orang itu juga mengenali Shao Xi.


Tiga orang itu tidak lain adalah mereka yang menggoda Yu Bin dulu dan sampai harus berkelahi dengan Shao Xi. Mereka berdua sama-sama melarikan diri.


Tiga sekawan bergumam, "Bukannya dia adalah bos perempuan dari SMA Jin Pai? Mengapa dia di sini? Apakah mereka juga masuk ke Universitas Lunghwa? Aduh! Kalau mereka memberitahukan yang lain tentang kehidupan SMA kita, kehidupan universitasku... Apa yang seharusnya kulakukan?"


Tiga sekawan itu juga merasa sangat sial bertemu dengan Shao Xi disana. Mereka khawatir masa lalu mereka saat SMA akan terbongkar.

"Bagaimana bisa? Setelah kembali dari Korea, bahkan ibuku tidak mengenali aku. Bagaimana bisa Zhong Shao Xi mengenali kita?" Tanya si bos.

"Apa yang kau katakan benar. Tetapi mengapa dia kabur setelah melihat kita?"

"Siapa yang peduli dengannya? Universitas ini sangat besar. Banyak departemen. Aku tidak percaya kita akan begitu sial sekelas dengannya."


Tapi beneran, mereka sial banget karena mereka memang sekelas sama Shao Xi. Tapi mereka cari aman. Mereka pura-pura tidak kenal sama Shao Xi padahal Shao Xi sudah akan menyapa mereka.


Jin Yu Bin juga melihat mereka dan ia enggan masuk kelas. Parahnya, ia berencana untuk pindah jurusan.


Wang Jin Li tiba-tiba masuk kuliah mnegagetkan teman-temannya.

"Eh, Wang Jin Li! Apa aku lihat benar?"
"Kau, Wang Jin Li, "raja surga pembolos" tidakbolos sekolah hari ini. Itu artinya ada sesuatu yang seru hari ini di universitas."

"Please deh, kita akan mengundi untuk lihat siapa junior kita hari ini yang harus kita temani. Bagaimana aku absen sesuatu yang begitu penting?"

Temannya bertanya, apa Jin Li sudah ada sasaran? Sasaran Jin Li adalah Zhong Shao Xi, junior mereka satu departemen.

Temannya mengingatkan Jin Li unttuk tidak parkir sembarangan. Jin Li santai saja, ia selalu parkir disana dan gak pernah kena masalah. Ia lalu mengajak teman-temannya masuk.


Li Zheng ternyata melihat Jin Li.


Anak-anak satu angkatan Jin Li berebutan saat undian untuk menentukan siapa junior mereka. Untung ada yang menkoordinasi jadi agak tenangan sebentar.


Jin Li lalu merebut gelas undian itu, "Tolong jangan berpikiran sempit! Kau memalukan martabat kita sebagai senior. Mengundi untuk memilih juniormu adalah untuk membantu mereka menjadi tahu tentang sekolah secepat mungkin. Ini adalah tanggung jawab yang penting. Bagaimana kau memperlakukannya seperti grup pertemuan sosial? Kau seharusnya malu pada dirimu sendiri."

Yang lain setju dengan Jin Li, tapi kemudian Jin Li mendahului mereka mengambil undian. Sebelum diserbu, Jin Li segera meletakkan gelas itu.


Jin Li berdia sebelum membuka undin itu tapi sepertinya tidak sesuai keinginan.


Temannya bertanya, siapa yang Jin Li dapatkan? Tanpa menunggu jawaban Jin Li, mereka merebut stik Jin Li dan membaca nama "An Xiao Qiao" disana. Mereka snagat terkejut, Jin Li bertanya apa mereka menganal Xiao Qiao.

"Tentu saja, aku tahu dia. Di papan, PPT (sistem papan buletin berbasis terminal di Taiwan) dia belakangan ini terpilih pertama di kategori Tercantik di SMA. Setelah mendengar dia akan belajar di sekolah kita, semua netisen online jadi gila!"
"Tidak ada yang perlu dikagumi mengenai pengemudi berbahaya."


Lalu Jin Ji mendengar suara anak yang membicarakan nama Shao Xi, ia segera mendekati temannya itu.


Shao Xi melihat ke arah Yu Bin tapi Yu Bin pura-pyra gak lihat dia, padahal tadi lihat dia terus. Shao Xi cemberut.


Kemudian Xiao Qiao datang dan terkejut melihat Shao Xi satu kelas dengannya.


Xiao Qiao bertanya, apa mungkin SHao XI masuk kampus itu karena Wang Jin Li? Shao Xi terkejut mendnegar Jin Li juga sekampus dengannya.

"Berhenti berpura-pura menjadi begitu naif. Jangan bilang kau tidak tahu dia berada di departemen yang sama dengan kita."


Shao Xi bergumam, "Apa yang terjadi? Semua orang yang hutang karmaku bersamaku di universitas, begitukah? *istilah Budha. Musnahlah mimpiku untuk kehidupan universitas yang tenang."


Kemudian Jin Li dan dua temannya masuk kelas. Ia memperkenalkan diri pada anak-anak.

"Sebagai tradisi departemen kita, setiap junior telah dipasangkan dengan seorang senior sebagai teman baik. Jadi setelah kelas hari ini, harap tinggal di kelas dan tunggu senior kalian menemui kalian, dan berpartisipasi dalam pertemuan bersama."


Lalu profesor masuk. Ia tahu para senior begitu bersemangat, tapi tidak bisakah menunggu sampai kelasnya usai sebelum Jin Li kencan dengan Junior?

"Bu, Anda salah mengerti. Aku tidak mencoba bertemu dengan junior wanita, aku ingin bertemu dengan.. Dia. *Jin Li menunjuk Xiao Qiao."


Xiao Qiao udah senyam senyum tub mau dideketin Jin Li. Tapi ternyata Jin Li berbelok menuju Shao Xi.

"Jangan mikir macem-macem. Zhong Shao Xi, aku senior yang telah ditetapkan menjadi temanmu."


Setelah kelas usai, seorang wanita menghampiri Li Zheng. dia adalah Bai Ruo Lin dan bisa panggil Bai Bai saja.

"Ada apa?" Tanya Li Zheng.

"Aku baru dari kantor departemen dan mendengar diskusi antara Profesor dan asisten pengajar bahwa ada seseorang dengan nilai yang tinggi masuk ke sekolah kami bernama Yan Li Zheng. Aku berpikir siapa Yan Li Zheng ini? Lalu aku menemukan bahwa itu adalah kau waktu absensi. Aku terkejut."

"Jadi, mengapa kau mencariku?"

"Baru saja, profesor bilang kita perlu membuat laporan dalam grup berempat. Grupku perlu satu orang lagi. Aku ingin bertanya apakah kau mau bergabung dengan grup kami."

"Baiklah." Jawab Li Zheng singkat lalu keluar.

*Li Zheng jurusan bahasa asing, sementara Shao XI manajemen kalo gak salah. Pokoknya mereka beda jurusan.


Li Zheng mengejar Shao Xi karena Shao Xi buru-buru keluar kelas padahal tadi sudah dibilangin untuk menunggu senior dateng.

"Baiklah, sekarang aku bawa kau ke pertemuan, ya?"

Shao Xi malas, tapi ia harus.


Selama perjalanan menuju tempat parkir motor, Li Zheng menjelaskan berbagai makanan yang nantinya ada di acara pertemuan.


Mereka sampai, tapi Li Zheng tidak melihat motornya disana. Shao Xi bertanya, apa plat nomor motor Li Zheng itu 801-HUD?

"Bagaimana kau tahu?"

Shao Xi lalu menunjuk tulisan di jalan.

"Apa! Motorku diderek! Bagaimana ini bisa terjadi?"

"Oh... Kalau begitu apa yang harus kita lakukan? Apakah kita akan tetap pergi?"

"Tentu saja. Bahkan jika kita harus naik taksi ke sana."


Selama acara pertemuan, Xiao Qiao cemberut terus karena Shao Xi berpasangan dengan Li Zheng. Apalagi Li Zheng ini perhatian banget sama Shao Xi.


Sementara pasangan Xiao Qiao gak banget. Xiao Qiao sampai gak mau bicara dengannya.


Saat di toilet, teman Jin Li bertanya karena heran, kenapa Jin Li hanya fokus sama satu wanita? Jin Li menjelaskan kalau ia hanya ingin mengejar Zhao Xi untuk saat ini.

"Mengapa kau begitu serius?"

"Aku serius karena aku sungguh suka padanya. Jadi jaga mulut kalian."


Xiao Qiao mendengar itu dan ia tampak sedih.


Setelah acara usai, Jin Li mengikuti Shao Xi. Jin Li bertanya, apa Shao Xi mau kencan dengannya?


Shao Xi langsung marah, bagaimana Jin Li bisa mengatakan itu dengan gamblangnya? Jin Li tidak merasa demikian karena ia tahu Shao Xi tahu ia menyukainya.

"Itu benar... Tapi kau terlalu tanpa basa basi!"

"Mottoku sangat sederhana: Tidak ada penyesalan. Jadi kalau aku tidak bertanya, bagaimana aku bisa tahu apakah kau akan mengatakan ya?"

"Kau bertanya terlalu gamblang! Bagaimana aku bisa mengatakan 'ya'?"

"Jadi maksudmu adalah... jika aku bertanya dengan lebih serius, kau akan mengatakan 'ya'?"

"Tidak bisa!"

"Bagaimana kau menolakku seperti itu?"

"Alasannya sangat sederhana. Karena setiap kali aku bertemu orang yang aku suka, hatiku akan dipenuhi dengan sebuah lagu."

"Sebuah lagu?"

"Aku tidak tahu mengapa, tapi karena lagu itu, aku tahu.. orang yang di depanku.. bagiku.. itu berbeda. Ada arti khusus."

"Jadi ketika kau melihatku, tidak ada lagu apapun yang terputar di telingamu?"

"Tidak ada! Setiap kali aku melihatmu, aku hanya berpikir kau begitu ribut! Aku ingin mengambil pengendali jarak dan membuatmu diam."



Jin Li lalu mengejar Shao Xi, bahlan mengikutinya sampai depan kosan. Ia menyudutkan Shao Xi ke pintugerbang saat Shao Xi akan membuka pintu gerbang.

"Bukankah kau bilang ketika kau melihat seseorang yang kau suka, kau akan memikirkan sebuah lagu?"

"Ya, aku mengatakan itu. Ada apa dengan itu?"

"Tidak ada, aku hanya ingin bertanya padamu--"

"Kalau kau akan bicara, bicaralah saja. Tidak perlu bersandar."

"Baiklah. Aku hanya ingin bertanya padamu, saat ini, apakah kau tidak terpikir lagu apapun?"

"Tidak."
>

1 komentar:

avatar

Dilanjut juga mba dian
Tq mba. Kalo update jangan lama2 dong mba ...
Hehehhwhwhwh


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search