-->

Sinopsis manhole Episode 4 Part 1

- Agustus 18, 2017
>
Sinopsis Manhole Episode 4 Part 1

Sumber Gambar: KBS2


"Ke mana kau membawaku, dasar manhole sialan!!!" Teriak Bong Phil setelah sadar ia sedang ada di pantai.


phil ingat itu dimana, tapi kenapa ia di siana? padahal ia harus kembali ke masa ia SMA. Dan Phil tiba-tiba muntah.




Kemudian adaseorang Ahjusshi mendekati Phil, ia menyuruh Phil bangun. Phil mengenali Ahjusshi itu ia memanggilnya Samchon (paman). Phil berkata kalau ia berada di tempat yang salah, bukan tempat itu yang ia tuju tadi.

"Astaga, apa untungnya mendengarkan idiot sepertimu? Hei! Bukankah kau ke sini untuk membantuku? Tapi kau justru sibuk minum siang bolong. Ayahmu mengatakan padaku kalau kau menguras kesabaran, kurasa dia benar."

"Samchon, bukan begitu."

"Apa maksudmu, idiot? Jelas begitu. Ayahmu memberikan perintah keras untukku agar menjadikanmu manusia yang kompeten. Aku tidak akan melepaskanmu. Biar aku ingatkan padamu seperti apa angkatan laut itu! Bangun! Cepat! Berdiri yang tegak, cepat! Sekarang, mulai bekerja. Bergerak!"


Samcheon menyuruh Phil minum soda jika kepalanya sakit tapi Phil malah minum soju dan ia muntah lagi.


Phil kembali tiduran, kepalanya sungguh sakit, matanya berat untuk terbuka, "Segalanya berakhir. Apa yang dapat aku lakukan di sini? Di sini aku tidak bisa menyelesaikan apa pun."


Seorang gadis cantik mendekati Phil, ia bicara dengan dialek, "Oppa-ya, kau baik-baik saja? Kau masih mabuk, ya? Kau memang tidak tahan pada alkohol."

Phil memicingkan matanya, berpikir siapa gadis itu karena tampak familiar. Lalu gadis itu merapikan rambut Phil, ia akan kembali karena Phil sepertinya butuh istirahat.

Jiwa Phil tidak ingin gadis itu pergi, ia menyuruh tubuhnya bangun untuk mengejar, tapi tubuhnya tidak mendengarkan.  

"Aish. Alkohol memang musuh beratku."

-=Episode 4=-
Cintailah Penuh Semangat!


Teman kompleks sedang dalam perjalanan. Semua asyik menyanyi mengikuti lagu yang diputar, cuma Jin Sook seorang yang terlihat tegang.

Jin Sook kesal, ia membentak semua untuk diam karena ia tidak bisa konsentrasi menyetir jika berisik.

Jung Ae di jok belakang selalu nempel pada Dal Soo. Goo Gil tidak rela dan selalu menarik Jung Ae untuk lebih dekat padanya.

"Oh-ho. Biarlah begitu adanya." Jawab Jung Ae.

"Kalau begitu, bisa berikan ruang untukku? Aku kepanasan." Kata Dal Soo.

Jung Ae lalu menyuruh Jin Sook untuk menyalakan pendinginnya dan ternyata Jin Sook sudah menyalakannya sejak tadi. Soo Jin menjelaskan sambil memotret mereka, sekalipun ada badai salju di sini, Dal Soo Oppa tetap akan kepanasan gara-gara semangat Jung Ae.

Seok Tae: Tapi, Jin Sook, kita belum sampai juga, ya?
*BTW, Seok Tae dimana ya? ada suaranya tapi orangnya gak kelihatan.

Jin Sook: Berhenti tanya!

Dal Soo: Anggap saja kau sudah mati, tidur sana!

Seok Tae: Aku tidak bisa tidur, panas sekali. Apa tidak ada air? Aku haus.

Soo Jin memberikan air, lalu mereka mulai minta macam-macam lagi dan semuanya tertuju pada Jin Sook, Pendinginnya, lagunya, kecepatannya dll.


Jin Sook kesal lalu menghentikan mobilnya. Semuanya turun kecuali Seok Tae yang memang dari tadi belum kelihatan. Jin Soon menceramahi mereka semua.

"Aku pun mengorbankan waktuku yang berharga untuk liburan ini. Tapi bisa-bisanya kalian begini? Aku yang menyewa mobil, membeli semua barang, bahkan mengemudi! Kalau kalian tidak melakukan apa-apa, tutup saja mulut kalian! Kalau mau, kalian saja yang mengemudi!"

Semua terdiam merasa bersalah. Jin Sook pun menurunkan nada suaranya, mereka akan makan atau ke toilet, ia akan tunggu 20 menit, jika ada yang telat, ia tinggal.

Seok tae masih di dalam mobil ternyata dan ia teriak minta dikeluarkan, di dalam sangat panas tapi tidak ada yang mendengar. poor Seok Tae~


Phil bermimpi, ia melihat api. "Tidak, tidak. Semuanya... semuanya terbakar!"

Phil terbangun dan byurrrrrrr!!! ia diguyur air seember oleh Samcheon.

"Kalau kebakaran, lekas padamkan apinya, berengsek! Aku menyuruhmu untuk menjaga toko, tahu! Tapi kau malah tidur."


Samcheon: Hei, sekarang sudah petang. Dan, apa kebakaran itu tadi? Apa yang aku katakan padamu saat pertama kali mengajarimu minum? Sudah kubilang kau harus makan sesuatu dulu agar tidak gila keesokan harinya.

Tapi Phil tidak mendengarkan ia malah bingung dengan kebakaran itu, buruk sekali.


Akhirnya Seok Tae dikeluarkan juga dan ia berfoto bersama yang lain.


Jin Sook masih bad mood, lalu Soo Jin membawakannya minuman paling mahal yang ada disana, pelayanan spesial untuk Jin Sook.

"Omong kosong. Tapi, untunglah kau bisa diandalkan." Jawab Jin Sook.

Soo Jin lalu mengajaknya berfoto dan hasilnya lumayan bagus. Soo Jin bertanya, menurut Jin Sook kenapa Phil ingin mereka datang?

"Kenapa lagi menurutmu? Tentu saja karena kau. Kalau hanya mengundangmu, mana mungkin kau datang? Kami hanya pelengkap."

"Mungkin Phil memang ingin melihat kita semua? Kudengar, pamannya adalah pimpinan di daerah itu."

"Wow, taktik si berengsek itu boleh juga. Kau tidak pernah tahu betapa licik dan gigihnya Phil."

"Apa maksudmu?"

"Lupakan."


Owalah, ternyata daritadi Seok Tae dibagasi toh bersama barang-barang mereka, makanya gak kelihatan.


Oppa gereja dan teman-temannya tiba-tiba berhenti tepat di depan mobil anak kompleks saat sudah siap jalan. Oppa bertanya, mau kemana mereka semua?

"Soo Jin-ah, sudah lama, ya."


Goo Gil berkomentar saat mobil mereka sudah jalan, musuh memang selalu ditemui di tempat terburuk, kalau Goo Gil punya waktu pasti sudah ia bunuh si Oppa itu.

"Kalau cuma omong saja, maka aku bisa menguasai dunia seperti Napoleon." Balas Dal Soo.

Jung Ae ikutan, "Ah.. Rasanya pasti seperti ini saat bertemu mantan suami, 'kan? Aku pintar, 'kan?" Dan Jung Ae kembali memeluk tangan Dal Soo.

Jin Sook kesal, "Jung Ae, kau pintar menciptakan masalah dengan mulutmu. Kau benar-benar tidak berguna, kecuali tubuhmu itu."

Jung Ae tidak enak pada Soo Jin, "Apa aku salah bicara?"

Soo Jin membantahnya, hanya saja, seleranya buruk sekali soal pria. Soo Jin bergumam, ia kembali mengingat kenangan buruk itu. Jin Sook menyarankannya untuk pakai kacamata hitam karena wajah Soo Jin merah sekali.

Goo Gil: Oh, hei, sebentar. Mereka tiga orang lelaki, jumlah kita juga sama. Mau berkelahi saja?

Dal Soo: Waktu tidak bisa diputar balik. Jangan sembarangan mengatakan hal semacam itu.

Goo Gil berbisik: Kita kan punya Seok Tae. Dia tidak akan merugikan kita, pasti membuat kekacauan besar.

Seok Tae: Kalian butuh aku?

Dal Soo: Tidur saja sana.


Dan akhirnya mereka melihat laut. Semuanya bersorak gembira dan bernyanyi bersama. Soo Jin sibuk mengabadikan pemandangan di depan mata.


Phil mengingat semuanya, saat ini liburan musim panas dan Soo Jin datang ke sana. Tapi...


Phil langsung berdiri sambil bilang, tidak, tidak bisa, tidak boleh, disana berbahaya. Samcheon bingung dengan kelakuan Phil itu, apalagi Phil terlihat seperti mencari-cari sesuatu.

"Ponsel. Ponsel. Ponsel." kata Phil.

"Bukankah di sakumu itu?"

Phil menerogoh sakunya dan benar saja ponselnya disana tapi ponselnya mati. Ia lalu meminjam paksa ponsel Samcheon.


Phil akan menelfon tapi ia tidak ingat nomor Soo Jin. Samcheon heran, sedang apa Phil itu, dulu seingatnya Phil sangat pintar, tapi kenapa sekarang begitu?

"Memang ada yang masih menghapal nomor ponsel orang lain?!" Kesal Phil.

"Kan ada pengisi daya di dalam toko!!!"

Phil baru ingat dan langsung berlari ke toko.

"Aigoo, saudari dan iparku sudah menghancurkan anak itu." Gumam Samcheon.


Phil berhasil menyalakan ponselnya tapi ia terlambat. teman-temannya sudah sampai ditandai dengan suara klakson mobil.

"Tidak bisa dipercaya, cepat sekali sampainya. Aish!!"


Semua orang turun dengan wajah sumringah karena melihat pantai. Phil berlari menuju mereka dengan menyebrangi jalur kereta api. Phil menyuruh mereka semua kembali pulang karena disana berbahaya.

"Aku harus parkir di mana?" Tanya Jin Sook.

"Jangan parkir. Kembali saja ke Seoul sana. Cepat."

"Apa-apaan ini? Kami melalui perjalanan panjang, tahu! Parkir mobilnya!"

Jin Sook menyerahkan kunci mobil pada Phil dan langsung berlari ke pantai mengikuti yang lain. Phil kesal dan gugup karena mereka semua tidak mendengarkan.


Sampai di pantai, tentu saja harus foto-foto.


Sementara itu, Soo Jin istirahat di toko Samcheon. Phil menghampirinya, "Dengar baik-baik. Kebakaran. Malam ini akan terjadi kebakaran. Tapi, tidak seorangpun akan terluka. Tapi, seorang pria menyelamatkan Soo Jin. Kemudian mereka berkencan, lalu berhubungan serius."

Soo Jin melihat mereka dari pantai.


Jin Sook tentu saja tidak percaya dengan omongan Phil itu, apalagi ia mencium bau alkohol dari Phil.

"Kebakaran akan terjadi. Kenapa kau tidak ingat?!" Phil putus asa.

Lalu Samcheon datang dan menembakkan pistol air pada Phil, "Kalau begitu kau harus memadamkannya!"

Jin Sook berdiri dan memberi salam pada Samcheon membuat Samcheon senang. Jin Sook hendak menanyakan kenapa Phil terus saja bilang soal kebakaran tapi Samcheon memotongnya, tidak usah pikirkan Phil. Samcheon lalu mengajak Jin Sook ikut dengannya.


Soo Jin dari tadi terus mengawasi mereka dan baru menoleh ke yang lain saat Phil melihatnya. Phil menyadari, tentu saja mereka tidak ingat, karena ini adalah kali pertama untuk mereka.

"Auh, harus bagaimana ini? Aku bisa gila."


Oppa Gereja dkk melihat ke arah Soo Jin. Ia bilang pada temannya kalau disana kelihatan bagus dan mengajak mereka ke sana (ke tempat Soo Jin).

"Teman-teman kita juga di sana." Kata Oppa.

"Si-siapa? Oh, gadis cantik itu, ya?"


Phil mengisi semua bak air, ia akan memastikan kebakarannya tidak terjadi. Dan walaupun terjadi, ia akan memadamkannya.


Soo Jin heran melihat Phil bolak-balik membawa ember penuh air, juga ada beberapa alat pemadam mini.

"Hei, Phil-ah, untuk apa itu?"

"Menanggulangi kebakaran. Tidak, akan terjadi kebakaran. Jadi aku butuh ini."

Jin Sook agak tegang karena daritadi Phil mengatakan ada kebakaran.


Dal Soo: Apa yang akan dia lakukan kalau Soo Jin tidak ada di sini? Kurasa tidak akan begitu.

Dal Soo kembali memainkan gitarnya dan Soo Jin-Jin Sook kembali main-main.


Seok Tae kepanasan, ia asalsaja mengguyurkan air yang Phil kumpulkan dengan susah payah ke tubuhnya. Phil melihatnya, ia super kesal.

"Hei!!! Sialan kau!"


Phil akan memukul Seok Tae tapi Seok Tae kabur jadi mereka saling kejar-kejaran. Soo Jin mengamankan kejadian itu, tapi lebih banyak Phil yang ia ambil gambarnya.


Jung Ae meminta Dal Soo untuk memakaikan sunblock. Goo Gil ikut-ikutan juga walaupun Jung Ae kesal tapi Goo Gil tidak peduli.


Sementara itu, Jin Sook melihat Soo Jin yang sedang memakaikan sunbpck ke wajah Phil.


Phil malah menatap dada Soo Jin saat Soo Jin mengoleskan sunblock.

"Jangan menatap ke situ. Mataku ada di sini!" Kata Soo Jin sambil mengangkat kepala Phil untuk menatap matanya.

"Aku tidak butuh sublock."

"Kau sudah kelihatan seperti habis terpanggang! Sini. Wajahmu butuh lebih banyak krim."

Batin Phil: Kenapa kau harus menikah? Bagaimana denganku bila tanpamu?


Seok Tae mendekati Jin Sook dengan membawakan es krim dan sunblock. Jin Sook cuma mengambil es krimnya karena ia sudah memakai sunblock. Jin Sook lalu menendang Seok Tae karena menghalangi pemandangannya.


Oppa Gereja mendatangi mereka, bertanya apa Phil dan Soo Jin berkencan? Phil langsung berdiri mendekati Oppa. Soo Jin mengikutinya. Oppa Gereja bilang kalau Soo Jin membuatnya merasa cemburu.

"Pergi saja dan bersenang-senang dengan temanmu." Kata Soo Jin.

"Kita kan sudah lama tidak bertemu. Barang kami ada di sana."

Phil langsung menarik Soo Jin ke belakangnya.


"Si bajingan ini sudah gila, ya?" kata Phil pada Oppa Gereja. Lalu Phil meyakinkan SOo Jin bahwa tidak akan terjadi apa pun padanya, jadi Soo Jin kembali duduk saja. "Kau sungguh ingin mati?" Ancam Phil.

"Apa maksudmu itu?"

"Aku menghajarmu di Gereja. Kau tidak ingat?"

Soo Jin kembali maju, meminta Oppa berhenti dan supaya Phil sadar.

Oppa: Pria memang selalu berusaha tampak berani di depan wanita. Tapi, kau akan menyesalinya setelah merasakan pukulanku. Bukan begitu, Soo Jin?

Soo Jin: Ah, itu--

Phil kembali menarik Soo Jin ke belakangnya.


Phil: Hyungdeul (Kakak-kakak). Kurasa dia siap berkelahi. Setelah aku menghajarnya, dia sibuk belajar untuk ujian PNS. Kau babak belur. Kalau kau minta maaf sekarang--


Oppa tidak basa-basi lagi, ia langsung meninju Phil dan Phil pingsan seketika.

Batin Phil: Aish, ini tidak benar. Terlambat. Ini aneh. Aku menang melawan dia hari itu. Apa yang terjadi?


Ini apa ya? Kok agak aneh tiba-tiba adegan beralih, ada seorang Ahjusshi yang mengajari nenek2 dan kakek2 komputer.

Ia mengajari tetang tombol riset, "Tombol ini ditekan saat sistem komputer bermasalah, agar kembali ke kondisi semula. Dengan kata lain, kalau ingin kembali pada kondisi sebelumnya, tekan saja tombol ini."


Soo Jin memukul-mukul Phil agar sadar dan tak berapa lama kemudian Phil terbangun.

"Apakah aku.. kalah saat bertarung dengan si berengsek itu ketika SMA?" Tanya Phil.

"Kau tidak ingat, ya? Kau dihajar habis olehnya." Jawab Seok tae yang dibenarkan oleh yang lain.

Batin Phil: Ah, begitu aku terseret dalam manhole, segala sesuatunya kembali ke semula. Tidak peduli seberapa banyak yang aku ubah, segalanya kembali ke kisah semula.

Jin Sook marah, "Bisa tidak berhenti mengganggunya? Bagaimanapun, Phil selalu berani berinisiatif. Kalian selalu bilang kita teman, tapi itu omong kosong!"

Soo Jin diam-diam meninggalkan mereka.


Soo Jin ternyata mendatangi Oppa Gereja.

"Sampai usiaku yang sekarang, aku dua kali merasa malu saat menyatakan cintaku. Pertama, pada orang yang baru saja kau pukul. Diam-diam aku mengirim foto kepadanya, sebab aku terlalu malu mengatakannya. Wah, tapi saat itu saja aku sudah merasa sangat takut ketahuan." Aku Soo Jin.

Oppa mengerti, satunya lagi pasti dirinya, tidak usah berbelit-belit, tidak menyenangkan.


Soo Jin: Lain waktu... adalah dia lagi. Saat kau menghampiriku, dia menentangmu untukku. Dia selalu seperti itu. Setiap kali sesuatu terjadi padaku, dia yang bertanggungjawab. Lalu, dia akan berkata begini "Soo Jin-ah, tidak akan terjadi apa-apa padamu. Jangan khawatir". Dan begitulah, aku menyatakan cintaku di dalam hati. Tapi aku terlalu malu.. mengatakannya keras-keras.

Oppa: Kau berani mengatakan langsung padaku. Lalu kenapa?

Soo Jin: Ketika kau sungguh-sungguh menyukai seseorang, kau tak akan bisa mengatakannya langsung. Bila dia tahu aku sangat menyukainya, aku takut perasaannya padaku akan menghilang, lalu dia pergi dariku. Pasti itu sebabnya, aku tidak mengatakan pada dia. Aku sudah dengar. Kau mencari tahu aku melanjutkan ke mana, juga jurusanku, karena kau ingin berkencan lagi denganku. Hei, kau juga ke sini karena mengikutiku bukan? Tidak? Mimpi saja. Tidak mungkin aku mengencani orang sepertimu lagi. Dan jangan pernah berani menyentuhnya lagi. Mengerti?


Tanpa Soo Jin tahu, ternyata ada Jin Sook yang menguping semuanya. Oppa Gereja menyerah pada Soo Jin dan mengajak teman-temannya ke tempat lain.


Soo Jin menghampiri Phil, awalnya ia bertanya, apa Phil baik-baik saja. Lalu ia marah, "Berhentilah dipukuli. Kau sempat jadi atlet. Kenapa diam saja dipukuli?"

Gumam Phil setelah Soo Jin pergi, "Sampai kemarin, aku masih jadi preman yang keren. Kemarin  aku pintar sekali berkelahi."


Oppadeul dan Seok tae nekad, mereka akan tunjukkan bahwa mereka keluarga Phil seperti yang Jin Sook katakan.

"Berhentilah menggila dan ayo bermain. Kita ke sini liburan, bukan untuk berkelahi. Auh, dasar bodoh." Kata Jin Sook lalu pergi.

Seok Tae setuju dengan Jin Sook, ia membuang kayunya dan mengikuti Jin Sook. Dal Soo juga melakukan hal yang sama.


Para cowok main bola di pantai dan cewek-cewek melihatnya saja.

Soo Jin: Hei! Lihatlah Phil. Dia sama dengan pria yang pingsan 30 menit lalu?

Soo Jin: Benar. Aku tidak tahu siapa yang akan dinikahinya, tapi siapapun itu, dia tidak akan pernah bosan. Sebab dia akan menggila setiap hari.

Jung Ae: Hei, kalian sangat kekanakan. Kita harus menikahi lelaki pintar, bukannya pria lucu. Pikirkan anak-anak kalian.

Jin Sook: Hanya berlaku untukmu.

Jung Ae: Ya, benar.


Gadis yang tadi mendatangi Phil lagi, "Oppa-ya? Kau kelihatannya sudah baikan. Kau hidup lagi."

Gadis itu juga memberi salam pada yang lain, ia mengau sebagai teman Phil. Soo Jin dan Jin Sook tampak tidak suka dengan gadis itu, apalagi saat gadis itu menarik Phil untuk mengikutinya.  


Ayah dan Ibi Phil juga sedang menikmati suasana diluar, mereka membuat beranda mereka bak pantai.

"Good Soon. Sudah lama kita tidak berbaring begini." kata ayah.

"Itu dari "Heavenly Homecoming to Stars". Kita menontonnya bersama saat masih berpacaran. Saat itu kita sangat bersemangat."

"Aku... masih sangat bersemangat."

"Auh, auh, aku bisa kena serangan jantung."

Ibu bertanya, apa Phil tidak menelfon. Ayah yakin paman Phil akan mengurus dia dengan baik. Pamannya itu kan sangat menyayangi Phil sejak dia kecil.


Ibu: Pantai, matahari, dan pasir putih. Menyenangkan sekali. Aku harap Phil kita akan segera menyadari betapa menyenangkannya masa muda.

Ayah: Masa muda tidak akan terulang. Tapi, lihat anak itu. Dia tidak pernah berkencan dengan siapa pun.

Ibu: Kalau dia seperti ayahnya, kau, jelas dia akan sangat bersemangat, tahu.


Hari pembukaan pertama Bongbong Pub. Pemilik (baju merah) menyebarkan brosur pada setiap orang yang lewat dibatu satu temannya.

"Wah, kau punya banyak koneksi. Kau berteman dengan semua orang ini, ya?"

"Semuanya palsu. Tidak usah dipandangi, nanti orang curiga."


Ayah Seok Tae sedang mengantar paket dan ia berhenti tepat di depan Bongbong Pub, ia nampaknya jatuh cinta pada pandangan pertama.

*OST DOTS dimainkan.. (Yoon Mi Rae-Always) (Geudaereul barabol ttaemyeon~~~ I Love You ~ deutgo ittnayo~ Only You~~)


Gadis tadi dikerumuni para cowok dan membuat para cewek iri melihatnya. Gadis itu menceritakan soal cintanya, ia jatuh cinta pada pandangan pertama bahkan tanpa menyadarinya, padahal dia bukan tipenya.

"Ah, perasaanku (Feel) benar. Itu."

"Feel (perasaan), seperti Phil."


Gadis itu sambil melirik Phil, "Kemarin kami minum bersama, sangat menyenangkan. Tapi dia sangat mudah mabuk."

semua, "Sungguh?"

Dan mereka semua tahu kalau dia yang dimaksud gadis itu adalah Phil, mereka menduga Phil pura-pura mabuk.

Gadis itu bertanya, Phil tidak punya kekasih, 'kan?

Dal Soo: Dan, apa yang dia katakan?

Goo Gil: Kau... Oh... Kau... Soo...

Phil: Aey, aey, hei! Kita hentikan ini. Tidak adakah hal lain yang menarik?


Jin Sook pada Soo Jin, "Hei!Sedotanmu jangan disiksa begitu."

Soo Jin pun melepaskan gigitannya pada sedotan. Jin Sook berkomentar, selera Phil soal wanita tidaklah buruk. Mereka tampak serasi.

"Ya. Cocok sekali." jawab Soo Jin dan kembali menggigit sedotannya.

Jin Sook langsung memukulnya kesal, "Aigoo, berhentilah mengunyah sedotanmu begitu."

Jung Ae bersiap, ia akan langsung membunuh gadis itu jika sampai berani menggoda Dal Soo Oppa.


Phil pamitan pada Soo Jin, "Hei, aku harus pergi ke suatu tempat. Bersenang-senanglah."

Soo Jin pura-pura baik-baik saja, "Tentu saja."


Jin Sook bertanya kemana tujuan Phil. Phil bilang akan kesana sambil menunjuk satu tempat. Jin Sook tanya lagi, mau apa Phil disana?

"Ya, kau tahu, di sana.. pelampungnya.. Aku... aku harus mengambil pelampungnya."

"Kenapa kau gagap begitu?"

"A--aku? Kapan?"

"Sekarang."

"Aku kembali nanti. Ish.."


Phil ternyata mengambil pelampung ke penginapan, semua ban itu milik pamannya yang tidak dikembalikan penyewa. Ia kesal sebetulnya, tapi tidak punya lilihan.

Gadis itu menahannya, "Oppa-ya, maaf. Ada beberapa juga di kamarku. Kita ambil bersama?"

"A-aku, teman-temanku datang dari Seoul. Nanti saja."

"Kau kan sudah di sini. Kenapa pergi begitu saja? Ah, Oppa. Jangan membuatku merasa bersalah. Ayo ke sana."

"Tidak."

Gadis itu kesal, ia membanting pelampung lalu naik ke atas. Biar ia ambil sendiri.


Phil merasa bersalah jadi ia ikut naik ke atas, tapi gadis itu malah bergelayut di lengannya.

Batin Phil: Kami... apa terjadi sesuatu antara kami? Atau tidak? Aku tak ingat. Aku punya firasat buruk.


Phil masuk ke sana dan ia shook karena pakaian dalam berserakan dimana-mana. Gadis itu malu dan memberekan semuanya. Phil bilang tidak apa-apa, ia akan langsung pergi setelah mengambil pelampung tapi gadis itu menahannya.

"Aku akan sendirian di sini malam ini, aku takut. Ruangan lain digunakan para pria."

"Ma-masalahnya, temanku menunggu. Aku pergi."

"Jangan pergi. Aku takut. Kumohon. Jangan pergi. Kau tidak akan pergi, 'kan?"


Phil ingat sesuatu sekarang. Waktu itu Jin Sook dan Soo Jin memergokinya di kamar itu, "Dasar sampah kau."


Phil ingat sesuatu sekarang. Waktu itu Jin Sook dan Soo Jin memergokinya di kamar itu, "Dasar sampah kau."

Phil tidak mau itu terjadi. Ia refleks melepaskan pelampunya dan membuat gadis itu terpental.

"Tidak! Tidak! Ini jebakan. Itu benar, buruk sekali. Setelah insiden itu, mereka memperlakukan aku seperti orang cabul."

Sibuk berpikir, Phil tidak menyadari kalau gadis itu menangis kesakitan. Phil akan keluar tapi gadis itu sengaja mengangis lebih kencang sambil memegangi bokongnya.

Phil merasa bersalah, ia pun menghampiri gadis itu dan memeriksa. Niatnya murni cuma mau menolong, cuma gadis itu saja yang nakal.


Tepat saat itu, Soo Jin dan Jin Sook masuk mereka shook melihat Phil dan gadis itu dalam posisi demikian.

"Bagus sekali, Bong Phil." kata Jin Sook sambil bertepuk tangan.
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search