-->

Sinopsis My Secret Romance Episode 11 Part 2

- Mei 24, 2017
>
Sinopsis My Secret Romance Episode 11 Part 2

Sumber Gambar : OCN


Nyonya Jo kelihatan guguk untuk acara talkshow perdananya. Si Artis saingannya menghampiri.

"Mi Hee, kau datang?"

"Iya."

"Hei, kudengar kau dapatkan tayangan ini untukku. Terima kasih."

"Kudengar kau memohon pada Lee PD dan bilang kau tengah kesulitan. Aku terpikir untuk membantumu. Mi Hee, kita kerja dengan baik ya."

"Iya."

Nyonya Jo sebenarnya gengsi tapi berhubung Yoo Mi sudah tidak kerja ia pun terpaksa.


Artis itu bercerita kisah lucunya saat syuting dan membuat semua hadirin tertawa.


Saatnya Nyonya Jo ditanya, mereka mendengar Nyonya Jo sangat ingin tampil di acara mereka, apakah ada alasan khusus?

"Di usia yang hampir senja, saya memiliki anak. Jadi saya harus cari nafkah untuk menghidupinya."

"Wow, berapa umurnya?"

"3 tahun."

"Mengesankan sekali. Kalau usianya 3 tahun mestinya dia jadi cucumu."

"Sebetulnya saya punya cerita lucu mengenai yang barusan Anda katakan. Anda tahu Daebok Group? Perusahaan celana dalam. Omo, haruskah ini saya ceritakan di TV?"

"Kalau tidak sopan, nanti akan diedit."

"Putri saya pacaran dengan anak Ketua."

"Kalau Daebok Group, yang Anda maksud pria itu bukan? Belum lama ini, pria yang terlibat skandal dengan seorang anaunseo... Si C?"

"Omo, Anda kenal dia? Dia Cha Jin Wook."


Sek. Jang mendapati Jin Wook memegangi kepalanya, Jin Wook memastikan dirinya baik-baik saja.

"Direktur, kalau Anda terus begini, kali ini aku sungguh akan mengundurkan diri."

Jin Wook hanya tersenyum dan lanjut jalan lagi.

"Kalau dia pacaran lagi mungkin akan mati." Gumam Sek. Jang.


Hye Ri menghubungi Jin Wook tapi tidak diangkat karena Jin Wook sedang sibuk bekerja.


Hye Ri pun memutuskan untuk masuk saja, ia mambawa makanan kesana. Jin Wook sepertinya tidak suka Hye Ri ada di sana.

"Belakangan ini kudengar Oppa tak makan. Makanlah sembari kerja."

"Tinggalkan di sana."

"Aku memasaknya untuk Oppa. Aku tak membelinya. Kalau Oppa pingsan, Ayahmu akan khawatir begitu juga aku."


Jin Wook menegaskan sekali lagi tapi belum selesai ia bicara, Hye Ri sudah memotongnya.

"Aku tahu. Makan ini bukan berarti Oppa menerima perasaanku. Aku tahu... jadi makanlah. Aku hanya khawatir pada Oppa."


Hye Ri mengingat bagaimana ia jatuh cinta pada pandangan pertama sama Jin Wook.


Saat itu ayahnya mengajak mereka makan bersama. Jin Wook juga perhatian sama Hye Ri waktu itu.


Hye Ri menemani Jin Wook makan.

"Gimana?"

"Boleh terus terang?"

"Iya."

"Kurasa kau butuh banyak latihan."

"Apa? Menyebalkan sekali. Jangan dimakan."

Ternyata Jin Wook cuma bercanda dan ia lanjut makan.


Hye Ri mengaku, sejak mereka bertemu hingga sekarang, ia selalu menganggap Jin Wook seorang lelaki dewasa.

"Begitu dewasa, kau akan tahu. Ada banyak pria di luar sana yang 100 kali lebih hebat dariku."

"Aku... aku sangat berharap kata-katamu benar."


Pulang dari kantor Jin Wook, Hye Ri minum-minum dan ia menelfon Hyun Tae untuk menemaninya. Hyun Tae heran melihat Hye Ri makan kulit babi, ia rasa Hye Ri bukan tipe orang yang suka kulit babi.

"Hei, memangnya kulit babi kenapa? Enak kok... Kalau kau tempelin di mukamu, bagus untuk kulit. Ini makanan untuk jiwaku. Hei, aku sangat ingin minum soju... Tapi aku tak punya siapa-siapa yang bisa kutelpon, makanya aku menelponmu. Tidak apa, kan?"

"Kau ditolak ya?"

"Aku? Aku? ..... Iya. Kurasa aku sudah ratusan kali ditolak Cha Jin Wook. Tapi... Hari ini terakhir kalinya. Sudah berakhir. The end."


Hye Ri lalu menuangkan Hyun Tae minuman. Ia bercerita akan mengambil cuti untuk liburan sendirian. Hyun Tae bertanya, mau kemana Hye Ri?

"Kemana? Kemana.... aku ingin sekali... ke tempat yang bertabur pria tampan. Aku mau mencoba mengalahkan cowok. Kenapa kau melihatku seperti itu? Jagga-nim (penulis), jujur saja dalam perbincangan kita. Aku yakin sebelumnya Jagganim pernah melakukannya. Di tempat yang asing yang banyak orang tak dikenal... Kau pernah... sama wanita tak kaukenal... pernah... Pernah, kan?"

"No comment."

"Daebak. Aku benar. Benar. Kau pasti pernah melakukannya. Cuman aku yang belum pernah. Wah, selama bertahun-tahun hidupku garing bin membosankan. Kau tahu apa? Aku mau jadi jiwa yang bebas. Aku mau jadi pemberontak. Akan kulakukan apapun yang kumau."


Hye Ri berpose seksi, ia bertanya pendapat Hyun tae mengani dirinya dan tiba-tiba mengajak Hyun tae ke Hong Kong dengannya.

"Apa?"

"Eih, kenapa kau segitu kagetnya? Aku hanya ingin ke Hong Kong. Untuk makan dim sum."

"Eih, kalau liburan sendirian kau akan dapat banyak masalah."

"Apa? Kenapa?"

"Nih, Minum saja."

"Hei, aku suka soju. Terima kasih."


Yoo Mi makan bersama rekan-rekannya. Mereka menanyakan apa Yoo Mi punya pacar. Yoo Mi awalnya terkejut lalu bilang tidak punya. Tapi mereka tidak percaya.

"Sepertinya dia baru kencan dengan seseorang. Sekarang saat yang paling tepat untu pacaran."

"Bukan begitu..."


Yoo Mi terhenti saat mendengar suara di TV yang menyebut Jin Wook. Ternyata acara ibunya ditayangkan.

"Ayahnya mengira putraku adalah cucunya dan membuat keributan. Dia ingin memastikan apa keduanya punya hubungan darah, sampai dia mencoba mencabut rambut anakku. Pak Tua keras kepala itu tak tahu apa yang dibicarakannya. Kupikir dia meremehkan rahimku!" Cerita Nyonya Jo.

"Jadi putri Anda apa masih pacaran..."

"Tidak, mereka putus. Putriku dipecat dari perusahaan itu. Dan sekarang dia kerja di kantin sebuah universitas. Yoo Mi!"

Rekan kerja Yoo Mi menyadari bahwa Yoo Mi yang disebut Nyonya Jo adalah Yoo Mi ahli gizi mereka.


Sek. Jang mendatangi Jin Wook saat tengah rapat dan Jin Wook langsung meninggalkan rapat.



Yoo Mi digunjingkan di kantin oleh para mahasiswa. Kemanapun ia pergi, ia tetap mendengar mereka menggunjingnya.

"Kudengar Joo Hye Ri menangis di acaranya karena wanita itu."
"Ibunya bintang film erotis? Aku kasihan padanya."

Yoo Mi menangis, dadanya sesak karenanya.


Jin WOok yang menonton acara Nyonya Jo juga kesal dibuatnya, ia tahu Yoo Mi pasti stress banget karenanya.


Ketua Cha menelfonnya tapi Sek. Jang melarangnya untuk mengangkat.

"Pergilah."

"Sekretaris Jang."

"Aku bicara dengan Anda sebagai Jang Woo Jin, temanmu selama 10 tahun. Susul dia. Kau mau membiarkannya pergi?"


Sek. Jang memberinya nasehat, "Orang selalu mencemooh jas apapun yang kupakai. Katanya norak lah, tak enak dipandang lah, aneh lah, dan itu membuatku gila. Aku tahu. Aku tahu semuanya, tapi aku pura-pura tak tahu, bersikap tenang. Kucuekin saja. Kenapa? Karena aku suka gaya pakaianku. Karena aku mau mengenakannya. Karena... ini membuatku bahagia.

Cha Jin Wook. Yang kumaksud, kaumengerti, kan?"

"Sombong amat. Jangan lupa kalau aku bosmu."

"Aku akan kembali."

"Kau bisa melakukannya, Jin Wook."


Jin Wook mendatangi tempat kerja Yoo Mi tapi ternyata Yoo Mi pergi entah kemana dan staf dapur tak bisa menghubunginya.


Jin Wook keluar, mencoba menghubungi Yoo Mi tapi ponselnya tidak aktif.


Jin Wook lalu ke kafe Hyun Tae dan ia disambut pukulan oleh Hyun Tae.

"Hei, keparat." Umpat Hyun tae.


"Lee Yoo Mi di mana? Lee Yoo Mi kemana?" Kesal Jin Wook, lalu menepis tangan Hyun Tae kesal.

***

E P I L O G :

 
"Hanya Satu Kenangan" - Won Tae Yeon]
 
Ingin kuingat, hanya satu nama. Aku yakin akan merasakan sakit yang teramat perih.
 
Walau sakit itu membuatku gila. Hingga saat itu... Aku ingin mengingatnya, hanya satu nama.

 
Hanya satu... Hanya satu nama itu... yang ingin kuingat. Meski kutakkan pernah bisa melihatmu lagi... Kenangan kita... akan tersimpan sebagai kerinduan yang tak kan pernah pergi... yang 'kan mengakar di sanubari kita...

 
Ketika hujan, dan ketika angin berhembus... hanya ada satu nama... yang kuingat.

 
"Tiga Serpihan Kebenaran" - Won Tae Yeon

Kutahu sekarang kau pergi. Namun tinggalkan serpihan hatimu untukku. Serpihan itu, yang kamu sayangi...

 
Daripada janji ku'kan kembali, tolong... ambil serpihan hatiku. Selamanya... serpihan yang ingin tuk selalu diingat. Cinta yang telah lama kunanti. Yang 'kan jadi satu-satunya cintaku. Seumur hidupku.

Serpihan kenangan itu selamanya akan kusimpan, seumur hidupku. Ini bukan cinta tanpa makna, kalau kamu terus melanjutkan hidupmu... Dan kalau aku lupa... Kan kukirim seuntai senyum tanpa air mata.



Tapi... tapi... Ku kan berderai air mata... Untuk diriku sendiri, karena aku tulus mencintaimu.... Untukmu, yang menyemai cinta dalam diriku. Aku berterima kasih padamu...
>

4 komentar

avatar

Episode 12 please..walaupun hanya spoiler nya..please😒

avatar

Ditunggu ep 12 nya mba...fighting...

avatar

Lanjut episode dong ... Say.... Hihi smgt yaa 😊😊😊

avatar

Lanjut episode dong ... Say.... Hihi smgt yaa 😊😊😊


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search