Sinopsis Man To Man Episode 10 Part 2
Sumber Gambar : JTBC
Sebelum tidur, Do Ha dan Song Yi berbincang. Song Yi menyinggung soal Tuan Cha yang bulang akan kembali bekerja di restoran, Ia merasa kali ini Tuan Cha sudah berubah. Do Ha berharap itu terjadi.
"Tapi, apa Kim Guard yang membantu situasi ayahmu?" Tanya Song Yi.
"Sedikit."
"Sepertinya banyak yang kaurahasiakan dariku belakangan ini. Kau pacaran lagi dengannya?"
"Sudah kubilang, ini karena pekerjaan."
"Waspadalah sama orang seperti itu. Dia bersikap baik lagi sama kau, 'kan? Sekarang kau berubah pikiran lagi. Pria yang memanfaatkan perasaan wanita itu sama saja."
Do ha memandangi titik di ponselnya, ia menjawab Song Yi, "Maka aku juga akan membalas memanfaatkan perasaan dia, karena dia hanyalah sebuah titik di peta. Aku akan menyiksanya."
Seol Woo melepas ikatan buku yang dipeolehnya dari Galery Robert Yoon, ia lalu mencelupkan halaman demi halaman buku itu dengan cairan khusus. Tapi kemudian ia berhenti untuk melihat ponselnya karena ada pesan.
Seol Woo kemudian sudah ada di rumah Un Gwang, jadi tadi pesan dari Un Gwang tho. Un Gwang khawatir soal uang 5 juta dolarnya, mengingat Anggota Kongres Baek yang masuk TV terus seharian dan menuntut direktur BIN mengundurkan diri.
"Pasti akan segera diganti uangmu." Seol Woo meyakinkan.
"Baiklah. Harus itu. Tapi soal uang, kau tidak pernah tahu sampai telah didepositkan. Tidak bisakah aku menjual ukiran kayu ini?"
"Itu aset budaya, jadi tidak mungkin menjualnya secara legal."
"Aku bisa menjualnya di Black Auction."
"Kau harus menunggu setahun."
"Begitu, ya... Berarti aku harus memercayaimu dan menunggu. Brother, jangan sakit. Jangan terluka. Selalu jaga dirimu."
"Baik."
"Ya. Besok, aku mulai syuting, jadi ayo kita pakai masker bersama."
"Tak perlu."
"Kau tak boleh begitu sama orang yang meminjamimu uang. Go, go."
Mereka memakai masker bersama sambil berbaring di ranjang Un Gwang, mana Un Gwang pake memegang tangan Seol Woo pula. Seol Woo terpaksa diam saja, ia selalu meyakinkan bahwa uang 5 juta dolar Un Gwang pasti akan dikembalikan.
"Tak ada masalah dengan Do Ha, 'kan?"
"Ya."
"Pastikan tepati janjimu itu."
"Ya."
"Nyamannya."
Seung Jae mengakui, karena Mi Eun bekerja sama dengannya semuanya menjadi lancar. Mi Eun juga senang bisa membatu suaminya.
"Kerjaan Anggota Kongres Baek tidak ada yang berhasil." Cerita Seung Jae.
"Dia itu kolot. Begitulah cara dia berpikir dan bertindak."
"Tapi dia dari BIN, jadi dia ada gunanya juga. Dia seorang veteran disana."
"Daripada Anggota Kongres Baek yang sudah tua dan serakah, sebaiknya Ketua Tim Jang yang masih gagah saja kaujadikan mitra."
"Dia tidak mau bekerja sama denganku."
"Kau bisa mengubahnya dan membuat dia memihakmu. Berikan dia kekuasaan untuk melindungi kehormatannya."
"Dia menolak posisi direktur BIN."
"Bukan itu maksudku. Maksudku kehormatan yang dia inginkan."
"Apa itu?"
"Berikan dia kekuasaan untuk mengalahkan Anggota Kongres Baek dan Infanteri Baek. Maka, otomatis dia akan mendatangimu."
Sang Sik menyerah membangunkan Un Gwang, ia keluar menemui Do Ha. Ia bertanya, apa Un Gwang diet lagi? Berarti tidak ada sarapan pagi?
"Kim Guard-nim yang membelikannya." Jawab Do ha sambil melihat ponselnya.
"Kim Guard? Tapi dia harus beli Jongro Coffee dari Jongro. Dia tidak boleh ke tempat lain."
"Dia membelikan Jongro Coffee dari Jongro. Dia tadi sudah berangkat."
"Tapi, kenapa dia menjalankan tugas minum kopi?"
"Kerjaan dia sebagai pengawal cuma sedikit hari ini. Jadi kita harus memanfaatkan dia."
Pria dari BIN datang ke rumah Un Gwang, ia menunjukkan kartu namanya, Choi Jae Hyuk. Do Ha menanyakan apa maksud kedatangan Pak Choi. Pak Choi lalu menunjukkan foto Seol Woo, ia ingin mengonfirmasi apa benar dia adalah pengawal Un Gwang. Do Ha membenarkan hal itu.
"Kalian menghadiri Forum Investasi Asia, bukan?" Tanya Pak Choi lagi dan Un Gwang menagguk.
"Apa pengawal Anda ikut?"
"Dia pengawalku, jadi tentu saja..." Jawab Un Gwang yang langsung disahut Do Ha, "Mungkinkah dia... teroris yang dicari oleh BIN?" Do Ha mengatakannya dengan agak keras berharap Un Gwang bangun sepenuhnya dan menyadari situasi ini.
Do Ha melirik kartu nama Pak Choi dan Un Gwang baru sadar betul siapa Pak Choi.
Pak Choi menjelaskan bahwa pihaknya sedang menyelidikinya sekarang, jadi soal pengawal...
"Dia memang pengawalku, jadi wajar saja, dia lagi cuti hari ini." Jawab Un Gwang.
Saat Un Gwang bercakap dengan Pak Choi, Do Ha mengecek ponsel untuk memantau dimana Seol Woo saat ini. Tapi kemudian Pak Choi mengajukan pertanyaan, kenapa Do Ha hari itu naik ke lantai 33, semuanya terekam kamera dan kenapa Do Ha pergi ke Kamar 3313?
"Omo. Kenapa kalian ini? Kenapa kalian ingin tahu seorang wanita pergi ke kamar hotel? Kenapa kalian itu? Apa kalian mencoba membuat kami menjalin hubungan bersama? Dan membuat skandal selebriti untuk menutupi serangan teroris?"
"Tidak, bukan begitu." Elak Tuan CHoi lalu Un Gwang melebih-lebihkannya dan Do Ha menggunakan kesempatan itu untuk mengirim pesan pada Seol Woo.
Seol Woo sudah berada di depan gerbang saat menerima SMS Do Ha.
"BIN ada di rumah Oppa. Jangan datang kesini."
Un GWang bicara bertiga dengan Seol Woo dan Do Ha di kantor. Do Ha memuji Un Gwang tadi yang berakting sangat baik. Seol Woo menjelaskan kalau mereka diikuti sepanjang waktu saat datang kesini.
"Apa? Bukannya agen BIN punya kerjaan lain? Kenapa mereka mengikuti kita? Mereka saja tidak ada, waktu Do Ha diculik." Kesal Un Gwang.
Di luar tim Un Gwang mendengar pembicaraan mereka dan mereka fokus pada Un Gwang yang teriak-teriak pada Seol Woo.
"Pasti ada kejadian pagi ini. Ini rahasia yang bahkan tidak diketahui oleh BIN. Kim Guard itu berada di hotel selama forum investasi." Kata Sang Sik.
"Kita semua pulang hari itu. Hanya Sekretaris Cha yang pergi ke forum."
"Kemudian dia menemuinya di kamar hotel. Mereka itu pacaran. Tapi kamar hotel... Aku tidak menyangka mereka sudah sejauh itu."
Ini si Sang Sik, kenapa senang sekali menyebar gosip ya... Hahaha. Katanya karena itu, Un Gwang memarahi Do Ha dan Seol Woo.
Un Gwang bertanya, apa semuanya baik-baik saja, terus terang, ia khawatir. Do Ha menambahkan, tidak akan ada masalah dengan Un Gwang 'kan saat uangnya nanti dikembalikan?
"Direktur BIN pulang ke Korea dua hari lagi. Aku akan segera mengurusnya." Jawab Seol Woo.
Tae Ho mewakili Direktur BIN bertemu dengan Anggota Kongres Baek dan petinggi lainnya. Mereka membahas soal ledakan itu dan Ki Chul.
"Mereka bilang, pria di foto yang terlibat dalam serangan teroris adalah mantan agen Ghost BIN. Benarkah begitu?" tanya orang yang duduk disamping Anggota Kongres Baek.
"Ya, dia mantan agen BIN, tapi tidak ada yang namanya agen Ghost."
Lalu Anggota Kongres Baek menunjukkan foto Seol Woo yang terekam kamera CCTV, meskipun wajah Seol Woo terlindung oleh topi dan masker yang dipakainya.
"Dia tersangka serangan teror bom mobil. Dia juga agen Ghost, bukan?" Pancing Anggota Kongres Baek.
"Tidak ada yang namanya agen Ghost."
"Dengar! Aku ini mantan agen BIN. Beri kami jawaban yang jelas. Dia agen Ghost yang diberikan misi rahasia oleh direktur BIN, bukan? Juga... mana daftar agen-agen yang menyamar?"
"Apa mantan agen BIN benar-benar ingin identitas agen rahasia terungkap?"
"Kami punya bukti agen BIN terlibat dalam serangan teroris! Majelis Nasional berwenang meminta daftar agen yang menyamar. Serahkan sekaligus."
Tae Ho langsung menemui Seol Woo, menjelaskan kalau Anggota Kongres Baek memanfaatkan setiap otoritas Majelis Nasional untuk menekan kita. Direkturlah targetnya, karena itu, dana kegiatan khusus tidak dapat diakses untuk sementara waktu. Seol Woo terkejut, Berarti 5 juta dolar itu...
"Uang itu hal lain, tapi dia menekan kita menyediakan daftar agen yang menyamar. Jika fotomu terungkap, semua jaringan kejahatan yang sudah kaukalahkan akan memburu dan membunuhmu."
"Aku tidak peduli soal itu. Tapi 5 juta dolar itu harus..."
"Uang tidak penting sekarang. Jaksa Lee Dong Hyung itu sedang diselidiki atas tindak pengintaian. Jika mereka tahu kau itu agen Ghost mereka juga akan menjebakmu atas tindak pengintaian."
"Jadi 5 juta dolar itu..."
"Maka keadaan menjadi sulit. Pertahankan identitas palsumu dan jangan ketahuan."
"Apa maksudmu kau tidak bisa mendapatkan 5 juta dolar, hingga aku harus hidup tenang sebagai pengawal Un Gwang?"
Tae Ho mengeluarkan amplop gede, kata Tae Ho informasi itulah yang Anggota Kongres Baek miliki tentang Kim Seol Woo. "Bertindaklah sesuai berkas-berkas ini. Kau hadapilah ini, sambil mengawal selebriti. Saat direktur kembali, aku akan menghubungimu."
"Apa kau tahu betapa sulitnya..." Seol Woo berbalik tapi Tae Ho sudah meninggalkan tempatnya, ia hanya bisa meratapi 5 juta dolar itu.
Seol Woo langsung menyampaikan kabar buruk itu pada Un Gwang dan Do Ha. Seol Woo beralasan ada sebuah perkembangan besar pada waktu itu. Semua itu demi keamanan nasional...
"Itulah yang dikatakan semua orang saat mereka kabur dengan uangmu. Pasti ada alasannya." Sela Do Ha.
"Apa benar kau itu agen BIN? Sekarang, aku mulai sangat curiga terhadapmu." selidik un Gwang.
Seol Woo mengepalkan tangannya, ia pasti akan mendapatkannya.
Un Gwang mengerti, ia mempersilahkan Seol Woo pergi jika punya misi. Jika Seol Woo ingin mengembalikan uangnya, Un Gwang akan membiarkannya pergi.
Do Ha mengeluarkan ponselnya, "Pelacak GPS ini sepertinya berfungsi di seluruh dunia. Aku akan selalu mengawasimu."
"Tidak, bukan itu." Jawab Seol Woo hendak menjelaskan tapi keburu dipotong Un Gwang.
"Bahkan jika kau memalsukan kematianmu sendiri dalam bom ledakan seperti orang yang waktu itu, itu takkan mempan pada kami."
"Kau tahu kami sudah tahu rencana seperti itu, 'kan? Jadi kau sebaiknya kembali hidup-hidup." Imbuh Do Ha.
Un Gwang memberi Seol Woo semangat, "Kim Guard, fighting! Go, go!"
"Aku tidak akan pergi. Tugasku saat ini menjaga identitasku sebagai pengawalmu." Aku Seol Woo.
"Terus 5 juta dolarku?"
"Jika kau mempertahankanku sebagai jaminan, uangmu tetap akan kuganti."
"Begini. Bukannya kau ada misi lain atau apapun itu?" Tanya Do Ha.
"Aku akan tetap bersama denganmu dan melindungimu 24 jam sehari. Aku janji."
Do Ha dan Un Gwang hanya bisa saling pandang mendengar pengakuan Seol Woo itu.
Seung Jae kembali memberikan penawaran untuk Tae Ho, ia meminta Tae Ho bergabung dengannya dan ia akan menyerahkan Anggota Kongres Baek beserta Infanteri Baek.
Tae Ho menyetujui hal itu tapi sebagai gantinya, ia harus bekerja dengan Songsan karena Seung Jae dan Anggota Kongres Baek bukanlah orang yang ingin ia hadapi.
"Begitukah? Berarti kau tidak akan mendapatkan Songsan atau Infanteri Baek."
"Aku tidak berkompromi tentang metodeku untuk mencapai tujuanku."
"Pikirkanlah. Jika kau bekerja denganku, kau bisa mengendalikan BIN sesuai keinginanmu. Semuanya yang telah terjadi ini, itu semua karena perintahku. Direktur BIN akan dipecat. Tawaranku mungkin merupakan kesempatan terakhir menyelamatkan kehormatan BIN. Aku yakin BIN membutuhkan orang seperti kau, dan begitu juga aku. Jadi pertimbangkanlah lagi."
Un Gwang memulai syuting film-nya, ceritanya mengenai pacarnya yang coba diculik oleh pria berjas hitam. Eun Soo kelihatan sangat takut. Un Gwang menenangkannya, tapi diantara mereka itu siapa bos-nya.
Munsullah Nam Gong Min dari belakang, ia adalah bosnya dengan wajah villian-nya, Gong Min berhasil memerankan perannya dengan baik.
Sutradara meneriakkan "CUT!". Un Gwang memuji Gong Min yang pandai mengekspresikan emosi melalui matamu. Gong Min merendah, ia hanya berakting dari saran Un Gwang.
"Kau juga pintar memilih panutan."
Gong Min beralih pada Eun Soo, yang katanya sudah meningkay pesat aktingnya, ujung-ujungnya ia mengajak Eun Soo makan bersama. Tapi Eun Soo menolaknya, ada urusan alasannya. Sebelum pergi, Un Woo berbisik pada Un Gwang agar hati-hati dengan Gong Min.
Gong Min mendekati tempat istirahat Un Gwang dan disana ia bertemu Seol Woo. Ia bertanya, apa Seol Woo aktor baru agensi Un Gwang?
"Aku seorang pengawal." Jawab Seol Woo.
"Serius? Hei, kau keren sekali." Dan Gong Min mulai menyentuh pakaian Seol Woo, ia suka dasi dan jas Seol Woo. Ia bahkan menanyakan berpa gaji Seol Woo sampai bisa membeli semua pakaian itu.
Un Gwang yang baru datang menyahut kalau gaji Seol Woo 5 juta dolar.
"Dari mana kau belajar menyaring kata-katamu? Dengan mulut seperti itu, kau harus butuh pengawal sebelum kuhajar kau sampai babak belur." Tegur Un Gwang.
"Lagipula kau itu dulu aktor pengganti. Aku memanggilmu Sunbaenim saja, karena kau berhasil mencapai Hollywood." Gumam Gong Min.
"Apa kau bilang, bocah?"
"Apa? Kau dengar itu? Aku bilang aku akan menunjukkan rasa hormat kepadamu." Jawab Gong Min lalu pergi.
Un Gwang menyadari Gong Min memang orang gila persis dengan apa yang dikatakan orang-orang. Tapi Un Gwang heran, kenapa Seol Woo menahannya, seharusnya kan langsung ambil tindakan terhadap dia.
"Aku tidak bisa melakukannya terhadap aktor yang ada di film kita. Aku sedang memikirkan apa yang harus dilakukan padanya setelah selesai syuting."
"Oh, ya? Sudah kuduga, Brother. Kau pengawal siapa? Kau keren sekali."
Anggota Kongres Baek menjelaskan, ia sudah menekan direktur BIN dan orang-orangnya jadi mereka akan berhati-hati bertindak. Ia juga menyuruh orang-orang Infanteri Baek di luar negeri melacak ukiran kayu, dan katanya ukiran kayu ketiga ada di sebuah kamp pemberontak Myanmar.
"Tidak ada disana. Tunggu saja. Sebentar lagi kita akan mendapatkannya." Jawab Seung Jae santai.
Anggota Kongres Baek memantau perkembangan kasusu Dong Hyun. Pak Choi menjelaskan, BIN sedang menginterogasinya. Anggota Kongres Baek mengatakan rencananya, ia akan menekannya dan direktur BIN, jadi jangan sampai ada kesalahan.
"Ya." Jawab Pak Choi patuh.
"Juga, kurasa Presedir Mo sedang merencanakan sesuatu terkait ukiran kayu itu. Cari tahu apa yang sedang terjadi. Firasatku tak enak."
"Baik."
Gong Min merebut kopi yang dibawa Seol Woo. Gong Min bahkan sempat memprotes Seol Woo yang tinggi sekali dibanding dirinya.
Gong Min lalu mendekati Do Ha dan memberikan kopi itu.
"Ini 'kan kesukaanmu. Kita menikmati kopi sambil melihat pemandangan indah."
"Omo. Bagaimana kau masih ingat itu?"
"Mudah diingat jika kau tertarik."
"Ya, tertarik."
Do Ha kayaknya sengaja biar Seol Woo lihat. Ia bahkan memuji Gong Min segala dan langsung menerima undangan Gong Min untuk minum anggur bersama selesai syuting nanti.
Setelah Gong Min pergi, Seol Woo mendekatinya. Do Ha bersikap acuh, apa?
"Kita sedang diawasi sekarang." Jawab Seol Woo.
Do Ha terkejut mendengarnya, dan benar saja ada Pria BIN yang tengah memotret mereka dari mobil. Un Gwang datang, Do Ha menunjukkannya.
Un Gwang lalu keluar, ia mengetuk kaca mobil pria itu. Un Gwang masih mengingatnya dan menantangnya.
"Senang bertemu denganmu lagi. Kau mau bertarung lagi? Suasana hatiku lagi baik-baiknya sekarang. "Terbang seperti kupu-kupu, menyengat seperti lebah"."
Tapi saat Pria itu menyudutkannya, Un Gwang kelihatan takut. Tapi ia masih sok keren, "Mau apa kau di sini? Apa BIN mengawasiku? Kau sampai datang ke rumahku, sekarang ke tempat kerjaku. Ini namanya pengawasan ilegal terhadap seorang warga sipil! Pergi kau, kecuali kau ingin reporter berkerumun dan memotretmu. Pergi kau."
Dan pria itu langsung pergi.
Un Gwang mengaku pada Seol Woo kalau pria tadi pergi setelah melihatnya karena ketakutan.
"Aku tidak suka mereka sampai mengikuti kita ke lokasi syuting." Ujar Seol Woo.
"Aigoo, tak apa. Jika dia kembali, akan kumarahi dia lagi. Neck slice."
Do Ha datang mengabari berita buruk. Semua lokasi syuting menolak mereka. Bahkan izin syuting di jalanan pun dicabut. Termasuk lobi bangunan, bank dan restoran. Mereka semua bilang tidak bisa syuting lagi. Ada rumor kalau Chewing juga diaudit. Ia akan ke kantor dulu untuk mencaritahu jalan keluarnya.
"Baj*-an itu rupanya main curang." Gumam Un Gwang.
Tae Ho datang ke ruangan Direktur BIN yang barusan kembali keKorea. Direktur bercerita kalau ia gagal memperoleh ukiran kayu ketiga, ia rasa ukiran kayu itu ada di Rusia, ia yakin Songsan dalangnya.
"Aku dengar soal kabar Majelis Nasional, dan Jaksa Lee Dong Hyun dan K dalam posisi sulit."
"Untuk saat ini, mereka sedang bertahan."
"Kita semua terjebak."
"Kita akan cari rencana terkait misi selanjutnya."
Direktur menggeleng, tidak. ia sedang mempertimbangkan untuk mengakhirinya dengan pengunduran dirinya sendiri. Tae Ho tidak percaya, apa artinya Direktur akan menyerah dan menyerahkan BIN ke Infanteri Baek?
"Bahkan jika kehormatanku hancur, aku perlu melindungi kalian."
"Bagaimana dengan kehormatan BIN? Aku tidak mengarahkan misi ini untukmu, tapi karena kesetiaanku pada negara ini. Rekan-rekanku mengabdikan diri pada misi ukiran kayu untuk negara ini."
"Ya. Kurasa kita terlalu tidak berdaya untuk bereformasi."
Tae Ho pun meninggalkan ruangan dengan kesal.
Un Gwang mengusulkan, haruskah ia beri tahu media? Do Ha itu sangat hebat sekali soal siaran pers. Seol Woo melarangnya karena buktinya kurang kuat yang ada malah Un Gwang yang akan terluka.
"Aigoo, apa yang salah dengan negara ini? Brother, seluruh kekacauan ini karena misi ukiran kayu itu, 'kan?"
"Ya. Itu semua terjadi karena aku di sini. Sepertinya aku harus..."
"Jadi, ini misi ukiran kayu. Itu berarti kami juga menjadi target."
"Ya. Itu sebabnya aku..."
"Ayo kita selesaikan misi ini. Lagipula aku juga sekarang menjadi target. Negara mungkin telah meninggalkanmu, tapi aku akan melindungi brother-ku sampai akhir. Aku akan melindungimu, sampai uangku kembali."
Seol Woo merenung sambil mengutak atik sesuatu di Galerinya. Tak lama kemudian Do Ha datang.
Do Ha heran, kenapa tiba-tiba Seol Woo mengajaknya bertemu, apa ada sesuatu. Seol Woo balik bertnya, apa Do Ha tidak pergi minum dengan Gong Min?
"Apa? Apa itu penting sekarang? Nam Gyu Man Oppa kelihatan normal, tapi aslinya dia itu agak aneh. Pergi ke pesta anggur karena dia mengundangku pasti kelihatan aneh. Tapi... Apa itu yang ingin kautanyakan? Ada masalah, 'kan?"
"Tidak ada. Aku mencoba mengakhiri semuanya."
"Apa kau akan pergi?"
Seol Woo menjelaskan, Saat dalam penyamaran, bagaimana mengakhirinya lebih penting daripada memulainya, tapi ia sudah terlalu lama menyamar.
"Jika kau pergi, apa semuanya akan teratasi?"
"Masalah tidak akan terselesaikan hanya karena aku pergi. Aku pergi untuk menyelesaikannya. Juga, inilah janjiku untuk kembali." Ucap Seol Woo sambil menunjukkan koin GPS itu.
Tae Ho merakit pistol sambil memikirkan ajakan Seung Hyun untuk bergabung. Ia juga memikirkan kata-kata Direktur BIN, "Kurasa kita terlalu tidak berdaya untuk bereformasi."
Tae Ho lalu menghubungi seseorang dan ia memakai bahasa formal dalam menyebutkan namanya.
Do Ha dan Seol Woo berjalan berdua. Do Ha bertanya, apa Seol Woo bahkan punya rencana?
"Aku harus memikirkannya sekarang."
"Kukira kau seorang agen yang terampil. Apa kau selalu butuh lebih banyak waktu untuk memikirkan rencana?"
"Kadang."
"Tapi, jika aku menerima ajakan minum anggurnya, apa kau akan pergi tanpa sepatah kata lagi?"
"Tidak. Kau pasti tidak akan menerima ajakan minum anggur itu."
"Kenapa?"
"Karena aku punya taktik jika itu terjadi."
"Taktik apa?"
"Taktik ketulusan."
Seol Woo mengatakan kalau ada orang yang mengikuti mereka. ia akan menghilang sekarang. ia meminta Do Ha menunggunya sampai ia kembali mengembalikan uangnya.
Seol Woo lalu meninggalkan Do Ha tapi Do ha tampaknya berpikir sesuatu.
Seol Woo berjalan diikuti pria BIN itu. Tapi tiba-tiba Do Ha memanggilnya,
"Seol Woo-ssi. Tunggu!"
Maka Pria itu menuhi Seol Woo, menunggu. Do Ha berkata kalau ia memiliki taktik, Taktik sepasang kekasih
Do Ha lalu mencium Seol Woo. Pria BIN itu mengawasi tapi kemudian ia mengalihkan pandangannya.
Setelah Do Ha menjauh, Seol Woo bertanya apa taktiknya? Do Ha tidak punya rencana, 'kan?
Do Ha cemberut, menjelaskan kalau taktiknya adalah sepasang kekasih, jadi sepasang kekasihlah harus cari tahu rencananya. Tapi Seol Woo tidak meresponnya. Do Ha mengulur, terserahlah kalau begitu, Seol Woo pergi saja!
"Ayo kita laksanakan taktik itu." Dan Seol Woo menarik Do Ha.
>
1 komentar:
Wkwkwkwkwk..... episode ini bikin ngakak saja....
TQ atas sinopnya yaaaa....
terus ditunggu hasil katyanya yaaaaa....
EmoticonEmoticon