Sinopsis Man To Man Episode 10 Part 1
Sumber Gambar : JTBC
Mi Eun ada disana saat Seung Jae menerima kabar kalau Ketua Yamato gagal memperoleh ukiran kayunya. Mi Eun juga menjadi saksi Seung Jae melemparkan gelas ke TV yang tengah menyiarkan berita terkini mengenai ledakan mobil di hotel itu.
Mi Eun berkata, "Jika sebuah bom meledak di sebuah acara internasional, berarti BIN yang akan bertanggung jawab."
Anggota Kongres Baek mendapat kabar dari Pria BIN bahwa Ki Chul dibunuh oleh Seol Woo dan ukiran kayu itu dibawa oleh Seol Woo.
"Dasar pecundang kalian. K juga 'kan orang yang mengancamku terakhir kali?"
"Menurut dugaanku begitu."
"Dugaanmu?"
"Kami memeriksa rekaman CCTV-nya, tapi wajah dia tak terekam kamera."
Ternyata Ki Chul tidak meninggal, sekarang ia malah bersama Seol Woo. Seol Woo mengingatkan supaya Ki CHul tidak melupakan janjinya, setelah ia mendapatkan semua ukiran kayunya, ia akan membuat Ki Chul berada di meja hijau.
"Panggil aku begitu semua sudah siap."
"Tetaplah hidup. Sampai saat ini pun, kau tak punya kebebasan untuk mati."
"Aku takkan mati."
Mereka melihat ke arah toko, dimana seorang ibu tengah berbelanja untuk anaknya. Tapi kayaknya anaknya sakit deh, dia duduk di kursi roda.
"Seorang istri yang tidak pernah mengadakan pernikahan. Seorang anak perempuan yang tidak tahu siapa ayahnya. Itulah alasan aku tetap hidup meski aku terpaksa melakukan segala macam kejahatan." Kata Ki Chul.
"Juga, itulah alasan kau gagal."
"Jangan terlalu sombong. Memang mudah membodohi alat pendeteksi kebohongan, tapi tidak mudah berbohong kepada diri sendiri. Aku juga tahu kelemahanmu."
Jadi mereka itu istri dan puteri Ki Chul.
Seol Woo sudah kembali ke studionya, disana juga ada Do Ha dan Un Gwang. Do Ha bertanya pada Seol Woo, bisakah mereka benar-benar mempercayai Ki Chul? Seol Woo bilang sendiri kalau Ki Chul itu adalah agen Ghost, dimana menipu dan berbohong itu keahlian mereka.
"Seseorang yang menculik sesamanya tanpa merasakan rasa bersalah membuatku tak nyaman." Imbuh Un Gwang.
"Dia menunjukkan keluarganya padaku. Istrinya dan anak perempuannya yang tidak diketahui oleh Infanteri Baek." Jawab Seol Woo.
"Oh. Keluarga? Jika dia menunjukkan keluarganya, dia tidak akan macam-macam." Balas Un Gwang.
"Jadi karena itu kau mempercayainya?" Tanya Do Ha.
"Aku percaya kesepakatannya. Dia mementingkan keluarganya, yang lebih penting dari hidupnya, sebagai jaminan, jadi ini pasti lancar."
"Keluarga adalah jaminan. Cocok sekali dengan Agen Ghost." Gumam Do Ha.
Un Gwang bertanya soal bukti itu, nyata atau tidak? Seol Woo menjawab kalau ia sudah memastikannya, ayah Do Ha akan segera bebas.
"Misi Black Auction berhasil! Kim Guard, bagus." Ucap Un Gwang.
Do Ha kembali mengucapkan terimakasih, karena dirinya Un Gwang jadi menghabiskan banyak uang.
"Aigoo. Tak apa. Aku bisa menghasilkan banyak uang lagi. Meski rasanya campur aduk karena menghabiskan 5 juta dolar untuk ukiran kayu yang padahal harganya 2 juta dolar. Tapi aku baik-baik saja."
Seol Woo tiba-tiba membuka celah rahasia diukiran kayu itu. Un Gwang melotot kaget, mengira Seol Woo merusaknya. Seol Woo menjelaskan, nanti bisa dipasang lagi.
Un Gwang pun menyuruhnya melanjutkan dan Seol Woo menemukan bagian kunci yang lain. Seol Woo menjelaskan masih ada satu lagi yang seperti itu.
Un Gwang membawa 2 ukiran kayu itu ke rumahnya, ia sangat hati-hati memperlakukan mereka.
"Karena kau bilang masing-masing bernilai 2 juta dolar, dia pasti akan menjaga barang itu baik-baik. Keduanya bernilai 4 juta dolar. Masih kurang 1 juta dolar, tapi beberapa jaminan lebih baik daripada tidak ada sama sekali." Kata Do Ha.
Un Gwang memuji Do Ha, memang benar-benar manager yang baik. Dan untuk Seol Woo, ia memberitahu, semakin dekat Seol Woo, semakin tepat Seol Woo tentang uang, bukan?
"Kami akan mengembalikan uangmu setelah direktur BIN kembali." Jawab Seol Woo.
"Ya. Ya, kau harus mengembalikannya. Harus itu. Harus dan pasti."
Seol Woo pamit untuk mengirimkan bukti yang ada di USB.
Do Ha mengikuti Seol Woo, lalu mengambil fotonya tiba-tiba. Do Ha memuji keterampilan Seol Woo sampai bisa menghapus semua fotonya. Ia memperingatkan Seol Woo, jangan sampai kabur tanpa mengembalikan uangnya. Ingat kontrak mereka!
"Akan kuposting di internet dan memasang fotomu. Jangan berani-beraninya kau menyentuh ponselku lagi. Aku ini manajer orang yang meminjamimu uang. Aku berhak dan berkewajiban mengendalikanmu.
"Kata sandi masuk ke studioku 0906. Jika kau tidak bisa melihatku, aku akan memberitahumu aku dimana dan aku mau kemana. Akan kupastikan itu."
Setelah itu Seol Woo permisi meninggalkan Do Ha yang sepertinya tersentuh dengan ucapannya.
Seol Woo melapor pada Tae Ho bahwa ia sudah mendapatkan ukiran kayu kedua. Tae Ho membahas soal ledakan itu, Seo Ki Chul tidak mati sungguhan, 'kan?
"Setelah Infanteri Baek mengeluarkannya, dia membuat kesepakatan agar bisa bertahan." Jawab Seol Woo.
"Kesepakatan?"
Seol Woo memberikan USB berisi bukti pembunuhan Robert Yoon. Ia menjelaskan kalau itu bisa membersihkan nama Tuan Cha Myung Suk. Tae Ho menerimanya dan berjanji akan memeriksanya baik-baik
"Ukiran kayu ketiga..." tanya Seol Woo.
"Kita akan segera mendapatkannya."
"Bukankah ada di kamp pemberontak Myanmar?"
"Di situlah sekarang direktur BIN berada. Sejauh ini, kau dan Jaksa Lee sudah kerja bagus. Situasinya memang parah, tapi bertahanlah sebentar lagi. Semuanya akan segera usai."
Aku curiga nih sama Tae Ho,auranya gak enak banget.
Seol Woo mengirimi Do Ha pesan, "Aku sudah menyerahkan buktinya. Ayahmu akan segera dibebaskan. Sampai jumpa besok."
Do Ha lega mendengarnya. Lalu ia menuliskan beberapa kalimat balasan,
"Terima kasih."
"Kau takkan pergi lagi setelah mengatakan kau mau menemuiku besok, 'kan?"
Tapi Do Ha tidak jadi mengirimkan semua itu, ia hanya mengetikkan "Ya." Lalu dikirimnya sebagai balasan untuk Seol Woo.
Seol Woo membaca pesan balasan Do Ha, lalu melemparkan ponselnya asal. Selanjutnya ia mengambil dua potongan kunci dan menyatukannya. Setelah melihat gimana bentuknya ia mengacaknya lagi dengan mur dan baut diwadah semula.
Seol Woo memiliki copy isi USB itu. Isinya adalah video yang menampilkan pembunuh menghabisi nyawa Robert Yoon. Seol Woo menemukan kotak merah yang mencurigakan di video tersebut.
Seung Jae berbicara dengan Anggota Kongres Baek yang sudah mencaritahu apa yang terjadi semalam tapi... Seung Jae memotong, sebenarnya itu semua demi yang terbaik. Ia memerintahkan Anggota Kongres Baek untuk menyatakan pada media kalau itu serangan teroris karena itulah kesempatan untuk menyingkirkan direktur BIN.
Seung Jae teringat kata-kata Mi Eun semalam, "Jika sebuah bom meledak di sebuah acara internasional, berarti itu tanggung jawabnya BIN. Bukankah direktur BIN yang bertanggung jawab? Janganlah mengejar harimau. Tapi bakar sarang harimaunya."
Seung Jae lalu memerintahkan Anggota Kongres Baek membakar semuanya, singkirkan direktur BIN dan mengambil alih BIN sepenuhnya.
Anggota Kongres Baek mengerti, akan ia manfaatkan kejadian ini untuk menyingkirkan direktur BIN beserta agen Ghost-nya.
"Begitu kita mengambil alih BIN, ukiran kayu itu... " Ucap Anggota Kongres Baek.
"Otomatis ukiran itu akan jatuh ke tangan direktur BIN yang baru." Lanjut Seung Jae.
Anggota Kongres Baek lalu menghubungi seseorang untuk menjadwalkan konferensi pers dan membahas soal Dong Hyun.
48 jam sudah berlalu dan pihak kejaksaan memiliki surat penangkapan Dong Hyun. Kemudian anggota BIN datang mengatakan bahwa Dong Hyun sedang diselidiki karena pengintaian yang melanggar undang-undang anti-terorisme. Jadi Dong Hyun harus ikut dengan mereka.
Sang Sik membangunkan Un Gwang, mereka perlu menghadiri rapat anggaran.
"Beritahu yang lain, kurangi biayanya. Kurangi anggaran. Tingkatkan tidur. Rapat ditunda."
Sang Sik bertanya soal ukiran kayu itu dan ia hendak memegangnya. Un Gwang melarangnya keras, ukiran kayu itu tak bisa disentuh sembarangan.
Sharon menanyakan perihal Jae Young. Mi Eun menceritakan perkembangan Jae Young sekarang ini. Sharon berlanjut dengan menanyakan hubungan Mi Eun dengan suaminya. Mi Eun menjawab mereka baik-baik saja, lalu ia balik bertanya pada Saharon soal hubungannya dengan Tae Ho.
"Akhir-akhir ini, dia banyak stres." Jawab Sharon.
"Soal apa?"
"Dia tak pernah cerita padaku. Kurasa semuanya tidak berjalan lancar."
"Dia bukan tipe orang yang ingin berusaha mencapai tujuannya."
"Dia bertanya padaku di antara uang dan kehormatan, mana yang kupilih."
"Jadi?"
"Aku bilang ke dia, "Aku lebih memilih kau yang terhormat."
"Kalimat yang bagus."
"Itu bukan kalimat. Aku tidak sadar ketika aku berkencan dengan pria kelas atas yang punya uang dan kekuasaan, tapi kurasa pria yang mengejar kehormatan jauh lebih seksi."
Do Ha menjemput ayahnya yang akan dibebaskan. Seol Woo tiba-tiba muncul dan memberinya kopi. Do Ha bertanya, taktik apa yang sedang Seol Woo lakukan itu? Taktik kopi dari kedai kopi? Seol Woo kan memanfaatkan perasaan orang untuk taktiknya. Bagi Do Ha, semua yang Seol Woo lakukan itu cuma taktik dan tugas, jadi ia bertanya-tanya apa ia harus minum itu.
"Itu bukan taktik, itu cuma kopi saja. Buat menghangatkanmu di hari yang dingin."
"Kau tulus?"
"Ya."
"Ah... Kau tulus rupanya. Itulah taktik ketulusanmu. Aku tidak akan tertipu."
Tapi walaupun begitu, Do Ha tetap curi-curi pandang ke Seol Woo.
Ayah Do Ha akhirnya keluar, Do Ha menghampirinya dan memberinya tahu mentah. Ayah bersyukur keadilan masih berlaku di dunia ini. Ayah terkejut melihat ada Seol Woo disana,
"Apaan ini... Kenapa pula orang ini datang? Kalian berdua pacaran lagi?"
"Tidak. Dia kembali bekerja sebagai pengawalnya Un Gwang Oppa."
Ayah bertanya, apa Anggota Kongres Baek yang membebaskannya? Do Ha akan menjelaskan tentang Anggota Kongres Baek tapi Seol Woo mengkodenya tanda tidak boleh. Do Ha akhirnya hanya mengatakan kalau ia tidak menemui Anggota Kongres Baek.
"Kau membebaskan Seo Ki Chul saat dia diselidiki, dan dia melakukan serangan teroris di forum investasi." Tuduh Pria BIN pada Dong Hyun.
"Aku? Dia itu melarikan diri."
"CCTV ruang interogasi dimatikan selama lima menit. Apa yang kau lakukan pada saat itu?"
Dong Hyun teringat kalai ia mematikannya supaya Seol Woo bisa masuk ke dalam. Dong Hyun terjebak dengan hal itu sekarang.
Anggota Kongres Baek melakukan konferensi pers, "Serangan bom mobil ini dilakukan oleh mantan agen BIN. Kami menduga hal tersebut direncanakan oleh sekelompok mata-mata yang mencoba menciptakan kekacauan di Korea. Khususnya Direktur BIN harus bertanggung jawab atas pelanggaran keamanan."
Un Gwang dan Se Hoon menonton berita itu. Un Gwang berkomentar kalau negara mereka makin kacaau saja. Se Hoon menimpali, film mereka juga bernasib serupa, mereka tidak bisa menemukan investor dimanapun.
"Itu bukan serangan teroris. Yang sebenarnya terjadi diluar pemikiranmu." Jelas Un Gwang.
"Apa?"
"Itu saja yang perlu kau ketahui."
Un Gwang mematikan TV dan mulai bicara tentang film mereka. Se Hoon menjelaskan, mereka mulai syuting besok, tapi ia tidak tahu harus berbuat apa.
"Tapi, Hyung. Apa hal tepat memproduksi film ini padahal dana kita saja tidak pasti mengalir?"
"Jika kau menarik pedang, kau harus menggunakannya. Kita tetap akan membuat film ini, apapun yang terjadi. Kujamin itu."
"Coba kaupikirkan. Kau mungkin kehilangan semua uang yang kau tabung karena film ini."
"Nyatanya aku sudah kehilangan semuanya. Setelah menghabiskannya, aku menyadari betapa uang itu sangat tidak berarti."
"Hyung. Sungguh, kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja. Itu cuma uang belaka. Aku bisa menghasilkan lebih banyak uang lagi. Pesan iklan, acara pemasaran, tamu istimewa, semua yang kau bisa."
"Baiklah. Mari kita buktikan pada baj* Songsan itu yang menghancurkan kita dengan membuat film ini sukses besar. Akan kupertaruhkan juga semua yang kupunya."
"Serius? Kau mau berinvestasi juga?"
"Maksudnya aku akan mempertaruhkan hati dan jiwaku, aku 'kan tidak punya uang."
"Keluar kau! Keluar sana, cari uang atau atur jadwal."
Song Yi menyajikan makanan terbaiknya untuk Tuan Cha yang baru keluar dari penjara. Tuan Cha minta maaf, pasti Song Yi panik selama ia di penjara.
"Do Ha yang paling sedih. Lihatlah dia jadi kurus begini. Jadi sekarang, tolong jangan buat dia kesal lagi." Pinta Song Yi.
"Aku harus menjadi pribadi yang lebih baik sekarang."
Song Yi pun meninggalkan mereka berdua.
Melihat menu baru Song Yi, Tuan Cha terpikir sebuah ide.
"Masalah apa lagi yang mau Ayah buat? Apa pun itu, jangan dilakukan. Teknik bodoh Ayah tidak akan berhasil, jadi hiduplah dengan tenang, dan layani meja saja."
Tuan Cha teringat Seol Woo yang juga mengatakan hal sama persi seperti kata Do Ha tadi.
"Siapa yang bilang begitu? Aku pasti akan menyukai orang itu. Siapa itu?"
"Mister Kim. Bukan. Sampai beberapa hari lalu, dia masih Menantu Kim. Dia kasar sekali mengatakannya, sambil kesal, seolah-olah dia meremehkan Ayah.
Tuan Cha jadi mengerti semua itu karena putus dengan Do Ha, tapi menurutnya Seol Woo benar-benar berubah.
Seol Woo kembali mengamati rekaman video itu dan ia melihat Robert Yoon membuka sebuah buku sebelum ia dibunuh. Setelah itu, ia mengirim pesan pada Do Ha.
"Aku harus pergi melanjutkan misi ketigaku. Aku akan menghubungimu lagi, ketika aku kembali."
Sementara Seol Woo melakukan tugas mendatangi galeri Robert Yoon untuk mencari buku itu, Do Ha mendatangi galeri Seol Woo yang kosong.
Do Ha menemukan semua identitas palsu yang selama ini digunakan Seol Woo. Ia juga menemukan koin yang diklaim Seol Woo sebagai jimat keberuntungannya dan pernah diberikan kepadanya.
Seol Woo berhasilmenemukan buku yang dimaksud, tapi buku itu kosong tidak ada tulisan apa-apa.
Seol Woo kembali saat Do Ha belum pergi dari sana. Seol Woo heran, ngapain Do Ha gelap-gelapan begitu. Do Ha mendadak menodongnya dengan pistol. Seol Woo menjelaskan kalau itu bukan pistol sungguhan, ia lalu menyalakan lampu.
"Aku tahu. Pistol ini palsu. Orangnya juga palsu." Jawab Do Ha sambil menembaki Seol Woo dengan pistol mainan itu.
"Hentikan."
"Semuanya palsu."
Seol Woo merebut pistolnya, Do Ha seharusnya tidak menembak orang. Do Ha bertanya, sakitkah? Seol Woo tak menjawabnya, ia menjelaskan kalau Do Ha tidak boleh sembarangan masuk ke galerinya.
"Begini. Kukira mungkin kau kabur lagi." Alasan Do Ha.
Do Ha menunjukkan koin itu, itu juga tidak sungguhan, 'kan? Seol Woo menjelaskan kalau itu pelacak GPS. Do Ha terkejut, jadi selama ini Seol Woo mencoba menguntitnya?!
"Jika kau menghilang, aku ingin menemukanmu." Jawab Seol Woo yang membuat Do Ha terdiam dan hanya mampu menatapnya.
Do Ha tersadar, ia lalu menanyakan bagaimana cara benda itu berkerja.
"Jika kau menghubungkannya ke ponselmu, maka muncul sebuah titik di petanya." Jelas Seol Woo sambil menunjukkan ponselnya.
"Kedengarannya bagus. Mulai sekarang, aku akan melacakmu pakai ini. Kau tidak perlu melapor padaku. Aku akan memonitor titik itu. Itu saja yang kauhadapi. Jangan jauh-jauh kau pergi dan jangan menghilang. Kau akan menjadi titik di ponselku. Tetaplah sebagai titik."
Seol Woo menerima koin itu dan ia akan menghubungkannnya ke ponsel Do Ha.
>
1 komentar:
wuiiihhhh..... pengawal KIm makin bikin penasaran....
TQ Sinopnya yaaaa
EmoticonEmoticon