-->

Sinopsis Lookout Episode 5

- Mei 30, 2017
>
Sinopsis Lookout Episode 5

Sumber Gambar MBC


Soo Ji merasa Yu Na membangunkannya. Yu Na mengingatkannya untuk segera bangun agar tidak telat. Tapi karena ia tak kunjung bangun Yu na keluar lagi dan laporan pada neneknya.


Soo Ji pun terbangun, ia keluar mencari Yu Na tapi malah melihat dirinya sendiri saat menunggui Yu Na. Ia berjanji akan menangkap Shi Wan.

"Eomma parti akan menangkap penjahatnya, dan memastikan dia mendapat hukuman. Kemudian... kau mau bangun, 'kan?"


Soo Ji menangis, kali ini ia juga tidak bisa memenuhi janji itu, Berkali-kaliia mengucapkan maaf untuk Yu Na.


Semua itu hanyalah mimpi Soo Ji. Kyung Soo membawa Soo Ji yang terluka akibat kecelakaan mobil ke tempatnya dan mengobati lukanya. Soo Ji mengambil guntung lalu mendekati Kyung Soo.


"Siapa kau?"

"Sebentar," karena Kyung Soo lagi asyik main game sampai gak sadar apa yanng terjadi padanya.

"Kenapa kau membawaku kemari?"

"Se... sebentar, ya. Sedikit lagi aku naik level selanjutnya."

Bo Mi mengingatkan, "Nyawamu mungkin akan melayang. Tapi kau masih mementingkan game?"

Baru saat itu Kyung Soo sadar apa yang terjadi padanya.

Soo Ji celingukan, soalnya cuma ada suara, gak adaorangnya. Bo Mi menggunakan pengubah suara menjadi suara cowok, barulah Soo Ji mengenalinya.

"Sekarang kau sudah ingat. Tapi kau... kelihatan lebih buruk dari sebelumnya."


Kyung Soo membentaknya, lalu ia menjelaskan pada Soo Ji kalau Bo Mi bicara seperti itu karena peduli pada Soo Ji. Bo Mi memang sukasok perhatian. Dugaanku sih Kyung Soo mengatakan itu supaya dilepaskan oleh Soo Ji.

"Aku dengar, lho!" Balas Bo Mi.

"Aku memang sengaja supaya kau dengar."

Soo Ji membentak agar keduanya diam. Kyung Soo paham jika Soo Jimemiliki banyak pertanyaan, ia akan menjelaskan segalanya tapi ia minta Soo Ji jauhkan dulu gunting itu. Tapi Soo Ji malah makin menekankan gunting itu ke leher Kyung Soo.

"Yoon Shi Wan! Keberadaan Yoon Shi Wan, kami engetahuinya. Aku akan tunjukkan kalau kau melepasku." Bujuk Kyung Soo.


Soo Ji pun melepaskan Kyung Soo dan Kyung Soo mulai meretas CCTV. Soo Ji terkejut karena polisi malah melindungi Shi Wan yang saat ini sedang di rawat di rumah sakit.

"Kenapa polisi melindungi pembunuh?" tanya Soo Ji.

"Kau alasan mereka melakukannya. Gara-gara kau, Yoon Si Wan sekarang jadi tersangka. Seorang polisi gila menembakkan peluru pada korban." jelas Bo Mi kasar, padahal Kyung Soo sudah mengkodenya untuk diam.


Di rumah sakit, Shi Wan membaca judul-judul artikel yang membahas Soo Ji tapi ia malah kesal, sampai membanting ponselnya. Sebenarnya apa mau ini bocah?!


Di luar, ia mendengar ayahnya datang, lalu ia pura-pura tidur. Ayah dan ibunya masuk, ia pun membuka matanya dan yang pertama ia panggil adalah ayahnya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Geombujangnim Yoon.

"Ya." Jawab Shi Wan singkat.

"Mana mungkin baik-baik saja? Seorang wanita gila menodongkan pistol padanya. Anak kita hampir mati." Sanggah Nyonya Park.


Geombujangnim Yoon berkata bahwa Shi Wan juga ikut andil dalam kejadian ini. Nyonya Park menegur tapi Geombujangnim Yoon tidak menghiraukannya.

"Aku selalu menyuruhmu percaya diri sepanjang waktu." Geombujangnim Yoon  mengingatkan.

"Maafkan aku."

"Tahu apa kesalahanmu?"

"Ayah sEommak sedangkan aku justru membuat masalah."

"Salah. itu hasilnya. Insiden terjadi karena tindakanmu. Karena kau kurang punya simpati, orang-orang jadi memiliki alasan mengkritikmu. Kau... ingat yang selalu Ayah katakan padamu?"

"Aku... anak Ayah, yang selalu jadi pusat perhatian."

"Benar. Itu sebabnya, kau harus berhati-hati. Kau lihat semua reporter yang menunggu di luar sana? Simpati yang dEommatuhkan untuk dapat memimpin sebuah tim!"

"Ya. Mulai sekarang, aku akan lebih hati-hati."


Nyonya Park menyadarkan suaminya, saat ini Shi Wan sedang sakit. Geombujangnim Yoon melihat luka Shi Wan dan bertanya apa itu sakit. Shi Wan menjawab baik-baik saja. Geombujangnim Yoon bersyukur Shi Wan bisa melewatinya.

"Ayah mencemaskanku?" tanya Shi Wan dengan wajah agak berbinar.

"Tidak juga, tidak terlalu. Aku memercayai anakku. Kau tidak mungkin membiarkan wanita gila itu sampai menyakitimu, 'kan?"

Shi Wan pun kecewa mendengarnya.


Di luar, Geombujangnim Yoon  bilang pada istrinya kalau ia bersyukur Shi Wan tampak lebih tenang dari bayangannya.

"Karena dia anakmu." Jawab Nyonya Par, selanjutnya Nyonya Park menanyakan soal situasi, sudah terkendali kan?

"Tentu saja."


Nyonya Park menghentikan langkah Geombujangnim Yoon. Setelah memastikan tidak ada yang mendengar ia bertanya, Si Wan sungguh tidak melakukannya, 'kan?

Geombujangnim Yoon  tertawa, "Apa maksud ucapanmu itu? Shi Wan itu anakmu. Masa kau tidak memahaminya?"

"Aku paham. Dibanding siapapun, aku paling memahaminya."


Setelahnya Geombujangnim Yoon menemui para wartawan untuk memberikan pernyataan.

"Saya di sini sebagai ayah anakku yang masih SMU. Hari ini saya hampir kehilangan anakku. Seorang anak lugu berusia tujuh belas tahun hampir mati."

Soo Ji dan Kyung Soo menonton berita itu. Kyung Soo tidak enak jadi berinisiatif mengubah channel tapi tak peduli berapakalipun ia mengubahnya, semua channel membahas mengenai putera Geombujangnim Yoon yang hampir meninggal, semua bersimpati pada Shi Wan.

Kyung Soo pun mematikan TV-nya. Tapi Soo Ji merebut remote yang dipegang Kyung Woo dan menyalakan sendiri TV-nya.

"Kenapa tak seorangpun membicarakan Yu Na? Kenapa mereka tidak memberitakan perihal kematian anakku?" Tanya Soo Ji menangis.


"Kau yang membuatnya tertutupi." Jawab Bo Mi kasar.

"Kau benar-benar tidak punya perasaan. Sekalipun begitu kenyataannya, tidak bisakah bicara lebih halus?" tegur Kyung Soo tapi Bo Mi tidak peduli.

"Sekalipun korbannya adalah anak lain, Yoon Shi Wan akan tetap bebas. Karena sekarang, tak akan ada yang tahu sosok dia sebenarnya. Semua gara-gara perbuatanmu."


Kyung Soo membantah hal itu, mereka bisa menangkapnya kok. Tapi Soo Ji ragu, bagaimana caranya?

"Tim kami sangat berbakat. Aku bisa meretas apa saja, dan dia memonitor gerak seluruh penjuru negeri. Ditambah, pimpinan kami sangat hebat."


Omo!! Pimpinan (Ketua) yang dimaksud kemungkinan besar adalah Do Han, karena saat ini Do Han menemui Pastur itu. Pastur bertanya, apa yang akan Do Han lakukan pada Soo Ji?

"Jika dia ditahan, ia akan kehilangan semangat hidup. Aku akan membuat dia bangkit dan bertarung. Aku akan membuat wanita itu menahan Yoon Seung Ro."


Si Pastur mengingatkan kalau Soo Ji adalah seorang Eomma yang baru kehilangan anaknya! Apa Do han tega memanfaatkan dia demi balas dendamnya?

"Itu sebabnya aku memasukkan dia. Aku memahaminya. Kau kehilangan orang yang dicintai... sementara pelaku tepat berada di depanmu. Perasaan tak berdaya dan putus asa. Aku melalui semua itu sendirian."

"Itu kesalahanku. Aku semestinya menghentikanmu."


Do Han menjawab, pastur tidak mungkin bisa melakukannya, soalnya pastur juga tak bisa membuat siapapun diampuni. Baik dirinya, ayahnya, juga Yoon Seung Ro yang telah menyebabkan semua ini.

Do Han mengepalkan tangannya erat-erat matanya memancarkan kebencian tingkat akut.


Soo Ji menanyakan siapa Ketua yang dimaksud. Bo Mi menjelaskan, Ketua adalah orang yang mengumpulkan mereka semua.

"Ya, tak ada satupun yang tidak dia ketahui. Dia mengetahui hal-hal yang tidak diketahui orang biasa. Kalau dia tidak membantu aku dan Bo Mi, kami mungkin masih akan kesulitan sekarang." Kyung Soo menambahi.

"Dia membantu kami membalas dendam dan sebagai gantinya kami patuh padanya. Bagaimana? Ini kesempatan terakhirmu menangkap Yoon Shi Wan." Imbuh Bo Mi.


Do Han keluar dari ruang pengakuan dosa, sementara Soo Ji merenungkan tawaran Bo Mi tadi.

 
[1 Tahun Kemudian]

Geombujangnim Yoon ditunjuk menjadi Jaksa Agung selanjutnya. Berita itu diumumkan langsung oleh juru bicara istana negara.

"Tentu saja, Geomsajangnim kita... terlihat keren sekali di TV." Gumam Do Han saat melihat berita itu di layar pinggir jalan.


Soo Ji bergerak, ia mengikuti sebuah mobil dengan motornya. Sesaat sebelum pintu mobil dikunci oleh pemiliknya, ia meletakkan koin di gagang pintu mobilitu.


Setelahnya ia sembunyi, menunggu aba-abadari Bo Mi mengenai pergerakannya selanjutnya.Bo Mi mengawasi dari semua rekaman CCTV dan setelah dirasa aman, ia mengomando Soo Ji untuk segera bergerak.


Soo Ji membuka pintu mobil dengan mudahkarena sudah terganjal koin tadi. Ia bercerita, dulu ada seorang pria yang pernah membobol 100 mobil memakai sebuah koin. Selama seminggu aku memburunya, rupanya keahliannya itu sekarang berguna buatnya.

"Berdasarkan pengalamanku, segala sesuatu yang dipelajari, suatu hari akan jadi keterampilan yang membantu kita bertahan hidup. Orang tua selalu mengingatkan kita untuk memiliki keterampilan." Tanggapan Kyung Soo.

Soo Ji menancapkan USB di GPS mobil itu, sepertinya ia menginstal sesuatu. Ia memerintahkan rekan-rekannya menyiagakan mata lebar-lebar.

"Tahu tidak hukuman untuk seorang pencuri begini?" Tanya Soo Ji.

"Lalu, apa hukuman atas tindak pembunuhan sekaligus melarikan diri?" Bo Mi balik bertanya.

"Kita fokus saja menangkap penjahatnya." Jawab Soo Ji.


Sambil menunggu instalan selesai, Soo Ji menemukan koran yang memuat berita pengangkatan Geombujangnim Yoon sebagai Jaksa Agung di kursi sebelah.

Soo Ji membahas soal Ketua yang mereka katakan, apa benar-benar ada? kalau memang ada, kenapa selama setahun ini tidak menampakkan diri?

Bo Mi memintanya menunggu. Soo Ji tidak sabar lagi, sampai kapan? apakah selama ini mereka juga tidak penasaran? Apa sebenarnya yang ketua inginkan sementara menampakkan diri saja tidak?

"Tidak lagi. Aku tidak penasaran. Aku tidak peduli dia menyembunyikan diri. Tidak selama kami dapat yang kami inginkan. Bukan begitu, Bong Kyung Soo?" Jawab Bo Mi lalu melemparnya pada Kyung Soo.


"Apa? Ya, kau benar, tapi kalau kau seperti itu..." Kyung Soo bingung mau menjawabnya.

Soo Ji memotongnya, "Apa aku bahkan tak boleh bertanya? Yoon Seung Ro akan menjadi Jaksa Agung. Berapa lama lagi kita harus menunggu? Kyung Soo-ya, apa sungguh tak ada jalan... menghubunginya duluan?"


Tambah bingung lagi deh Kyung Soo, "Apa? Kurasa, sebenarnya ada. Jadi aku tidak bisa bicara tak ada. Kita tidak usah berdebat soal itu. Bagaimana kalau pertemuan dua wanita saja?

"Tutup mulutmu!" Jawab Bo Mi.
"Tidak usah." Jawab Soo Ji.

"Aku juga tadinya diam saja dan terus meretas sebelum kalian ajak bicara. Ini membosankan." Gerutu Kyung Soo.


Do Han menyusul Bujangnim Oh masuk ke aula tempat Geombujangnim Yoon menerima penghargaan.

"Bujangnim! Anda pasti sangat bahagia."

"Rasanya masa depanku sangat cerah."

"Tapi, Geomsajangnim tidak akan melupakan jasa Anda, 'kan?"

"Kau pikir dia bisa sejauh ini berkat siapa?!"

"Tentu saja Anda."

"Dia itu sebenarnya bukan tipe orang loyal, tapi mustahil dia bisa menyingkirkanku. Karena aku istimewa. Kau juga tetap menempel padaku. Duduklah."

"Tentu saja, Anda yang terbaik."


Bujangnim Oh berbisik, sekarang sampai saat Geombujangnim Yoon dinobatkan adalah waktu yang krusial. Ia memperingatkan Do Han, jangan sampai melakukan apa-apa dan bersikaplah kalem.

"Saya akan mengingatnya."


Yang mereka bertiga jebak adalah seorang Jaksa, sang istri meminta bantuan mereka untuk menyelidiki, apakah suaminya itu selingkuh atau tidak. Dia memang benar-benar selingkuh dan ketangkap basah berkast informasi dari mereka.


Kyung Soo menotal penghasilan mereka dari kasus itu. Pelacakan lokasi, 800 ribu won; Alamat, 700 ribu won. Dan ditambah dengan bayaran mereka, totalnya adalah 2 juta won.

"Kita masih belum selesai. Kita harus terus menghasilkan uang sampai Ketua menghubungi kita. Karena balas dendam itu butuh banyak uang." Jawab Bo Mi.

"Apa kita... buru saja semua tukang selingkuh di Korea ini?" Saran Kyung Soo


"Mimpi sajalah. Ketua harus menelepon kita sebelum itu terjadi." Jawab Soo Ji.

Kyung Soo yakin, ketua akan segera menelepon. Ia yakin sekarang ketua sedang sibuk saja. Soo Ji mematikan headsetnya setelah mengucapkan kerja bagus untuk semuanya.


Ternyata ia menyewa apartemen di depan rumah Shi Wan dan sekarang ia tengah mengawasi SHi Wan sekeluarga yang tampak bahagia.

Soo Ji melepas heasetnya kesal. Di dinding apartemennya dipenuhi foto-foto Shi Wan.

"Tidak peduli apapun yang kau lakukan dan dimanapun kau, aku akan mengawasimu. Saat kau menunjukkan sosokmu sebenarnya, aku akan menjadi yang pertama tahu. Aku akan menjadi yang pertama... menangkapmu."


Seseorang di penjara menulis sebuah surat.


Eun Joong benar-benar pekerja keras, bahkan ia tidak pulang ke rumah. Seseorang mengunjunginya, mengingatkan jangan lupa makan.

Eun Joong melihat berita di koran mengenai pengangkatan Geombujangnim Yoon.Ia menyingkirkan koran itu kesal.

Dan sesuatu menyita perhatiannya, sebuah surat yang ditukukan padanya dari Han Dong Hoon (pria di penjara tadi). Ia pun mengambilya dan membukanya.


Ketua kembali mengirimkan perintah melalui pos ke rumah Bo Mi. Pak pos yang trauma sangat berjati-hati mengantarnya. Ia meletkkan di lantai, memencet bel lalu segera balik secepat mungkin.


Bo Mi memberitahu yang lain bahwa Ketua sudah memberikan pesan.

"Kembalikan dia ke asalnya" Isi pesan itu dan ada foto orang yang dulu dibebaskan, Kim Woo Sung.


Soo Ji bergegas ke tempat Kyung Soo untuk melihat apa isi pesannya. melihat foto Woo Sung, Soo Ji langsung teringat kasusnya.

"Ini pria yang kami tangani tahun lalu. Kami menekannya untuk mengaku pada polisi melalui CCTV." Jelas Kyung Soo.

"Saat itu, dia tidak jadi ditahan?" tanya Soo Ji.

"Setelah menginvestigasinya, kita akan segera tahu." Jawab Bo Mi.

"Kyung Soo-ya, berapa banyak yang bisa kau ketahui melalui nomor KTP-nya?" Tanya Soo Ji.

"Lebih banyak dari yang kau bayangkan."

"Mari lihat seberapa banyak." Soo Ji tersenyum.


Reporter mendatangi Ibu Soo Ji, awalnya menyamar sebagai pelanngan lalu kamera masuk dan memaksa Ibu untuk mengatakan dimana Soo Ji. Ibu menolak tapi reporter itu terus memaksa.

"Seseorang yang berbahaya seperti Jo Soo Ji berkeliaran di negara ini. Tidakkah kau merasa bertanggungjawab sebagai orangtuanya?"

"Hei. Anakku bukan orang seperti itu! Lepaskan aku! Berhenti bicara seperti itu! Keluar sana!"


Untunglah Eun Joong datang, mengancam akan melaporkan para reporter itu ke polisi jika rekaman ini ditayangkan. Reporter pun tak punya pilihan lain selain pergi dari sana.


Eun Joong bertanya, orang-orang seperti mereka masih sering datang? Ibu menjawab tidak seburuk dulu. Ibu lalu menyuruh Eun Joong makan dulu.


Eun Joong duduk menunggu. Eun Joong melihat gambar Yu na yang masih di pajang disana, ia juga melihat foto keluarga Soo Ji.


Soon Ae datang membawakan baju musim semi untuk ibu. Soon Ae berharap ibu memaksinya untuk melihat bunga-bunga mekar.

"Aigoo, mana bisa aku pergi melihat bunga?"

"Kenapa tidak? Pergi saja dan pakai ini. Ini warna kesukaan Eomma, merah. Bahkan ada corak bunganya."

Ibu mengerti, akan ia coba nanti soalnya lagi ada pelanggan.


Eun Joong menunjukkan surat yang ia terimapada Soon Ae, urat dari Han Dong Hoon. Eun Joong menjelaskan kalau itu ada hubungannya dengan kasus terakhir Soo Ji, kasusnya Kim Woo Sung.

"Dia bilang kalau ia tidak bersalah dan menjalani hukuman menggantikan Kim Woo Sung." Lanjut Eun Joong.

"Kasus itu adalah kekacauan besar. Para atasan ingin Kim Woo Sung dibebaskan. Kemudian, kasus Yu Na mendadak ditutup."

"Atasan menginginkan dia dibebaskan?"

"Saat itu, aku tidak punya pilihan. Mereka terus menggila padaku."

"Bisa ceritakan lebih detail padaku?"


Bujangnim Oh masuk saat Geombujangnim Yoon melihat berita.

"Saya ingin menunjukkan sorotan terhadap penunjukan Jaksa Agung yang baru. Geomsajangnim Yoon Seung Ro tidak dapat menjadi Jaksa Agung. Rekam jejaknya di masa lalu telah menunjukkan segalanya. Selama penyelidikan, saya berencana untuk melakukan investigasi mendalam, terutama dalam bagian ini. Kepala Kejaksaan Yoon Seung Ro berkompromi dengan banyak perusahaan besar..."
Bujangnim Oh pamit karena sepertinya Geombujangnim Yoon sedang sibuk. Geombujangnim Yoon mematikan Tv dan memanggil Bujangnim Oh.


"Oh Bujang. Kau punya kecenderungan membangkang perintah atasanmu."

"Saya? Tidak mungkin."

"Aku menyuruhmu datang. Tapi tidak menyuruhmu pergi, 'kan?"

"Maafkan saya."

"Aku yakin kau tahu alasan kau dipanggil kemari."

"Apakah terjadi sesuatu?"

"Tahun lalu, ada satu jaksa yang dimutasikan dari posisinya, 'kan?"

"Kim Eun Joong Geomsa (jaksa)?"

"Ya."

"Aku penasaran bagaimana kabarnya di kantor kejaksaan distriknya."

"Saya mengerti."

"Oh Bujang. Tolong jangan mengecewakanku lagi."

"Saya akan mengingatnya."

"Kau boleh pergi."


Bujangnim Oh melampiaskan kekesalannya pada Do Han. Tapi seperti biasa Do Han tetap tersenyum. BujangnimOh tersinggung, bagaimana bisa So han tersenyum saat ia hampir mati.

"Bujangnim, pasti akan ada jalan keluar kalau kita atasi bersama. Kita harus tetap bersama di saat seperti ini. Anda memiliki saya."

"Itukah sebabnya kau tidak tahu yang tengah dilakukan Kim Geomsa sekarang? Sudah kuingatkan kau untuk tetap waspada."

"Saya selalu waspada, tapi Kim Geomsa yang..."

"Kalau begitu pergi dan suruh dia berhenti, berandal!"

"Berhenti, baiklah."

"Pergi!"


Do Han mendatangi Eun Joong saat Eun Joong sedang ketemuan dengan seorang wanita di kafe. Tapi tak lama wanita itu pergi.


Setelah Eun Joong keluar, Do Han menanyakan siapa wanita itu, jangan bilang kekasih? Soalnya ia tahu Eun Joong bodoh soal kencan.

"Aku tidak begitu!" Bantah Eun Joong kesal. "Pergi saja sana!"

"Jangan mengencani dia."

"Kenapa juga kau peduli siapa yang kutemui?"

"Tentu saja. Karena aku sangat peduli padamu. Berhentilah membuat keributan soal kasus Kim Woo Sung. Kau bisa dalam bahaya. Aku memang tidak tahu siapa wanita tadi, Tapi pasti ada hubungan dengan kasus Kim Woo Sung, 'kan?"


Eun Joong sudah menduga, tentu saja ada alasan Do Han jauh-jauh kesana. Oh Bujangnim yang menyuruh?

"Kau pikir Oh Bujangnim akan mengetahui hal-hal semacam ini? Kau pasti sedang berusaha mengguncang sosok yang lebih tinggi. Itu sebabnya aku kemari, karena aku mencemaskanmu. Tidak peduli betapapun berpengaruh keluargamu, dia orang yang tidak dapat kau sentuh."

"Aku jadi ingin tahu siapa dia. Apakah kira-kira Geomsajangnim Yoon Seung Ro mungkin melakukannya?"

"Emmmm"

"Kasus Kim Woo Sung dan Geomsajangnim. Terima kasih. Kau baru saja membuktikan ada hubungan antara dia dan kasus ini dengan kedatanganmu kemari."

"Temanku. Kulitmu semakin kering setelah dimutasi dari Seoul. Kau jadi kelihatan kacau. Kenapa kau tidak kembali saja ke Seoul? Jika kau terus mengusik kasus yang sudah ditutup ini, hidupmu akan ikut berantakan juga. Bukan hanya kulitmu."

"Belum cukup menjadi pesuruh Oh Bujangnim? Sekarang, kau coba menutupi Geomsajangnim juga."

"Dia akan segera menjadi Jaksa Agung. Aku perlu memuluskan jalan memasuki ruangannya."

"Lakukan saja." Dan Eun Joong berjalan pergi.

"Maksudmu, kau tak akan menyerah? Para petinggi akan mengamuk."


Tapi kemudian Do Han menyemangati Eun Joong. Sungguh, Eun Joong orangnya jujur, berani, serta mudah dieksploitasi.


Soo Ji berjalan disebuah lorong sambil bicara dengan Bo Mi.

"Kim Woo Sung adalah pria yang menusuk seorang pemilik supermarket hanya demi beberapa puluh rEomma won. Sudah 13 tahun berlalu sekarang." Soo Ji memulainya.

"Tapi pria ini masih menikmati kebebasannya, saat pria lain disalahkan dan menanggung hukumannya." Sambung Bo Mi.


Kejadian sebenarnya, saat Woo Sung berlari membawa uang dan pisau yang ia gunakan sebagai senjata, ia tak sengata bertabrakan dengan Dong Hoon. Mereka sama-sama jatuh, tapi Woo SUng buru-buru berlari. Sementara Dong Hoon menemukan uang yang ada bercak daranhnya dan menyimpannya.

Setelah itu, Dong Hoon ditangkap, ia disiksa untuk mengaku.

"Benar, saat itu Han Dong Hoon baru 17 tahun." Ujar Kyung Soo.

"Satu-satunya wali hanya Neneknya. Mereka menekan dan memukuli anak itu lalu menjadikannya pembunuh." Sambung Soo Ji.


Dong Hoon menjelaskan pada Bujangnim Oh bahwa ia bukan pembunuhnya, ia sangat kekeh tapi Bujangnim Oh tidak peduli dan tetap memaksanya menandatangani surat pengakuan.

"Kalau begitu, Kejaksaan sengaja menjebaknya meski tahu fakta sebenarnya?" Kesimpulan Kyung Soo.

"Mereka mungkin tidak ingin dapat masalah. Hal itu bisa menyulitkan promosi mereka." Jawab Soo Ji.

"Dasar sampah mereka itu." tanggapan Bo Mi.


Soo Ji ternyata mengecek nenek Dong Hoon di rumah sakit dan saat ia berbalik, ia berpapasan dengan si Pastur.

Apakah mereka saling kenal?
>

1 komentar:

avatar

mba diana semangat ya nulis sinopis nya...ditunggu ep selanjutnya,.hwaiting...


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search