Sumber Gambar dan Konten dari Sohu TV
Sinopsis Pounding Spike 2 Episode 10
-= Episode 10 : Kiss =-
Setibanya Hae Sung, mereka bertiga keluar bersama. I Ra bertanya siapa yang menelfon Hae Sung dan dengan alasan apa. Hae Sung menjawab tidak ada yang menelfonnya. I Ra kembali bertanya, lalu untuk apa Hae Sung datang.
“Kenapa
orang datang ke bar?” Hae Sung balik bertanya.
I Ra tak percaya karena Hae Sung tidak minum. Hae Sung balik bertanya, apa I Ra mabuk. I Ra mengelaknya, hanya dengan melihat Hae Sung, mabuknya langsung sirna. Hae Sung tidak menanggapi I Ra.
I Ra mengejar Hae Sung dan menyuruhnya berhenti. Hae Sung tidak peduli ia masuk ke mobilnya. I Ra terus mendesak Hae Sung untuk mengatakan alasannya datang, sebelum itu jangan coba-coba pergi.
“Han Da Won
bilang, dia datang karena mendengar kita berkelahi. Aku datang karena mengira
kau dan Han Da Won sedang bersama. Kenapa Kau kemari? Seseorang pasti sudah
menelfonmu. Katakan! Kubilang Katakan!”
Hae Sung tetap tidak peduli, ia malah menginjak pedal gas dan pergi dari sana. I Ra kesal sampai meninju papan nama bar. Da Won menjerit dan Hae Sung menghentikan mobilnya.
Hae Sung membawa I Ra ke rumah sakit, setelah diperban dokter menyuruh I ra pulang. Hae Sung tidak terima, apa tidak perlu adanya tes lanjutan?
Dokter
menjelaskan kalau perawatannya sudah selesai dan Hae Sung tinggal membayar
saja. Hae Sung masih belum mau melepaskan dokter, ia menjelaskan kalau I Ra itu
pemain voli, ia memohon agar dokter membantu I Ra, bahkan Hae Sung sampai
menunduk sangat hormat.
Dokter
menjelaskan kalau itu hanya luka kecil hanya butuh obat-obatan toko maka I Ra
akan sembuh dengan sendirinya. Bahkan Dokter menyesal karena Hae Sung harus
membayar rumah sakit yang mahal hanya untuk luka kecil itu.
Da Won cemas menunggu di luar UGD. Saat I rad an Hae Sung keluar ia langsung mendekat. Terlihat sekali kalau Da Won sangat takut bila apa-apa terjadi pada I Ra, tapi I Ra memastikan kalau ia baik-baik saja.
Hae Sung
memilih pergi dari sana, ia tidak ingin melihat Da Won menangis untuk I Ra.
Sampai di rumah Da Won diinterogasi oleh ibunya karena da Won tiba-tiba saja menutup telfonnya tadi. Da Won mengaku kalau ia menyukai seseorang. Ibunya sangat senang karena ia kira Da Won akan melajang selamanya.
“Walaupun
kalian kembar tapi hanya penampilan saja yang sama persis tapi sifat kalian
berbeda sangat jauh. Ibu dan ayah bahkan berharap kalau kalian berdua bercampur
baru terpisah. Aigoo…. Syukurlah putriku.”
Cerita Da
Won belum selesai, Da Won menyukai orang lain dan berkencan dengan orang yang
berbeda. Ibu malah lebih senang lagi karena Ah Reum bahkan tidak pernah
mencintai dua orang sekaligus.
“Han Da Won!
Kau sungguh pemenangnya.”
“Ibu…”
“Kenapa?
Aigo… ibu sangat bahagia.”
Pelatih Son sedikit menegur I Ra yang membiarkan tangannya terluka. I Ra berjanji akan sembuh sebelum kompetisi dimulai.
Pelatih Son menunjuk Hae Sung sebagai kapten sementara selama I Ra belum sembuh. Meskipun anak-anak yang senior protes tapi pelatih Son tak menghiraukan.
Pelatih Son
menyuruh I Ra untuk membawa map bertuliskan list pemain kompetisi musim semi ke
ruang departemen tapi Hae Sung langsung menggantikannya. Pelatih Son
menjelaskan kalau yang dimaksud bukan depertemen Hae Sung (bisnis) tapi
departemen Olah raga, jadi Hae Sung hanya perlu memberikannya ke asisten saja.
Hae Sung mengerti.
“Dan.. Dong
Hae Sung! Jika ada yang tidak mematuhimu, Laporkan ke aku. Aku akan mengikatnya
bersama I Ra dan ku buang ke laut. Mengerti?”
“Ya.”
Hyun Sung menduga kalau I Ra Cuma pura-pura terluka. Jin Ha tersinggung, jangan begitu ah, apa I Ra terluka karena menginginkannya?
Han Sol lalu
bertanya pada Hae Sung karena Hae Sung yang mengantar I Ra ke rumah sakit, apa
benar I Ra terluka. Won Ryeong juga bertanya, kenapa I Ra terluka?
Hae Sung tak
menjawabnya dan menyuruh mereka untuk memulai latihan.
I Ra sengaja masuk di kelas Da Won. Ia menggunakan lukanya sebagai alasan, karena ia tidak bisa bermain voli maka ia memutuskan untuk ikut Da Won saja.
“Bagaimana
dengan Hae Sung Oppa?”
“Hae Sung?
Tak usah dipikirkan. Dia menggantikanku sebagai kapten. Jadi sudah pasti dia tidak bisa masuk hari ini. “
I Ra kembali
membahas soal nonton film, kapan mereka akan pergi, atau sekarang saja. I Ra
mengajak Da Won bolos. Da Won tidak mau, ia harus masuk dengan begitu ia bisa
meminjamkan catatannya hari ini ke Hae Sung.
I Ra
cemberut. Da Won kemudian mengatakan kalau mereka akan nonton jika tidak ada
kelas. I Ra pun mengangguk.
“Tapi…
bagaimana kau makan dengan tangan terluka begitu?”
I Ra makan bersama teman-temannya, ia menggunakan tangan kiri tapi tak bisa. Ia menggunakan tangan kakan tapi susah karena perbannya, lalu ia mencopot perbannya agar bisa menyumpit dengan nyaman.
Hal itu
membuat yang lain kesal. Han Sol dan Hyun Sung membenarkan tebakan mereka, sementara
Won Ryeong dan Jin Ha merasa dibohongi. I Ra pikir mereka sudah tahu, apa Hae
Sung tidak bilang apa-apa.
Lalu Hae Sung duduk di depan I Ra. Han Sol merasa aneh, apa-apaan ini, jadi Hae Sung dan I Ra satu kubu? Sangat mengagumkan memiliki kubu pembohong.
I Ra kembali ke pertanyaannya kemarin, kenapa Hae Sung datang ke sana kemaren. Hae Sung kesal, ia menyodorkan ponselnya menyuruh I Ra untuk mengecek sendiri, nomor panggilan yang masuk juga pesan yang masuk.
Hae Sung pergi dengan kesal setelahnya. I Ra membaca pesan yang masuk..
“Oppa, Go I Ra membuat Da Won mabuk berat.
Da Won menangis dan memanggil-manggil kamu. Go I Ra meninggalkannya sendirian.
Tidak mungkin meninggalkan Da Won sendirian, kan? Tempatnya adalah…”
Han Sol
ingin tahu apa yang dibaca I Ra. I Ra kesal dan membentak Han Sol untuk makan
saja.
Ponsel Hae Sung masih pada I Ra, I Ra menyuruh Won Ryeong untuk menulis pesan, “aku menyukaimu. Aku ingin tahu perasaanmu. Jawab aku!” Tadi I Ra sudah mengetik nomor Da Won lalu menyuruh Won Ryeong untuk mengirimnya.
Han Sol
ingat kalau itu adalah ponsel Hae Sung. Ia bertanya pada Won Ryeong, tadi
pesannya dikirim ke siapa?
“Han Da
Won.”
“Apa kau
gila?” Ucap Jin Ha untuk I Ra.
Untungnya Da Won tidak percaya, ia tahu kalau itu bukan Hae Sung. I Ra malah ketawa ngakak karena Da Won sangat mengenal Hae Sung.
Da Won masih memokirkan pesan itu, ia yakin kalau itu bukan gaya tulisan Hae Sung, tapi siapa yang sengaja mengerjainya?
I Ra masih kesal, ditambah saat ia jalan ada mobil yang akan menabraknya. Tapi itu malah membiatnya teringat sesuatu, mobil yang dulu akan menabrak Da Won adalah mobil Hae Sung. Ia teringat plat nomornya.
I Ra menghampiri Hae Sung di parkiran, sekarang ia tahu diantara Hae Sung dan Da Won tidak mungkin ada sesuatu. Sedari awal Hae Sung yang memintanya untuk mendekati Da Won. Hae Sung tidak mengerti dan meminta I Ra untuk langsung ke poinnya saja.
I Ra bilang
terimakasih sambil mengembalikan ponsel Hae Sung.
“Tapi Dong
Hae Sung, mungkin aku tidak bisa menuruti nasehatmu.”
I Ra akan
melakukannya sesuai gayanya, peduli dengan orang lain bukanlah gayanya. Hae
Sung hanya diam saja.
Malamnya, I Ra ke rumah Da Won tapi Da Won nya sedang keluar beli obat. Ibu menawari, apa I Ra mau masuk menunggu didalam. I Ra menolaknya, lain kali saja ia akan menyapa Ibu Da Won secara formal.
I Ra berbalik dan melihat da Won dari kejauhan membawa obat. Setelah mendekat, ia menarik Da Won dan menciumnya tanpa permisi.
>
EmoticonEmoticon