Sumber Gambar dan Konten dari Sohu TV
Sinopsis Pounding Spike 2 Episode 9
-= Episode 9 : Penyamaran =-Hae Sung terkejut saat I Ra bertanya apa ia menyukai Da Won. Hae Sung tidak menjawabnya tapi I Ra menyimpulkan kalau itu tidak mungkin, bagaimana bisa Han Da Won menarik Hae Sung.
“Dengan
status profesionalmu, Dong Hae Sung, wanita seperti Da Won tidak mungkin
memiliki kesempatan. Tapi bukan berarti pacarku buruk. Di mataku, Han Da Won
lah yang paling cantik.”
I Ra juga akan
mengingat nasehat Hae Sung tadi.
Setelah I Ra pergi, Hae Sung menyesal.
Sesi latihan pemandu sorak. Semua anggota latihan dengan semangat tapi Da Won malah diam melamun.
Jung Ah mendekatinya dan menegurnya untuk fokus. Da Won terkejut, ia minta maaf, lalu mengikuti gerakan yang lain.
Da Won sampai di rumahnya dengan lemas. Ia langsung berbaring tapi ponselnya bordering dari I Ra. Da Won menjawabnya dengan pura-pura ceria. Tapi setelah menutup telfon, ia kembali lemas.
Usai latihan, I Ra bertanya soal Han Sol dan Soo Bin yang memakai cicncin pasangan. Han Sol menjawab iya, tapi ia menghilangkannya dan mendapat balasan pukulan dari Soo Bin jadi ia tidak mau memakainya lagi.
I Ra setuju
dengan Soo Bin, menghilangkan cincin pasangan memang keterlaluan. Han Sol
heran, kenapa tiba-tiba I Ra membahas mengenai cincin pasangan.
“Aku hanya
tidak tahu membelinya dimana.”
Won Ryeong terkejut, masa I Ra sudah mau memakai cincin pasangan adahal baru saja jadian. Hae Sung mendengarkan percakapan mereka. Han Sol membenarkan Won Ryeong, ia dan Soo Bin saja baru memakai cincin pasangan di hsri jadian ke-100.
“Aku suka speed.” Jawab I Ra.
Saat mengantar Da Won pulang, I Ra pura-pura menyuruh Da Won untuk mengambil kotak di laci mobilnya. Da Won mengambilnya dan I Ra menyuruhnya untuk membukanya. Da Won membukanya, itu adalah cincin pasangan.
“Itu adalah hadiahku. Aku tidak tahu pasti ukuran jari perempuan. Tapi menurutku itu pas untukmu, mau coba?”
Da Won
memakainya di jari kelingking dan pas sekali. Lalu I Ra meminta Da Won untuk
memakaikan cincin yang satu lagi kejarinya karena ia harus menyetir. I Ra cengar-cengir
setelahnya tapi Da Won masih bingung.
“Han Da Won. Itu punyamu. Kau sekarang milikku. Ha Ha Ha..”
I Ra
menunjukkan senyum manisnya tapi Da Won hanya seulas senyum tipis yang
dipaksakan.
Mereka sudah sampai, Da Won akan masuk tapi I Ra menahannya, I Ra memonyongkan bibir minta cium tapi Da Won malah mundur dan minta maaf. I Ra oun terpaksa menarik bibirnya kembali.
“Honey,,
kapan kau dewasa?”
Tapi I Ra
mengerti, ia akan menunggu hingga Da Won menerimanya. Da Won kemudian menunduk
hormat dan masuk ke rumah, tapi I Ra masih juga monyongin bibirnya sambil
melihat Da Won masuk.
Tapi I Ra
tak apa, ia tetap tersenyum saat melihat cincin pasangan di jari manisnya.
Soo Bin mengantar han Sol sampai ke asramanya tepat saat I Ra pulang. I Ra terkejut karena Soo Bin mengatar Han Sol pulang.
“Kau harus
melupakan anggapan bahwa pria yang harus mengantar wanita pulang.” Ujar Soo
Bin.
I Ra
menanggapi kalau ia harusnya mengencani wanita seperti Soo Bin. Han Sol dan Soo
Bin saling menatap penuh cinta. Setelah mengankat Soo Bin, I Ra langsung
menghempaskannya lagi, menurut I Ra Soo Bi akan sempurna jika mau menghilangkan
tabiat buruknya.
Han Sol
memberi I Ra jempol. Sementara Soo Bin menawarinya, mau pukul ya?! Sontak I rad
an Han Sol langsung kehilangan senyum mereka.
I Ra
kemudian mengajak Han Sol minum, Han Sol setuju tapi Soo Bin menatapnya tajam.
Han Sol pun berubah tidak setuju. Soo Bin menatap I Ra dan ia setuju untuk
minum, I Ra pun tersenyum senang.
Han Sol menuangkan minuman untuk I Ra lalu I Ra menuangkan untuknya. Soo Bin menatap tajam Han Sol, terpaksa Han Sol memberikan minuman itu untuk Soo Bin. Akhirnya hanya I Ra dan Soo Bin yang bersulang.
I Ra
memamerkan cincin pasangannya. Soo Bin tak heran, berapa lama kali ini mereka
bertahan. I Ra memastikan kalau mereka akan langgeng lama.
“Kalau
dipikir-pikir, Da Won sangat berbeda dengan cewek-cewek yang kau kencani.” Ujar
Han Sol.
“Siapa cewek
malang itu?” Tanya Soo Bin.
Han Sol
menjelaskan, itu Lho cewek yang berdiri disamping Hae Sung saat pertandingan
persahabatan. Soo Bin balik bertanya, bukan pacarnya Hae Sung?
“Bukan. Dia
itu pacarku.” Tegas I Ra.
Soo Bin
memberi I Ra nasehat, menyuruh I Ra putus saja dengan Da Won. I Ra membanting
sumpitnya kesal, YAA!!!
Si gendut dan si kurus juga minum bersama, mereka kompak minta tambah satu gelas lagi pada pelayan.
Si Gendut
kesal karena tidak ada perkembangan dengan Hae Sung padahal ia sudah
bela-belain ke universitas Daehan tiap hari padahal dulu waktu SMA ia kerap
kali bolos. Ia ada rencana. Si kurus bertanya, apa itu?
Si gendut
menjelaskan kalau ia sudah menyalin semua kontak nomor di ponsel Da Won, ia
akan menelfon semua nomor cowok yang Da Won miliki.
“Bua tapa
repot-repot, cukup telfon dua saja. Dong Hae Sung dan pacarnya Da Won.”
Si Gendut
bertanya, untuk apa memangnya. Si Kurus hendak mengadu mereka. Gendut bertanya
lagi, bagaimana kalau Hae Sung yang menang. Si kurus balik bertanya, memangnya
cowok Da Won itu bodoh apa?!
Si Gendut lalu mendapatkan ide, ia mengambil ponselnya dan menghubungi Da Won, oh ya, ia menyebutkan namanya, Soo Ji. Soo Jin berbohong kalau di bar saat ini Hae Sung dan I Ra berkelahi dan ia pikir hanya Da Won yang bisa menghentikan mereka.
Soo Ji selanjutnya menghubungi I Ra, katanya
Da Won dan Hae Sung pegang-pegangan tangan di bar. Sangat mesra deh pokoknya.
Hae Sung makan malam dengan ayah dan ibunya. Ayahnya menyuruh Hae Sung untuk kembali ke agensi lagi saja mengingat usia Hae Sung yang pas sekali untuk menjadi atlet professional.
“Sebagai
pria, apa kau tak punya ambisi? Lihatlah kakakmu yang berusaha untuk menjadi
pemain top dunia.”
Ibu
mengingatkan ayah kalau ini adalah ulangtahun Hae Sung dan mereka baru melihat
Hae Sung setelah 1 bulan lamanya. Ibu lalu menyuruh Hae Sung makan saja.
Ayah kembali
bicara, ia akan bertemu dengan pelatih Choi dan Hae Sung harus bergabung dengan
tim di agensi KD. Hae Sung melarang ayah melakukannya.
“Apa?! Kau
bukan apa-apa jika menyerah akan voli. Prestasimu selama ini akan sia-sia. Apa
kau mengerti? Berapa tahun kau menjadi pemain professional? Untuk menjadi yang
sesungguhnya setidaknya dibutuhkan 10 tahun, tapi kau baru 4 tahun. Belum
mendekati cukup tahu!”
Ibu panic
dan meminta ayah untuk berhenti. Hae Sung tidak bicara tapi ia meratap dalam
hati.
“Terimakasih ayah, karenamu aku menjadi pemain professional lebih cepat dan lebih singkat daripada yang lain, Tapi terimakasih juga atah, karenamu fisik dan mentalku menjadi lemah lebih cepat dari yang lain.”
Hae Sung
tersenyum pada ibunya, ia minta maaf karena harus pergi duluan.
Saat Hae Sung keluar, Soo Ji menelfon. Hae Sung mengangkatnya tapi langsung menutupnya saat mengenali suara Soo Ji padahal Soo Ji belum mengatakan tujuannya.
Mereka exited, kura-kra siapa ya yang bakal datang duluan. Karena Hae Sung menutup telfon, ia tadi mengirim pesan padanya, jadi ia yakin Haae Sung akan datang.
Si Kurus
berandai-andai, jika yang datang hanya Da Won dan Hae Sung maka artinya mereka
malah menjadi mak comblang mereka. Si Gendut tidak setuju, ia sangat yakin
kalau I Ra akan datang, meskipun yang lain tidak tapi I Ra pasti datang! Hal
ini didasarkan pada tanggapan I Ra tadi saat di telfon.
Asisten Kim tiba-tiba datang khusus untuk mencari mereka berdua. Ia sudah melihat semua daftar mahasiswa baru di departemen bisnis dan seluruh departemen yang ada tapi tidak menemukan nama mereka berdua.
“Jadi
kalaian siapa?”
Karena sudah
ketahuan mereka memilih untuk kabur dari pada repot-repot menjelaskan.
Asisten Kim tiba-tiba datang khusus untuk mencari mereka berdua. Ia sudah melihat semua daftar mahasiswa baru di departemen bisnis dan seluruh departemen yang ada tapi tidak menemukan nama mereka berdua.
“Jadi
kalaian siapa?”
Karena sudah
ketahuan mereka memilih untuk kabur dari pada repot-repot menjelaskan.
Selanjutnya
I Ra datang disusul Da Won dan Da Won malah menanyakan keberadaan Hae Sung. Ia
menjelaskan apa yang didengarnya soal I Ra dan Hae Sung yang berkelahi.
“Dimana Hae
Sung oppa? Dia tidak terluka, kan?”
“Jadi kau
kesini karena mendengar kami berkelahi?”
“Jadi
tidak?”
“Bukan
karena kau sedang bersama hae Sung?”
“Tidak kok!”
“Baiklah,
kalau tidak ya sudah. “
Selanjutnya Hae Sung datang. Dan mereka bertiga saling berpandangan.
>
1 komentar:
Fighting nulisnya min..dtunggu
EmoticonEmoticon