Sumber Gambar dan Konten dari KBS2
Sinopsis Naked Fireman Episode 2 Part 1
Ada dua
orang siswa sedang mengendap-endap masuk sebuah rumah. Satu memakai topi dan
yang satunya tidak. Si topi menghentikan temannya, ia ragu kalau ada barang
berharga di rumah itu mengingat pemiliknya hanya berkunjung beberapa kali dalam
setahun.
Si teman
menjelaskan kalau pemilik rumah adalah pelukis terkenal jadi satu lukisan saja
nilainya ratusan dolar. Mungkin ada beberapa lukisan disana. Si topi masih ragu
tapi tetap mengikuti temannya masuk.
Mereka
berhasil masuk ke dalam. Dengan berbekal senter mereka mencari barang berharga
tapi tidak ada lukisan. Mereka menemukan gambar kurang lebih ukuran A4. Si topi
bertanya, apa itu harganya mencapai ratusan dolar?
Si teman
menjawab semakin jelek suatu lukisan maka makin mahal harganya. Mereka pun
memasukkan semua itu ke dalam tas. Kemudian terdengar suara mobil. Pemilik
rumah datang.
Si topi
takut, katanya pemiliknya pergi ke Seoul. Si teman juga tidak tahu dan mengajak
segera kabur saja. Mereka asal masuk sebuah ruangan dan membuka jendela agar
bisa keluar.
Ternyata itu
adalah villa milik keluarga Jin Ah. awalnya ayah Jin Ah memang mengajak pergi
ke Seoul tapi tiba-tiba ingin kembali.
"Tidak
apa-apa kan, Jin Ah."
Jin Ah
mengiyakan, ia suka disana kok. Jin Ah mendengar ada sesuatu. Ia masuk ke
ruangan dimana dua anak tadi berada. Si topi belum sempat kelaur dan Jin Ah
melihatnya.
"Maling!!"
teriak Jin Ah.
Kembali saat
Jin Ah dewasa terluka. Cheol Soo datang, ia melihat kaki Jin Ah terluka lalu
mengambil ember di kamar mandi dan air mineral di kulkas. Ia mendekati Jin Ah
untuk melihat luka Jin Ah tapi Jin Ah tidak mengijinkannya.Detektif masih memanggil-manggilnya di telfon, Cheol Soo memberikan ponselnya. Jin Ah mengatakan pada detektif kalau ia tidak apa-apa dan akan menelfon lagi nanti.
Cheol Soo
menarik kaki Jin AH yangterluka, membasuhnya dengan air mineral dan
memperhatikanseberapa dalam lukanya. Cheol Soo merasa kalau lukanya perlu
dijahit.
"Kau
akan melakukannya disini!" Jin Ah terkejut.
"Tida,
di rumah sakit."
Cheol Soo
menanyakan penyebab luka Jin AH untuk memutuskan perlu diperban atau tidak, ia
perlu tahu apa ada pecahan sesuatu di dalam luka. Jin Ah melemparkan obeng yang
disembunyikannya tadi.
Cheol Soo
mengerti, ia mencari kain dan menemukan kaos dalam yang masih dalam kemasan, ia
merobeknya untuk membalut luka Jin Ah.Cheol Soo memandang Jin Ah, apa merasa tidak nyaman. Tentu saja Jin Ah merasa tidak nyaman, kan mereka tidak kenal dekat.
"Maksudku
perbannya. Terlalu kencang kah?"
Jin Ah
menarik kakinya. Mulai sekarang ia akan mengurus dirinya sendiri. Jin Ah
berdiri, tapi terpeleset karena perbannya licin dan ia jatuh dipelukan Cheol
Soo.
"Hati-hatilah!"
Menatap
Cheol Soo menginatkan Jin Ah pada si pelaku. Ia panik hingga mendorong Cheol
Soo, ia akan berjalan sendiri. Jin Ah
mengambil barangnya dan pergi keluar. Cheol Soo mendesah kesal dengan sikap Jin
Ah itu.
Cheol Soo mengikuti Jin Ah keluar, Jin Ah sulit bejalan membuat Cheol Soo yang melihatnya frustasi. Cheol Soo memastikan kalau Jin Ah tidak mungkin bisa ke rumah sakit sendirian dengan keadaan seperti itu.
"Masuklah.
Aku bisa pergi sendiri."
Cheol Soo
tidak bisa meninggalkan pasien. Jin Ah nyengir tidak menjawab. Jin Ah akan
menuruni tangga tapi ia ragu.
Cheol Soo
mengagetkan, jika digunakan menahan berat badan maka lukanya akan terbuka,
bagaimana jika infeksi. Jin Ah menegaskan, ia tidak akan menyalahkan Cheol Soo
bahkan jika kakinya harus dipotong.
"Jadi
jangan ikut campur!"
Cheol Soo
tak peduli, ia membopong Jin Ah. Jin Ah meronta mita dilepaskan. Cheol Soo
melarangnya bergerak, bahaya. Jin Ah tetap minta diturunkan, bagaimana ia bisa
digendong oleh pria macam Cheol Soo?
"Kau
mungkin salah sangka. Kita bertengkar bukan karena perbedaan kelas, tapi karena
perbedaan sikap."
Jin Ah
mengancam, Cheol Soo sebaiknya menurunkannya sebelum hitungan ketiga kalau
tidak ia akan menggigit tangan Cheol Soo.
"Silahkan
saja. AKu akan menuntutmu jika kau melakukannya." Jawab Cheol Soo.
Jin Ah
beneran menghitung, Cheol Soo tidak gentar dan dalam hitungan ketiga mereka
sudah sampai di bawah. Cheol Soo buru-buru menurunkan Jin Ah.
"terserah
kau sekarang. Aku tidak peduli kau mau kemana." kata Cheol Soo.
Tapi setelah
Jin Ah membuka kunci mobilnya, Cheol Soo merebut kunci itu. Cheol Soo
menjelaskan kalau Jin AH tidak bisa mengemudi dengan keadaannya, nanti bisa
membahayakan orang.
"kaki
kiriku yang terluka."
Cheol Soo
tidak peduli, ia tetap menyuruh Jin Ah masuk.
Selama
perjalanan mereka tidak saling bicara. Cheol tidak percaya hal ini, masa Jin Ah
tidak mengucapkan terimakasih padanya, padahl ia sudah merawat luka Jin Ah,
bahkan mengantarnya ke rumah sakit, tapi kenapa Jin Ah memperlakukannya seperti
orang jahat?
"Pikirkan
baik-baik. Apa kau tidak merasa berterimakasih sedikitpun?"
Jin Ah
mengingatkan, ia sudah bilang tidak mau bantuan Cheol Soo. Apa Cheol Soo mau
balasan untuk pertolongan yang tidak diinginkan?
"Wah...
tanya saja orang tuamu, apa aku yang aneh atau kau."
"Kenapa
kau membawa-bawa orangtuaku?"
"mereka
yang mengijinkan gadis 23 tahun mengemudi mobil mahal, kenapa tidak mengajarimu
berterimakasih?"
Jin Ah tidak menjawab apa-apa, ia berkaca-kaca tapi Cheol Soo tidak menyadarinya.
Sung Jin
masuk ke rumah Jin Ah, ia melihat foto Jin Ah bersama Song Ja dan merasa kalau
pernah melihat Jin Ah sebelumnya. Song Ja menjawab kalau Jin Ah mirip
dengannya, bagaimanapun mereka masih ada hubungan darah.
Song Ja
mengeluh, ia satu-satunya keluarga Jin Ah yang tersisa tapi Jin Ah
menganggapnya seperti orang asing. Jin Ah memperlakukannya seperti pengemis.
Sung Jin
memeluknya dan menciumnya. Kemudian mengajaknya mulai bekerja.
Sung Jin
menggunakan pendengarannya untuk memecahkan kombinasi kode brankas Jin Ah. Song
Ja ragu, apa benar Sung Jin bisa melakukannya karena biasanya di film hanya
membutuhkan waktu beberapa detik.
Sung Jin
menyuruhnya diam karena mengganggu konsentrasi.
Luka Jin Ah
sudah selesai dijahit. Ia kahirnya minta maaf pada Cheol Soo karena sudah kasar
tadi. Bersikap kasar tidak akan menyelesaikan apapun.
"Kau
tidak bisa meahannya karena kepribadianmu yang buruk." Jawab Cheol Soo.
Tapi Jin Ah
heran, kenapa Cheol Soo tidak bertanya apa-apa. Kenapa ia bisa terluka dan apa
yang sudah dilakukannya. Cheol Soo maklum, seorang gadis memang penasaran
dengan kamar pria.
"Tidak
kok. Aku tidak penasaran sama sekali." Bantah Jin Ah.
Lalu Cheol
Soo bertanya, memangnya apa yang Jin AH lakukan. Jin Ah beralasan kalau ia mau
membantu membereskan. Cheol Soo akan mempercayainya karena Jin Ah sudah susah
payah mencari alasan.
Jin Ah
memastikan bahwa ia tidak mencuri apapun, jadi jangan salah paham. Cheol SOo
tahu itu karena disana tidak ada yang bisa dicuri, ia malah kasihan pada si
pencuri.
Cheol Soo
mengantar Jin Ah sampai ke mobilnya. Jin Ah minta maaf karena sudah mengacaukan
hari Cheol Soo. Supir pengganti datang, Jin Ah meminta Cheol Soo pergi.
Tapi.. Cheol
Soo ragu, apa benar Jin AH akan membayarnya 10,000 dolar setelah Jin Ah
menyelesaikan lukisannya. Jin AH membenarkan. Cheol Soo tidak percaya, ia
meminta kontrak. Jujur saja, 10,000 dolar untuk model itu tidak masuk akal dan
ia juga tidak telanjang bulat.
Jin Ah
membuka dompet dan memberikan uang pada Cheol Soo sebagai uang muka.
Tanpa
melihatnya, Cheoll Soo mengeluh, untuk kontrak 10,000 dolar bagaimana hanya
memberi 200 atau 500... tapi setelah melihat nominalnya ia tutup mulut, 2,000
dolar.
Cheo Soo
tidak menyangka, bagaimana bisa Jin Ah membawa uang sebanyak itu dalam dompetnnya,
kan sangat bahaya. Jin Ah sengaja membawa uang itu, awalnya mau memberikan uang
itu pada Cheol Soo tapi lupa.
"Apa
kau butuh kontrak?"
Cheol Soo
menggeleng, ia tersentuh dengan uang itu bahkan sampai membukakan pintu mobil
untuk Jin Ah.
Jin Ah menghubungi
Detektif, ia mengajak detektif bertemu.Detektif memarahi Jin Ah yang berani-beraninya ke rumah Sung Jin, apa Jin Ah sudah tidak waras. "Kau berdua saja dengannya seharian ini? Bagaimana kau bisa begitu ceroboh?"
Jin Ah
menjawab kalau ia mau mencari bukti. Detektif melunak, baiklah katakan saja Jin
Ah berhasil menemukan sesuatu, terus bagaimana akan menggunakannya? Detektif
mewanti-wanti Jin Ah untuk tidak dekat-dekat dengan Sung Jin.
Tapi Jin Ah
diam saja. Detektif bertanya, kenapa Jin Ah tidak menjawab.
"Bagaimana
bisa aku begitu, ini adalah tanggung jawabku."
"Ini
adalah tanggung jawabku." Tegas Detektif.
Jin Ah
sumringah, jadi Setektif mau membantunya, percaya padanya. Detektif memberikan
daftar catatan kriminal Oh Sung Jin.
"Pembakaran
rumah, pencurian, penyerangan. Kehidupan Oh Sung Jin dipenuhi dengan kejahatan.
Tepat setelah kecelakaan orangtuamu. Dia dipenjara karena mencuri. Oleh karena
itu kami tidak bisa menemukannya."
Song Ja
sampai ketiduran menunggu Sung Jin. Akhirnya Sung Jin selesai, ia sudah
menemukan 6 nomornya. Song Ja senang, apa mereka bisa membukanya sekarang.
"Belum.
kita belum tahu kombinasi nomornya. Jadi kita harus mencobanya semua kombinasi
yang mungkin."
"Jadi...
berapa banyak kemungkinannya?"
Ada 720 kombinasi.
Song Ja kesal, mereka tidak punya waktu untuk itu, rusak saja pintunya. Sung
Jin menenangkan, Song Ja kan tinggal disana jadi ngapain buru-buru, Ia akan
memberi Song Ja kombinasinya jadi Song Ja hanya perlu mencobanya satu per satu.
"Sayang,
kau sungguh kasihan. Jika kau memiliki orang tua yang baik dan pendidikan yang
baik pula. kau pasti akan menjadi orang yang sempurna."
Sung Jin
tersenyum, "meskipun aku memiliki orangtua buruk dan kehidupan buruk,
terimakasih sudah mencintaiku, Song Ja."
Song Ja
tidak peduli masa lalu Sung Jin, asalkan Sung Jin tidak membunuh orang saja
sudah cukup.
Jin Ah
membaca daftar itu. Ia bertanya, apa tidak ada cara untuk menangkap Sung Jin,
ini sudah 10 tahun. Detektif menjelaska, penjahat seperti Sung Jin itu memiliki
pola. Tidak lama lagi pasti akan beraksi.
"Menjadi
pencuri, penyerang atau yang lain, aku hanya perlu membuatnya berada
ditanganku. Lalu akan kucari sampai kedalam celana dalanya."
Jin Ah
mengangguk, lalu ia, apa yang harus ia lakukan. Detektif mengambil kembali
daftar itu dari Jin Ah. Jin Ah tidak perlu melakukan apapun.
"Maaf?
Ijinlankah aku membantu."
Detektif
tidak bisa, ini sangat berbahaya. Oh Sung Jin itu seperti bom waktu,
Detektif menjelaskan, Sung Jin memukul pelanggan lain dengan botol di bar. Memukul penjaga toko mobil bahkan memukul petugas polisi.
"Kau
tahu kenapa? Karena dia merasa diabaikan. Dia kehilangan akal sehatnya bahkan
untuk alasan sepele. Dia bukan orang yang bisa kau tangani."
Cheol Soo
menunggu Sung Jin didepan rumahnya untuk mengembalikan kunci. Sung Jin
bertanya, apa Cheol Soo bersenang-senang. Cheol Soo menjawab kalau ia berhasil.
Sung Jin senang dan akan mengantar Cheol Soo.Cheol Soo bercerita kalau Jin Ah memberinya 2,000 dolar sebagai uang muka. Jin Ah sangat berkarisma, ia sampai akan berlutut padanya. Sung Jin tersenyum.
Sung Jin
tiba-tiba teringat kejadian waktu itu. Cheol Soo tak mengerti, apa?
"Villa
itu. Milik keluarga kaya dari Seoul. Kita menerobos masuk untuk mencuri lukisan
dan kabur setelah ketahuan."
"Astaga..
itu sangat memalukan. Kenapa kau mengungkit cerita yang memalukan itu?"
Sung Jin
melihat vila itu terbakar. Saat itu hari dimana ia meninggalkan kota. Jadi yang
memakai topi itu adalah Cheol Soo dan yang tidak memakai topi itu Sung Jin.
Sung Jin
bercerita kalau api melahap vila itu dengan ganas, sangat menakutkan. Tidak
deh, itu sangat memukau sampai ia tidak bisa mngalihkan pandangannya. Ia
berharap api itu akan menyebar dan membakar seluruh kota. Tapi Pemadam
kebakaran segera tiba.
Mereka
berakhir di pinggir sungai Han sambil minum. Cheol Soo tak percaya Sung Jin
memiliki pikiran agar seluruh kota terbakar.
"Dan
lagi... aku melihat sesuatu yang lain juga."
"Apa
yang kau lihat?"
Sung Jin
menatap Cheol Soo tajam. Cheol Soo mengulangi pertanyaannya, lihat apa. Tapi
Sung Jin tidak akan mengatakan yang satu itu. Ia akan membawanya hingga ke ling
kubur, ia tidak akan pernah mengatakannya pada Cheol Soo.
Cheol Soo
melempari Sung Jin dengan snack, ia kesal, ia juga tidak mau tahu kok.
Sung Jin
berpesan agar Cheol Soo hidup dengan baik, jangan melakukan hal tercela, jangan
bergaul dengan orang jahat bergaullan dengan orang baik saja.
"Apa
yang kau katakan? APa kau sekarat?"
Sung Jin
mengatakan akan menikah dengan SOng Ja dan setelah itu akan tinggal di luar
negeri, mereka tidak akan pernah kembali.
"Bagaimana?
Apa kau punya uang?"
"Song
Ja punya."
Bailah,
Cheol Soo juga berharap Sung Jin hidup dengan bahagia. Jangan sia-siakan hidup.
Jin Ah
menelfon Sung Min. Ia memberikannya pada Cheol Soo agar Cheol Soo yang cicara
tapi Cheol Soo tidak mau, akhirnya ia yang bicara. Jin Ah mengajak Sung Jin
bertemu kembali untuk pekerjaan.
"Kau
merindukanku rupanya." Jawab SUng Jin yang mendapat protes keras dari
Cheol Soo.
"Apa
kau mabuk?" tanya Jin Ah.
"Kenapa?
Kau mau minum denganku?"
Cheol Soo
kesal, ia akan merebut ponsel Jin Ah tapi Sung Jin berhasil menjauhkannya dan
Jin Ah menutup telfon. Bicaranya nanti saja.
Sung Jin
berkomentar, ternyata Jin Ah sangat kasar berbeda sekali dengan Song Ja. Cheol
Soo protes, kenapa Sung Jin melakukan itu padanya.
"Cobalah
rebut hatinya."
"Apa
kau bilang? Dia sangat menakutkan."
Sung Jin
menjelaskan kalau Jin Ah itu kesepian. Jin Ah tumbuh tanpa orang tua jadi akan
mudah dirayu. Cheol Soo terkejut, dimana orang tua Jin Ah kalau begitu?
"Saat
dia 13 tahun orangtuanya meninggal karena kecelakaan."
Cheol Soo
langsung teringat tadi, saat ia mengungkit mengenai orangtua Jin Ah dan
bagaimana Jin Ah tidak berekasi. Cheol Soo kesal dibuatnya.
"Akulah
yang kasar."
Sung Jin tak
mengerti, kenapa?
Malam-malam,
ada suara aneh dari luar rumah Pak Jang. Pak jang kelaur membawa sapu dan ibu
Jang membawa gantungan baju. Mereka tidak melihat siapapun disana. Hanya ada
batu beserta kertas.Pak Jang membukanya di dalam, itu adalah sebuah amplop yang ada uang dan suratnya. Uangnya 2,000 dolar. Ibu Jang merebut surat itu dan membacanya,
"Untuk
Pak Jang Gwang Ho. Saya pernah Anda tolong. Jadi saya berniat membayar kebaikan
Anda. Ini adalah uang halal jadi tidak perlu merasa terbebani."
Ibu Jang
berpikir, apa jangan-jangan... Pak Jang bertanya, apa ibu mempunyai bayangn
siapa yang pengirimnya. Ibu tidak tahu lalu mengembalikan suratnya pada Pak
Jang.
Pak Jang
meminta sekalian uangnya, ia berencana untuk mengembalikan uang itu tapi tidak
tahu caranya. Ibu Jang tidak membiarkan Pak Jang melakukannya. Ia yang akan
mengurus uang itu, Pak Jang tidur saja.
Cheo Soo
menguap lebar-lebar saat keluar kantor. Dibelakangnya, Nam Il, Dae Young dan
Joon Ho keluar bersamaan. Nam Il mengajak semuanya sarapan bareng, ia yang
traktir.
Cheol Soo
tidak bisa karena ia ada janji. Nam Il mengingatkan, Cheol SOo sudah bekerja
sepanjang malam jadi sebaiknya istirahat.
"Batalkan
saja janjimu kecuali kau akan menemui wanita."
Cheol Soo
terdiam. Mereka kemudian memandangnya tajam. Cheol Soo membenarkan, memang
wanita tapi... Mereka tidak bisa membiarkan Cheol Soo pergi menemui wanita
dengan pakaian begitu. Mereka menarik Cheol Soo kembali masuk.
Dan saat
keluar Cheol Soo sudah berganti menggunakan pakaian Joon Ho.
Jin Ah
melihat pakaian Cheo Soo. Cheol Soo datang dengan membawa jus lemon dan jeruk
karena ia lupa kesukaan Jin Ah jadi ia bawa dua-duanya. Jin Ah menjawab kalau
ia suka jus anggur. Cheol Soo terdiam canggung.Saat mereka naik ke atas, sepertinya ada yang mengawasi mereka. Cheol Soo menjelaskan kalau ia belum sempat beres-beres jadi jangan kaget nanti. Jin Ah santai saja toh ia juga sudah melihatnya kemarin.
Tapi saat sampai di dalam, semuanya bersih dan ada kotak-kotak gede. Jin Ah bertanya, apa Cheol Soo mau pindah rumah. Cheol Soo minta Jin Ah menunggu sebentar.
Cheol Soo keluar untuk menelfon Sung Min yang saat ini berada di depan rumah Jin Ah. Cheol Soo menanyakan soal rumah. SUng Jin menjawab ia akan pindah besok.
Song Ja mencoba setiap kombinasi angka yang diberikan Sung Jin, ia sampai capek karena belum menemukan yang cocok tapi tiba-tiba Jung Soon melihatnya.
SOng Ja
jelas terkejut, kenapa Jung Soon ada disana, kan bukan kamar Jung Soon. Jung
Soon menunjukkan vacum cleaner yang dibawanya, ia masu bersih-bersih tapi
kenapa Song Ja ada di kamar orang lain?
"Ini
kamar keponakanku!"
Jung Soon
heran, kenapa Song Ja meneriakinya seperti orang yang kepergok melakukan
kejahatan saja. Song Ja berdiri, ia mengijinkan Jung Soon pulang awal hari ini.
Jung Soon
berdecak, ia punya banyak pekerjaan, bagaimana ia bisa pulang? Dan Jung Soon
mulai bebersih.
Song Ja pun
keluar tapi sepertinya Jung Soon mencurigai sesuatu.
>
EmoticonEmoticon