Sumber Gambar dan Konten dari SBS
Sinopsis Romantic Doctor, Kim Sabu Episode 2 Part 1
Dong Joo menghubungi Seo Jung tapi nomornya tidak aktif.
Dokter Bu mengobati Seo Jung. Saat Seo Jung sadar, Dokter Bu menjelaskan keadaannya. Dokter Bu meng-gips kaki kanan Seo Jung karena retak, akan membaik dalam 2-3 bulan.
Yang jadi
masalah adalah pergelangan tanga Seo Jung. Retak telapak tangan kanan Seo Jung
cukup buruk. Ia sudah pasangkan pin secara operasi. Tapi kesembuhannya tidak
bisa lebih dari 70%.
"Apakah
angulasinya buruk?" tanya Seo Jung.
"Kau
pekerja medis?"
"Aku
residen tahun ke 4 di ruang UGD."
Dokter Bu
mendesah, ia mengelus rambutnya, berpikir. Kesembuhan Seo Jung bisa
bervariasi... tapi kasus terburuknya, Seo Jung tidak akan bisa kembali bekerja.
Dong Joo mendatangi warung mandoo milik ibunya, ia minta 2 porsi. Ibunya tanya, kenapa tidak pulang dan makan nasi saja. Dong Joo beralasan kalau ia sedang ingin makan mandoo.
"Apa
rumah sakit tidak memberimu makan? Kenapa kau terlihat seperti kurang
gizi?"
Dong Joo
makan dengan baik. Hanya saja jadwal pekerjaannya di UGD tidak konvensional.
Ibunya mengeluh, lalu kenapa Dong Joo ngotot ingin jadi dokter? Ayahnya yang
sudah meninggal tidak akan bangkit lagi karena itu. Dan dari semua tempat lain,
kenapa Dong Joo memilih kerja di rumah sakit tempat ayahnya meninggal dulu?
"Aku
tahu kau putraku, tapi kau ini aneh. Jalani saja hidupmu seperti yang kau
inginkan. Bertemu dengan teman dan pacaran. Hmm?"
Dong Joo
tidak menjawabnya membuat ibunya frustasi.
-= Oktober 2016 =-
Kepala
departemen bedah mengumumkan ada 2 dokter yang bergabung dalam departemen bedah
rumah sakit merela, dokter Kang Dong Joo dan dokter Do In Bum.
"Dokter
Kang, secara khusus mendapat skor tertinggi dalam ujian spesialis bedah di
negara ini. Aku berharap banyak pada kalian berdua. Berusahalah."
Dong Joo
mengucapkan terimakasih, ia membungkuk hormat berjanji akan berusaha keras.
Dong Joo menghampiri satu per satu semua dokter bedah yang hadir tapi mereka
malah mengerumuni dokter Do karena Dokter Do adalah putra direktur rumah sakit.
-= SEBUAH ERA
DISKRIMINASI =-
Direktur
Rumah sakit (Yang di episode 1 aku sebut dokter kepala)mengenalkan dokter Go
(putranya) kepada pasien VIP. Dong Joo melihat mereka dari jauh.
-= Era dimana
hubungan keluarga menentukan posisimu di masyarakat melebihi kemampuanmu.
Bahkan rumah sakit, dimana orang harusnya menghargai nyawa manusia dan saling
membantu mengatasi kesulitan. Bahkan di abad 21, terdapat hirarki monarki. =-
Dong Joo sekarang akur dengan senior (namanya In Soo). In Soo menjelaskan kalau hanya ada dua cara, lahir kembali menjadi putra Direktur. Atau, menyelamatkan pasien super VIP dari kematian.
"Tidak
mungkin mereka memberikan aku pasien VIP." Keluh Dong Joo.
In Soo
membenarkan, Tidak akan mungkin. Itu sebabnya tidak ada yang akan berubah
disana. Dong Joo pamit karena ada operasi 30 menit lagi.
"Lagi?
Yaa, apa kau tidak bekerja terlalu keras?"
Dong Joo
tidak menjawabnya, ia bangkit hendak bersiap tapi kemudian seorang mengabari
kalau ia dipanggil direktur sekarang.
Dong Joo ada di ruang direktur Do tapi yang menjelaskan bukan direktur Go sendiri melainkan dokter kepala departemen bedah. Mereka baru saja menjadwalkan Dong Joo untuk mengoperasi pasien VIP. anggota parlemen Go Man Suk, mantan juru bicara dalam Dewan Nasional.
Tanpa pikir
panjang Dong Joo menolak dengan alasan kalau ia ada jadwal operasi hari ini.
Kepala Dep. tidak enak dengan direktur, kan Dong Joo bisa mengatur ulang jadwal
operasinya! Apa Dong Joo tahu artinya diberi pasien VIP?
"Pasti
kasus pasien istimewa. Anda mungkin butuh seseorang untuk dijadikan kambing
hitam jika ada masalah. Dan aku adalah target termudah. Bukan begitu?"
Kepala Dep.
Membentaknya, Dong Joo tetep bersikeras untuk mengoperasi pasiennya semula
karena bisa bahaya jika operasinya ditunda.
Dong Joo pamit pergi tapi Direktur menanyainya, kenapa Dong Joo menjadi dokter? Dong Joo belajar seperti orang gila, artinya Dong Joo ingin jadi orang sukses. Kalau begitu ambil kesempatan ini.
"Waktu
itu, anak yang mengamuk di ruang IGD... itu kau bukan?"
Dong Joo
terkejut karena Direktur Do masih mengingatnya. Direktur Do membenarkan Kasus
pasien ini memang sulit seperti kata Dong Joo. HCC Rupture [Pecah karsinoma
hepatoseluler/sejenis kanker hati]
"Ia
hanya punya 30% kemungkinan selamat dalam operasi. Tapi, kau perlu mengambil resiko jika ingin
punya kesempatan. Apakah kau datang kemari menantangku tanpa ingin mengambil
resiko sedikitpun? Hmm?"
Dong Joo
teringat kata-kata Dokter Bu "Jika ingin balas dendam, jadilah lebih baik
daripada mereka."
Dong Joo memilih untuk melakukan operasi pada pasien VIP dan menunda operasi pasiennya sendiri. Wali pasien bertanya, apa ada masalah?
"Bagaimanapun, aku harus buktikan
kemampuanku." Batin Dong Joo.
Dong Joo
beralasan akan memantau perkembangan pasien dalam beberapa hari dan
menjadwalkan ulang operasinya. Maaf.
"Dokter!
Ayahku tidak apa-apa, bukan?"
"Ya
tidak apa-apa."
"Aku
pasti, akan lebih baik dibandingkan orang-orang itu. Akan aku buktikan."
Dong Joo mulai membedah pasien VIP dan ada masalah. Sesaat setelah Dong Joo membedah peryt pasien terjadi pendarahan hebat. Dong Joo melakukan yang terbaik tapi nyawa pasien tetap tidak terselamatkan.
"30
persen kesuksesan apanya? Setelah aku membedahnya, kemungkinannya hanya 5% kemungkinan.
Aku sudah berusaha, tapi... Aku gagal."
Sialnya,
operasinya disaksikan oleh semua petinggi rumah sakit. Setelah dokter
mengumumkan waktu kematian pasien, para petinggi meninggalkan ruang operasi.
Kematian Mantan Juru Bicara Dewan Nasional Anggota Parlemen Go Man Suk disiarkan di berita TV. Dong Joo mendapat pemberitahuan pemindahan dari kepala Dep.
-= PERINTAH
PEMINDAHAN: RUMAH SAKIT DOLDAM,
GANGWON-DO, JUNGSUN, BEDAH UMUM =-
Dong Joo
baru mendengar nama rumah sakit itu. Kepala Dep. menjelaskan kalau itu rumah
sakit kecil di daerah Jungsun. Ia akan menelpon Dong Joo saat masalah ini
mereda. Jadi jangan bertindak konyol dan diam saja disana. Anggap sajasebagai
liburan.
"Dengan
kata lain, habislah aku."
Dong Joo menuju rumah sakit baru-nya. Melewati gunung dengan jalan berkelok, Ia bertanya-tanya tempat apa itu?
Akhirnya ia sampai. Dari dalam mobil ia melihat gedung rumah sakit yang keadaannya parah sekali, susananya horor kalau menurutku.
Dari dalam
seseorang melihat keluar, ia melihat mobil Dong Joo berhenti di depan rumah
sakit mereka.
Ibu Dong Joo menelfon tapi DOng Joo sengaja mengabaikannya. Dong Joo memundurkan mobilnya mau putar balik tapi malah menabrak sesuatu. Ia hanya memerisanya dengan menurunkan kaca mobil, setelah melihat kalau yang ditabraknya tidak penting ia menjalankan mobilnya agar bisa cepat-cepat pergi dari sana.
Seorang dokter (suaranya seperti Dokter Yoon Seo jung) menghampiri orang yang melihat Dong Joo dari dalam, ia bertanya sedang apa orang iru.
"Aku
pikir ada tamu, ternyata pergi. Mungkin dia salah belok?" Jawab Orang itu
lalu pergi.
Dokter tadi
menuju posisi yang ditinggalkan orang itu, ia menyibak tirai untuk melihat
keluar. Yep, dokter itu adalah Seo Jung.
Dong Joo terus menjalankan mobilnya, ia sampai di pusat kota itu, disana banyak kasino-kasino besar.
Ibu Dong Joo
mengiriminya pesan,
"Dong Joo, bagaimana? Apa Jungsan tidak
ada masalah? Aku yakin kau sibuk beradaptasi di tempat baru tapi jangan lupa
menelponku kalau sudah tidak sibuk lagi. Ibu penasaran. Jangan lupa makan 3x
sehari."
Dong Joo
mampir di salah satu-nya, ia minum-minum disana. Dong Joo mengeluarkan surat
pemindahannya, ia membacanya dengan kesal lalu menulis surat pengunduran diri
di baliknya.
Dong Joo
menghembuskan nafas berat sebelum melanjutkannya.
Dokter Bu mengamati semua pengunjung, termasuk Dong Joo dan seorang pengunjung gemuk yang sedang sibuk makan di samping Dong Joo.
Dong Joo
melanjutkan menulis surat pengunduran dirimua dengan tangisan,
"Aku, Ahli Bedah Kang Dong Joo Mulai
hari ini mengundurkan diri... "
Pengunjung gemuk tadi tersedak, ia hendak minta bantuan Dong Joo tapi tak bisa meraih Dong Joo hingga kahirnya terjatuh tak sadarkan diri. Pengunjung yang lain datang berkerumun.
Dong Joo
meminta seorang bartender untuk menghubungi ambulance dan ia menolong
pengunjung itu, lalu pekerja kafe datang. Dong Joo mita diambilkan alat
otomatis pacu jantung dan kebetulan mereka memilikinya.
Sembari
menunggu pekerja itu kembali, Dong Joo melakukan CPR untuk pengunjung itu.
Dokter Bu mendekat, ia mengambil surat pengunduran diri Dong Joo yang belum selesai, ia membalik kertas itu dan membacanya lalu memasukkannya ke dalam kantong.
Pekerja itu kembali dengan membawa alat yang diminta Dong Joo. Dong Joo menyuruhnya melakukan CPR tapi si pekerja lupa caranya, Dong Joo mengajarinya.
Dong Joo
akan menyalakan alat itu tapi Dokter Bu menendang alat itu. Dong Joo marah,
"Apa
yang kau lakukan? Tidak lihat aku sedang berusaha menolong orang?!"
Dong Joo
mengambil kembali alat itu tapi Dokter Bu malah menginjaknya.
"Orang
ini gila? Singkirkan kakimu! Kalau orang ini mati bagaimana?!"
"Kau
mau membunuh orang ini? Berhenti melakukan hal sia-sia, cepat berdirikan
dia."
Dong Joo
melarang si pekerja berhenti melakukan CPR. Dokter Bu membentak pekerja itu
untuk melaksanakan perintahnya.
Dong Joo berdiri, ia menunjukkan name tag identitasnya bahwa ia dokter di rumah sakit Geosan. Jika berhenti melakukan CPR maka pengunjung itu akan mati. Dokter Bu merebut name tag Dong Joo,
"Kalau
mau jadi dokter jangan minum-minum. Kalau kau mabuk, jangan tawarkan
pertolongan. Ini sebabnya kau dipindahkan kerumah sakit di dusun."
Setelah
mengatakannya Dokter Bu membuang name tag Dong Joo, ia menyuruh si pekerja
untuk mendirikan pengunjung itu jika tidak ingin membawa keluar mayat dari
sana.
Dong Joo
geram, ia menghalagi Dokter Bu yang akan bertindak. Ia mempertanyakan tanggung
jawab Dokter Bu jika sampai ada apa-apa dengan pengunjung itu.
"Kalau
dia selamat bagaimana?" Tantang Dokter Bu.
"Itu
tidak mungkin, aku pertaruhkan nyawaku."
"Oke.
Setuju."
Kemudian
Dokter Bu meendorong Dong Joo menjauh hingga menabrak kursi. Lalu menyuruh
pekerja untuk melakukan perintahnya.
"Berdirikan yang benar."
Dokter Bu
menekan perut pengunjung itu sambil mengatakan apa yang dilakukannya saat ini,
"Ini adalah xiphoid process (segmen ketiga dan terakhir tulang dada).
Tarik bagian itu kebawah perlahan dan pelan-pelan tekan. Kemudian..."
Pengunjung
itu menembakkan potongan sosis dari dalam mulutnya lalu ia batuk-batuk. Dokter
Kim menepuk-nepuk punggung orang itu, makanya kalau makan kunyah baik-baik!
"Terima
kasih! Terima..." Ucap pengunjung itu di sela batuknya.
Dokter Bu lalu membawa Dong Joo ke dapur. Ia meletakkan tatakan di meja dapur restaurant. Mengeluarkan pena dan melingkari pergelangan tangan kanan Dong Joo.
Dong Joo
berdecak, Sedang apa? Pertanyaan yang sama juga diajukan oleh kepala koki.
"Pinjamkan
aku pisau. Anak-anak, tolong pegangkan ini?" Jawab Dokter Bu.
Dengan patuh para koki memegangi Dong Joo dan meletakkan tangan kanan Dong Joo di tatakan. Koki itu tubuhnya gede-gede macam gengster gitu.
Dokter Bu
lalu memilih pisau, ia menjelaskan kalau Dong Joo mempertaruhkan nyawanya, tapi
kalah.
"Hei,
sepertinya candaanmu sudah keterlaluan." Ujar Dong Joo.
Dokter Bu
menetapkan pilihannya pada satu pisau. Ia menegaskan kalau ia sungguh-sungguh
dan Dong Joo harus membayar taruhannya.
Dokter Bu
mengecek ketajaman pisau itu tapi menurutnya tidak sesuai. Kepala koki menjawab
kalau ia lebih suka menggunakan tenaga daripada mengasah pisau.
"Pantas
saja pisaumu menjadi tumpul."
Lalu Dokter
Bu mengasah pisau itu. Ia harus menggunakan pisau yang tajam untuk mendapatkan
potongan bagus.
"Pastikan
jangan terlalu banyak cipratan darah. Kau tahu sulit sekali membersihkan
perbuatanmu hari itu?"
Mendengar itu, Dong Joo panik. Dokter Bu selesai mengasah pisau. Dong Joo memastikan sekali lagi, apa benar Dokter Kim akan memotong tangannya.
"Lelaki
harusnya menepati perkataannya. Itu baru
namanya laki-laki." Jawab Dokter Bu.
Dokter Bu
lalu meletakkan punggung pisau di atas lengan Dong Joo. Dong Joo makin panik,
ia bertanya, siapa dokter Bu sebenarnya?! Preman kah?!
"Yeah,
Aku ahli dalam menggunakan pisau."
Dong Joo
menronta minta dilepaskan. Dokter Bu menyuruhnya rileks, mungkin sedikit sakit
tapi sebentar lagi selesai.
Dokter Bu
mengangkat pisaunya, kalau ini ia menghadapkan mata pisau ke arah lengan Dong
Joo. Dong Joo mengumpulkan tenanganya untuk melepaskan diri dan ia berhasil,
maka ia pun berlari sekencang-kencangnya dari dapur.
Dokter Bu
memerintah para koki untuk mengejar Dong Joo.
Dong Joo kembali ke tempatnya tadi, ia mengambil tas lalu meminta bartender untuk menghubungi polisi. Para koki menemukan Dong Joo. Dong Joo memukul mereka dengan tasnya lalu melarikan diri.
Dong Joo
tidak menemukan kunci mobilnya di seluruh sakunya hingga ia harus menumpahkan
seluruh isi tasnya dan saat kuncinta terjatuh, ia malah tak sengaja
menendangnya ke bawah mobil.
Dong Joo
berusaha mengambilnya namun tidak bisa. Ia khawatir para koki akan kembali
mengejarnya. Ada taksi lewat dan ia langsung mencegarnya.
Para koki
keluar saat ia naik taksi, untung saja waktunya tepat. Para koki tertawa
melihat kepanikan Dong Joo. Mereka kemudian tos kemenangan.
Dong Joo kembali ke rumah sakit Doldam.
Dong Joo membuka pintu dan masuk di dalam, di balik meja informasi ada seorang pria. Pria itu berkata kalau mereka sudah tidak menerima pasien lagi.
"Aku
bukan datang sebagai pasien."
Kemudian
pria itu menyuruh Dong Joo bergeser ke jendela 2 tapi yang melayani dirinya
juga. Dong Joo menjelaskan kalau ia adalah dokter Ahli bedah dari rumah sakit universitas Geosan, Hari ini
ia seharusnya mulai kerja di rumah sakit Doldam.
"Apakah
kau punya surat kerja? Bisa ditunjukan?"
"Ah,
soal itu... hari ini ada masalah, jadi aku menghilangkannya. Jika kau menelpon
rumah sakit Geosan... "
Pria itu
tidak bisa melakukannya. Sekarang jam 8 malam. Tidak ada yang akan mengangkat
telponnya. Untuk memastikannya, Dong Joo harus menunggu besok pagi.
"Ah
kalau begitu... Aku buru-buru kemari, jadi belum punya tempat menginap. Apakah,
kau bisa membantu soal itu?"
"Maaf,
kami hanya menawarkan kebutuhan pada pegawai kami. Aku tidak bisa memberimu
tempat menginap tanpa memastikan identitasnya."
Dong Joo terpaksamenginap di sana. Perawat Oh Myung Sim (orang yang melihatnya saat pertama datang) memperhatikannya yang terbaring dibangku.
Dokter Bu membawa mobilDong Joo ke rumah sakit. Ia melewati Dong Joo yang tertidur tapi kemudian kembali lagi dan memotret lengan kanan Dong Joo yang masih ada tandanya.
Cekrik!!!
Dong Joo terbangun di ruang yang tak dikenalinya, setelah memperhatikan sekitar itu ternyata ruang operasi, kemudian petugas administrasi dan dokter Bu datang, mereka tersenyum.
"Tangan
kananmu, ada padaku." Ujar Dokter Bu sambil menunjukkan tangan kanan Dong
Joo.
"Tiiidaaaaakkk!"
Setelah melihat tangan kanannya hilang.
Dong Joo terbangun. Huft! Untung cuma mimpi, ia lega melihat tangan kanannya masih utuh. Seseorang menepuk pundaknya membuatnya kaget.
Dia adalah
petugas administrasi, mengabarkan kalau ia sudah bicara dengan rumah sakit,
lalu meminta Dong Joo mengikutinya.
"Beliau
adalah Kepala Rumah Sakit Doldam." Ucap petugas administrasi
memperkenalkan Dong Joo dengan Direktur Yeo Woon Young.
"Kalau
mereka mengirim orang, kenapa bukan spesialis penyakit dalam?" Gumam
Direktur Yeo karena mendengar penjelasan Dong Jo bahwa ia adalah ahli bedah.
Direktur Yeo
menjelaskan, bukannya ada masalah khusus pada Dong Joo. Tapi mereka sudah punya
kepala bedah. Ada ahli bedah spesialis juga.
Petugas administrasi menjelaskan kalau rumah sakit mereka menangani segalanya terlepas dari penampilan luarnya. Ada departemen penyakit dalam, departemen bedah, dokter keluarga, bahkan ruang uGD tersendiri.
"Betapa
banyak pasien kami, pasti akan membuatmu terkejut." Jelas petugas
administrasi dengan lebay.
Tapi
sebenarnya rumah sakit itu kosong mlompong, hanya satu-dua pasien yang datang
setiap hari. bahkan para pekerja disana malah sibuk googling karena tidak ada
kerjaan.
Ada perawat
senior Oh Myung Sim dan si unyu perawat Park Eun Tak.
Kemudian petugas admininstrasi memberikan kartu namanya pada Dong Joo, ia kepala Administrasi, Jang Gi Tae. (panggil kepala Jang aja ya!)
Dong Joo
menolak kartu itu, ia melarang Direktur Yeo memusingkan dirinya. Ia juga tidak
berniat tinggal lama-lama disana. Ia berniat pergi dalam sebulan atau paling
lama 2 bulan.
"Kalau
aku tidak bisa kembali ke rumah sakit Geosan aku akan mencari rumah sakit lebih
besar di Seoul. Menurutku anda sebaiknya tahu soal ini lebih awal."
Direktur Yeo
hanya tersnyum. Ia menjawab kalau ia mengerti.
Mendengar cerita Kepala Jang, Perawat Oh heran, apa Dong Joo tidak menganggap rumah sakit mereka?
"Ia
tidak akan bertahan seminggu disini. Taruhan 50,000 won."
"Dia
tampan, aku lumayan suka padanya." Ujar Perawat Oh.
"3
hari! Dalam 3 hari hal ini akan selesai. Aku taruhan 100,000 won."
Seo Jung datang, ia mengucapkan selamat pagi yang cerah pada semuanya. Hanya perawat Oh yang menanggapinya.
"Kalau
tidak cerah, bukan masalah." Ujar Seo Jung karena ia tak ditanggapi oleh
kepala Jang.
Kepala Jang
bertanya, waktu Seo Jung di sana tidak lama lagi kan. Perawat Oh menegur,
Berhenti usil dengan urusan orang lain.
"Jadi, bagaimana dengan dokter tampan itu? Dia sekarang dimana?"
Kepala Jang
mengatakan kalau Dong Joo mau ganti baju, maka ia antarkan ke ruang staf.
Mereka baru sadar kalau Seo Jung juga menuju ruang staf saat ini.
Seo Jung akan membuka pintu dengan tangan kanannya tapi tidak jadi, ia memilih menggunakan tangan kirinya.
Dong Joo
terkejut melihat Seo Jung ada di depannya.
"Sunbae.."
Begitu pula
Seo Jung yang tak kalah terkejutnya melihat Dong Joo.
>
1 komentar:
Sepertinya cerita dokter2n ini agak berbeda dr jalan ceritanya.. mdh2n ceritanya menarik n tidak klise seperti drama dokter2n yg lain..
EmoticonEmoticon