Sumber Gambar dan Konten dari SBS
Sinopsis Romantic Doctor, Kim Sabu Episode 1 Part 2
Seorang pasien datang ke UGD dengan kelulah demam dan rasanya ada yang mengganjal di dalam, Seolah ada batu besar di dalam tubuhnya. Pasien itu datang bersama istri dan anaknya.
Dong Joo
memeriksa pasien itu. Perawat bertanya, haruskah ia memanggil Seo Jung. Dong
joo menjawab kalau ia akan melakukan pemeriksaan dahulu.
Dong Joo dan
perawat menjauh, ia meminta perawat untuk melakukan ECG (pemeriksaan reaksi
jantung terhadap alat eletronik).
Perawat menjelaskan kalau Seo Jung tidak mencoba untuk menganggu Dong Joo, ia mengenal Seo Jung dengan baik karena sudah cukup lama bekerja sama. Seo Jung hanya menunjukkan ketertarikan dan keingintahuan terhadap Dong Joo karena hasil kerja Dong Joo bagus. Julukannya memang "Paus Gila", tapi Seo Jung sebenarnya memiliki hati yang baik.
Kemudian
perawat pergi mengambil alat pemeriksaan ECG. Dong Joo menelaahucapan perawat
itu tapi tak lama karena pasien tadi tiba-tiba tak sadarkan diri,
Perawat wanita memeriksa nadi pasien tapi tidak terasa, ia menebak kemungkinan pasien terkena serangan jantung. Ia menyuruh Dong Joo untuk melakukan CPR. Dong Joo langsung menuruti perintah perawat.
Tak lama kemudian Seo Jung datang bersama Ah Ra. Ia bertanya ada apa. Perawat pria mengatakan kalau pasien mengalami demam.
"Mungkinkah
myocarditis? [Radang jantung]" Gumam Seo Jung.
Seo Jung
menanyakan berapa lama pasien tersebut seperti itu. Sudah lewat beberapa menit,
jawab perawat pria.
"Haruskah
aku menghubungi ketua tim dokter bedah?" Tanya Perawat pria.
"Dia
sedang makan malam bersama staf lain! Butuh waktu setidaknya 30 menit baginya
untuk sampai kemari!" Jawab Ah Ra.
Seo Jung minta disiapkan defibrilator dan inkubasi. Dapatkan dalam waktu kurang dari tiga menit. Perawat pria langsung bergerak.
Seo Jung
akan melakukan inkubasi tapi kemudian menyerahkannya pada Ah Ra karena melihat
Dong Joo sudah mulai melemah dalam melakukan CPR, ia langsung menggeser Dong
Joo dan melakukan CPR sendiri.
Dong Joo
ngos-ngosan kehabisan tenaga. defibrillator datang. Seo Jung menggunakan 200
joules dua kali tapi masih belum berhasil mengembalikan nadi pasien.
"Ini
tidak akan berhasil. Ini tidak ada gunanya, Dokter." Ujar perawat pria.
Waktu sudah
berjalan Empat menit tiga puluh detik. Seo Jung melihat istri dan anak pasien
menangis frustasi. Ia pun memutuskan untuk melakukannya. Sementara perawat pria
menggantikannya melakukan CPR
"Kau gila? Ketua Tim sedang tidak ada di sini!" bentak Ah Ra.
Semua setuju
lebih baik menunggu Ketua Tim. Seo Jung menjelaskan diagnosanya, kemungkinan
pasien mengalami myocarditis. Mereka bisa menyelamatkan pasien dengan memberi
oksigen melalui membran extracorporeal.
"Jika
kita menunggu lebih lama lagi, kita bisa kehilangan dia! Kita tidak punya
banyak waktu! Cepat ambil mesin ECMO!"
Ah Ra
mengingatkan kalau Seo Jung yang akan disalahkan jika terjadi kesalahan. Seo
Jung menegaskan kalau ia yang akan menanggung semua resikonya.
"Bayangkan
perasaan kalian sendiri jika terbaring di sini, tapi dokter yang bertanggung
jawab hanya berkata 'ini tidak akan berhasil'? Bagaimana perasaan kalian?"
Ah Ra hanya
menghawatirkan Seo Jung. Yang terparah, Seo Jung bisa kehilangan pekerjaanmu!
Seo Jung
kesal karena semua tidak ada yang mau mendengarkannya. Ia pun akan mengambil
mesin ECMO sendiri tapi saat ia menoleh, Dong Joo datang membawanya.
Seo Jung lalu menyuruh mereka untuk memindahkan pasien. Seo Jung menjadi ketuanya dan Dong Joo asistennya. Seo Jung ragu awalnya tapi setelah melakukannya, ia mengakui kepiawaian Dong Joo dalam asistensi dan akhirnya mereka berhasil. Semua pun bisa bernafas lega.
Seo Jung kemudian berbisik ke telinga pasien,
"Tuan
Lee Myung Woo. Anda bisa mendengar suaraku, kan? Aku Yoon Seo Jung. Aku baru
saja selesai mengoperasi dirimu. Kami sedang mengoksigenisasi darahmu. Aku
yakin Anda akan baik-baik saja. Anda harus bertahan sampai akhir, oke?
Oke?"
Dong Joo
menatap kagum Seo Jung.
Keluarga pasien pun nampak lega. Dokter Moon juga lega mendengarnya lewat telfon.
"Terus
monitor perkembangannya dan tetap laporkan padaku."
Seo Jung mendapat teguran dari dokter senior karena seharusnya itu bukan tugas Seo Jung. Dokter itu bahkan menendang tulang kering Seo Jung.
"Apa
yang kau pikirkan dengan melakukan ECMO? Siapa yang akan bertanggung jawab
kalau terjadi kesalahan?"
Seo Jung
tidak berani menaap dokter, yang terpenting baginya adalah keselamatan pasien,
toh operasinya juga berjalan lancar.
"Hey.
Kau itu bekerja di UGD, fokus saja pada hal-hal mengenai UGD! Jika kau
menginginkan hak untuk menentukan pasien layak mendapatkan perawatan ECMO atau
tidak, ambil jenjang spesialis sana!"
"Pasien
sekarat, jadi kami tidak punya waktu untuk berargumen soal itu."
"Bagaimanapun
juga, jangan harap kau akan bebas dengan mudah dalam hal ini."
Dong Joo hanya bisa melihat dari jauh saat Seo Jung ditegur habis-habisan.
Seo Jung menangis di gudang penyimpanan perlengkapan medis dan Dong Joo melihatnya. Ia meyakinkan dirinya sendiri kalau tidak akan terjadi apa-apa.
"Kau
sudah menyelematkannya. Itu yang terpenting. kau melakukan hal yang benar. Kau
melakukan hal benar, Yoon Seo Jung."
Seo Jung
selesai menangis dan akan keluar tapi malah melihat Dong Joo, ia malu dan
menyembunyikan mukanya dengan berbalik badan, Dong Joo mendekat. Seo Jung
berbalik menatap Dong Joo, ada apa?
"Maafkan
aku. Semua ini karena aku. Itu karena ketidakcakapan diriku. Aku sudah sok
tahu, dan baru menyadari bahwa aku kurang tanggap dalam menghadapi
realita."
"Oh,
hentikan. Tidak masalah. Bagaimanapun juga, pasien sudah selamat dan kita
melakukan hal yang benar. Aku bisa menulis 1,000 halaman permohonan maaf jika
memang mereka menyuruhku melakukannya. Jadi, jangan cemas. Kau juga tidak
buruk. Kemampuan asistensimu bagus."
"Benarkah?"
"Kelihatannya
kau mampu memasukkan salah satu kaki gajah ke dalam lemari es. Kerja bagus,
anak magang."
Dong Joo tiba-tiba menyudutkan Seo Jung dan menciumnya. Seo Jung kaget dan melepaskannya,
"Apa
yang kau lakukan? Kau tidak waras?"
Dong Joo
bertanya, Apakah tidak boleh? Apakah tidak boleh... baginya untuk jatuh cinta
pada Seo Jung?
Dong Jung mencium Seo Jung lagi. Awalnya Seo Jung meronta tapi kemudian ia pasrah, namun akhirnya ia sadar dan mendorong Dong Joo menjauh.
"Kau...
gila." Seo Jung meninggalkan Dong Joo.
Seo Jung
kemudian kembali untuk menegaskan kalau ia memiliki kekasih tapi kelihatan
sekali kalau Seo Jung goyah. Dong Joo tersenyum menyadarinya.
Seo Jung di ruang ganti, ia masih mengingat kejadian tadi dan menyesal, ia menggerutu kalau Dong Joo benar-benar sudah tidak waras.
Seo Jung
lalu menutup lokernya keras-keras. Ah Ra masuk, mengabarkan kalau Dokter Moon
sudah sampai.
Seo Jung
berdiri di depan pintu masuk rumah sakit. Dong Joo melihatnya lalu mendekat.
Seo Jung terkejut bahkan tidak bisa menatap Dong Joo langsung.
"Tentang
sebelumnya... itu hanya kecelakaan. Kau mengerti, kan?"
"Kecelakaan?"
"Yeah,
semacam... Kita baru saja menyelamatkan seorang pasien yang sekarat, jadi...
Jadi, um... kau dan aku hanya sedang emosional. Hal itu menyebabkan produksi
hormon berlebih, jadi aku tidak bisa bereaksi dengan benar. Maka yang terjadi
adalah... aku hanya terbawa suasana untuk sesaat."
"Apa
kau bilang?"
"Maksudku,
tadi itu bukan apa-apa. Kau mengerti?"
Bagi Dong Joo, sejak saat di mana Seo Jung menemukan arteri pasien itu dan menahannya. Seo Jung duduk di ranjang pasien dan menahannya sampai di ruang operasi. Ia merasa Seo Jung sangat keren sejak saat itu. Seo Jung menegaskan kembali kalau ia punya pacar.
"Aku
ingin berkencan denganmu."
"Sudah
kubilang, aku sedang berkencan dengan seseorang, kami sedang menuju jenjang
lebih lanjut!"
"Dan
aku ingin tidur denganmu."
Seo Jung
tertohok mendengarnya. Dong Joo memperjelas maksudnya, ia menyukai Seo Jung dan
ingin tidur dengan Seo Jung.
Lalu Dokter
Moon datang dengan mobilnya mengklakson Seo Jung. Seo Jung menjelaskan pada
Dong Joo kalau Dokter Moon lah kekasihnya, tanpa menunggu jawaban Dong Joo, ia
pergi menuju mobil Dokter Moon.
Dong Joo melihat kemesraan mereka, dimana Dokter Moon melap rambut Seo Jung yang basah kehujanan dengan tangannya.
Mereka berhenti di lampu merah. Dokter Moon memasangkan cincin di jari telunjuk Seo Jung yang digunakan Seo Jung untuk menekan arteri pasien.
"Mari
kita menikah secepatnya setelah masa residensimu berakhir."
Lampu hijau menyala. Mobil dibelakang sudah mengklakson, Dokter Moon menjalankan mobilnya dan tiba-tiba truk gede muncul, tabtrakan pun tak terhindarkan.
Perawat pria menerima telfon kalau Seo Jung dan Dokter Moon terlibat kecelakaan dan akan tiba beberapa saat lagi. Dong Joo pamit mendengarnya, bukan hanya dia seorang, perawat wanita juga.
Dokter Moon
masih bisa berjalan, Seo Jung yang tidak sadarkan diri. Dokter Moon menjelaskan
keadaan Seo Jung.
"Tekanan
darahnya rendah. Dia terbentur tepat di sisi kanan kepala sehingga mengalami
gegar otak dan lengan kanannya juga patah, jadi lakukan x-ray lebih dulu. Dan,
pastikan melakukan semua tes yang diperlukan."
perawat melihat cincin Seo Jung dan ia menatap Dokter Moon tajam. Dokter Moon menggunting baju Seo Jung untuk melakukan pemeriksaan. Dong Joo lalu menutupi tubuh Seo Jung dengan kain.
Dokter Moon
selesai memeriksa, ia menemukan adanya hemoperitoneum. Lalu menyuruh untuk
membawa Seo Jung ke ruang operasi setelah CT scan selesai.
"Aku
akan mengoperasi dia. Dan, kita juga harus merawat lengan serta tulang
tengkoraknya, jadi hubungi Departemen Orthopedi dan tanya apakah kita bisa
melakukan operasi gabungan atau tidak."
Dong Joo hanya diam saja. Ia kemudian menatap Dokter Moon setelah dibentak karena tidak merespon.
"Apakah
Anda mabuk lalu mengemudi? Saya akan menghubungi orang lain untuk melakukan
operasinya."
Dokter Moon
teringat kalau ia minum beberapa gelas tadi.
Dong Joo dan Perawat pria membawa Seo Jung menuju ruang CT-scan. Dong Joo melihat cincin di jari Seo Jung.
Seo Jung
sadarkan diri, ia memanggil Dokter Moon. Dong Joo dengan sebal menjawab kalau
ia adalah anak magang, Dong Joo.
Dong Joo mengatakan kalau Seo Jung akan di CT-scan dahulu. Seo Jung malah menanyakan keberadaan Dokter Moon.
Dong Joo
malas menjawabnya, jeda beberapa detik ia baru menjawab. Dong Joo mengatakan
kalau Dokter Moon di UGD, tidak terluka parah, baik-baik saja. Jadi, jangan
mencemaskan Dokter Moon.
"Periksalah
dulu Dokter Moon."
"Apa
kau gila? Kau yang sedang kritis saat ini." Bentak Dong Joo.
Seo Jung
menjelaskankalau bukan ia, melainkan Dokter Moon. Kepala Dokter Moon terbentur
keras. Seo Jung ingat betul kejadian saat kecelakaan itu.
Dong Joo
tidak beranjak dari tempatnya. Seo Jung sampai harus membentaknya. Tapi
kemudian suara Seo Jung melemah lagi, ia mohon pada Dong Joo untuk memeriksa
Dokter Moon.
Dong Joo pun melakukan perintah Seo Jung, ia memilih menggunakan tangga untuk menuju UGD tapi ia malah tak sengaja melihat perawat perempuan dan Dokter Moon berdebat.
Dong Joo sengaja menunggu mereka dan saat Dokter Moon naik, ia terkejut melihat Dong Joo begitu pula dengan perawat perempuan.
"Apa...
yang sedang terjadi?" Tanya Dong Joo.
Dokter Moon
balik bertanya, apa yang terjadi pada Seo Jung. Dong Joo tidak menjawabnya, ia
malah mencibir lalu pergi.
Dokter Moon mengejar Dong Joo tapi ia malah tumbang. Perawat peempuan memeriksa nafanya tapi Dokter Moon tidak bernafas, Dong Joo juga terkejut.
Dong Joo
teringat perkataan SeoJung kalau bukan dia yang terluka parah, melainkan dokter
Moon.
Seo Jung di ruang perawatan, di luar hujan, ia menangis sambil menyentuh cincinnya.
Dokter Moon wafat karena adanya pendarahan internal di otak karena luka benturan dalam kecelakaan mobil tersebut. Dokter ketua terlihat sangat kehilangan.
Dong Joo akan memeriksa Seo Jung tapi kamar perawatan Seo Jung malah kosong mlompong. Baju pasien Seo Jung sudah terlipat rapi diatas tempat tidur.
Seo Jung pergi mendaki dengan kondisi yang belum pulih betul. Ia memikirkankejadian malam itu. Setelah Dokter Moon memberinya cincin.
"Sejujurnya...
Aku menerima sebuah pengakuan cinta hari ini."
"Apakah
dari anak magang tadi?"
"Tapi...
Aku agak goyah karena hal itu, Dokter. Maafkan aku."
Dokter Moon
kelihatan kecewa, ia lalu menjalankan mobil tanpa melihat kanan kiri dan
akhirnya kecelakaan terjadi dan ia wafat.
Seo Jung tergelincir, ia sampai guling-guling dan merintih kesakitan, kakinya sakit hingga tak bisa digerakkan. Ia menangis kencang tapi tak ada siapapun yang bisa mendengarnya.
Ah Ra khawatir, ia menelfon Seo Jung tapi ponselnya tidak aktif. Senior menyarankan untuk menghubungi keluarga Seo Jung.
"Dia
tidak memiliki keluarga. Dia benar-benar sendirian di dunia ini."
Dong Joo
mencuri dengar pembicaraan mereka. Ia juga kuatir.
Seo Jung masih di tempat tadi hingga malam tiba. Ia malah teringat pengakuan cinta Dong Joo. Tapi selanjutnya ia tak sadarkan diri.
Seorang pria
menemukan Seo Jung karena senter Seo Jung menyela. Pria itu mengarahkan
senternya ke muka Seo Jung dan Seo Jung mengedipkan matanya.
"Jadi,
dia masih sadarkan diri."
Lalu Pria itu melihat tangan Seo Jung yang masih di gips. Ia merasa kalau Seo Jung pasti tidak waras sehingga mendaki dengan kondisi tubuh seperti itu.
"Siapa
kau? Apakah dia orang cabul?" Batin Seo Jung.
Pria itu
memeriksa tubuh Seo Jung dan mendapati kalau kaki Seo Jung lah satu-satunya
yang bermasalah.
"Benar-benar.
Tetap saja aku tidak bisa meninggalkan dia sendirian. Mari kita rawat dulu
kakimu. Akan sedikit sakit."
Seo Jung
mengumpulkan kekuatannya dan mengarahkan senter ke wajah pria itu. Pria itu
membenarkan kaki Seo Jung yang terpelintir. Seo Jung kesakitan karenanya sampai
tak sadarkan diri.
Pria itu bingung, apa yang harus kulakukan dengan Seo Jung sekarang? Lalu ia memutuskan untuk mennggendong Seo Jung turun gunung.
Tunggu.. Itu
dokter Bu Yong Joo yang dicari Kang Dong Joo muda…
>
EmoticonEmoticon