Sumber Gambar dan Konten dari SBS
Sinopsis Romantic Doctor, Kim Sabu Episode 3 Part 1
Perban Seo Jung dibuka. Kim Sabu melihat kerusakannya, "Lukanya kecil tapi dalam. Dia memotong arterinya, saraf dan 2 tendon, tidak, tiga. Jadi ada 5 yang harus disambungkan lagi. Kau pernah melakukannya?"
Dong Joo
tidak menjawabnya, ia memandang wajah Seo Jung. Kim Sabu mengulangi, pernah
atau tidak?
"Tidak. Aku hanya liat prosedurnya via video. Ini pertamakalinya aku melakukannya.
"Kalau
kau buat kesalahan, aku akan potong tanganmu dan kutempel ke tangan Dokter
Yoon. Asal tahu saja."
"Ayo
mulai." Jawab Dong Joo yakin.
Kim Sabu
menjelaskan kalau mereka akan memulai prosedur operasi dalam 5 menit ke depan.
Ia akan menyambung seluruh kerusakan dalam 30 menit.
Dong Joo
membatin, apakah itu mungkin?1 Apakah Kim Sabu akan melakukan segalanya tanpa
sayatan tambahan?
-= 10,000 jam. Ia
mengatakan jika kau mengerjakan sesuatu dalam 3 jam per hari selama 10 tahun,
kau akan menjadi ahli. Kedengarannya agak masuk akal. =-
-= Kalau begitu,
berapa lama yang kau butuhkan untuk menjadi spesialis? Itu butuh 20 jam per
hari selama 11 tahun, =-
-= yang mana
totalnya 80,300 jam. =-
-= Kau
baru akan menjadi spesialis setelah 80,000 jam belajar dan bekerja keras
sebagai residen. Kau juga harus lulus ujian. Kau juga harus mencoba semua yang
terbaik sehingga kau dapat menyelesaikan dalam 11 tahun. Namun... =-
Kilas
balik...
Dong Joo mendatangi ruangan Kim Sabu untuk protes,
"Aku
tidak menghabiskan seluruh hidupku dengan belajar, berlatih, dan membedah untuk
terjebak di sini... di rumah sakit yang kecil... Di pedesaan."
-= ada hal-hal
yang masih belum terselesaikan =-
"Jadi
apa yang coba kau bicarakan?"
-= Itu sebabnya
aku masih gelisah soal masa depanku. =-
"Tak
peduli apapun yang terjadi. Aku akan kembali ke RS Geodae. Apapun yang terjadi,
Aku akan kembali ke sana."
Kilas balik
selesai...
Waktu 5 menit sudahberjalan, KimSabu akan mulai rekonstruksi arteri segera.
-= Jahitan sangat
tipis sehingga kau bahkan tidak bisa melihatnya dengan mata telanjang. Tapi...
dia luar biasa cepat. Siapa... Dia? =-
Perawat Oh
memanggil Dong Joo untuk memberinya alat potong tak lama kemudian Kim Sabu
berkata "cut"
Dong Joo
Gemetar saat akan memotong benang jahit, ia kesulitan melihat. Kim Sabu
menaktinya, apa Dong Joo ingin lengannya dipotong?
5 menit usai, selanjutnya Kim Sabu akan segera memulai rehabilitasi neurologis dan akan lakukan tenorrhaphy di waktu yang sama.
Dong Joo
kelihatan sudah lelah. Perawat Park berinisiatif untuk mengelap keringatnya dan
itu membuatnya memandang perawat Park. Kim Sabu lalu membentaknya untuk kembali
fokus.
10 menit berlalu, Kim Sabu akan lakukan tenorrhaphy tendon dalam waktu 5 menit. Dong Joo merasa itu tak mungkin, dalam 5 menit?
Kim Sabu
tidak punya waktu untuk protes Dong Joo, ia menyuruh Dong Joo untuk mulai buat
menusukkan beberapa jarus sesuai intruksinya.
5 menit usai dan Dong Joo bisa menghela nafas lega. Ia memandang wajah Seo Jung.
2 menit
tersisa. Dan itu membuat gerakan tangan Kim Sabu semakin cepat.
-= Dia cepat. Dia
luar biasa cepat. =-
Dong Joo sampai gugup, Kim Sabu meminta apa dia ngasihnya apa. Tidak sampai disitu saja, Dong Joo bahkan menjatuhkan sesuatu saking gugupnya, lalu Perawat Oh menggantikan tugasnya.
-= Perawat
menyiapkan segalanya di muka seolah dia tahu apa yang akan dilakukannya untuk
langkah selanjutnya. Semua orang di ruang operasi ini bekerja dengan sempurna
tanpa membuat gerakan yang tidak perlu. =-
Waktu habis.
Kim Sabu menyuruh mematikan tourniquet. Hasil akhir, tidak ada pendarahan dan
semua tanda-tanda vital Seo Jung stabil.
Kim Sabu selesai dengan tugasnya, lalu ia mengecek suhu tubuh Seo Jung. Selanjutnya ia menyuruh Dong Joo untuk melakukan sisanya.
-= Ini
menjengkelkan. Tapi aku tidak bisa mengatakan apa-apa padanya. Operasinya...
Adalah yang paling sempurna yang pernah aku saksikan. Aku tadi... seperti orang
bodoh. =-
Dong Joo
kembali menjatuhkan sesuatu karena tak sengaja menyenggolnya. Perawat Oh dan
perawat Park yang masih ada di dalam menatapnya, ia meyakinkan keduanya kalau
ia baik-baik saja, benar-benarbaik-baik saja.
-= Sial. =-
Operasi selesai, perawat Oh memberitahu Kim Sabu kalau Seo Jung sudah mereka pindahkan ke ruang ICU tapi tentang kodisi Dong Joo,
"Yah,
tampaknya dia tidak fokus."
Tak tahu Kim
Sabu menyuruh Perawat Oh untuk melakukan apa karena perawat Oh cuma menjawab
iya, ia akan melakukan apa yang diperintahkan Kim Sabu.
Kepala Jang mendekat, ia yakin kalau Kim Sabu sudah menekan Dong Joo begitu keras. Perawat Oh mengingatkan kalau itu gaya Kim Sabu.
"Dan
sama seperti dokter lain, yang ini juga akan pergi. Dia juga akan memaki Kim
Sabu sama seperti yang lainnya."
Dong Joo
kesal, ia melempar masker danpenutup kepalanya ke tong sampah lalu bergegas
menuju ruangan Kim Sabu.
Tapi mereka bertemu di lobi karena Kim Sabu akan keluar. Kepala Jang dan Perawat Oh mengikuti Dong Joo. Mereka terkejut saat Kim Sabu datang dan akhirnya memutuskan untuk berhenti menguping tak jauh dari mereka.
Dong Joo
butuh penjelasan. Siapa sebenarnya Kim Sabu itu? Ia tidak paham sama sekali,
tak peduli seberapa keras ia mencoba.
"Tentang
apa?
"Pria
yang berusaha untuk memotong tanganku di casino ternyata kepala bedah di
UGD."
Kim Sabu
menjawab kalau kehidupan pribadi dan hobinya bukan urusan Dong Joo. Dong Joo
tahu kalau operasi di sore hari itu pasti bedah umum. Tapi angiorrhaphy tadi
terlalu profesional untuk dokter bedah.
"Apa kau protes soal betapa bagusnya aku?"
"Serius,
spesialisasi apa yang Anda miliki? Apakah Anda penjudi atau dokter? Atau Anda
ahli bedah? Jika Anda seorang ahli bedah, pasti khusus dalam bidang tertentu.
Apa Anda itu dokter bedah umum? Anda mengkhususkan diri dalam pembuluh darah?
Apa bidang utama Anda?"
Menyelamatkan
nyawa, itu spesialisasi-Kim Sabu. Dong Joo semakin emosi, jangan main-main
dengannya, ia bertanya hal yang sangat serius.
Kim Sabu
menohoknya, pasti Dong Joo tadi malu pada dirinya sendiri, kan? Bukan itu saja,
Dong Joo seorang dokter, tapi malah membuang-buang waktu di kasino.
"Kau
mencoba menggunakan defibrillator pada pasien dengan dyspnea juga. Apa yang
mereka kerjakan di RS Universitas belakangan ini? Bagaimana cara mereka
mengajar mahasiswa medis?"
Dong Joo tak mau diremehkan, ia lulus ujian dengan nilai tertinggi di negara ini. Hal itu membuat Kepala Jang melotot kaget. Tapi tidak dengan Kim Sabu, Apa bagusnya nilai tinggi ketika Dong Joo tidak tahu perbedaan antara memotong dan suction di ruang operasi?
"Tidak
ada yang salah denganku. Tangan Anda saja yang terlalu cepat."
Kim Sabu
bertanya, apa gunanya dokter bedah memakai maskerdi ruang operasi? Dong Joo
menjawab untuk mencegah kontaminasi.
"Kau
salah. Untuk menutup mulut. Itu untuk menutup mulut sehingga mereka dapat
berbicara dengan tangan mereka. Jangan membuat alasan di depan pasien yang ada
di meja operasi. Jangan mencoba untuk merasionalisasi sendiri. Dokter bedah
tidak punya kesempatan kedua. Kau yang
tidak bisa melakukan dengan baik di ruang operasi. Kau paham itu?"
Kim Sabu
melangkahpergi. Dong Joo tidak mengijinkannya karena ia belum mendapatkan
jawaban dari pertanyaannya tadi.
"Aku...
Kim... Sabu."
"Apa?"
"Itu
aku. Aku Dr. Kim. Dengan kata lain, aku Kim Sabu. Okay?"
Dong Joo kesal
dengan jawaban Kim Sabu itu tapi kembali lagi, ia tidak bisa mengatakan
apa-apa.
Kepala Jang mengulangi kata-kata Dong Joo tapi kalau Dong Joo lulus dengan nilai tertinggi pada perawat Oh. Tapi perawat Oh tampaknya tidak tertarik lain halnya dengan kepala Jang yang sepertinya merencanakan sesuatu.
Dong Joo
baru menyadari kalau Perawat Oh dan kepala Jang melihatnya sedari tadi, dan
setelah Dong Joo melihat mereka berdua, mereka berdua langsung menjauh dari
lobi. Bukan hanya mereka berdua, Direktur Yeo pun melihat dari lantai 2.
-= Orang aneh. Dan
dokter aneh. =-
Kim Sabu ke kasino, ia celingukan mencari seseorang.
Polisi
menemukan mobil di depan rumah sakit Doldam, ternyata pengendara itu adalah
pelaku tabrak lari.
-= Rumah sakit
aneh. =-
Dong Joo menunggui Seo Jung di ruang ICU, ia bertanya, Apa yang Seo Jung lakukan di tempat aneh ini? Apa yang Seo Jung lakukan di sini selama lima tahun terakhir?
Ia teringat
Kim Sabu saat menyentuh dahi Seo jung setelah operasi usai.
-= Episode 3 -- Hari Jum'at untuk 13 orang =-
Seo Jung sadarkan diri, ia melihat lengannya di perban lalu teringat apa yang terjadi kemarin. Sepertinya ia menyesal.
Dong Joo mengabari In Soo kalau Seo Jung bekerja di rumah sakit Doldam.
"Apa?
Apa yang kau katakan tentang Seo Jung? Kau bicara tentang Yoon Seo Jung yang
menghilang 5 tahun lalu? Maksudmu Paus Gila ada di sana?" Reaksi In Soo
tidak percaya.
Percakapan
mereka di dengar oleh Dokter Do.
Dong Joo
membenarkan. In Soo kemudian bertanya, apa yang dilakukan Seo Jung disana? Dia
sudah menikah? Apa dia punya anak?
In Soo
kembali terkejut mendengar kalau Seo Jung bersiap untuk mendapatkan sertifikasi
ganda, Kenapa?
Dong Joo
juga tidak tahu kenapa Seo Jung membuang waktunya seperti itu. In Soo ingin
bicara dengan Seo Jung tapi Dong Joo mengatakan tidak bisa.
"Ngomong-ngomong
bisa kau cari tahu tentang orang bernama Kim Sabu?"
In Soo
heran, apa itu? Memangnya itu nama? Dong Joo tidak tahu pastinya. Semua orang
memanggilnya begitu.
"Dia
seorang kepala bedah di sini di RS Doldam. Tolong cari tahu nama aslinya, dia
dulu sekolah di mana. Dan apa itu spesialisasinya. Dan juga, aku ingin tahu apa
yang dia lakukan di RS Doldam."
Seo Jung merebut ponsel Dong Joo, ia melarang In Soo mencari tahu apa yang Dong Joo katakan tadi. In Soo senang mendengar suara Seo Jung tapi tidak lama karena Seo Jung segera menutup telfon.
Setelah itu Dokter Do mendekat, siapa Paus Gila itu. In Soo menjelaskan kalau namanya Yoon Seo Jung, terkenal dengan sebutan Ratu Jari Telunjuk, dulunya pahlawan di UGD.
"Dia
pasti terampil."
"Tentu
saja. Dia dulu pemain bintang dari departemen kami, tapi dia menghilang setelah
kecelakaan mobil. Lagipula, ternyata dia ada di RS Doldam selama ini."
"RS
Doldam"
"Itu
tempat Kang Dong Joo dipindahkan ke sana. Rumah sakit di Jeongseon."
Dokter Do
menatapnya tajam, In Soo menegaskan kalau ia tidak bilang kalau direktur
melakukan kesalahan, DOng Joo mungkin pantas menerima itu.
In Soo lalu
bertanya, apa dokter Do pernah mendengar nama Kim Sabu. Dokter Do diam saja,
lalu In So keluar dari sana, ia akan tanyakan ke Dr. Ahn.
"Rumah
Sakit Doldam." Gumam dokter Do.
Dong Joo mengomeli Seo Jung yang malah ke ruang staf. Seo Jung baik bertanya, apa sekarang Dong Joo mengintai Kim Sabu? Kenapa ingin mencari tahu tentang latar belakangnya? perlu itu untuk apa?
Dong Joo
tetap dengan pertanyaan awalnya, apa Seo Jung tidak tahu kalau Seo Jung tidak
boleh jalan dulu? Dong Joo menjelaskan kerusakan pada tangan Seo Jung tapi
tidak perlu khawatir karena operasinya sukses kok. Tapi Seo Jung masih harus
istirahat.
Seo Jung
memperingatkan Dong Joo, Jangan coba-coba bertanya pada Kim Sabu. Jangan
membuat masalah.
Dong Joo
kembali menjelaskan tentang cidera Seo jung, mungkin Seo Jung bisa terinfeksi
dengan sentuhan sedikit dan itu dapat menyebabkan penyumbatan arteri. Ia
memberitahu Seo Jung itu sebagai seorang dokter.
"Silahkan
kembali ke tempat tidurmu tanpa menyulitkan keadaan."
"Kau
yang menyulitkan keadaan. Kau tidak paham juga? Apa kau tahu betapa kerasnya
aku berjuang selama 5 tahun? Kau tahu seberapa keras aku bekerja untuk kembali
ke tempat ini? Lupakan. Aku ingin minta bantuanmu. Aku tidak yakin berapa lama
kau akan di sini, tapi tolong bersikaplah seolah kita ini orang asing. Mari
kita tidak usah berbicara kecuali menyangkut pekerjaan. "
"Seonbae.."
"Tolong
jangan bicara padaku, Dr. Kang Dong Joo. Dan, berhenti ikut campur dalam urusan
pribadi Kim Sabu. Dia bukan seseorang yang bisa kau perlakukan seperti itu.
Mengerti?"
Seo Jung
melangkah keluar. Tiba-tiba Dong Joo bertanya, apa Seo Jung menyukai Kim Sabu?
Apa itu sebabnya Seo Jung di sini Selama lima tahun? Apa iya?
"Kau
gila." Jawaban Seo Jung lalu keluar dengan kesal.
Saat berjalan di koridor pun Seo Jung masih menyumpahi Dong Joo sampai ia tak menghiraukan sapaan Dokter Nam.
"Benar-benar
gila."
Dokter Nam
menunjuk dirinya sendiri, aku?
Di ruang
staff Dong Joo juga menyebut-nyebut dirinya gila, ia menyesal, kenapa juga
pertanyaan itu mesti keluar dari mulutnya. Memalukan, Sangat memalukan.
Dokter Nam
yang akan masuk kembali menutuppintu karena melihat Dong Joo saat ini.
Kepala Jang meyakinkan Direktur Yeo untuk mempertahankan Song Joo di rumah sakit mereka, ia bertanya Apa yang kurang di RS Doldam?
"Uang,
peralatan, dan dokter. Segalanya." Jawab Perawat Oh.
Kepala Jang
membenarkan, Segala sesuatunya buruk. Itulah kenyataannya. Mereka butuh Dong
Joo untuk mengatasi kenyataan ini.
Perawat Oh
mengingatkan taruhan Kepala Jang waktu itu yang bilang kalau Dong Joo akan
pergi dalam 3 hari. Hal itu membuat direktur Yeo menahan ketawanya.
Kepala Jang
beralasan kalau ia tidak tahu siapa Dong Joo waktu itu. Sekarang ia baru tahu
kalau Dong Joo lulus ujian dengan nilai tertinggi di negara ini. Dong Joo
seperti perhiasan bagi mereka. Mereka tak bisa membiarkan Dong Joo pergi.
"Yang
penting Kesediaannya." Jawab Direktur Yeo.
"Aku
pernah dengar bahwa dia ingin meninggalkan rumah sakit ini sesegera
mungkin." Imbuh perawat Oh yang dijawabi anggukan oleh Direktur Yeo.
Kepala Jang
juga membenarkan, Itu sebabnya mereka harus berbuat sesuatu untuk menjaga Dong
Joo tetap tinggal di sini.
"Dia
peringkat teratas di kelas, tampan, dan masih muda. Bila kita membiarkan dia,
orang di sekitar sini, terutama wanita, akan tergila-gila padanya."
"Aku
tidak percaya apa yang barusan kau katakan. Itu sangat mengerikan." Ujar
Perawat Oh.
"Rumah
sakit adalah semua tentang menyediakan layanan saat ini. Para dokter Di rumah
sakit kita... Terlalu tua."
Direktur Yeo
tertawa, lalu ia menanyakan pendapat perawat Oh. Perawat Oh mengusulkan untuk
menanyakanpendapat Kim Sabu dulu saja dan direktur Yeo mengangguk-angguk.
Kepala Jang
mengatakan kalau Kim Sabu bisa mengerjakan urusannya sendiri. Bukankah ini
waktu yang tepat untuk memiliki dokter yang normal?
"Dalam
hal ini... "
"Ya,
Direktur Yeo."
"Pertama,
"
"Ya?"
"Mari
kita dengar dari Kim Sabu."
Seo Jung melihat keadaan UGD semua orang sibuk mempersiapkan perlengkapan UGD. Ada beberapa perawat tambahan, dan ada 1 dokter lagi, dokter Nam.
Seo Jung
lalu menyelinap dan duduk di depan komputer. Perawat Oh datang, ia mengabarkan
kalau Kim Sabu belum datang.
Seo Jung mengerti, ia bertanya, apa Perawat Oh sudah makan. Tanpa melihat, perawat Oh menjawab sudah dua kali malah, Ini hari Jumat soalnya.
"Kau
boleh berjalan? Apa dokter menyetujui?"
Seo Jung
juga menggunakan alasan kalau ini hari jumat. Ia tidak bisa duduk terus
menerus. Maksudnya, untuk operasi darurat.
Perawat Oh
melihat Seo Jung yang berjalan menjauh. Lalu telfon berdering, ada pasien yang
sedang menuju rumah sakit. Perawat Oh mengerti dan akan segera bersiap.
"Kecelakaan sepeda motor. Lima pasien akan tiba dalam 5 menit. " Komando Perawat Oh dan semua langsung bersiap ke posisi masing-masing.
Pasien
pertama tiba, Seo Jung yang menanganinya.
Dong Joo ada di lobi, ia melihat dua orang polisi sedang bivara dengan [erawat.
Ketua jang
muncul dari balik meja infirmasi, ia menjelaskan kalau pasien yang menabrak
mobil Dong Joo itu adalah pelaku tabrak lari. Pasien itu kabur setelah menabrak
dua siswa sekolah menengah.
"Jangan
khawatir. Aku akan bicarakan dengan perusahaan asuransi dan memastikan biaya
untuk mobilmu dibayar seluruhnya."
Lalu Kepala Jang menawari Dong Joo sebitol jus tapi ditolaknya, ia mengatakan kalau ia tidak suka jus.
Kemudian
ponsel Dong Joo berbunyi, telfon dari ibunya tapi Dong Joo tak kunjung
mengangkatnya. Perawat Woo Yeon Hwa berari menuju dirinya, mengabarkan kalau
ada panggilan dari UGD untuk pasien kecelakaan motor.
Dong Joo
mengerti, ia mematikan panggilan ibunya lau bergegas menuju UGD. Kepala Jang
mencatat apa yang tidak disukai Dong Joo.
1. Jus buah
2. Menjawab
telepon ibunya.
Dong Joo melakukan USG pada pasein Seo Jung tadi tapi USG nya tidak menunjukkan gambar yang jelas. Seo Jung kemudian datang, mengatakan kalau pasien mengalami hemoperoterium dan harus dioperasi sekarang juga. Ia meminta DOng Joo yang melakukannya.
Dong Joo
bertanya, apakah walinya ada? Seo Jung menjelaskan kalau walinya masih di jalan
dan akan tiba dalam 1 jam. Operasi saja dulu.
Dong Joo
tidak bisa tanpa persetujuan wali. Seo Jung menjelaskan lagi, itu butuh waktu 1
jam,mungkin pasien akan mengalami shock karena perdarahan yang berlebihan.
Lakukan operasi lebih dulu.
"Yang
salah adalah pergelangan tanganmu. Kau harus kembali istirahat. Biar aku yang
mengurusnya."
"Tidak,
terimakasih. Aku akan mengurusnya."
"Dokter
bedah umum melakukan operasi dan aku yang memberi perintah. Tunggu persetujuan
dari walinya, Seonbae. Maksudku, Dr. Yoon Seo Jung."
Seo Jung bertanya, apa Dong Joo takut terjadi kesalahan. Dong Joo hanya berpegang pada aturan. Dokter bertanggung jawab untuk hal-hal yang terjadi dalam operasi tanpa persetujuan.
Seo Jung
ngotot, dokter harus memikirkan cara menyelamatkan pasien daripada mencemaskan
hal yang belum terjadi.
Dong Joo
telah melihat banyak dokter yang sudah berjuang dan digugat oleh wali karena
melakukan operasi tanpa persetujuan. Ia bahkan bukan di RS Geosan. Kenapa ia
harus melibatkan diriku dalam masalah?
"Kau
serius? Kau tidak menyenangkan."
"Maafkan
aku, tapi aku memang selalu seperti ini. ku selalu berpegang pada aturan. Aku
tidak yakin apa kau ingat."
"Begitu.
Maaf aku tidak tahu, kau br****."
"Apa?
Apa katamu?"
"Lupakan.
Kita bawa dia ke ruang operasi."
Dong Joo menyuruh
Seo Jung melepaskan tangannya dari pasiennya. Kim Sabu datang, ia langsung
membentak keduanya untuk berhenti.
Kim Sabu memerintahkan untuk memanggil dokter Nam dan menyiapkan ruang operasi. Seo Jung mengerti,akan segera ia laksanakan.
Kim Sabu tidak
menyuruh Seo Jung, ia menyuruh Dong joo ternyata. Dong Joo hanya menatap Kim
Sabu sampai Kim Sabu harus mengulangi kembali perintahnya tadi.
"Biar
Saya saja. Saya bisa melakukannya." Paksa Seo Jung.
Kim Sabu
malah menyuruh Seo Jung keluar. Seo Jung memaksa, ia mematikan kalau ia
baik-baik saja sekarang.
"Menjauh
dari pasien ini!" Teriak Kim Sabu yang mengagetkan semuanya.
Kim Sabu
menjelaskan, Menurut Undang-Undang Kedokteran Pasal 8, ayat 1 dan Undang-Undang
Kesehatan Mental Pasal 3, Ayat 1, seorang pasien mental tidak dapat bekerja
sebagai dokter.
"Kau
sudah melukai dirimu. Aku tak bisa membiarkan kau bersama pasien. Kau
didiskualifikasi dari rumah sakit ini, mulai hari ini."
"Kim
Sabu."
"Itu
keputusan akhirku. Aku takkan mempertimbangkan lagi, jadi jangan pernah
membahas itu."
Seo Jung pun pergi dari ruang UGD. Perawat Oh dan perawat Park melihatnya lalu mereka berganti memandang Kim Sabu.
Kim Sabu menegur Dong Joo yang diam saja, ia menyuruh Dong Joo untuk segera menyiapkan ruang operasi.
"Bukankah
itu terlalu keras? Bagaimana bisa Anda mengatakan dia didiskualifikasi?"
Kim Sabu tak
menjawab, ia memanggil Perawat Park lalu memerintahkan untuk memeberitahu
Dokter Nam agar bersiap dan segera bawa pasien ke ruang operasi.
"Walinya
belum datang." Ujar Perawat Park.
Kim Sabu
menyuruh mereka mendapatkan persetujuan lewat telfon saja.
Selanjutnya, Kim Sabu menugaskan Dong Joo di UGD malam ini. Dong Joo protes, apa? Kim Sabu bertanya, apa Dong Joo tidak lihat, ia mengusir spesialis pengobatan darurat tadi?
"Kau
harus mengisi posisi karena spesialis tidak di sini."
"Itu
tidak masuk akal. Dokter bedah tidak pernah bertugas untuk ruang gawat darurat.
"
Kim Sabu
tidak minta pendapat Dong Joo. Ia memberi Dong Joo perintah. karena sepertinya
Dong Joo suka menjalani perintah.
"Ini
perintah khusus yang kuberikan padamu sebagai Kepala Bedah Umum. Jadi, kau akan
bertugas malam ini. Hari ini hari Jumat, jadi kau harus tetap siaga."
"Ini
aneh. Br****." Teriak Dong Joo saat Kim Sabu pergi.
Kim Sabu dan dokter Nam memulai operasi sementara itu, Seo Jung menangis di taman, ia sangat sedih karena di usir dari rumah sakit.
Dong Joo
menatapSeo Jung dari kejauhan tapi ia cuma bisa menghela nafas berat. Lalu
kepala dep. bedah RS Geosan, Dr. Song menelfonnya.
Dr. Song merasa tidak enak setelah kepergian Dong Joo, jujur tidak ada rekan sebagus Dong Joo dalam Bedah Umum. Saat ini, ia sedang main golf dengan direktur Do.
"Kau
bisa ikut makan malam bersama kami malam ini?"
"Maaf? Anda bilang malam ini?"
Dr. Song
menyuruh Dong Joo datang dan menyapa direktur lalu mohon padanya agar bisa
kembali. Ia akan mengirim pesan mengenai waktu dan lokasinya. Akan lebih baik
jika Dong Joo membawa sebotol wine kaoliang.
"Kau
harus datang, okay?"
Dong Joo menerima pesan, lokasinya berjarak 37.7km, dan membutuhkan waktu 48 menit. Ia bergumam kalau ia harus pergi jam 6 paling lambat. Bagaimana ini?
Lalu ia mendapat telfon dari UGD, ia pun bergegas kembali ke sana. Pasien yang datang banyak sekali dan di sana ribut sekali.
Dong Joo
menatap jam dinding. Saat ini baru pukul 3. Dong Joo teringat pesan Dr. Song,
jangan sampai terlambat, Makai a pun bergegas.
>
EmoticonEmoticon